Bab40"Minta maaf untuk apa? Ibumu tidak salah, semua yang dia katakan tentang aku, itu benar adanya," ujar Nara dengan mata berkaca- kaca, setelah Angkasa melepaskan pelukannya."Lagian jangan terlalu serius, pernikahan ini terjadi hanya demi anak ini. Setelah dia lahir, aku akan pergi, dan urusan kita selesai," lanjut Nara, membuat Angkasa membeku.Tanpa dia sadari, Nara Kamila telah berlalu dari hadapannya. Angkasa sejenak menjadi linglung, entah kenapa dia tiba- tiba bertindak seperti tadi.Apakah ini hanya rasa bersalahnya, atau ada yang lain. Angkasa menggeleng kuat, dia tidak ingin terbawa perasaan apapun pada Nara.Karena Angkasa pun sadar, Nara tidak memiliki perasaan apapun juga kepadanya. Di dalam kamar, Nara menangis tergugu, karena ketidakberdayaannya melawan nasib, membuatnya hanya bisa terdiam, ketika orang lain menghinanya."Orang rendahan sepertiku memang pantas dihina. Selain miskin, aku juga terbuang dari keluarga, bahkan hamil diluar nikah, benar- benar orang tida
Read more