Pria itu tersenyum, sama seperti hari-hari lalu ketika datang dan menyapa seseorang yang kini gemetar. "Kenapa tidak menjawab? Bukankah aku, kekasihmu ini, sedang menyapamu?" Arvin memiringkan kepala, menatap dingin pada wanita yang saat ini berusaha membalas tatapannya. Mata yang dipenuhi ketakutan dan keputusasaan itu tidak memuaskan Arvin, sebenarnya tidak peduli berapa banyak ia membalas apa yang sudah istri dan anaknya terima, pria itu tetap tidak puas. Padahal selama tiga bulan sejak Arvin menangkapnya, Aileen tidak lagi terlihat seperti manusia. Tidak ada lagi sosok wanita berpendidikan dengan gelar tinggi dan penampilan anggun juga cerdas, yang sedang menatap Arvin saat ini hanyalah seseorang yang tidak punya lagi harapan hidup. "Maahhaakhuu ...."Arvin menaikkan sebelah alis saat akhirnya Aileen bicara dengan susah payah, sayang sekali usahanya sia-sia karena Arvin tidak mengerti apa yang wanita itu katakan."Katakan dengan jelas, Aileen, jangan bicara seperti sedang kumu
Read more