All Chapters of Nyonya Kaya Itu Hanya Lulusan SMA: Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

Bab31

Bab31Acara pernikahan Abimanyu dan Mouren di adakan di sebuah hotel yang cukup mewah. Nuansa pelaminannya pun sangat megah, membuat mama Lida memandang takjub, dengan pemandangan pelaminan putri kesayangannya itu."Ganti bajumu dengan ini." Angkasa memberikan paperbag kepada Nara.Nara mengernyit."Ini baju apa? Memangnya mau kemana?" tanya Nara dengan bingung."Kita akan menghadiri acara malam ini, cepatlah gunakan itu, sepuluh menit cukup kan?"Nara tidak ingin banyak bertanya lagi, karena dia tahu, Angkasa tidak suka dengan orang yang banyak tanya.Dia pun menuruti saja, permintaan lelaki arrogant itu.Setelah selesai berganti pakaian, tiba- tiba kamarnya di ketuk seseorang dari luar.Nara pun membuka kamarnya, nampak wanita berpakaian rapi, menenteng sebuah tas make up, tersenyum ke arahnya."Halo, Nona," sapa wanita itu."Ya, halo." Nara bingung, tapi dia tetap menyahut."Saya MUA, yang diminta untuk make up'in anda, Nona. Bolehkah saya masuk?" tanya wanita itu dengan sopan.Nar
Read more

bab32

Bab32"Aku nggak nyangka, kamu bakal berbuat hal semacam ini ...." suara kecewa Abimanyu, membuat Mama Lida semakin terbakar rasa penasaran."Murahan ...." ucapan Abimanyu semakin terdengar kasar, membuat Mama Lida semakin tidak tahan ingin membuka pintu kamar mereka."Aku tidak sengaja melakukan itu, aku mabuk, aku di perkosa, percayalah," mohon Mouren."Aku tidak perduli, bukan aku yang seharusnya bertanggung jawab! Tetapi lelaki dari pemilik janin itu."Mama Lida sudah tidak tahan lagi, dia pun langsung membuka pintu kamar mereka dan menatap pada kedua calon pengantin yang sedang berdebat itu."Mama," lirih Mouren, dengan wajah yang sudah basah air mata. Bahkan make up yang menghiasi wajah cantiknya itu pun kini mulai rusak karena air matanya."Ada apa, Mouren?" tanya Mama Lida langsung masuk, setelah menutup pintu kamar.Wanita paru baya itu berjalan ke arah Mouren yang bersimpuh di depan Abimanyu, calon suami anaknya itu.Sedangkan Abimanyu sendiri nampak bersikap acuh tak acuh.
Read more

Bab33

Bab33"Ngapain kamu kesini? Sengaja, mau mentertawakan aku, dasar pembawa sial ...." Mouren kembali berteriak. Nara menyeka air di rambutnya yang cukup basah, karena di siram Mouren dari belakang.Angkasa berdiri, menatap dingin pada wanita itu."Heh Anda, jangan mau dekat- dekat dengan wanita pembawa sial ini," seru Mouren, memperingati Angkasa.Angkasa hanya diam, menatap dingin pada Mouren yang sedang mempermalukan dirinya sendiri.Para tamu yang masih tersisa di ruangan, pun menatap aneh pada Mouren.Mouren yang berniat mempermalukan Nara, pun seketika menjadi salah tingkah, karena merasa malah dirinya yang kini menjadi pusat perhatian para tamu undangan."Abimanyu kecelakaan, juga pasti gara- gara kesialanmu itu, siapa yang undang kamu, sehingga kamu ada di sini?" bentak Mouren lagi pada Nara, dan tidak memperdulikan tatapan mata para tamu, juga mata dingin Angkasa.Mouren tidak kenal lelaki di samping Nara kini, sehingga dia tidak perduli dengan sikapnya pada Nara saat ini."Su
Read more

bab34

Bab34"Jangan macam- macam lagi. Sungguh, saya tidak akan memaafkan Anda kali ini, jika kejadian menjijikan itu terulang lagi," tegas Nara.Jika semua wanita memujanya, kagum padanya, dan banyak yang rela dia tiduri begitu saja. Wanita yang dia hamili tanpa sengaja ini malah berkata jijik padanya, sungguh diluar nalar bagi Angkasa.Sebagai pengusaha muda yang sukses dan bergelimang harta, Angkasa tidak merasa kekurangan apapun, bahkan dari segi fisik, dia juga sangat menarik, bahkan lebih menarik dan tampan dari seorang Abimanyu, mantan kekasih Nara.Tapi kenapa wanita di sampingnya ini begitu sombong, bahkan berkata jijik dengan sentuhannya, ucapan Nara menyinggung perasaan seorang Angkasa.Sikap Nara pun menambah perasaan kesal Angkasa, karena wanita itu membuat jarak diantara mereka, seakan merasa takut, jika Angkasa mendekatinya."Aku tidak tertarik sama sekali padamu, Nara. Jangan karena kita dekat, dan aku baik padamu, lantas kamu berpikir, bahwa aku menyukaimu. Itu tidak akan p
Read more

Bab35

Bab35Pagi jam 5, Nara bangun dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi. Wanita itu merasa sangat mual dan juga pusing. Nara memuntahkan isi perutnya yang berdesakkan ingin keluar. Entah kenapa, semenjak hubungan Nara dan Angkasa menjadi renggang lagi, wanita itu malah sering merasa lemah, mual dan selalu memuntahkan kembali makanannya.Angkasa menganggap, yang terjadi pada Nara akhir- akhir ini, hanyalah ingin mencari perhatiannya.Mengingat ucapan kasar Nara yang melukai harga dirinya, membuat Angkasa enggan memperdulikan wanita itu.Angkasa tidak ingin begitu memperhatikan Nara lagi, dia tidak mau Nara menganggap kebaikan hatinya, karena Angkasa menyukainya.Bagi Angkasa, Nara bukan wanita idamannya. Nara tidak secantik Monalisa, tidak sehebat Monalisa. Jadi, mana mungkin seorang Angkasa menyukai wanita biasa seperti Nara.****Usia kandungan Nara kini sudah memasuki 6 bulan. Bi Aya izin tidak bisa bekerja untuk 2 minggu ke depan, karena izin pulang kampung.Nara tentu saja
Read more

36

Bab36"Aaaaaa ....""Shit, siapa kamu ...." Dengan sekuat tenaga, Nara menendak lelaki itu, dengan kedua kakinya yang terikat.Lelaki itu sempat tersungkur. Nara tidak bisa berlari, meskipun dia bisa berdiri. Jika dia nekat untuk berlari, dia pasti akan tersungkur, dan itu jelas membahayakan kandungannya.Nara menangis, berteriak minta tolong. Lelaki itu bangkit, kemudian terkekeh."Siapa kamu?" teriak Nara, menatap nyalang lelaki yang mengenakan masker penutup wajah itu dan juga topi."Orang yang ingin bersenang- senang denganmu, sebelum kamu kukirim ke neraka," jawab lelaki itu dengan intonasi suara yang terdengar mengerikan di telinga Nara."Salahku apa?" lirih Nara.Lelaki itu mendekat lagi, Nara beringsut mundur dan kembali terduduk disofa."Tolong jangan jahati aku, aku sedang hamil, kasihani aku," pinta Nara dengan wajah memelas. Namun lelaki di depannya itu malah mentertawakannya."Aku cuma mau bersenang- senang sama kamu, kok. Ini tidak akan sakit, jika kamu sukarela.""Nggak
Read more

Bab37

Bab37"Kamu kenapa?" tanya Angkasa, menghampiri Nara yang menangis ketakutan."Kamu mimpi buruk?" tanya lelaki itu lagi. Tubuh Nara gemetar, wanita itu nampak masih syok, dan kesulitan untuk bicara."Sebentar ...." Angkasa berniat untuk mengambilkannya air putih. Namun refleks, tangan Nara memegang pergelangan tangan Angkasa."Jangan tinggalkan aku sendiri, aku takut, aku takut orang itu datang lagi." Nara memasang wajah memohon, membuat Angkasa merasa kasihan."Aku mengerti kamu tidak menyukaiku, aku tahu diri ini begitu lancang. Tapi aku benar- benar memohon dengan sangat, jangan tinggalkan aku," lirih Nara."Ya sudah, aku di sini, aku nggak akan ninggalin kamu ...." Angkasa mendekati Nara dan membelai rambut hitam wanita itu.Nara merasa lega."Rebahan lagi ya, aku di sini jagain kamu ...." Nara menurut, wanita itu merebahkan dirinya lagi dan menutup mata. Karena memang dia masih merasa mengantuk sekali.Disaat dia tertidur, alam bawah sadar wanita itu kembali terganggu. Nara tanp
Read more

bab38

Bab38Malam ini, seperti biasa, Angkasa akan menemani Nara di dalam kamarnya."Awww ...."Angkasa terkejut dan langsung bertanya, ketika melihat wajah kesakitan Nara, sambil memegangi perut buncitnya."Ada apa?" tanya Angkasa dengan siaga.Nara tersenyum."Bayinya nendang, bikin perutku jadinya nyeri.""Serius, dia nendang?" Angkasa cukup kagum, mendengar ucapan Nara."Bener. Nah ini, awww ...."Nara menunjukkan perut buncitnya yang mulai gerak- gerak."Beneran gerak ya, ya ampun ...." Angkasa semakin terkagum- kagum dibuatnya. Lelaki itu mendekat dan memberanikan diri memegang perut Nara."Hai, Boy!! Ngapaian kamu di sana, main bola ya ...." Angkasa mengajak calon bayinya itu mengoceh, membuat hati Nara menghangat haru."Boy, jangan kencang- kencang nendangnya ya, kasian Mamah kesakitan," ujar lelaki itu lagi memperingatkan anaknya yang memang sedari tadi terus bergerak- gerak aktif.Sesekali Nara meringis, merasa nyeri jika si calon bayi menendang cukup kuat."Boleh aku cium?" tanya
Read more

bab39

Bab39"Jadi mereka mengadakan pernikahan di Hotel?" tanya nyonya Rengganis, wanita cantik meski usianya sudah tidak muda itu lagi, mengepalkan tinju, setelah mengetahui anak sulungnya menikah tanpa mengundang dia dan keluarga besarnya.Tantaka Kusuma terkekeh, mendengar orang kepercayaan istrinya memberi informasi."Anak itu sangat keras kepala! Apa hebatnya wanita miskin yang tidak berpendidikan itu dia nikahi? Benar- benar mengecewakan," gerutu nyonya Rengganis."Kenapa Papah tertawa begitu?" tanya nyonya Rengganis, yang merasa kesal melihat tingkah suaminya."Akhirnya anakku menikah juga, bahkan sebentar lagi, dia akan memberikan aku cucu, aku patut berbahagia atas semua ini," ungkap Tantaka Kusuma."Ibu nggak sudi, Pah.""Mau bagaimana lagi, Angkasa bukan lelaki pengecut, jadi dia tahu caranya bertanggung jawab, Papah salut dengan hal itu.""Ibu tetap tidak setuju dengan pernikahan mereka.""Sudahlah, biarkan Angkasa menata sendiri masa depannya, kita sebagai orang tua, jangan ter
Read more

bab40

Bab40"Minta maaf untuk apa? Ibumu tidak salah, semua yang dia katakan tentang aku, itu benar adanya," ujar Nara dengan mata berkaca- kaca, setelah Angkasa melepaskan pelukannya."Lagian jangan terlalu serius, pernikahan ini terjadi hanya demi anak ini. Setelah dia lahir, aku akan pergi, dan urusan kita selesai," lanjut Nara, membuat Angkasa membeku.Tanpa dia sadari, Nara Kamila telah berlalu dari hadapannya. Angkasa sejenak menjadi linglung, entah kenapa dia tiba- tiba bertindak seperti tadi.Apakah ini hanya rasa bersalahnya, atau ada yang lain. Angkasa menggeleng kuat, dia tidak ingin terbawa perasaan apapun pada Nara.Karena Angkasa pun sadar, Nara tidak memiliki perasaan apapun juga kepadanya. Di dalam kamar, Nara menangis tergugu, karena ketidakberdayaannya melawan nasib, membuatnya hanya bisa terdiam, ketika orang lain menghinanya."Orang rendahan sepertiku memang pantas dihina. Selain miskin, aku juga terbuang dari keluarga, bahkan hamil diluar nikah, benar- benar orang tida
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status