Semua Bab Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami: Bab 171 - Bab 180

222 Bab

Kencan Dadakan

Mia tahu kalau kakaknya sedang stress akhir-akhir ini. Pekerjaannya menumpuk setiap hari, permasalahan dengan Axton, Throxx dan Sera yang belum bisa diselesaikan, rasa bersalah terhadap Mia serta kondisi mental Elvio yang tidak baik-baik saja. Benar, Mia memahami bahwa Arvin sedang butuh udara segar demi menghilangkan stress. Tapi, bagaimana wanita itu bisa tidak menyadari kalau kakaknya ternyata benar-benar sedang gila?!"Aku akan mengutukmu tujuh turunan kalau hari ini aku jatuh dan mati," ancam Mia terus terang.Arvin yang sudah selesai dengan persiapannya, tertawa cukup keras. "Kamu akan menyukainya setelah ini, Mia. Aku biasa berolahraga di sini kalau sedang suntuk," ucapnya meyakinkan.Mau tidak mau Mia menatap ke bawah, pada tanah yang terlihat sangat jauh. Sial! Padahal dia tidak memiliki fobia terhadap ketinggian, tapi kondisi yang sedang dia hadapi sekarang membuat tubuhnya gemetar.Bersepeda yang dimaksud Arvin adalah menyebrang dari gedung tempat mereka berada menuju gedu
Baca selengkapnya

Kencan yang Menyenangkan

Arvin yang awalnya ingin meminta agar mereka mencarikan gaun yang lebih bagus dan sesuai selera Mia, menggertakkan gigi saat menyadari bahwa dua karyawan di hadapannya tidak melayani dengan benar. Bagaimana mereka berani berbohong? Arvin memang tidak tahu tentang gaun atau koleksi busana dari butik mana pun. Lelaki itu biasa terima jadi. Bukan urusannya untuk memperhatikan apakah pakaian itu desain baru atau koleksi lama, tapi pasti penting untuk wanita seperti Zoya dan Mia."Tuan Kalandra?" Mia ikut menoleh saat mendengar panggilan yang terdengar ragu. Wah! Mia berdecak melihat siapa yang baru saja ke luar dari sebuah pintu yang pasti menghubungkan dengan bagian dalam butik sesungguhnya. "Oh, kebetulan kau di sini, Red!"Seorang wanita yang baru saja memanggil Arvin, berjalan mendekat. Mia hanya bisa tersenyum kikuk dan membungkuk sedikit. Mia menaikkan sebelah alis saat wanita yang dipanggil Red langsung kembali menatap Arvin, matanya tidak bisa berbohong kalau dia penasaran.Ten
Baca selengkapnya

M.I.F.

Haah! Pekerjaannya menumpuk, tapi Arvin terus menghela napas. Percakapannya dengan Hannes kemarin tidak menghasilkan apa-apa. Pria tua itu tidak tahu sama sekali di mana tepatnya lukisan dengan nama 'Zhian' itu dibeli oleh nyonya Kalandra sebelumnya."Aku mungkin harus memeriksa catatan puluhan tahun lalu." Arvin baru akan melanjutkan pekerjaan setelah menegakkan tubuh saat netra gelapnya melihat sesuatu menyembul dari dalam berkas di meja.Mengerutkan kening, Arvin menemukan kertas kecil berwarna kuning cerah di dalam berkas berisi laporan yang harusnya sudah dia berikan pada Allea."M?" Arvin menatap bingung pada satu huruf yang tertulis di kertas itu. Sejak kapan ada catatan kecil yang bertuliskan huruf M terselip di dalam laporan yang sudah Arvin selesaikan semalam?Arvin baru akan membuang kertas itu ketika menyadari bahwa ada tulisan lain di baliknya. Pria itu mengerutkan kening, membaca berulang sebuah kata yang ditulis kecil di bawah kanan. Jas. Satu kata yang Arvin temukan
Baca selengkapnya

Find Me!

"Pak Presdir?"Arvin tersenyum pada sapaan yang tidak terdengar tulus itu saat tiba di lantai delapan, tempat di mana divisi personalia berada. Well, tentu saja semua orang melirik ke arahnya. "Selamat datang di Divisi Personalia, Pak. Apa Pak Presdir membutuhkan sesuatu?" Pemuda berkacamata yang menyambut Arvin di depan lift bertanya."Tidak, aku hanya ingin mengambil sesuatu di sini." Pemuda itu mengangguk, sedikit gugup saat Arvin menatap sekeliling. "Kalau begitu saya permisi dulu, Pak, mau ke lantai lima," ucapnya sembari membungkuk sopan dan memasuki lift.Arvin menghela napas, matanya tampak awas memperhatikan sekitar. Para karyawan di sini mungkin berpikir Arvin sedang melakukan inspeksi dadakan seperti kebiasaannya dulu.Pria bersurai gelap itu tersenyum dan menyapa para pekerja yang tampak sibuk di depan komputer masing-masing, beberapa orang berdiri dan membungkuk sopan, yang lainnya memasang wajah suram. Arvin tahu kehadirannya hanya mengganggu pekerjaan mereka yang sema
Baca selengkapnya

Trauma

"Kenapa?" Zoya bertanya setelah Arvin yang sejak pulang dari kantor terus menempel dan menidurkan kepala di pangkuannya, menghela napas berkali-kali."Tidak apa-apa. Sepertinya aku bekerja terlalu keras. Rasanya melelahkan," aku Arvin, wajahnya sedikit murung.Sulit menghadapi hal yang cukup menakutkan sendirian, tapi Arvin tidak mau melibatkan istrinya dan membuat wanita itu khawatir. Tidak hanya dibuat kejar-kejaran mencari keberadaan Mia, sekarang Arvin bahkan menerima pesan untuk menemukan seseorang.Yang merepotkan adalah Arvin tidak tahu harus mulai dari mana! Ia sudah melihat kamera pengawas di ruangan Prazta, juga pada lantai delapan, atap serta lobi gedung. Arvin juga memeriksa tempat parkir. Tidak ada satu pun yang terlihat mencurigakan.Satu-satunya masalah yang pria itu temukan adalah ada kesalahan teknis yang terjadi kemarin sehingga seluruh kamera pengawas di lantai tempat ruangan Presdir berada, tidak berfungsi selama sekitar sepuluh menit.Arvin sudah mengirim file ber
Baca selengkapnya

Mencari Kue Strawberi

"Jadi, tidak akan diizinkan, ya?" Pertanyaan Mia membuat Zoya yang sedang menyusun buku-buku milik Elvio di rak menghela napas. Semalam ia dan Arvin sudah bicara, ada baiknya untuk menemui psikolog dan memeriksa kondisi Elvio dulu sebelum mengizinkannya pergi ke tempat seperti taman bermain."Untuk saat ini tidak dulu, nanti setelah aku merasa lebih percaya diri, kita pasti akan pergi main bersama-sama." Zoya menghentikan kegiatannya, menghampiri Mia yang sedang duduk di sofa."Maaf ya, Lova, aku tidak bermaksud mengingatkan kamu tentang kejadian itu. Tapi, ayo kita main lagi setelah kamu dan El lebih baik!" Zoya tersenyum dan mengusak gemas surai kelam Mia. "Jadi, apa Kai sudah menghubungimu?" "Oh ya, Lova, kudengar Kak Arvin akan merekrut sekretaris baru? Kapan?" "Akan dilaksanakan akhir bulan ini katanya." Zoya berkata pelan, tidak menyangka bahwa Mia akan mengalihkan pembicaraan dengan cara yang sangat kentara.Wanita bersurai gelap di hadapan Zoya mengangguk, mulutnya kini dip
Baca selengkapnya

Egois

"Ngomong-ngomong, Nona Lova, waktu itu kita jauh-jauh membeli kue strawberi di sini karena Anda benar-benar suka, kan? Bukan karena letaknya tidak jauh dari perusahaan Tuan Kalandra?" Pertanyaan Mia tepat setelah mereka duduk membuat Zoya yang mendengarkan sambil membantu Elvio duduk dengan benar, sedikit tersipu. "Tentu saja karena rasanya yang enak!" Zoya menatap Mia yang sedang memberikan tatapan 'apa kau yakin' dengan wajah menyebalkan. "Aku serius! Kamu tidak lupa kita ke sini bahkan sebelum aku mengenal Arvin, kan?"Mia mengendikkan bahu. "Tentu saja aku ingat, Lova. Waktu itu kamu bilang tempat ini terlalu norak karena semuanya berwarna pink. Merah muda itu beban, katamu. Aku juga ingat tuan muda Kaindra tidak terima dengan kata-katamu dan kalian bertengkar."Ugh! Terkadang ingatan Mia terlalu tajam untuk hal-hal yang tidak seharusnya diingat. Zoya berdecak malas. "Makan saja kuemu, Mia!" Zoya menunjuk pada nampan di atas meja. "Kenapa merah muda itu beban?" Elvio yang mend
Baca selengkapnya

Salah Paham

Pertanyaan Freya membuat atensi semua orang teralih, termasuk Mia dan Elvio yang baru menyadari jika perut wanita bernama Allea itu memang besar.Allea tersenyum lembut pada pertanyaan yang diajukan. "Karena aku sedang hamil. Ada adik bayi di perutku, jadi terlihat besar begini." Freya mengerjap. "Hamil? Oh, wow ... ada adik nanti, ya?" Allea terkekeh pelan, kepalanya mengangguk ringan. "Eh, bagaimana kalau kalian lanjutkan makan kuenya? Tidak perlu terburu-buru, aku yakin Tuan Arvin akan membawa Nyonya Zoya ke tempat lain."Perkataan Allea memang benar, sudah terlambat jika ingin mengejar Arvin dan Zoya. Lagipula, baik pengawal mau pun sopir pasti masih menunggu di luar karena mereka tidak mungkin mengikuti Zoya dan Arvin."Sepertinya memang lebih baik begitu. Nah, anak-anak, kembalilah duduk dan habiskan kue kalian dengan benar." Mia kembali ke tempatnya semula, segera membantu Freya dan Elvio untuk duduk juga."Apa aku boleh bergabung bersama kalian? Jadwal istirahatku masih ters
Baca selengkapnya

Kekasih Seseorang

"Kenapa ke sini?" tanya Zoya saat mobil Arvin memasuki sebuah bangunan sangat megah yang merupakan lingkungan apartement termahal di seluruh Indonesia."Ayo turun, kita bicara di tempat yang lebih privasi." Arvin membukakan pintu mobil setelah memarkirkannya di basement, menyambut tangan wanita yang masih terlihat bingung. "Aku menerima tempat ini sebagai hadiah atas peresmian posisiku sebagai pewaris," jelasnya singkat.Zoya hanya mengikuti dalam diam. Ketika Arvin ditetapkan sebagai ahli waris Kalan's Company adalah saat mereka bertemu pertama kali, ketika Zoya langsung melamar Arvin detik itu juga. Wanita itu mengerjap saat menyadari bahwa Arvin mungkin lebih sering tinggal di tempat lain hanya untuk menghindarinya selama pernikahan mereka, padahal jelas kalau kediaman utama Kalandra adalah rumahnya, tapi Arvin bersikap seolah dia yang sedang menumpang di sana hanya untuk membuat Zoya nyaman. Padahal, tindakan itu justru yang membuat Zoya tidak nyaman.Wanita bersurai panjang yang
Baca selengkapnya

Surat Kaleng

Zoya mengerjap pelan, menampilkan netra gelap jernih yang terlihat masih sangat berat. Wanita itu mengernyit pada dering ponsel yang mengganggu jam tidurnya sejak beberapa saat lalu.Masih dalam keadaan setengah sadar, Zoya bangkit dan duduk, mencari benda pipih yang meraung di suatu tempat. Perlahan ketika kesadarannya pulih dengan utuh, wanita itu terpekur melihat keadaan di sekitarnya.Gaun hijau lumut yang dikenakannya saat berangkat ke kafe tadi, teronggok di lantai. Pakaian dalam merk ternama yang baru dibeli wanita itu beberapa hari lalu juga terlihat menyedihkan tidak jauh dari pakaiannya.Zoya menutup wajah saat melihat pakaian yang dikenakan Arvin sebelumnya juga tampak kusut di lantai. Melirik pada pemuda yang masih tidur pulas tanpa terganggu dengan dering ponselnya sendiri, Zoya tidak bisa menahan senyum.Mendekatkan diri pada tubuh polos Arvin yang hanya ditutup selimut, Zoya mengecup singkat pipi lelaki itu. Melihat tidak ada respon, senyum di bibir merah muda yang sedi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
23
DMCA.com Protection Status