Satu persatu harta Bang Usman lenyap. Rentetan kejadian pasca dia merampas warisanku seharusnya membuat dia sadar, bukannya malah semakin menjadi. Bang Usman dan Mbak Ira itu sudah satu paket, sama-sama serakah dan dengki. Bedanya, Mbak Ira banyak ngomong kalau Bang Usman lebih banyak bertindak dalam diam.Panggilan berakhir, karena terdengar suara Mbak Ira mendekati. Reno sepertinya takut ketahuan kalau sedang meneleponku. Semenjak aku merawatnya, anak itu memang banyak curhat dan lebih dekat denganku. Saat ini aku sedang berada di rumah baru, para pekerja sedang membereskan interior dapur, itu sebabnya Mas Fikri meminta aku untuk mengawasi mereka karena aku yang akan menjadi ratu di dapur itu. Ada-ada saja. Tapi memang iya juga."Umi, aku haus pengen minuman dingin," ujar Nisa sambil memegang lehernya persis di bagian bawah dagunya. "Oh iya, Umi lupa membawa air minum. Kalau begitu kita beli saja.""Hore, ke Al*a depan 'kan, Mi? Sekalian beli es krim, ya." Nisa bersorak senang, be
Baca selengkapnya