Semua Bab Jadi Miskin Di Hadapan Mertua: Bab 231 - Bab 240

403 Bab

GPS MOBIL!

GPS MOBIL"Ya Allah! Jangan balik ke Kediri lagi, Dek!" doa Hasan saat melihat posisi HP Dinda mulau mendekati arah tol.Dinda melajukan mobilnya tanpa arah. Rasnaya dia ingin pulang dan mengadukan semua pada kedua orang tuanya agar Hasan di pecat, hidupnya sengsara. Saat ini Dinda mengendarai mobil sendiri dari Madiun ke Kediri. Namun dia sadar jika pulang ke Kediri itu tak mungkin kedua orang tuanya mengizinkan dia untuk bisa pulang ke Madiun lagi.Padahal jujur saja, di hati Dinda terdalam dia masih sangat mencintai Hasan. Apapun alasannya Dinda sebenarnya ingin bertahan dan bingung. Satu sisi mempertahankan rumah tangganya demi bayi yang di kandungnya atau meninggalkan Hasan karena kesakitan yang dia berikan.'Shittttt' Dinda langsung mengerem mobilnya. Dia menghentikan mobil tepat di depan salah satu Indomaret sebelum masuk gerbang tol Madiun. Dinda menghentikan mobilnya dan masuk ke dalam Indomaret untuk memesan secangkir kopi espresso."Mbak kopi satu ya," kata Dinda meminta pe
Baca selengkapnya

KEDATANGAN IFAH!

KEDATANGAN IFAH!"Kenapa kau melakukan ini semua padaku, Mas? Apakah kau memang ingin kembali kepada Nanda?" tanya Dinda."Astagfirullah, Dek! Kau salah paham," ujar Hasan."Hahaha! Kalau aku salah paham, lantas bagaimana sebenarnya kejadian itu? Mengapa kau rela izin sampai ke luar kantor di jam bekerja seperti ini hanya untuk menuruti permintaan Nanda?" tanya Dinda dengan nada suara keras karena marah."Kalau tak cinta apa namanya?" tanya Dinda lagi."Astaghfirullahaladzim," gumam Hasan."Kau mau Mas yang bicara atau masih kau yang bicara, Dek? Jika memang kau masih mau berbicara maka bicaralah dulu, Dek! Puaskan dan keluarkan semua emosimu. Mas akan dengarkan tanpa memotongnya," jelas Hasan."Karena percuma saja Mas menjelaskan padamu kalau kau masih emosi. Tentu akal dan pikiranmu tak akan bisa menerima semua penjelasan Mas dan masih terlihat salah saja nantinya. Kalau sudah bilang ya," kata Hasan.Dinda langsung terdiam mendengar perkataan suaminya itu. Dia menarik nafas dalam- d
Baca selengkapnya

BERGHIBAH DENGAN IFAH

BERGHIBAH DENGAN IFAH'Ting' satu pesan masuk dari Ifah. Rasanya Dinda juga rindu kepada adik iparnya itu. Bagaimanapun juga Ifah tidak pernah bersalah dia hanya menjadi korban hasutan ibunya.[Mbak Dinda, di mana? Bolehkah Ifah bermain ke sana? Kata Ibu, Mbak Dinda sudah pulang][Kemarilah, Dek. Mbak akan mengirim share loc lokasinya][Ada sesuatu yang ingin Ifah bicarakan, Mbak][Apa itu?]Pesan Dinda tak di jawab oleh Ifah. Dinda berpikir mungkin Ifah sedang berangkat menuju ke kos miliknya. Dia juga memesankan beberapa makanan dan camilan yang jarang sekali bisa Ifah makan jika di rumah."Assalamualaikum," kata Ifah memasuki gerbang kos- kosan milik kakaknya itu.Tak salah lagi ini adalah kos tempat kakak iparnya. Ifah melihat mobil Kakak iparknya yang masih ada di sana, dia pun segera menelpon Dinda. Untunglah tak lama kemudian Dinda pun keluar dari kamarnya. Dinda menyuruh masuk Ifah. Mereka pun saling berpelukan melepas rasa rindu."Mbak Dinda! Ifah kangen sekali denganmu. Kena
Baca selengkapnya

TA'ARUF MEMBELI KUCING DALAM KARUNG?

TA'ARUF MEMBELI KUCING DALAM KARUNG?"Ifah kau yakin?" tanya Dinda."Memang kenapa, Mbak?" jawab Ifah."Dek, kalau kau taaruf maka jangan hanya melihat lelakinya saja, Dek! Tapi pertimbangkan juga, bebet, bibit, bobotnya," sambung Dinda."Siapa yang mengenalkannya padamu?" tanya Dinda."Kenapa memang, Mbak?" sahut Dinda."Kita bisa menilai lelaki itu dari pergaulannya. Meskipun juga itu tak jaminan setidaknya kita bisa mengetahuinya, Dek," sambung lelaki itu.Untuk mengetahui apakah ia seorang pasangan yang ideal atau tidak diharuskan untuk mengenalnya terlebih dahulu sebelum melakukan proses khitbah atau tunangan. Seperti kata pepatah, kenali babat, bibit, bobotnya. Dalam Islam pun dianjurkan agar seseorang mengetahui atau mengenal dulu calon yang akan dihalalkannya. Dalam bahasa syariatnya hal tersebut dikenal dengan istilah taaruf yang memang secara pengertian sederhananya berarti saling mengenal."Jangan sampai membeli kucing dalam karung, Dek!" pesan Dinda.Mengenal saling menge
Baca selengkapnya

PERNIKAHAN ITU DILAKUKAN OLEH DUA ORANG BUKAN HANYA AKU SAJA, MAS

PERNIKAHAN ITU DILAKUKAN OLEH DUA ORANG BUKAN HANYA AKU SAJA, MAS[Pernikahan itu dilakukan oleh dua orang bukan hanya aku saja, Mas]Send. Pesan itu terkirim pada suaminya, Hasan. Sudah tercentang namun belum di balas olehnya. Terakhir di lihat di wa- nya pun sudah beberapa jam yang lalu. Dinda sadar dia tak boleh begini. Dia harus berusaha mempertahankan rumah tangganya. Saat asik melamun, tiba- tiba Dinda mendengar kajian salah satu ustad saat asik men- scroll aplikasi tok tok nya."Karena kalau dia adalah seorang wanita yang cerdas, maka pilihannya bukan menghancurkan, atau membuat masalah, atau memancing persoalan lagi, yang akhirnya bisa merusak rumah tangga mereka.Wanita itu pasti akan selalu berusaha untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Karena apa? Rumah tangga itu adalah kunci surga kita. Rumah tangga kita adalah peluang masuk surga dari pintu yang bebas kita pilih, pada hari kiamat kelak. Jadi kalau kalian para wanita cerdas dan pandai, jangan kita lepaskan hanya gara
Baca selengkapnya

MENYINGSINGKAN LENGAN! BERPERANG MELAWAN MERTUA!

MENYINGSINGKAN LENGAN! BERPERANG MELAWAN MERTUA!"Setelah tahu bahwa kau sedang hamil, Mas juga berpikir untuk sesekali tidur di sini saja, Dek! Bagaimana menurtmu? Jadi tiga hari tidur di rumah Ibu, sisanya yang empat hari tidur di sini. Itu rasanya lebih adil kan?" tanya Hasan."Bagaimana menurutmu?" sambungnya.Mendengar pernyataan itu justru Dinda terkejut dan terdiam beberapa saat. Dia dilema, jalan manakah yang harus dia pilih? Ikut kembali ke rumah ibu mertuanya dengan segala konsekuensinya atau menuruti saran Hasan. Kalau dia terus di sini, maka Nanda masih mempunyai peluang untuk mendatangi rumahnya selama tiga hari. Tapi jika dia kembali ke rumah itu harus siap berhadapan dengan Bu Nafis.Dinda memandang suaminya itu. Terbesit rasa bersalah dalam pikirannya. Lelaki itu sudah memiliki keriput, padahal mereka baru menikah beberapa bulan. Mungkin beban yang dia pikul saat ini memang berat. Apalagi memiliki dua ratu yang sama- sama saling menuntut. Dinda
Baca selengkapnya

PAK HENDI MEMINTA KEJELASAN!

PAK HENDI MEMINTA KEJELASAN!"Orang kok sukanya menuduh dan menjilat ludah sendiri! Sudah begitu berani kembali lagi ke rumah ini. Dasar benalu tak tahu malu! Mandul pula," kata Bu Nafis sekolah sedang menyindir seseorang. Dinda menghentikan langkah kakinya. Namun dia beristighfar berkali-kali."Haruskah aku membalas ucapan ibu mertuaku sekarang ini?" batin Dinda dalam hati.Dinda hanya bisa menghela nafasnya panjang. Dia mencoba untuk mengumpulkan kembali kewarasannya sebelum bertindak. Ini baru beberapa jam dia menginjakkan kaki di istana penderitaan milik mertuanya. Tak mungkin jika langsung mencari masalah saat ini juga. Dia tahu suaminya sudah lelah dan tak mau memberatkan janin yang di kandungnya juga. Dinda mengelus perutnya perlahan dan memilih untuk diam sambil berlalu."Oh dia itu memang budek atau pura -pura tuli dan tak mendengar ucapanku atau mungkin juga sudah bebal?" sindir Bu Nafis lagi.Dinda pun melangkah ke dapur dan mengambil air minum. D
Baca selengkapnya

LARAS GADIS PEMBERANI TANPA BATAS!

LARAS GADIS PEMBERANI TANPA BATAS!"Loh kemarin belum selesai to, Mas?" tanya Dinda keceplosan."Heh kau tak usah ikut- ikutan apalagi turut campur! Kau itu hanya menantu di sini, jadi tak usah ikut urusanku intern keluarga ini!" tegur bu Nafis.Dinda pun langsung terdiam. Memang salahnya menanyakan itu di hadapan Bu Nafis. "Sekarang kan keputusannya tinggal pada Ibu! Ibu mau menerima atau tidak lamaran dan pinangan Pak Hendi itu?" tanya Hasan."Emmm! Anu!" ujar Bu Nafis tergagap."Apa sih, Bu? Mbok yang jelas kalau ngomong. Hasan sungkan karena kita tak bisa terus mengulur waktu begini. Pihak warga dan Pak Hendi berkali- kali meminta penjelasan. Kalau memang Ibu mau ya mau, kalau tidak ya tidak," jelas Hasan sambil mulai menyuap nasihnya."Bukan itu, San! Ini bukan hanya masalah itu saja. Kalau Ibu akan menikah tentu saja semua harus melalui persetujuan semua anak Ibu, tak bisa memutuskan sendiri. Ibu kan juga memiliki anak, tak rasa Ibu harus berdiskusi semua dengan anak- anak Ibu.
Baca selengkapnya

AIB YANG DI SIMPAN SAMPAI AJAL!

AIB YANG DI SIMPAN SAMPAI AJAL!"Lalu ini foto siapa?" tanya Laras pada mereka."Dari mana kamu mendapatkan foto ini?" tanya Hasan melihat foto itu."Apa yang tak bisa saya lakukan?" ejek Laras.Mendengar pernyataan Laras itu Dinda pun teringat satu hal. Apa mungkin Laras pelaku peneror selama ini ya?" batin Dinda dalam hati.Hasan pun hanya bisa terdiam, dia kemudian melihat lagi semua barang bukti foto yang sudah di serahkan oleh Laras. Tampak jelas Bu Nafis sedang tertawa bahagia dalam foto itu. Tak nampak resah maupun sedih. Mereka juga beberapa kali di tempat cafe yang berbeda. Bahkan Hasan melihat dengan details tanggal yang tertera di ujungnya.Dia mengusap gusar wajahnya dan menghela nafasnya panjang. Entah tabir rahasia apa yang di simpan Abahnya selama ini. Karena memang semasa hidup Abahnya tak pernah menceritakan masalah rumah tangganya pada anak- anak. Sang Abah selalu ingi terlihat semua baik- baik saja."Bah! Apa yang harus aku lakukan
Baca selengkapnya

MEMINTA TOLONG DINDA SOLUSINYA!

MEMINTA TOLONG DINDA SOLUSINYA!Hasan terdiam sebentar. Haruskan dia menceritakan alasan sebenarnya tentang perselingkuhan Ibunya dengan Pak Hendi. Atau haruskan dia diam? Jika dia menceritakan semua bukankah sang Abah sudah berusaha menutupinya sampai dia meninggal, lalu apakah dia akan membukanya?"San!!!" panggil Fahmi menyadarkan Hasan dari lamunannya."Oh iya," sahut Hasan tersadar dari lamunannya."Tak usah kau ceritakan kalau tak nyaman," kata Fahmi.Hasan kembali terdiam karena ucapan Fahmi itu malah membuatnya semakin bingung. Bukannya apa- apa, Fahmi tak pernah memaksa seperti orang- orang yang malah ingin tahu keburukan dan cerita tentang keluarganya. Hasan menatap dalam- dalam wajah Fahmi."Bah, maafkan Hasan, jika memang tindakan Hasan ini salah. Tapi Hasan mengambil sikap ini karena Hasan tak ingin salah jalan dan benar -benar ingin mempertimbangkan semua keputusan Hasan dengan orang yang tepat. Hasan tak ingin salah langkah yang menyebabkan Has
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
41
DMCA.com Protection Status