Semua Bab Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda: Bab 61 - Bab 70

90 Bab

Bab 61 : Nikmat juga Erina

Erina seorang gadis muda berusia 19 tahun akhirnya hanya diberi tugas oleh Anggun hanya untuk menulis dalam buku registrasi surat masuk dan surat keluar serta untuk membawa beberapa surat yang diberikan pada divisi terkait. Hal itu tidak diketahui oleh Erlangga, karena fokus lelaki tampan itu hanya pada pekerjaannya saja.Sampai akhirnya pada suatu pagi, kala Erlangga lebih awal ke kantor karena akan mempersiapkan laporan dan materi yang akan dijabarkan dalam ruang rapat di pagi hari sekitar jam sembilan nanti, maka Erlangga telah tiba di kantor saat jam baru menunjukkan pukul setengah delapan.“Pagi Pak,” sapa Erina kala dilihat Erlangga melangkah menuju ruangnya yang telah rapi saat ia telah bekerja hampir 2 minggu.“Pagi..., kamu kok masih diluar sini. Apa nggak bawa kunci ruangan Anggun?” tanya Erlangga.“Iya Pak, saya tunggu ibu Anggun,” jawabnya.“Buatkan saya kopi,” pinta Erlangga pada Erina yang masih memakai pakaian atasan berwarna putih dan bawahan berwarna hitam, layaknya k
Baca selengkapnya

Bab 62 : Rahasia Erlangga & Erina

Bab 62 : Rahasia Erlangga dan Erina Erlangga yang tersenyum sendiri kala memikirkan kelakuannya atas diri Erina. Apa yang dilakukan pada Erina membuatnya teringat atas Elena yang dipikir Erlangga melakukan hubungan intim saat dirinya mabuk sebulan yang lalu. Namun, Erlangga yang kini semakin menjauh dari Elena karena wanita cantik itu selalu menghindari konflik dengannya. Terlebih, saat ini Elena pulang ke rumahnya setiap malam Sabtu dan kembali pada malam Senin, hingga membuat dirinya semakin penasaran atas diri Elena yang semakin acuh tak acuh pada dirinya.“Elena itu emang unik. Maunya main kalau orangnya lagi mabuk. Apa sebaiknya besok waktu papi ke Surabaya aku mabuk aja yaa? Siapa tau Elena mau berhubungan intim denganku lagi?” tanyanya pada diri sendiri dengan membayangkan bentuk tubuh Elena yang dirindukannya.Tok ... Tok ... Tok ...Ceklek!“Pagi Er!” sapa Herlambang.Herlambang masuk ke ruang kerja Erlangga dan duduk di hadapan lelaki tampan itu. Kemudian, Herlambang pun be
Baca selengkapnya

Bab 63 : Hasrat yang lenyap

Sekitar pukul tiga sore Herlambang pun pulang ke rumah lebih awak untuk prepare keberangkatannya ke Singapura. Elena yang telah dihubungi terlebih dahulu menunggu kedatangan Herlambang bersama kedua putranya yang bermain di ruang keluarga.“Sakti..., lagi main sama mama yaa?” tanya Herlambang yang menghampiri putra pertamanya.Sakti yang menoleh ke arahnya, hanya melirik dan acuh tak acuh melanjutkan keasyikannya bermain mobil-mobilan.Elena yang melihat sikap Sakti seperti itu pada Herlambang pun menegur putranya dengan mengelus kepala putra pertamanya, “Sakti sayang..., kalau ditanya harus jawab yaa..., ayo sekarang jawab yang baik.”Dengan wajah kesal, Sakti pun menjawab dengan lafal cadelnya, “Maen obil.”“Sakti, sini peluk Papi dulu. Hari ini Papi mau pergi jauh dan lama nggak di rumah,” tutur Herlambang meraih tubuh Sakti.Sakti yang paham atas ucapan Herlambang menoleh ke arah papi kandungnya dengan wajah tampak bahagia dengan senyum kecilnya. Hingga Elena sampai terkejut dengan
Baca selengkapnya

Bab 64 : Kenakalan 2 Sepri Erlangga

Sekitar pukul enam petang kala waktu jam kantor telah berakhir, Erlangga tampak menghubungi Indra dan Alexander untuk menemani dirinya ke tempat nongkrong.“Sore Lex, sini ke kantor. Kita mau nongkrong buat cari pusing dikit. Barusan Indra udah gue hubungi dan oke katanya,” ajak Erlangga dalam sambungan telepon.“Bentar gue izin dulu sama Mila ya. Rencananya si kecil mau vaksin ulang nih,” jawab Alexander dalam sambungan telepon.“Gue yang ngomong sama Mila nih, supaya tunda dulu vaksin anaknya. Gue lagi pengen pusing ini...,” pinta Erlangga dalam sambungan telepon.Tak berapa lama, terdengar suara Jamila dari ujung telepon, “Ya Er..., kenapa emang lo mau cari pening? Emang ada masalah apa lagi sih? Bukannya si Lena udah pindah rumah?” “Hahahaha..., biasalah mumpung kagak ada si Bella, boleh dong gue nakal dikit. Gimana, bisa gue ajak Alex temenin gue?” tanya Erlangga.“Iya ajak aja. Nanti gue jalan sama tante Mitha. Tapi, ingat yaa..., jangan sampe mabuk berat Er...,” nasihat Jamila
Baca selengkapnya

Bab 65 : Elena dalam dekapan Erlangga

Alex dan Indra yang telah sampai di kantor Erlangga sempat membuka pintu ruang kerja Erlangga kala tak dilihat satu orang pun sekretaris yang biasanya berjaga di bagian depan ruang tersebut. Namun yang terjadi mereka melihat pemandangan yang tak disangkanya sama sekali. Dimana saat itu, Erlangga bersama kedua stafnya tengah menikmati surganya dunia di ruang kerjanya sendiri. Karena itu, Alexander dan Indra memilih untuk menunggu Erlangga selesai melampiaskan hasratnya dengan duduk ada sofa yang berada persis di ruang sekretarisnya.“Alex..., kenapa si Er sekarang garang banget? Emang waktu kuliah disana dia biasa gitu berhubungan sama beberapa cewek di kampusnya?” tanya Indra yang agak terkejut dengan tingkah laku Erlangga yang terhitung berubah dari SMA.“Kagaklah..., apa lagi waktu itu kan dia masih sama Elena. Mana mau Erlangga ke Club malam. Gue baru sering ke Club malam. Mungkin karena Bella kagak ada di sini, jadi sekalian dia perdaya tuh stafnya,” jawab Alexander.“Bisa jadi...
Baca selengkapnya

Bab 66 : Ketakutan Elena

Bab 66 : Ketakutan ElenaElena yang terus di desak oleh Erlangga pun, melakukan perlawanan pada lelaki tampan itu. Pada akhirnya Elena yang sebenarnya ragu untuk menendang Erlangga, akhirnya menendang perut lelaki tampan itu dengan sekuat tenaga hingga lelaki tampan itu terlempar mengenai meja yang berada di kamar itu.Dobrak!Suara keras terdengar dari dalam kamar Elena, saat tubuh Erlangga terlempar mengenai meja. Elena yang terkejut dengan tindakannya pun, memandang ke arah Erlangga yang berada dilantai beralaskan permadani dalam posisi memegang perutnya dan meja telah terguling.Bersamaan dengan suara keras itu, Satrya pun terbangun. Elena dengan langkah panjang melewati tubuh Erlangga untuk menggapai putranya yang menangis keras karena mendengar suara keras dari dalam kamar. Hingga Indah pun berlari ke lantai atas saat mendengar suara Satrya menangis.Tok ... Tok ... Tok ...“Nyonya ... Nyonya Elena...!” seru Indah dari depan pintu kamar Elena.Elena yang telah menggendong Satrya
Baca selengkapnya

Bab 67 : Maafkan Aku..., Lena.

Sekitar pukul sepuluh pagi, Erlangga yang masih merasakan aroma alkohol menggeliat kan tubuhnya ke kanan pada sebuah sofa yang ia tempati untuk tidur. Hingga tubuhnya pun terjatuh ke lantai berlapis permadani.Bruk!“Aduh!” pekik Erlangga saat sikunya mengenai kaki dari meja di kamar Elena.Lelaki tampan itu membuka matanya perlahan dengan menguap dan kembali menggeliat kan, tubuhnya ke kanan dan kiri seraya bergumam“Perasaan ini bukan kamar gue....”Sejenak kemudian lelaki tampan itu memandang ruang kamar tersebut dan kala matanya melihat foto Elena dan Herlambang yang tergantung di dinding kamar itu, membuat Erlangga terbangun dari tidurnya pada permadani kamar itu seraya mengumpat.“Sial! Apa yang udah aku lakukan pada Elena? Oh, sekarang gue harus gimana?” tanya Erlangga pada dirinya sendiri.Setelah merenung cukup lama, Erlangga pun bangun dari tempat tidurnya dan beranjak dari lantai terlapiskan permadani dan berjalan menuju wastafel yang ada persis di kamar mandi untuk mencuci
Baca selengkapnya

Bab 68 : Mama Elena sayang Erlangga

Erlangga memutuskan untuk ke rumah Herlina usai mengetahui kalau dini hari Elena bersama Sakti dan Mala pengasuh Sakti ke rumah mantan mertuanya. Namun, sebelum ia ke rumah terlebih dahulu Erlangga menggendong Satrya yang saat itu tengah bermain di ruang santai.“Indah, bawa kemari Satrya,” perintah Erlangga.Indah pun memberikan Satrya pada Erlangga yang telah bisa memanggilnya dengan sebutan papa, walaupun masih dengan ucapan yang berantakan. Erlangga membawa Satrya ke depan teras dan menghubungi Bella kembali untuk bisa melakukan hubungan video call dengan Tiara.“Sayang..., mami mana? Ini ada Satrya mau bicara sama omanya,” pinta Erlangga kala Bella menjawab panggilannya.Tak lama kemudian, terlihat wajah tirus Tiara yang tampak pucat dengan kulit wajah terlihat sedikit menghitam tersenyum bahagia melihat cucu lelakinya yang murah senyum dan mengoceh kala melihat wajah seseorang dari ponselnya.“Oma, gimana kabarnya? Makan yang banyak Oma..., enam bulan lagi Satrya akan jenguk Om
Baca selengkapnya

Bab 69 : Salah Paham

Bab 69 : Salah pahamElena dan Herlina keluar dari kamar menemui Erlangga yang sedang berbicara dengan Sakti yang tampak lebih nyaman berada di pangkuan Erlangga. Setelah itu, Herlina meminta pada Mala yang telah kembali usai mengantar Asi untuk Satrya untuk menemani Sakti bermain di kamar yang khusus di peruntukan putra Elena kala mereka menginap di rumah itu.Setelah Satrya dibawa masuk ke kamarnya untuk bermain dengan Mala, Herlina pun meninggalkan Elena dan Erlangga dengan alasan memetik beberapa tanaman cabe dan tomat yang tengah berbuah di halaman belakang rumah. Hal itu dilakukan oleh Herlina, agar terjalinnya hubungan yang baik antara Elena dan Erlangga walaupun mereka telah bercerai Erlangga yang melihat kepergian Herlina ke halaman belakang dimanfaatkan oleh Erlangga untuk bisa menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka. Saat itu Elena duduk pada sofa tunggal di sebelah kanan dan sofa yang diduduki Erlangga berada persis di hadapan Elena dengan di beri jarak oleh sebuah me
Baca selengkapnya

Bab 70 : Hasrat dalam kecurigaan

“Sayang, aku kangen...,” bisik Bella manja duduk di atas tubuh Erlangga yang terlelap saat merebahkan tubuhnya di kamar.Bella mencium bibir Erlangga lembut di sambut oleh lumatan kasar Erlangga yang merasakan sentuhan pada bibirnya. Setelah itu, Erlangga meremas bagian terkenyal Bella yang masih tertutup pakaian dan penyangganya.“Buka sayang...,” pinta Erlangga tersenyum. Di atas tubuh Erlangga, Bella melepas satu persatu pakaiannya dan Erlangga yang sejak dini hari ingin sekali melepaskan cairan kenikmatannya langsung membalikkan tubuh Bella yang telah melepas pakaian bagian atasnya. Setelah itu, Erlangga melepas celana kulot Bella dan segitiga pengamannya.Lalu, Bella yang telah lama tidak merasakan sentuhan dari bagian sensitifnya pun meminta Erlangga untuk mengemut bagian ternikmat miliknya.“Er ... Isep punyaku. Aku kangen diemut...,” pinta Bella seraya meremas-remas ke dua dadanya.Erlangga yang juga telah lama tidak merasakan aroma bagian ternikmat milik wanita langsung memb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status