Home / Fantasi / Vampire Kesayangan Duke Berbahaya / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Vampire Kesayangan Duke Berbahaya: Chapter 51 - Chapter 60

110 Chapters

51. Vampire Kesayangan

Elora dan Damio ditinggalkan di ruang makan sendirian. Damio terus memandangi tunangannya sambil senyum-senyum. Itu membuat wanita itu jadi gelisah.Gugup, gelisah, resah. Suasana hati Elora selalu campur aduk ketika dipandangi sambil disenyumi oleh Damio.Terlebih lagi, ingatan semalam kembali memenuhi kepalanya. Sensasi saat disentuh oleh jemari tangan pria itu, lalu saat namanya disebut tepat di telinganya.Menggoda sekali.Elora tak tahan. Dia berdiri, lalu menepi ke jendela yang terbuka. Setidaknya dia bisa merasakan angin segar siang ini untuk menepis rasa gugupnya.Damio turun dari meja, kemudian berjalan mengikuti Elora. Tanpa basa-basi, dia memeluk wanita itu dari belakang. Tubuh vampire memiliki kondisi seperti mayat hidup, jadi yang dirasakan hanyalah kulit yang dingin. Akan tetapi, cinta dalam hati membuat Damio merasakan kehangatan.Elora tak menatap Damio langsung, jadi dia sedikit lebih rileks. Dia membiarkan pria itu memeluknya, bermanja-manja dengannya."Kamu kelihat
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

52. Sang Tokoh Utama Datang

Puas jalan-jalan di taman bunga, Damio dan Elora kemudian siap-siap berangkat ke istana raja. Damio menggunakan pakaian kerajaan seperti biasa, rambutnya disisir ke belakang sehingga menunjukkan kesan sangat rapi sekaligus maskulin. Sementara itu, Elora menggunakan gaun terbaik pemberian Damio— berwarna dominan biru terang dengan beberapa renda serta pita cantik di bagian dada. Wanita vampire itu sudah seperti seorang putri raja.Mereka berdua menaiki kereta kuda untuk menuju ke istana. Kali ini, mereka ditemani Fionnan.Perlu waktu beberapa jam perjalanan. Mereka tiba di istana ketika sudah sore hari, menjelang malam.Suasana ibu kota sangat sunyi sekarang. Tak banyak orang yang masih berkeliaran di luar rumah. Pertokoan sudah tutup. Banyak prajurit kerajaan yang berpatroli dengan membawa pedang perak.Semenjak kejadian penyerangan vampire di malam perayaan ulang tahun raja, jam malam diberlakukan. Saat sore hari begini, orang-orang sudah diminta untuk segera masuk rumah.Elora mel
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

53. Malam Tanpa Damio (a)

Bernardo II naik tahta sebagai Yang Mulia Raja Kerajaan Lux di usia ke dua puluh tahun, sekitar tiga belas tahun silam. Dia diangkat sebagai raja termuda di sejarah kerajaan ini setelah sang ayah, Leonardo IV meninggal dunia akibat penyakit langka.Banyak orang yang percaya kalau penyakit sang raja adalah kutukan dari istri terlarangnya— yaitu ibu Damio, seorang penyihir dari keluarga Lucien.Tetapi, semua itu hanyalah rumor yang kini sudah banyak dilupakan. Semua orang memang mudah melupakan, termasuk kenyataan kalau Damio adalah pangeran ke delapan.Elora mengingat deskripsi di novel tentang sosok sang raja. Yang mulia raja alias tokoh utama digambarkan cukup detail dan sangat sempurna, nyaris tak ada kekurangan.Rupawan, berkharisma tinggi, memiliki fisik kuat sebagai manusia biasa, kemampuan beladiri cukup bagus hingga sanggup menahan imbang manusia serigala, memiliki senyum ramah yang membius rakyat, ahli dalam berpolitik.Dia adalah raja terbaik di abad ini, sekaligus suami yan
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

54. Malam Tanpa Damio (b)

Jendela kamar yang ditempati Damio dan Fionnan dibiarkan terbuka. Damio ingin agar mendapatkan angin segar.Pria itu sibuk membaca berkas tentang penyelidikan dari kerajaan. Bibirnya tersenyum, menyadari sesuatu.Dia berkata, "Ternyata Bardo memang waspada denganku— tapi dia tetap terpaksa memintaku ke sini. Semua berkas ini tidak sama dengan yang lain. Dia menyembunyikan banyak hal.“Seharusnya pihak kerajaan memberikan berkas penelitian tentang vampire kepada seluruh bangsawan ksatria. Semua itu diperlukan sebagai langkah pencegahan saat terjadi penyerangan lagi oleh vampire Vesper.Akan tetapi, khusus untuk berkas yang diberikan kepada Damio, banyak yang sudah dipalsukan.Dia bergumam lagi, "tidak masalah. Aku tahu kenapa kamu memintaku ke sini."Tiba-tiba, angin berhembus masuk cukup kencang melalui jendela di belakang Damio.Dia bisa merasakan tanda bahaya, tapi tak peduli, membiarkannya saja. Daripada memikirkan yang lain, dia tetap sibuk membaca berkas lain.Bersamaan dengan he
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

55. Kejadian Sebelum Prolog

Elora tidak bisa tidur setelah mendengar kekacauan ang terjadi di ruangan Damio. Dia juga bisa merasakan aroma darah yang kuat— dan tak kaget lagi usai tahu bahwa ada orang mati di dalam.Sejujurnya, dia sendiri juga bingung. Sejak berada di dunia novel ini, dia tak merasakan kasihan terhadap orang yang mati. Baginya, semua orang sangat kejam. Dibunuh atau membunuh— itulah prinsip untuk bertahan hidup.Tidak heran.Di dunia ini, karakter-karakter sampingan seperti Damio atau dirinya tak memiliki keberuntungan dalam menghadapi apapun. Semua selalu berakhir indah untuk para karakter utama.Mati mengenaskan seperti di novel, atau bertarung untuk bertahan hidup.Nasibnya masih belum aman. Semakin lama berada di dunia novel, semakin banyak hal yang mengancam nyawanya.Iya, seolah-olah ucapan Leandro memang benar. Benang kematian orang yang seharusnya mati di dunia ini akan terus menghantui selama cerita belum tamat.Antagonis harus mati sehingga cerita di dunia ini tamat. Jika tidak, kara
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

56. Deklarasi Perang

Panah?Siapa yang memanah barusan?Berani sekali memanah seorang bangsawan di kawasan istana? Siapa yang berani melakukan itu?Elora tak habis pikir dengan pelaku pemanah barusan. Selain itu, kenapa tidak ada penjaga yang mengetahui ada niat jahat dari penyusup? Apakah itu artinya penyusup bukanlah orang dari luar?"Damio ..." Elora memandangi tunangannya yang diam saja. "Kenapa kamu malah diam saja?"Damio menghela napas panjang. Dia melihat anak panah yang barusan dia tangkap. "Tidak apa. Palingan ini ulah Tordes.""Kenapa kamu bisa yakin?""Lihat—“ Damio menunjukkan mata panah itu. Terlihat ada ukiran kecil sekali yang menunjukkan lambang kuda."Sebentar!" Elora tersadar kalau mata panahnya adalah perak. Seketika itu pula, dia merinding. "Itu perak?”"Iya— ini mau pegang?“ Damio jahil dengan menyodorkan ujung anak panah itu ke Elora."Hei, menjauh! menjauuuh ..." Elora menjauh sedikit. Dia jengkel melihat wajah senang pria itu mengerjainya. "Damio! Jangan sembarangan kamu— bersentu
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

57. Obrolan Pagi Berdua

Damio dan Elora tetap duduk di taman, menikmati udara pagi yang sudah datang.Cahaya matahari kini semakin menerangi langit. Langit fajar memang begitu indah.Elora tersenyum memandangi arah dimana matahari perlahan menampakkan dirinya. Dia berkata, "dunia ini memang indah. Kalau di duniaku dulu— mana pernah aku duduk sambil menunggu matahari terbit begini.""Oh iya? Kenapa?" Damio mulai penasaran dengan dunia dimana Elora berasal. "ceritakan tentangmu.""Mana ada waktu melihat matahari terbit. Aku cuma bekerja sepanjang hari, lalu tidur, makan, bangun, bekerja lagi, tidur, makan, bangun, bekerja lagi.""Apa-apaan itu?""Itu rutinitasku saat masih di duniaku, hari demi hari hanya bekerja.""Kamu tidak pernah mendapat hari libur?""Iya ada hari libur, tapi di duniaku ada yang namanya lembur wajib. Sekalipun aku tidak mau, tapi aku harus tetap bekerja saat hari libur. Kalau tidak, mereka akan memecatku.""Itu keterlaluan.""Itulah yang dinamakan budak korporat.""Jadi kamu ini budak?""
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

58. Melihat Festival

Dua prajurit kerajaan dan satu pengawal pribadi seorang bangsawan yang tewas akibat tebasan. Tetapi, pihak istana tak mau memperkarakan hal tersebut di meja pertemuan.Damio tersenyum. Dia sudah tahu kalau pembunuhan yang dilakukan oleh Fionnan takkan dianggap ada. Iya, jika pihak istana nekad membuka kasus, maka mereka sendiri yang kena. Toh, mereka mengirim orang untuk membunuhnya.Pertemuan hari ini berlangsung lama, dan ini membuat Damio tidak betah. Bukan karena beberapa bangsawan membicarakannya, tapi dia ingin segera bertemu Elora.Karena itulah, usai jeda makan siang, dia meminta Fionnan menggantikannya. Sementara, dia pergi jalan-jalan ke kota dengan Elora.Meskipun berat hati karena tak bisa menemani, tapi Fionnan tetap menurut. Lagipula, dia agak tenang karena saat ini ada pengawal lain yang biasa diandalkan untuk menjaga Damio.Marko, si pelayan vampire.Pria itu selalu mengawasi Damio dari kejauhan bila sudah keluar dari wilayah istana. Memang, tugasnya bukan untuk menga
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

59. Serangan Tak Terduga

Malam harinya ...Elora masih betah berada di festival, jadi dia ingin sedikit waktu sebelum pulang ke rumah. Damio pun menurutinya, dia setia menemani wanita itu kemana pun.Elora bertingkah bak anak kecil. Matanya dimanja dengan banyaknya taman bermain, kedai penjual makanan yang lezat, dan lain-lain.Sekilas, tak ada yang mempedulikan tentang dirinya, tak ada yang curiga kalau dia adalah vampire. Dia kelihatan bagai gadis muda pada umumnya.Malahan, yang menjadi pusat perhatian adalah Damio. Auranya yang kuat dan berkharisma membuat semua langsung menduga dia adalah bangsawan. Akan tetapi, mereka kebingungan— sejauh ini, mereka tak kenal dengan bangsawan itu.Terdengar banyak sekali wanita berbisik saat Damio melewati mereka."Siapa itu?""Dia bangsawan 'kan? Aku melihatnya tadi keluar dari kereta kuda milik istana.""Masa? Dia tampan sekali— seperti pangeran.""Dia lebih tampan dari ketujuh pangeran. Dia seperti malaikat.""Apa salah satu dari bangsawan ksatria yang diundang raja
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

60. Apa yang Terjadi?

Elitta betah berada di festival hingga tengah malam. Dia membuat Damio nyaris ketiduran di jalan. Pria itu sudah cukup letih dengan segala pertemuan, dan terpaksa tetap menikmati waktu bersama tunangannya.Saat perjalanan pulang, pria itu tertidur di dalam kereta kuda, tepatnya di atas pangkuan Elora. Elora pun membiarkannya, malah senang bisa memainkan rambut poni pria itu. Sebagai vampire, tidur tidak terlalu dibutuhkan. Apalagi, dia sudah kebanyakan istirahat sebelumnya.Iya, berbeda dengan Damio yang malam sebelumnya begadang. Dia jauh lebih membutuhkan waktu tidur.Kereta kuda sampai di kediaman Grim sekitar pukul empat pagi. Di waktu itu, Damio masih sangat mengantuk sehingga langsung tepar di atas ranjangnya sendiri.Sementara itu, Elora pun ikut tidur di ranjang yang sama. Kali ini, dia tak terlalu malu-malu lagi tidur bersama tunangannya. Toh, mereka sudah sangat dekat dan intim.Elora hanya merebahkan diri di ranjang, tapi tak terlelap. Dia memandangi langit-langit tinggi k
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status