Home / CEO / Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda: Chapter 71 - Chapter 80

90 Chapters

Bab 71 : Bella ke kantor Erlangga

Bella yang menaruh curiga pada Erlangga pun, ke kantor sang suami saat pukul setengah dua belas. Saat waktu makan siang tiba. Bella yang tampil cantik dengan berpakaian dan memakai aksesoris branded yang menempel di tubuhnya main masuk ke dalam ruangan Erlangga yang kini menjadi direktur utama dan seorang sekuriti yang menyapanya kala melangkahkan kaki masuk ke area menuju ruang direktur utama pun, mengejar Bella.“Maaf Buu..., tunggu jangan main masuk saja. Ibu mau bertemu siapa?” tanya seorang sekuriti bernama Syamsul.Bella hanya melirik dengan pandangan judes ke arah sekuriti yang mengejarnya dan saat tangan sekuriti akan meraih tangannya, Bella pun mendelik dan bersungut, “Kurang ajar kamu! Kamu pikir siapa saya, Hah!” “Maaf Buu, bukannya begitu ... Tapi, aturan di kantor ini tamu wajib lapor dulu. Apa lagi saya nggak tau siapa Ibu,” sahut sekuriti tersebut masih dalam tata kramanya.Bella mendengus dan tetap melangkah hingga di depan ruang kerja Anggun. Lalu, Syamsul bergerak
Read more

Bab 72 : Emosi terselubung Bella

Erina yang membelikan makanan siang untuk Anggun pun, sampai di ruang kerja Anggun saat Erlangga dan Bella telah pergi keluar kantor. Kemudian, Anggun menceritakan kesalahpahaman yang terjadi antara ia dan Bella.“Ini Bu Anggun makanannya,” ucap Erina memberikan makanan yang dipesan“Rina, untung aja kamu nggak di sini. Kalau di sini pasti kena tampar juga kayak aku,” adu Anggun sembari menerima bungkusan nasi yang dipesannya.“Ditampar? Serius Buu? Kok sampai seperti itu?” tanya Anggun dengan mengernyitkan wajahnya.“Ya nanti dah aku cerita sama kamu. Udahlah aku mau makan dulu,” jawab Anggun berjalan keluar ruangan menuju Pantry. Namun karena rasa penasaran Erina membuat gadis muda berusia 19 tahun itu mengikuti langkah Anggun.Sekitar 30 menit kemudian, Anggun dan Erina kembali ke ruang kerjanya. Satu jam pun berlalu dan di saat mereka berdua tengah sibuk dengan pekerjaannya Erlangga kembali ke kantor sendirian tanpa di temani oleh Bella.Anggun yang melihat kedatangan Erlangga pun
Read more

Bab 73 : Bella Menyiksa Erina

Anggun yang diminta untuk memanggil sekuriti, berjalan keluar dari ruangan menuju tempat Syamsul berdiri dan memanggil sekuriti tersebut.“Pak Syam di panggil sama istrinya pak Erlangga,” ucap Anggun saat memanggil sekuriti yang masih berdiri tegak di depan pintu masuk ke ruangan direktur utama.Mendengar permintaan Anggun, membuat dahi Syamsul mengerut dan bertanya pada sekretaris Erlangga. “Ada apa ya Buu? Apa saya buat salah lagi? Padahal tadi, waktu Nyonya besar datang saya udah menyapa dan mau saya antar ke ruangan pak Erlangga, orangnya malah nggak mau.”“Bukan masalah itu Pak, udah ikut aja ke dalam ruangan pak Erlangga,” ajak Anggun yang melangkah masuk menuju ruangan Erlangga diikuti Syamsul.Mereka pun masuk ke dalam ruangan kerja sang direktur utama yang sedang mengikuti rapat. Lalu, Syamsul menghadap Bella yang kini duduk di kursi Erlangga.“Sore Nyonya besar ... Maaf, apa saya ada salah lagi?” tanya Syamsul memandang Bella dan menundukkan kepalanya.“Pak Syamsul, silakan
Read more

Bab 74 : Luka Bella

“Bella?!” seru Erlangga saat berjalan masuk ke dalam ruangannya dan melihat kondisi Erina bersimpuh di hadapan Bella dengan tubuh bagian atas hanya memakai bra dan tampak kacau.Bella yang mendengar Erlangga membentak dirinya langsung menoleh dan bertolak pinggang dan wanita cantik yang tengah marah besar itu, berbicara kasar dan kembali dengan logat dan cara bicaranya kala ia belum menikah dengan Erlangga. “Kenapa? Nggak terima ini pelacur gue siksa? Atau emang elo janji sama tuh pelacur untuk jadi istri kedua? Hah!” “Bella ... Kamu ngomong apa sih...?” tanya Erlangga mencoba untuk mencerna kejadian yang terjadi. Apalagi ia melihat sekuriti dan Anggun serta Erina ada di ruang tersebut.“Ngomong apa...? Justru gue yang tanya elo! Kenapa elo selingkuh sama sampah model gini? Kalau elo selingkuh sama cewek sekelas gue, mungkin masih gue terima! Ini elo main sama pelacur gembel gini! Najis gue sama elo, Er!” umpat Bella dengan emosi membara dan napas terengah-engah menahan amarahnya.D
Read more

Bab 75 : Janji Bella

Usai kejadian Bella mengamuk di kantor Erlangga, membuat Erlangga kian merasa terpojok dan merasa bersalah atas tindakan hinanya yang seharusnya tak pantas dilakukannya. Terlebih, Bella sering mengungkit kejadian tersebut. Hingga pada saat Bella harus kembali ke singapura untuk menemani Tiara pada saat Herlambang yang telah satu minggu di sana menghubungi Erlangga di hari Sabtu pagi.“Pagi Er, bagaimana kabarnya?” tanya Herlambang dalam sambungan telepon.“Pagi, semua baik-baik aja dan Elena memutuskan tinggal di rumahnya,” jawab Erlangga.Karena sejak kehadiran Bella dari Singapura, Elena memutuskan untuk tinggal di rumahnya agar tidak ada lagi permasalahan antara ia dan Bella. Walaupun, Mala harus bolak balik ke rumah itu untuk mengambil Asi yang telah disiapkan dalam botol-botol kaca.“Iya Lena udah cerita kalau dia tinggal di rumah kami. Uhm, jam berapa hari ini Bella terbang ke Singapura?” tanya Herlambang.“Oh iya..., Papi Her udah mau balik ya?” tanya Erlangga seperti orang lin
Read more

Bab 76 : Kenikmatan & Kerinduan Herlambang

Selama seminggu tidak bertemu dengan kekasih hatinya, Herlambang yang pulang membawa segudang kerinduan pada Elena langsung menuju rumah mereka saat jam tengah menunjukkan pukul dua belas siang kurang lima menit. Lelaki tampan nan bersahaja itu sengaja tidak memberitahukan Elena atas kepulangannya ke tanah air di mana sebelumnya Herlambang mengatakan akan pulang di hari minggu. Maka saat Erlangga dan Bella telah sepakat untuk ke Singapura, Herlambang secepat kilat menuju Changi Airport dan tiba di bandara Sukarno Hatta saat pukul sepuluh lewat tiga puluh menit. Dari Bandara, Herlambang menggunakan taxi untuk pulang ke rumahnya dan tiba di depan pintu pagar rumah Elena saat menunjukkan pukul dua belas kurang lima menit.Herlambang menekan tombol bel yang berada pada tembok yang berada di sisi kanan pagar pintu rumah Elena yang terlihat sepi. Sampai akhirnya, Bik Ijah membukakan pintu rumah tersebut dan Herlambang langsung berbicara dengan Bik Ijah untuk tidak memberitahu kehadirannya.
Read more

Bab 77 : Bella menghubungi Elena

Setelah lebih dari satu minggu, Erlangga dan Bella masih berada di Singapura. Awalnya, Erlangga hanya ingin beberapa hari saja menjenguk Tiara yang kini masih dalam perawatan di rumah sakit terbesar di Singapura. Namun, melihat kondisi Tiara yang semakin menurun, membuat Erlangga masih berada di Singapura untuk mengikuti perkembangan penyakit yang diderita oleh Tiara. Sel kanker yang ada dalam tubuhnya kini menyebar ke area paru-parunya, hingga membuat wanita cantik itu, semakin tirus dan menggunakan alat bantu pernapasan.Seperti saat ini, tepat sepuluh hari Erlangga dan Bella berada di rumah sakit. Tiara meminta pada Erlangga untuk bisa membawa Satrya yang saat itu baru berusia 1 tahun 2 bulan untuk bisa di bawa ke Singapura, kala Tiara merasa kondisi dirinya tidak akan mampu melawan rasa sakit yang semakin menggerogoti tubuhnya.“Sayang..., hubungi papi Her. Minta dia bawa Satrya ke Singapura bersama Indah. Mami mau melihat cucu Mami yang terakhir kali. Tapi, Mami nggak mau lihat w
Read more

Bab 78 : Wafatnya Tiara

Elena dan Herlambang pun terbang ke Singapura usai mendapat telepon dari Bella perihal sakitnya Tiara yang kian bertambah parah. Sekitar pukul satu siang waktu setempat, Herlambang dan keluarga kecil barunya bersama kedua pengasuh balita mereka sampai di sebuah rumah sakit swasta dengan mengajak kedua anak balita atas seizin rumah sakit. Sesampai di ruang perawatan Tiara, terlihat Bella tengah berbicara dengan Erlangga saat Elena menghubunginya dalam sambungan telepon.“Bella, gue udah di rumah sakit ini. Langsung naik ke lantai 5 ya,” pinta Elena dalam sambungan telepon.“Ya, sekarang gue keluar dari ruang perawatan,” jawab Bella menutup sambungan telepon.Setelah menutup sambungan telepon tersebut, Bella pun berkata pada Erlangga, “Er ... Papi Her udah datang. Kamu tunggu mami aja. Biar aku akan gendong Satrya.”“Udah biar aku aja yang jemput,” pinta Erlangga yang masih duduk di sofa pada ruang perawatan Tiara. Sementara Tiara sendiri masih tertidur lelap.“Udah aku aja..., nggak u
Read more

Bab 79 : Keputusan Erlangga

Usai acara 40 hari Tiara, Erlangga meminta pada Herlambang untuk merembukkan masalah status Sakti yang tidak ingin diakuinya menjadi putranya dan ia juga ingin Elena melepas tanggung jawabnya atas diri Satrya yang saat itu berusia satu setengah tahun dan Sakti berusia tiga tahun. Maka, di ruang keluarga rumah milik almarhumah Tiara, Erlangga yang sejak pemakaman Tiara tidak ingin membahas apa pun terkait kedua anak yang selama ini mereka ributkan, maka usai 40 hari almarhumah Tiara, sang putra tunggal dari pemilik rumah mewah itu ingin membicarakan secara tuntas perihal apa pun yang menyangkut almarhumah berikut amanatnya.Di ruang keluarga yang cukup besar itu, telah di siapkan dua sofa saling berhadapan dengan sebuah kertas dan bolpoin di atasnya berikut air mineral dan camilan. Terlihat Elena duduk di sebelah Herlambang mengenakan baju berwarna sama dengan corak yang sama pula. Mereka menggunakan pakaian couple, sehingga membuat Erlangga memandang keduanya berulang kali.“Makasih u
Read more

Bab 80 : Keinginan Elena & Rencana Erlangga

Empat tahun kemudian, Elena yang sejak tidak diberikan hak untuk mengurus Satrya, melanjutkan kuliah pada sebuah Universitas Swasta dalam bidang ilmu komunikasi serta mengikuti program sekolah kepribadian yang akhirnya akan mendapatkan gelar sarjana komunikasi yang akan dikukuhkan pada esok hari. Saat ini, Sakti telah berusia 7 tahun dan Satrya 5,5 tahun. Sedangkan Bella dan Erlangga justru tidak melanjutkan kuliahnya di Perth. Padahal kedua pasangan suami istri itu tinggal melewati 2 semester lagi untuk mendapatkan gelar sarjananya.Seperti di pagi ini, sekitar pukul delapan pagi, Elena yang masih kerap berbicara banyak hal dengan Jamila, menghubungi sahabatnya perihal berita bahagia atas kelulusannya yang akan dikukuhkan esok hari.“Mila..., elo sibuk nggak besok?” tanya Elena dalam sambungan telepon.“Besok sore gue ada acara ke dokter gigi. Gue mau pasang kawat gigi di bagian belakang, soalnya geraham gue agak miring,” tutur Jamila dalam sambungan telepon.“Berarti lo free ya pagi
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status