Home / Rumah Tangga / Ibu Susu Anak Hot Duda / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Ibu Susu Anak Hot Duda: Chapter 101 - Chapter 110

192 Chapters

101. Pesta BBQ yang Hot

Max melihat istrinya di area perenpuan yang terlihat tidak nyaman, ia kemudian menyerahkan baby Axel pada Lorey tapi malah Dani sang kakek juga ingin menggendong cicitnya, jadi keduanya berebut untuk menggendong baby Axel. Untunglah baby Axel tidak rewel, karena kalau rewel pasti hanya Lisa yang bisa menenangkannya, sehingga sekarang keduanya bergantian untuk menggendong baby Axel. Namun, yang menang tetaplah Dani, ia sangat ngotot karena begitu merindukan cicitnya itu. Meskipun tubuhnya sudah rentan, ia tetap ingin memeluk balita lucu itu yang sedang aktif-aktifnya. Max berjalan untuk membakar barbeque yang sudah disiapkan oleh pembantu untuk ia dan Lisa. Ia menyiapkan bumbu-bumbunya bersama dengan Bapak-bapak lain yang juga bertugas untuk memanggang daging, kemudian ia memanggangnya dengan santai. Kaus lengan panjangnya yang membentuk tubuh kekarnya itu ia gulung ke atas, dan memperlihatkan tangannya yang memenuhi kriteria para wanita sekarang. Tak lama, Lisa mendekat dan bertanya
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

102. Lebih Panas

"Nggak gitu ...." Namun Max tahu bahwa Lisa sedang menyembunyikan hal lain. "Terus kenapa kamu bilang nggak ada masalah? Padahal aku tahu kamu lagi tertekan tadi," ungkap Max dengan nada yang sehalus mungkin. Lisa menunduk dan memainkan daging yang ada di piringnya, "Aku ... aku cuma tadi ... ditanyain kerja, aku lulusan apa, dan kontribusi di masyarakat, terus aku udah punya prestasi apa." "Mereka bully kamu?!" tanya Max langsung to the point. Lisa menggeleng, "Ya bukanlah, kan mereka cuma tanya tapi, dari pertanyaan itu aku jadi sadar, kalau ternyata aku belum bisa sepadan dengan kamu. Kayaknya aku harus terima saran kamu yang bilang aku harus kuliah atau kerja." Max jadi bingung padahal Lisa kemarin-kemarin bertekad sekali ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik. "Aku nggak masalah kamu nggak jadi apapun, Sayang. Aku cinta sama kamu yang sekarang. Aku tulus sama kamu, nggak perlu kamu jadi apapun." Lisa mengerti itu, "Aku tahu tapi, aku kan hidup bukan hanya dengan ketulus
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

103. Back to Home 1

Lisa cemberut karena Max menggempurnya sampai menjelang subuh, padahal mereka sudah berencana kembali ke rumah tapi Max membuat tubuhnya sakit semua. "Maafin aku ya, Yang," bujug Max lembut. Kini Lisa sedang menyusui baby Axel dan Max duduk di sampingnya sambil ngelendot untuk membujugnya dengan jurus andalannya, bersikap manja. "Gak ah, kamu ngeselin. Masa kita udah mau pulang malah kamu minta terus!" balas Lisa melengos. "Iya aku salah, maafin deh, aku juga lupa kalo hari ini mau pulang. Efek udah tua nih, maaf ya." "Hemmp!" Lisa masih kesal dan tak mau bernegosiasi, akhirnya Max meminta pembantu membawa makanan mereka ke kamar dan Max berniat menyuapi istrinya. "Makan dulu, Yang." Lisa menggeleng, "Aku bisa sendiri." "Aku tau, tapi kan kamu lagi nyusuin. Yok buka mulutnya, aaaa." Awalnya Lisa ingin jual mahal sedikit lagi tapi perutnya sudah lapar, apalagi energinya terkuras semalam. Akhirnya ia membuka mulutnya dan menerima suapan dari suaminya yang masih saja terlihat ta
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

104. Back to Home 2

Rencana pulang ke Indonesia berjalan seperti jadwal, Max terlihat banyak diam. Awalnya Lisa membiarkannya karena mungkin Max butuh waktu berpikir, akan tetapi itu malah keterusan sampai dua jam lamanya, dari baby Axel masih ceria sampai anak imut itu tertidur di pangkuan sang ibu susu. "Max!" panggil Lisa dengan suara halus, sambil mengelus tangan suaminya. Max terlihat agak kaget dan tersenyum pada istrinya. "Hem, kenapa Yang?" "Kamu ngelamun dari tadi, ada apa?" tanya Lisa berusaha mencari penyebab. Max menghela napas, "Maaf tapi, aku belum bisa cerita." "Oh, oke. Tidur dulu gih, biar agak ringan pikirannya," ujar Lisa. Max pun mengangguk dan menyenderkan kepalanya di pundak istrinya dengan santai. Kenyamanan yang diberikan Lisa lewat elusan tangannya pada lenganya, membuat Max semakin merasa aman dan nyaman. Ia tahu bahwa Lisa jauh lebih kecil darinya, ia tahu tubuhnya lebih besar dari Lisa tapi, dalam keadaan seperti ini ia merasa bahwa Lisa jauh lebih luas, seperti dunia yan
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

105. Pengertian dan Tahu Diri

Max pulang ke rumah membawa pekerjaannya, memakai kacamata baca dan menatap dokumen dan komputer dengan serius. Sementara itu, Lisa yang baru bangun tidur setelah istirahat pun melihat suaminya. Max sedang berkutat dengan pekerjaannya di ruang kerjanya yang ada di sebelah kamarnya. Sebenarnya ia akan memeriksa baby Axel di kamarnya tetapi batal karena suaminya. Ia pun mengetuk pintu dan masuk ke dalam. "Assalamualaikum, Papa!" sapanya manis. Max yang sedang serius dengan pekerjaannya pun langsung menoleh, "Hem, waalaikumsalam, Sayang. Udah istirahat?" tanya Max dengan senyum manisnya. Senyum yang selalu membuat Lisa terpesona, ia kemudian membalas senyum sang suami. "Kamu bawa kerjaan kamu ke rumah?" tanya Lisa. "Ya gitudeh, soalnya aku juga nggak mau terlalu forsir tubuh seperti yang istriku bilang." "Tapi kam kalau di rumah kerja sama aja." "Ada bedanya dong," ujar Max. "Tempat?" Max menggeleng dengan senyum nakal, "Yah, bedanya kalau aku di rumah bisa lihat kamu, jadi ngg
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

106. Skandal Xanon

Xanon hanya diam tatkala ibunya berbicara dengan seorang pengacara kiriman Maxell, si Boss besar di perusahaan tempatnya menjadi model utama pada produk kecantikannya. Ia tak menyangka, orang kelihatan dingin dan tak perduli padanya, adalah orang yang membelanya di saat-saat seperti ini. Bahkan pacaranya yang merupakan seniman tidak dikenal juga tidak bisa menghubunginya karena barang elektroniknya disita oleh sang ibu, takut membuat Xanon tambah stres. "Kedatangan saya ke sini untuk memenuhi perintah Pak Maxell, beliau meminta agar saya membela nona Xanon di konferensi pers besok. Kami telah menyiapkan bukti untuk melepaskan nona Xanon dalam kasus ini." Vera yang merasa mendapat jalan kalau pun sangat berterima kasih padanya, ja sangat senang dan lega karena mendapat batuan kuat dari pebisnis terkaya di Asia. Bahkan Max benar-benar secara total ingin mengeluarkan Xanon dalam skandal itu. Ia memang benar-benar pebisnis sejati yang baik, karena yang sudah terjadi adalah Xanon dikelua
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

107. Membiarkan Xanon Memutuskan

Kasus skandalnya telah menyusut, Xanon merasa bahwa ia tak ingin terlibat di dunia entertaimen lagi. Ia mengaku kalah dan lemah dalam pertahanannya sebagai artis papan atas. Meski begitu, ia ingin membalas Max untuk terakhir kalinya, dengan cara menjadi model di produk baru perusahaannya. "Saya menghagai segala upaya Pak Maxell untuk saya, tapi saya tak bisa meneeuskan kontrak ini bahkan jia saya harus ganti rugi. Jadi tolong, biarkan saya menebus untuk yang terakhir kali dengan menjadi model produk baru kalian." Max mengangguk-angguk penuh pengertian, "Oke, sahkan. Saya juga gak bisa memaksa, hanya berharap bahwa Nona akan terus ada di perusahaan ini sebagai model tamu, bagaimana?" Xanon berpikir sejenak, sebelum Max menyatakan lebih jauh lagi. "Tenang saja, Saya hanya minta Anda pemotretan tidak terikat seperti di agensi Anda." "Em ... baik, asal tidak terikat." Max tersenyum, "Terima kasih. Senang bekerjasama dengan Anda, Nona Xanon." "Sama-sama, Pak." Kemudiam Xanon menole
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more

108. Cinta Menebus Banyak Hal

Konferensi pers Xanon pun diadakan dengan lancar, ia berpesan pada semua orang bahwa ia bahagia dengan apa yang ia lakukan sekarang. "Saya sangat berterima kasih pada para fans, mereka sangat memperhatikan saya. Bahkan mereka dengan gigih tidak menginginkan kekasih saya untuk bersama saya karena kasih sayang mereka tapi, mohon maaf. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya ingin memberitahu pada semua pihak bahwa saya bahagia bersamanya." Randy ada di sudut ruangan menontonnya, tetapi malah menjadi sorotan sekarang atas ucapan kekasihnya yang mengharukan. "Mungkin, secara fisik masih ada orang yang jauh lebih tampan dari pacar saya tapi, saya mencintainya dengan tulus, begitupun sebaliknya." Ia tersenyum oada semua orang, ibunya Vera juga mendampinginya di sana. "Saya menemukan banyak pria yang mungkin lebih tampan, kaya dan memiliki status sosial yang baiknya luar biasa tapi ternyata, saya berkali-kali dikecewakan oleh mereka yang hampir sempurna itu. Saya bukan menurunkan standar saya
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

109. Kecantikan Fisik vs Hati

Baby Axel menangis ketika melihat neneknya datang. Entah itu adalah naluri kewaspadaan yang ada pada diri anak-anak yang masih polos, atau karena memang Baby Axel tidak menyukainya. Namun secara tidak langsung, baby Axel langsung menempel pada sang Ibu sambung dan terus menangis minta dijauhkan dari neneknya. Lisa pun tetap menyambut Diana dengan semaksimal mungkin dengan kemampuannya sambil menenangkan Baby Axel. Namun, sepertinya Diana juga terlihat terganggu dengan suara tangisan bayi yang keras itu. Akhirnya, ia pamit ke kamarnya dan ingin istirahat. "Selamat istirahat, Mom," ujar Lisa tetap ramah. Seperti biasa, Diana mengabaikannya dan pergi dengan tenang. Alhasil Lisa bisa fokus menenangkan putranya. "Baby Ax, kenapa Sayang ... mok kamu kayak gini sih sama Oma?" tanya Lisa pada baby Axel dengan suara lembut. Baby Axel lucu dnegan sikapnya, ia langsung berhenti ketika Diana pergi. Itu sangat aneh dan membuat Lisa ingin tertawa dengan kelakuan si balita tampan itu. "Mama ak
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

110. Kelalaian Max dan Petaka yang Datang

Ini salahnya, Max menyerahkan perekrutan model baru pada pihak personalia tanpa briefing. Masalahnya adalah kandidat yang diterima adalah Baby, orang yang sangat ingin ia hindari. Sayangnya semuanya sudah selesai dan Baby sudah diberitahu bahwa ia akan diterima di perusahaannya untuk menjadi model. Kejadian itu membuat perasaan Max semakin tak karuan, ia sekali lagi merasa terganggu atas kehadirannya. Meskipun ia berusaha meyakinkan diri bahwa tidak akan ada buruk yang terjadi tetapi, ja tahu Baby orang yang sama seperti ibunya, pantang menyerah dan terus mengejar apa yang ia inginkan sampai dapat. Sementara itu ialah sebagai objek obsesi dari Baby. Tentu hak itu membuatnya semakin tidak fokus menjalani pekerjaannya, padahal ia sudah pusing atas kehadiran ibunya yang tiba-tiba dan bertahan sampai sekarang. Ia hanya takut Ibunya dan Baby akan bekerja sama untuk mendapatkannya. Bisa jadi Baby mengambil kesempatan itu untuk membuatnya takluk dengan bantuan ibunya. "Arrrrgh!" erangnya m
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status