Semua Bab Marvin Rock Si Suami Terhebat: Bab 51 - Bab 60

223 Bab

Bab 51

Jesslyn Sinclair saat ini bekerja sebagai penjaga toko baju di salah satu mall di Gloriston. Selepas tamat kuliah, wanita berambut pendek seperti polwan itu kesulitan mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar. Jika ditanya apa alasannya, ya jawaban yang tepat adalah nasib yang kurang bagus.Jika ditanya apakah dia bodoh, jelas tidak. Selain punya fisik yang bagus dan suara yang lumayan merdu, Jesslyn murah senyum dan murah hati, namun terhadap orang orang tertentu saja. Bisa jadi bagi sebagian orang akan menganggapnya sombong dan jutek, tapi bukan seperti itu. Meski dalam hal finansial tidak diperhitungkan, Jesslyn tetap punya nilai jual.Namun, kehadirannya malam ini menimbulkan keresahan di hati Gennifer. Dia berdiri dan menyapa, “Jess, apa kabarmu? Terkhir kita bertemu ketika aku mencarikan celana baru buat suamiku di toko tempat kau bekerja.”“Baik dan sehat,” balasnya berusaha akrab. Ada rasa iri dan cemburu di hati Jesslyn terhadap Gennifer seja
Baca selengkapnya

Bab 52

Biji mata Xiever dan Viola rasanya mau meloncat keluar. Mulut mereka berdua menganga seperti ikan kekurangan oksigen.Berbeda dengan Gennifer. Makin lama, makin ada yang tidak beres dengan suaminya. Setelah acara ini usai, dia harus berbicara serius, harus.Gennifer tak hentinya melirik gerak gerik suaminya. Sepertinya malam ini adalah puncak dari semua keanehan yang dia alami setelah suaminya keluar dari penjara.Sementara Jesslyn gugup tak kentara. Dia masih bertanya tanya sendiri, apakah telepon barusan memang benar? Bukan hoaks dan tipuan?Namun, Jesslyn tidak bisa menutupi rasa bahagianya. Meskipun baru tahap interview, setidaknya berita barusan menjadi angin segar baginya selama bertahun tahun belakangan.“Persiapkan dirimu sebaik mungkin, Jesslyn. Pemilik Rockxill tidak suka dengan orang sombong. Oleh karena itu, ketika nanti bertemu dengan Tuan Zavier, kau harus berusaha rendah hati dan tidak terlalu menonjolkan hal yang tidak perlu,” ujar Marvin dengan senyum hangat.“Ehm!” se
Baca selengkapnya

Bab 53

“Halo Tuan Marvin Rock, apa kabar?” sapa Ethelyne langsung berdiri pas di dekat Marvin. Dia tidak peduli ada Gennifer di dekatnya.Meskipun gosip antara mereka berdua tidak hangat lagi, semua orang tidak mungin lupa. Dan ketika malam ini Ethelyne Wilmer mendekati Marvin, semua orang lantas terkesima.Suara Calvin tak digubris semua peserta reuni karena mata mereka tertuju pada si pemilik gaun merah. Kekaguman, nafsu, heran, semua bercampur aduk.Marvin tak melihat mata Ethelyne, tapi menjawab sapaannya dengan simpel. “Baik.”Ethelyne mendorong Jesslyn. “Kau pindah ke kursi di sebelahnya, biar aku saja yang berada pas di samping Tuan Rock.”Seperti biasa, Jessyln tak banyak bunyi. Dia beranjak dan menuruti kemauan si Nona konglomerat. Saat ini, Jessyln sangat minder. Dia lebih banyak menunduk dan sibuk main ponsel.Apa yang mau dibanggakan dari seorang Jessyln? Keluarga? Harta? Profesi? Kecuali beberapa prestasi. Semua itu pun jel
Baca selengkapnya

Bab 54

Calvin langsung duduk pas di sebelah Xiever. Karena dia merasa orang penting dan diperhitungkan, dia pantas duduk satu meja bersama Nona Wilmer. Dia berusaha mencari perhatian.“Gaun merah yang Anda kenakan sungguh indah, Nona Wilmer. Saya rasa, Anda adalah orang paling cantik dan menawan saat ini,” pujinya.Sedikit pun Ethelyne tidak terkesan dengan pujian murahan itu. Meskipun posisi manager di hotel ini begitu dibanggakan Calvin, bagi Ethelyne tidak ada arti apa apa.Di acara reuni kali ini tujuan utamanya adalah mengambil hati dari seorang Marvin Rock, baik kepentigan asmara maupun kepentingan bisnis.Namun, sepertinya rencana Ethelyne tidak berjalan dengan baik dan hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi.Sungguh mengecewakan.Pujiannya tidak dihargai, Calvin mengalihkan perhatiannya kepada Marvin. “Hei Rocky, apa menu makanan di sini pernah kau nikmati ketika berada di penjara?”Marvin tidak butuh pembelaan dari si
Baca selengkapnya

Bab 55

Selama di dalam mobil, Gennifer terus mendesak suaminya agar menjelaskan semuanya tanpa ada yang dirahasiakan. Kali ini Gennifer tidak main main. Dia tidak bisa menahan rasa penasaran yang meledak di hatinya.“Marvin, bicaralah!”Jemari Marvin semakin keras mencengkeram setir. Antara fokus mengemudi dan mencari cara yang tepat, bagaimana cara menjelaskan semuanya dengan baik kepada istrinya. Jika salah omong, semua bisa kacau. Marvin tetap bergeming.Ketika telah sampai di rumah dan sesaat lagi mereka akan beristirahat, barulah Marvin mendekatkan tubuhnya ke Gennifer di atas kasur. Dia melingkari tubuh Gennifer dengan tangannya. Setelah mengumpulkan kalimat yang pas di kepalanya, barulah dia bicara apa adanya.“Di bawah tanah milik keluargaku terpendam batuan Glorisium sebanyak milyaran ton. Jika semua diuangkan, jumlahnya sampai triliunan dollar, sangat banyak.”Gennifer langsung tersandar karena tercengangkan. “Tidak banyak orang yang t
Baca selengkapnya

Bab 56

Minggu pagi yang cerah.Marvin terus berlari sembari mengawasi pepohonan dan bunga yang berada di sekitar kediaman Keluarga Rock Gloriston. Karena sudah jogging lebih dari tiga puluh menit, napasnya agak tersengal meskipun tubuhnya masih fit.Sementara Gennifer berada di belakang, berjalan tertatih-tatih sembari mengatur napasnya yang berat. “Sayang, istirahat dulu!” pekiknya, lallu terpancang di pinggir jalan seraya menumpuhkan telapak tangan di atas dengkul. Rambutnya ikut turun ke bawah.Marvin berhenti dan membalik badanya, “Kita sudah lama libur olahraga. Apa kau mau badanmu melebar seperti boneka beruang?”Gennifer menyeringai cantik. “Kalau badanku tambun bahkan seperti penderita obesitas, kau tetap mau padaku?”“Aku tidak akan pernah berpaling.” Marvin kembali berlari. Salah satu olahraga kegemaran Marvin adalah jogging, karena paling simpel, tinggal lari saja. Selain itu, masih banyak yang lain, seperti workout, gym, sepak bola,
Baca selengkapnya

Bab 57

Marvin yang masih saja berdiri sontak mengoles dagu dan berkata, “Kak Freya, nanti selipkan surat rekomendasi dari Manager Umum Winsoil, Yang terhormat Pak Russel Winston. Kami yakin surat tersebut menjadi pertimbangan utama.”Makin dipuji, batok kepala Russel makin besar. “Nah boleh juga idemu, wahai mantan napi. Aku kira otakmu sudah soak seratus persen, ternyata masih ada gunanya. Baiklah, nanti akan aku buatkan surat tersebut. Tidak mungkin Tuan Zavier tidak memperhitungkannya.”“Pasti. Namamu terlalu besar, Kakak ipar!” angkat Marvin lagi.Gennifer tak tahan. Dia melenggang pergi entah ke mana, namun yang pasti dia mau melepaskan tawa yang sudah meledak di perutnya.Freya yang tidak mengenal sosok Zavier pun cuma bisa manggut-manggut. “Semoga besok aku bisa langsung diterima bekerja. Aku sudah tidak sabar rasanya.”Hal yang ada di dalam benak Russel adalah jika nanti Freya benar benar diterima apalagi sebagai manager, tentu akan memp
Baca selengkapnya

Bab 58

“Marvin, adik iparku. Silakan diminum lagi tehnya. Aku masih butuh ide ide lain darimu. Terutama soal konsep acara pernikahanku nanti,” ucap Russel sembari sok berpikir.“Apa kabar temanmu bernama Raymond? Dia harus hadir di acaramu nanti, Kakak ipar. Buktikan bahwa kau tidak butuh dengan pria kaya sombong seperti dia!” sahut Marvin cukup serius, namun hatinya ingin tertawa.Sedikit demi sedikit pintu hati Russel mulai terbuka dan mau menerima cahaya kebenaran itu. Hati yang sempat kotor dan hitam itu pun perlahan mulai memutih dan bersih.Dalam proses berpikir keras dan mendalamnya, akhirnya Russel pun mulai menyadari kekonyolannya selama ini. Dia merasa bodoh mau berada di bawah ketiak Keluarga Harvard, bahkan sampai harus mengorbankan adik kandungnya sendiri.Dan makin lama dia pun makin menyadari bahwa omongan iparnya ini memang banyak benarnya. Raymond merupakan sosok antagonis yang cuma memanfaatkannya saja.Jika Raymond memang baik hati, kenapa Winsoil sampai mengemis dibuatnya?
Baca selengkapnya

Bab 59

Jesslyn mendekati Marvin dan menyapa, “Apa kabar? Ada keperluan apa kau di sini, Marvin?”Mendapat sambutan yang cukup mengejutkan, Marvin tidak gelagapan. Dia tersenyum dan membalas, “Kabarku baik. Aku hanya mau bertemu dengan seseorang di Rockxill. Kau, aku sudah bisa menebak, kau bakal jadi sekretaris baru hari ini di Rockxill, Jesslyn.”Jesslyn merapikan kemeja putih dan blazer hitamnya. “Aku cocok pakai rok pendek atau celana panjang seperti ini?” tanyanya dengan mata berbinar.Marvin pun memindai sekujur tubuh putih milik Jesslyn, sekilas tubuhnya mirip dengan bentuk tubuh istrinya, rambut pun sama hitam. Hanya saja, Jesslyn mempenyai bentuk wajah yang cenderung agak bulat dan imut, sementara Gennifer lebih tirus dan teguh.“Menurutku, kau cocok pakai celana panjang seperti ini saja. Katanya, pemilik perusahaan ini lebih suka perempuan yang pakaian cenderung tertutup, dari pada pakaian yang terlalu terbuka. Dan satu lagi, dia tidak suka wani
Baca selengkapnya

Bab 60

Freya menatap heran, alisnya berkedut-kedut. “Jesslyn, apa yang kau lakukan di sini? Jangan bilang kalau kau ingin melamar pekerjaan di Rockxill!”Freya cukup tahu info soal Jessyln dari cerita-cerita yang disampaikan oleh Gennifer.Ketika melihat kehadiran wanita yang selalu ditolak itu berada di Rockxill, tentu Freya terpancing untuk mengoloknya. “Biar aku tebak, pasti kau mau melamar sebagai tukang kebun, atau mungkin petugas kebersihan. Kau tahu bahwa pendapatannya lebih besar dari pada di toko tempat sekarang kau bekerja, bukan?”Marvin berdiri dan menatap Freya, lalu berkata, “Kak Freya, tidak disangka kita bisa bertemu di sini. Persiapkan dirimu sebaik mungkin. Sebentar lagi Tuan Zavier akan memanggilmu.” Dia coba mengalihkan isu. Jika Freya dibiarkan terus mengoceh, Jesslyn bisa down.Cukup lama Freya menatap Marvin dan Jesslyn secara berganti. Dia tahu kedekatan tak direstui itu. “Aku tidak tahu apa kepentinganmu di sini, Marvin. Namun yang pasti, aku harap kau segera menyingk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
23
DMCA.com Protection Status