Home / Romansa / Kamu Milikku / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Kamu Milikku : Chapter 91 - Chapter 100

121 Chapters

Bab 91.

Alexander curiga melihat Sherly yang bersama dengan Reynand. Dia belum pernah melihat wanita itu sebelumnya. "Siapa wanita itu? Apa dia bekerja di sini?" "Mungkin dia sekretarisnya Reynand yang baru. Aku dengar perangainya masih sama seperti dulu, suka bergonta ganti pasangan," Joran menebak, kemudian melanjutkan lagi. "Tapi aku akan memastikannya sendiri, Pak." Sama seperti Joran, Reynand adalah asisten dan orang kepercayaan Hansel, tentu orang orang di sekitarnya adalah karyawan yang cukup penting di perusahaan itu. "Reynand ...!" Karena jarak mereka cukup berjauhan dengan jarak beberapa meter, Joran memanggil dengan nada yang lantang. Selain itu, Reynand dan Sherly sudah berbalik arah, membuatnya harus segera mempercepat langkah untuk menemui keduanya."Gawat ...!" pikir Reynand. Tiga hari terakhir ini, dia telah mengarang cerita, dengan mengatakan jika wanita bernama Sherly sudah mengajukan pengunduran diri dari perusahaan itu. Dia juga berbohong tentang hubungan Sherly dan Ha
Read more

Bab 92.

"Kapan kamu akan membawa Aarav ke rumah? Ini sudah tiga hari sejak kamu menjanjikannya padaku. Aku sudah menuruti semua yang kamu katakan, sekarang penuhi janjimu itu!" Sherly tidak bosan mengingatkan, mengulang kata kata yang sudah sering diucapkannya. "Paling tidak telepon dia sekarang, aku ingin mendengar suaranya!" Selama Sherly berbicara, Hansel tidak terlalu merespons. Dia hanya fokus pada bibir Sherly yang mengoceh seperti mulut bebek. Ketika Sherly diam, tatapannya turun ke leher jenjang wanita itu. Hasrat kelelakian Hansel membuncah detik itu juga. Mengabaikan permintaan Sherly, dia justru menarik wanita itu ke pangkuannya. "Apa apaan kamu, Hansel!" Sherly tidak setuju. Dia berusaha menahan dada Hansel meski pria itu sudah memeluknya dengan erat."Berikan aku sesuatu, Sayang! Setelah itu aku akan membawa Aarav untukmu," pinta Hansel dengan suara yang menggoda. Entah kenapa, Hansel kerap bernafsu ketika berdekatan dengan Sherly, padahal sebelumnya dia bukan tipe pria yang
Read more

Bab 93.

"Anak itu sangat mirip denganku, bahkan dengan Vonny, kedua anak itu bagai pinang dibelah dua.""Anak yang kukandung dulu tidak pernah aku buang.""Anak kita masih hidup, dia tumbuh sehat dan cantik."Ketika melihat wajah Sherly untuk yang pertama kalinya, Hamza lupa dengan tujuannya sore itu. Dia hanya teringat dengan kata kata Ayesha. Wanita di depan matanya saat ini terlihat mirip dengan Vonny, begitu juga dengan Ayesha saat masih muda."Selamat sore, Pak!" Sherly menegur agar pria di depannya tersadar. Sherly tidak mengenal Hamza dan baru pertama kali melihat pria itu. Namun dia yakin jika kedatangan tamu tersebut sangat penting bagi Hansel."Pak ... silakan masuk!" Sherly menegur lagi. Karena pria itu masih tampak termenung, Sherly tanpa ragu mengulang sambil mengeraskan suaranya. "Pak ... silakan masuk!"Mendengar suara besar Sherly, Hansel mendongak, lalu buru buru berdiri. Dia penasaran dengan apa yang terjadi di depan pintu itu.Selama mengenal Hamza, Hansel tahu jika ayah m
Read more

Bab 94.

{Kita harus segera bertemu, aku ingin mengetahui semua tentang anak yang kamu katakan itu!}Pada akhirnya, Hamza mengirimkan pesan pribadi setelah Ayesha menolak bertemu dengannya.*Masih dalam mode marah, Hansel kembali mengeluarkan ponselnya, lantas menghubungi Sherly untuk yang kedua kalinya.Hansel menempelkan ponsel itu di telinganya sambil melangkah keluar.Bunyi lagu jadul dari ponsel milik Sherly seketika mengisi ruangan itu. Hansel menoleh pada sumber suara. "Ponselnya di sini, itu artinya dia belum pulang." Dia pun menyesal telah mengutuk istrinya sendiri.Hansel meraih ponsel Sherly dari atas meja, lalu meninggalkan ruangan itu. Tujuannya adalah tempat kerja Sherly yang lama.Ke mana lagi wanita itu kalau bukan ke tempat kerjanya yang lama. Hansel yakin Sherly sedang menemui teman temannya yang masih lembur hingga malam hari.Benar saja, Sherly tengah duduk di antara Lala dan Zizi. Ketiga wanita muda itu sedang sibuk mengobrol seolah tidak peduli dengan aturan peusahaan. M
Read more

Bab 95.

Tengah malam, Sherly terbangun dari mimpi buruknya. Dalam mimpi itu, dia melihat banyak pihak yang menginginkan kematiannya. Meski banyak juga yang menyayangi Sherly, namun orang yang membencinya pun tak kalah banyak. Sherly mengatur nafasnya yang sudah ngos ngosan, lalu bergumam pelan. "Siapa mereka? Dan apa salahku?" Tidak hanya wanita yang terlihat dalam mimpi itu, Sherly juga merasakan kehadiran pria berumur dengan jumlah lebih dari dua orang. Semuanya ingin menyingkirkan Sherly dengan alasan yang berbeda beda.Seketika Sherly memeluk lututnya. Dia ketakutan ketika bayang bayang dari mimpi itu masih muncul di benaknya. Pada menit berikutnya, pintu kamar Sherly terbuka dari luar.Sherly segera menoleh. Ternyata Hansel baru saja kembali. Sherly bahkan tidak menyadari kepergian Hansel yang meninggalkannya malam itu.Ya, Hansel keluar pada pukul sepuluh malam untuk memenuhi panggilan dari ayahnya. Dia buru buru pergi tanpa memberitahu Sherly yang sudah tertidur lebih dulu."Ada apa
Read more

Bab 96.

Tidak ada jawaban dari Lolita ketika Hamza bertanya. Dia justru berpikir keras tentang apa saja yang telah terjadi antara Hansel dan Sherly di belakangnya.Tidak bisa dipungkiri, Lolita cemburu besar. Semula, dia berpikir jika Sherly tidak akan berani muncul lagi di hadapan publik setelah kesepakatan mereka. Namun yang terjadi di luar dugaan Lolita. Alih alih bersembunyi dan hanya menjadi gundik untuk Hansel, Sherly justru menjadi sekretaris di dalam perusahaan yang dipimpin oleh suaminya."Loli, ayah tanya padamu, siapa wanita bernama Sherly itu? Apa Hansel pernah bercerita padamu?" Hamza bertanya lagi."Aku tidak tahu, Ayah," Lolita menjawab dengan asal. "Kami memiliki kesibukan masing masing, aku punya usaha sendiri, begitu juga dengan Hansel, jadi akhir akhir ini kami jarang bertemu, apalagi untuk mendiskusikan pekerjaan, untuk saat ini, itu sangat tidak mungkin untuk kami lakukan.""Keluarga apa seperti itu?" protes Hamza setelah mendengar penjelasan putrinya. "Kamu istrinya yang
Read more

Bab 97.

Di dalam ruangannya, Sherly melampiaskan kemarahannya pada Santos. Tujuannya membawa pria itu ke ruangannya agar tidak ada yang mendengar perdebatan mereka."Aku kecewa denganmu, kenapa kamu melakukan ini, Santos?" marah Sherly."Apa yang salah dengan perbuatanku?" Santos balik bertanya. "Aku mencintaimu, aku sudah lama menahannya, dan sekarang, atas dorongan dari perasaanku sendiri, juga keinginan ibuku yang berharap menjadikan kamu sebagai menantunya, aku harus memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku."Sherly terdiam. Bingung cara menjelaskannya. "Ini sangat sulit bagiku, Santos.""Apanya yang sulit?" Santos meraih kedua pundak Sherly. "Katakan padaku apa yang sulit! Apa karena Hansel? Apa dia menekanmu?""Dia tidak menekanku." Sherly menunduk lesu."Lalu apa masalahnya?"Sherly masih tidak bisa menjawab. Dia tidak tega menyakiti perasaan Santos. "Tolong keluar dari sini, aku tidak bisa mengatakannya sekarang.""Aku tidak akan keluar." Santos kekeh dengan keinginannya. "Aku
Read more

Sherly adik Vonny dan Lolita

"Aku permisi dulu," Hansel berpamitan pada rekan kerjanya. Setelah itu langsung menuju sebuah ruangan, mengikuti Sherly dan Ayesha. Di depan sebuah kamar, Hansel ingin menguping pembicaraan kedua wanita beda usia itu. Namun, ruangan itu tertutup rapat hingga dia tidak dapat mendengarkan apa pun. "Ccck ... sial!" Hansel mendesah. "Apa yang ingin mereka bicarakan?" Tujuan Hansel hanya ingin memastikan kenyamanan Sherly saat berada dalam pesta. Dia tidak ingin ada orang yang menggangu istrinya. Ketika tidak mendapatkan apa pun, dia hanya bisa mondar mandir di depan pintu.Pada saat itu, Jared datang dan melihat Hansel. Karena sudah mengetahui niat Ayesha, dia ingin mengetahui rencana istrinya itu selanjutnya. Namun yang terlihat pertama kali adalah Hansel, membuat pria itu keheranan."Hansel ...!" tegur Jared pada pria muda di depannya. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini?"Terkejut dengan kemunculan Jared, Hansel tampak panik. Tidak bisa mengelak, dia pun akhirnya berkata jujur. "A
Read more

Aku Tidak Ingin Melihatmu lagi

Hansel meraih lengan Aarav, membawa putranya untuk mendekati Sherly. Sedikit sulit baginya untuk membujuk anak kecil itu agar mau mengikutinya."Dia akan tidur di sini," ucap Hansel setelah berdiri di depan Sherly. "Habiskan waktumu bersamanya!" "Benarkah?" Rasa bahagia itu tidak dapat disembunyikan lagi. Sherly segera berjongkok untuk memeluk putranya. "Mommy sangat merindukanmu, Aarav. Mommy senang kamu mau menginap lagi di sini."Hansel tersenyum melihatnya. Tidak seperti Sherly dan Hansel, Aarav justru merasa marah dengan pertemuan itu. Ucapan Lolita masih terngiang ngiang di telinganya jika dia adalah anak yang dibuang, lalu dipelihara dengan baik oleh ibu asuhnya. Bagaimana mungkin dia bisa menerima dengan baik wanita yang telah menelantarkannya?Akan tetapi, adanya Hansel di antara mereka membuat Aarav berpura pura ramah, seakan dia masih menerima Sherly sebagai ibunya. Apa yang dilakukannya malam ini adalah sebuah keterpaksaan.Menyadari sikap Aarav yang berubah drastis, Han
Read more

Terpaksa Mengabaikan Sherly

"Aku tidak menyukaimu, aku menyesal pernah menerimamu," kebencian di hati Aarav tidak tertahankan lagi. Kemarahan itu meledak karena semakin risih dengan sikap Sherly yang tidak berhenti membujuknya. Ketika Sherly menampilkan kasih sayangnya dan bersikap lembut, Aarav menganggap semua itu hanya topeng.Sherly shock berat mendengar teriakan putranya. Kedua matanya membulat sempurna. Juga napasnya seperti terhenti detik itu juga. Dunianya seakan runtuh."Aarav ...!" sebut Sherly dengan suara yang lirih dan dia diam di tempat, tak berani mendekati anaknya lagi. "Jangan panggil namaku lagi!" Seperti anak yang tidak memiliki sopan santun, Aarav meneriaki ibu kandungnya. "Aku ingin pulang, aku tidak mau bersamamu lagi."Tubuh Sherly menegang. Sontak saja dia memegang dadanya. Bersamaan dengan itu, air matanya mengalir dengan begitu deras. Sherly tidak tahu apa yang terjadi, dan dia tidak berani bertanya karena Aarav juga sudah menangis sesenggukan ketika memarahinya.Sherly justru merasa
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status