Beberapa hari kemudian."Kalian tau ndak? Juragan Kohar sakit keras, itunya membusuk! Bahkan dia wis mencoba pengobatan terbaik, tapi ndak ketemu sebabnya. Sakitnya juga makin parah," ujar seorang wanita yang sedang istirahat setelah tandur padi di sawah."Iyo lho, Yu! aku juga baru dengar dari Painah, pembantu di rumahnya. Istri ketiganya wis minggat karena jijik, ndak tau gimana istri pertama dan keduanya." Ibu-ibu yang lain menimpali."Kasihan, opo karena sering main perempuan yo? makanya jadi kena penyakit aneh," ujar Bu Sumi."Hah, soal itu sih wis jadi rahasia umum di desa kita ini, Yu. Makanya kalau ndak mau anak gadis atau istri dicicip Juragan Kohar, jangan sampai pinjem uang ke dia. Kalau telat bayar, ngeri!" timpal Bu Yati.Sumi menyahuti, "Ho'oh, harga diri dan kehormatan sing jadi taruhannya, amit-amit. Aku sebutuh-butuhnya mending ndak makan daripada harus pinjam ke dia.""Tapi bukan cuma Juragan Kohar yang sakit aneh sekarang. Bu Rustam juga, ndak bisa ngomong dia. Bebe
Baca selengkapnya