Erlangga memutuskan untuk ke rumah Herlina usai mengetahui kalau dini hari Elena bersama Sakti dan Mala pengasuh Sakti ke rumah mantan mertuanya. Namun, sebelum ia ke rumah terlebih dahulu Erlangga menggendong Satrya yang saat itu tengah bermain di ruang santai.“Indah, bawa kemari Satrya,” perintah Erlangga.Indah pun memberikan Satrya pada Erlangga yang telah bisa memanggilnya dengan sebutan papa, walaupun masih dengan ucapan yang berantakan. Erlangga membawa Satrya ke depan teras dan menghubungi Bella kembali untuk bisa melakukan hubungan video call dengan Tiara.“Sayang..., mami mana? Ini ada Satrya mau bicara sama omanya,” pinta Erlangga kala Bella menjawab panggilannya.Tak lama kemudian, terlihat wajah tirus Tiara yang tampak pucat dengan kulit wajah terlihat sedikit menghitam tersenyum bahagia melihat cucu lelakinya yang murah senyum dan mengoceh kala melihat wajah seseorang dari ponselnya.“Oma, gimana kabarnya? Makan yang banyak Oma..., enam bulan lagi Satrya akan jenguk Om
Bab 69 : Salah pahamElena dan Herlina keluar dari kamar menemui Erlangga yang sedang berbicara dengan Sakti yang tampak lebih nyaman berada di pangkuan Erlangga. Setelah itu, Herlina meminta pada Mala yang telah kembali usai mengantar Asi untuk Satrya untuk menemani Sakti bermain di kamar yang khusus di peruntukan putra Elena kala mereka menginap di rumah itu.Setelah Satrya dibawa masuk ke kamarnya untuk bermain dengan Mala, Herlina pun meninggalkan Elena dan Erlangga dengan alasan memetik beberapa tanaman cabe dan tomat yang tengah berbuah di halaman belakang rumah. Hal itu dilakukan oleh Herlina, agar terjalinnya hubungan yang baik antara Elena dan Erlangga walaupun mereka telah bercerai Erlangga yang melihat kepergian Herlina ke halaman belakang dimanfaatkan oleh Erlangga untuk bisa menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka. Saat itu Elena duduk pada sofa tunggal di sebelah kanan dan sofa yang diduduki Erlangga berada persis di hadapan Elena dengan di beri jarak oleh sebuah me
“Sayang, aku kangen...,” bisik Bella manja duduk di atas tubuh Erlangga yang terlelap saat merebahkan tubuhnya di kamar.Bella mencium bibir Erlangga lembut di sambut oleh lumatan kasar Erlangga yang merasakan sentuhan pada bibirnya. Setelah itu, Erlangga meremas bagian terkenyal Bella yang masih tertutup pakaian dan penyangganya.“Buka sayang...,” pinta Erlangga tersenyum. Di atas tubuh Erlangga, Bella melepas satu persatu pakaiannya dan Erlangga yang sejak dini hari ingin sekali melepaskan cairan kenikmatannya langsung membalikkan tubuh Bella yang telah melepas pakaian bagian atasnya. Setelah itu, Erlangga melepas celana kulot Bella dan segitiga pengamannya.Lalu, Bella yang telah lama tidak merasakan sentuhan dari bagian sensitifnya pun meminta Erlangga untuk mengemut bagian ternikmat miliknya.“Er ... Isep punyaku. Aku kangen diemut...,” pinta Bella seraya meremas-remas ke dua dadanya.Erlangga yang juga telah lama tidak merasakan aroma bagian ternikmat milik wanita langsung memb
Bella yang menaruh curiga pada Erlangga pun, ke kantor sang suami saat pukul setengah dua belas. Saat waktu makan siang tiba. Bella yang tampil cantik dengan berpakaian dan memakai aksesoris branded yang menempel di tubuhnya main masuk ke dalam ruangan Erlangga yang kini menjadi direktur utama dan seorang sekuriti yang menyapanya kala melangkahkan kaki masuk ke area menuju ruang direktur utama pun, mengejar Bella.“Maaf Buu..., tunggu jangan main masuk saja. Ibu mau bertemu siapa?” tanya seorang sekuriti bernama Syamsul.Bella hanya melirik dengan pandangan judes ke arah sekuriti yang mengejarnya dan saat tangan sekuriti akan meraih tangannya, Bella pun mendelik dan bersungut, “Kurang ajar kamu! Kamu pikir siapa saya, Hah!” “Maaf Buu, bukannya begitu ... Tapi, aturan di kantor ini tamu wajib lapor dulu. Apa lagi saya nggak tau siapa Ibu,” sahut sekuriti tersebut masih dalam tata kramanya.Bella mendengus dan tetap melangkah hingga di depan ruang kerja Anggun. Lalu, Syamsul bergerak
Erina yang membelikan makanan siang untuk Anggun pun, sampai di ruang kerja Anggun saat Erlangga dan Bella telah pergi keluar kantor. Kemudian, Anggun menceritakan kesalahpahaman yang terjadi antara ia dan Bella.“Ini Bu Anggun makanannya,” ucap Erina memberikan makanan yang dipesan“Rina, untung aja kamu nggak di sini. Kalau di sini pasti kena tampar juga kayak aku,” adu Anggun sembari menerima bungkusan nasi yang dipesannya.“Ditampar? Serius Buu? Kok sampai seperti itu?” tanya Anggun dengan mengernyitkan wajahnya.“Ya nanti dah aku cerita sama kamu. Udahlah aku mau makan dulu,” jawab Anggun berjalan keluar ruangan menuju Pantry. Namun karena rasa penasaran Erina membuat gadis muda berusia 19 tahun itu mengikuti langkah Anggun.Sekitar 30 menit kemudian, Anggun dan Erina kembali ke ruang kerjanya. Satu jam pun berlalu dan di saat mereka berdua tengah sibuk dengan pekerjaannya Erlangga kembali ke kantor sendirian tanpa di temani oleh Bella.Anggun yang melihat kedatangan Erlangga pun
Anggun yang diminta untuk memanggil sekuriti, berjalan keluar dari ruangan menuju tempat Syamsul berdiri dan memanggil sekuriti tersebut.“Pak Syam di panggil sama istrinya pak Erlangga,” ucap Anggun saat memanggil sekuriti yang masih berdiri tegak di depan pintu masuk ke ruangan direktur utama.Mendengar permintaan Anggun, membuat dahi Syamsul mengerut dan bertanya pada sekretaris Erlangga. “Ada apa ya Buu? Apa saya buat salah lagi? Padahal tadi, waktu Nyonya besar datang saya udah menyapa dan mau saya antar ke ruangan pak Erlangga, orangnya malah nggak mau.”“Bukan masalah itu Pak, udah ikut aja ke dalam ruangan pak Erlangga,” ajak Anggun yang melangkah masuk menuju ruangan Erlangga diikuti Syamsul.Mereka pun masuk ke dalam ruangan kerja sang direktur utama yang sedang mengikuti rapat. Lalu, Syamsul menghadap Bella yang kini duduk di kursi Erlangga.“Sore Nyonya besar ... Maaf, apa saya ada salah lagi?” tanya Syamsul memandang Bella dan menundukkan kepalanya.“Pak Syamsul, silakan
“Bella?!” seru Erlangga saat berjalan masuk ke dalam ruangannya dan melihat kondisi Erina bersimpuh di hadapan Bella dengan tubuh bagian atas hanya memakai bra dan tampak kacau.Bella yang mendengar Erlangga membentak dirinya langsung menoleh dan bertolak pinggang dan wanita cantik yang tengah marah besar itu, berbicara kasar dan kembali dengan logat dan cara bicaranya kala ia belum menikah dengan Erlangga. “Kenapa? Nggak terima ini pelacur gue siksa? Atau emang elo janji sama tuh pelacur untuk jadi istri kedua? Hah!” “Bella ... Kamu ngomong apa sih...?” tanya Erlangga mencoba untuk mencerna kejadian yang terjadi. Apalagi ia melihat sekuriti dan Anggun serta Erina ada di ruang tersebut.“Ngomong apa...? Justru gue yang tanya elo! Kenapa elo selingkuh sama sampah model gini? Kalau elo selingkuh sama cewek sekelas gue, mungkin masih gue terima! Ini elo main sama pelacur gembel gini! Najis gue sama elo, Er!” umpat Bella dengan emosi membara dan napas terengah-engah menahan amarahnya.D
Usai kejadian Bella mengamuk di kantor Erlangga, membuat Erlangga kian merasa terpojok dan merasa bersalah atas tindakan hinanya yang seharusnya tak pantas dilakukannya. Terlebih, Bella sering mengungkit kejadian tersebut. Hingga pada saat Bella harus kembali ke singapura untuk menemani Tiara pada saat Herlambang yang telah satu minggu di sana menghubungi Erlangga di hari Sabtu pagi.“Pagi Er, bagaimana kabarnya?” tanya Herlambang dalam sambungan telepon.“Pagi, semua baik-baik aja dan Elena memutuskan tinggal di rumahnya,” jawab Erlangga.Karena sejak kehadiran Bella dari Singapura, Elena memutuskan untuk tinggal di rumahnya agar tidak ada lagi permasalahan antara ia dan Bella. Walaupun, Mala harus bolak balik ke rumah itu untuk mengambil Asi yang telah disiapkan dalam botol-botol kaca.“Iya Lena udah cerita kalau dia tinggal di rumah kami. Uhm, jam berapa hari ini Bella terbang ke Singapura?” tanya Herlambang.“Oh iya..., Papi Her udah mau balik ya?” tanya Erlangga seperti orang lin
Erlangga yang mengetahui kedatangan Herlambang, membuat lelaki tampan itu uring-uringan. Di rumah, Erlangga yang tak pernah membentak Bella atas kesalahan kecil yang diperbuatnya, di pagi hari itu saat lelaki tampan itu akan ke kantor, membuat Bella menangis atas hal kecil yang tak diduganya.“Lain kali, kamu itu mikir! Masa iya aku ke kantor pakai pakaian ini? Apa kamu pikir ini cocok aku pakai? Padahal sejak awal kamu pilihkan pakaian ini, aku sudah ngomong..., singkirkan dari lemari pakaianku! Dasar perempuan nggak bisa buat suami bahagia!” teriak Erlangga pada Bella kala wanita cantik itu mengambilkan pakaian yang tak disuka oleh Erlangga.Elizabeth yang mendengar putrinya dibentak oleh Erlangga pun masuk ke dalam kamar itu dan menegur menantunya, “Ada apa sih sama kamu? Masalah pakaian saja sampai memaki-maki Bella! Apa putriku kurang baik mengurus putramu?!” Erlangga yang terkejut dengan kehadiran Elizabeth yang datang ke kamar mereka pun melirik ke arah wanita yang telah cukup
Perselingkuhan yang dimulai oleh libido yang tak tersalurkan oleh Elena, membawanya dalam pusaran ketakutan dan hasrat yang kian tak terbendungkan. Karena sejak saat itu, mereka sering melakukan hubungan intim di ruang kerja Erlangga. Terlebih, Bella kini sudah sangat percaya pada Erlangga sejak sang suami mempunyai sekretaris seorang lelaki.Seperti pagi ini, Erlangga berpamitan di pagi hari dengan alasan akan ada kunjungan dari investor sehingga ia harus mengecek seluruh data yang diminta oleh investor tersebut. Dan Erlangga juga meminta pada Elena untuk datang pukul 7 pagi, dengan alasan yang sama. Maka, saat Erlangga telah berada di ruangan kerjanya, lelaki tampan yang telah mempersiapkan diri dengan meminum vitamin dan suplemen serta obat kuat pun, menunggu kedatangan Elena.Tok ... Tok ... Tok ...“Ya masuk,” ucap Erlangga seraya tersenyum lebar kala melihat jam baru menunjukkan pukul 7 kurang sepuluh menit.Lelaki tampan itu beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Elena y
Kepergian Herlambang dalam menjajaki pembukaan perusahaan baru atas nama putranya Sakti, membuat Elena merasa kesepian saat berada di rumah. Wanita cantik itu lebih suka menghabiskan waktu di kantor, karena lebih cepat waktu berlalu dibandingkan saat ia berada di rumah. Terlebih saat ini, Sakti yang kini telah berusia 9 tahun, lebih banyak kegiatan ekstra di sekolah atau pun di tempat bimbel serta tempat olah raga.Seperti saat ini, setelah dua minggu berlalu, Elena yang merasa kesepian karena sang putra harus melakukan kegiatan olah raga memilih untuk ke rumah Herlina. Di rumah Herlina, Elena biasanya mengobrol banyak hal pada sang mama yang telah semakin menua.“Lena..., mama kangen sekali sama Jamila. Apa kamu bisa menghubungi Jamila?” tanya Herlina.“Ya Maa.., sekarang Lena hubungi Mila,” jawab Elena.Satu jam kemudian, Jamila yang diminta datang ke rumah Herlina pun, menyambangi wanita yang telah dianggap mamanya pula. Mereka bercengkerama dan bercerita pada masa tinggal di sebua
Sejak Erlangga mengajak makan siang Elena, hubungan mereka kian akrab. Keakraban mereka tanpa diketahui pasangan masing-masing telah terjalin selama 2 tahun sejak Elena menjadi kepala cabang dari perusahaan EDC tersebut. Namun, selama ini keakraban mereka hanya sebagai atasan dan bawahan, ayah dan ibu dari seorang pewaris utama. Dan mereka juga sering bercerita tentang rumah tangga masing-masing dengan kebahagiaan masing-masing serta membicarakan tumbuh kembang Satrya di bawah pengawasan Bella, ketika mereka makan bersama di saat Herlambang keluar kota. Hal ini mereka lakukan, agar tidak adanya kesalahpahaman atas hubungan yang kini terjalin di antara mereka. Seperti saat ini usai mereka mengikuti rapat di sebuah Bank Swasta, mereka pun makan bersama pada sebuah restoran. Di momen ini, Elena mulai mengeluhkan perihal diri Herlambang pada Erlangga. Dan hal itu jelas membuat Erlangga terkejut. Karena selama ini, Elena sangat bersemangat jika membicarakan tentang Herlambang yang sering
Erlangga yang sejak awal ingin memutuskan hubungan dengan Anggun akhirnya dapat dengan mudah melempar wanita yang semakin ingin memilikinya. Sementara, Elena yang telah dua kali ditolong Erlangga saat menghadapi kendala di tempatnya bekerja merasa berhutang budi atas segala tindakan yang telah dilakukan oleh Erlangga pada dirinya. Maka, usai pemecatan yang dilakukan langsung oleh HRD, Erlangga memanfaatkan kejadian itu dengan mengajak Elena untuk keluar makan bersama, kala wanita nan cantik jelita itu sedang menghadap di ruang kerjanya. “Terima kasih Pak, sudah menolong saya dari kekasaran sekretaris Bapak,” ucap Elena tersenyum samar.“Sama-sama. Memang selama ini, aku sempat dengar beberapa staf komplain ke HRD perihal perangai Anggun yang arogan dan kurang bisa diajak kerja sama. Finalnya ya tadi itu. Berarti dia itu orang yang nggak bisa menghormati orang lain, terlebih orang baru seperti kamu,” tutur Erlangga basa-basi dengan memikirkan siasat agar Elena bisa diajak makan bersam
Sejak Elena bekerja di perusahaan milik keluarga Erlangga dan Herlambang, lelaki tampan itu sudah membuka percakapan untuk memberitahukan istrinya perihal Elena. Namun, setiap kali Erlangga membuka percakapan tentang Elena. Bella selalu menolaknya dan hal itu telah dilakukan beberapa kali, hingga akhirnya Elena telah bekerja di bawah kepemimpinan Erlangga selama tiga bulan.Erlangga kembali memberitahukan Bella perihal Elena pada pagi hari sebelum lelaki tampan itu berangkat ke kantornya di sebuah meja makan saat mereka sarapan pagi. “Sayang, aku ingin memberitahu kamu tentang Elena,” ucap Erlangga saat menyelesaikan suapan terakhir sarapannya.“Aku nggak mau tau!” ujarnya sembari meletakkan gelas usai ia meneguk air mineral yang ada dalam gelas panjang bening miliknya.“Sayang ... Mau nggak mau kamu harus mendengar penjelasanku sebelum kamu menuduhku macam-macam,” ujar Erlangga menyeka bibirnya dengan serbet putih.“Menuduh...? Maksudnya menuduh siapa?” tanya Bella menghentikan sua
Tiga bulan setelah Elena menyandang gelar sarjana manajemen and Business, wanita cantik itu pun mulai memberanikan diri untuk terjun langsung dalam bisnis yang digeluti oleh Herlambang setelah suami tercintanya menjelaskan secara rinci perusahaan yang selama ini dimiliki oleh Erlangga dan dirinya. Dimana, perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan beberapa Bank yang menawarkan jasa dalam pengembangan digital seperti mesin EDC.Selama ini, perusahaan tersebut telah menjadi distributor utama mesin EDC, sebuah mesin yang digunakan untuk bertransaksi di beberapa merchant seperti resto, butik, swalayan termasuk hotel-hotel. Kalau selama ini, perusahaan ini hanya sebagai pemasok mesin EDC atau mesin gesek untuk transaksi yang dilakukan beberapa merchant terkait, kini sejak kehadiran Erlangga dan menyandang sebagai CEO, lelaki tampan itu melakukan terobosan baru dengan mendirikan anak perusahaan yang mengelola mesin EDC berikut System IT yang dikembangkan sebagai inovasi dari mesin EDC ya
Bella yang telah kesal dengan Elena tak mampu melampiaskan kemarahannya pada wanita cantik itu. Untuk melampiaskan kekesalannya pada Erlangga pun, bukan suatu yang bisa ia lampiaskan. Apa lagi mengikuti cara Elizabeth. Kalau saja dirinya tidak mandul, mungkin ia sudah memaki-maki dan melampiaskan kekesalannya pada Erlangga dan Elena. “Sekarang, Bella harus gimana Maa?” tanya wanita cantik nan judes itu sembari memegang dan memijat-mijat dahinya.“Kasih aja foto ini, tanya baik-baik pada Erlangga. Kenapa dia harus bohong jika harus bertemu dengan Elena? Dengan begitu, Erlangga akan semakin menghormati dan menganggap dirimu memang berkelas. Jangan marah-marah ... Pakai akalmu,” nasihat Elizabeth.“Mama sih, gampang. Pakai akal ... Mama aja yang tahu Papa nikah sama sekretarisnya langsung labrak dan buat Papa malu di kantornya dan lebih memilih wanita itu...,” cibir Bella yang kesal atas nasihat Elizabeth.“Bella, kenapa Mama minta cerai? Karena untuk apa juga Mama urus Papa kamu yang u
Bella yang penasaran atas cerita Elizabeth atas diri Erlangga sedikitnya merasa penasaran atas apa yang dikatakan mamanya. Karena itu, usai ia melakukan Nail pada kuku jemari tangan dan kakinya, wanita cantik itu dengan keraguan di hatinya beberapa kali meraih ponselnya dan meletakkannya kembali dengan bermonolog.“Aku nggak bisa curiga seperti itu terus menerus sama Erlangga. Kalau ternyata kecurigaanku salah dan apa yang dituduhkan mamaku hanya berita kebohongan, bagaimana cara aku mempertahankan mama tinggal disini?” tanyanya pada diri sendiri.Bella yang ragu untuk menghubungi Erlangga, kembali meletakkan ponselnya untuk ke sekian kalinya. Hingga akhirnya, wanita cantik itu memanggil Indah yang biasanya sedang menonton televisi di kamar Satrya.“Indah...! Indah...!” panggil Bella setengah berteriak hingga membuat beberapa pelayan di rumah itu, berlari ke ruang keluarga.Melihat dua orang pelayan di rumah itu tergopoh-gopoh berlari ke arah Bella yang ada di ruang keluarga, membuat