Home / Rumah Tangga / Ibu Susu Anak Hot Duda / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Ibu Susu Anak Hot Duda: Chapter 81 - Chapter 90

192 Chapters

82. Shock

Max sangat terkejut ketika melihat tubuh istrinya penuh dengan luka lebam yang sudah ditangani tetapi masih meninggalkan bekas di sana. Pantas saja beberapa kali ketika ia menyentuh istrinya, Lisa terlihat sangat kesakitan tetapi ia masih menahan. Kini Lisa sudah selesai menyusui baby Axel, makannya ia bisa menunjukkan lukanya pada sang suami. "Kenapa kamu selalu tutupi semuanya sendiri? Apakah aku nggak cukup mampu untuk melindungi kamu hanya arena sebuah kejujuran, ketika tubuh kamu saja disakiti ...." sesal Max merasa hancur. Lisa merasa sangat bersalah pada sang suami karena sudah menutupi semuanya. "Apakah kamu pikir aku seperti pria bodoh yang akan tetap membela ibunya yang sudah menyiksa istri yang ia nikahi dengan penuh cinta?" tanya Max lagi. Lisa menggeleng, "Aku minta maaf ...." ujarnya menitihkan air mata. "Aku nggak bermaksud buat kamu nggak berdaya, aku cuma nggak mau kamu sama ibu kamu gak baik." "Lis, hubungan kami memang nggak baik dari awal tapi, bukan berarti i
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

83. Ungkapan Marchel

"By the way, lu ke sini mau ngapain lu?" tanya Max. "Pertanyaan lu kayak gak berharap banget gue ke sini," gumam Marchell sebelum menyesap tehnya. "Wih, enak nih teh merk apa?" Max memutar bola matanya kesal melihat Marchell yang kadang suka bertela-tele, "Cih, bukan gitu, Bro. Ya ampun sensi amat sih lu! Maksudnya kan elu tuh biasanya sibuk dan kata lu ini lebih penting. Nah hal pnting apa yang buat lo sampai jauh-jauh ke sini maksud gue?" Marcel pun tertawa, "Haha! Ada banyak hal yang harus gue selesein di sini, pertama ... ini tentang nyokap lu dan nyokap gue." Mendendengar itu Max agak terkejut, ia sudah lama tidak dengar tentang ibu Marchell dan ia jadi penasaran sekaligus takut karena Marchell menyebut Diana juga. "Gue tahu persis bahwa perselingkuhan antara Nyokap gue dan Bokap kita itu bukan hal yang bisa dibenarkan apapun alasannya, dan gue sadar diri akan hal itu. Makanya gue nggak pernah berambisi untuk masuk di keluarga Alexander dan milih hidup sendiri tanpa membawa n
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

84. Bantuan Lorey

Max dan Lisa saling tatap terkejut. "Siapa namanya?" tanya Marcell polos. "Nunum!" teriak Baby Axel tiba-tiba. "Ya, Hanum namanya," tambah Lisa. Anaknya yang mulai pandai bicara memang sering digendong oleh Hanum, terutama saat memilih baju, Hanum terus memaksa untuk bersama baby Axel meski awalnya bayi itu menolak. Namun, Hanum yang dasarnya suka anak-anak bisa menaklukkan hati sang bayi tampan itu. "Hanum?" tanya Marcel. "Iya ini Hanum, dia sahabat aku yang satu jurusan dan kami juga magang bersama di perusahaan Max." "Kalau boleh, apakah aku bisa lebih dekat dengannya?" "Hem ...." Lisa tersenyum kaku dan ia menoleh ke arah Max. "Gue bantuin deh tapi, kita harus pakai strategi cerdas dan itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang berani," ujar Max sok misterius. Lisa jadi curiga, Apa yang mau kalian lakukan sama sahabat aku?" tanyanya. "Tenang aja Lisa, Sayang. Dia nggak akan kenapa-napa tapi, dia akan ketemu jodohnya hahaha!" ujar Max gembira. Begitupun Marcel yang ikut te
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

84. Mesra-mesraan Depan Jomblo

Di rumah yang luas itu, rasanya sangat sempit tatkala Marcell terus meihat kebucinan dua sejoli yang baru nikah beberapa minggu itu. Bahkan keduanya tak menyadari eksistensi lain, malah sibuk peluk-pelukan, kadang Max nyosor di sembarang tempat. Sekarang, saat makan malam, Marcell juga harus disuguhkan dengan Marcell yang minta disupi. Kungkin sekali, sampai lima kali Marcell akan sabar tapi ini tak terhitung lagi. "Gue sebenernya mau ngomong dari kemarin ya, lu berdua keknya bener-bener gak menyadari eksistensi manusia lain ya di sini. Ada orang woy!" Max langsung ngakak mendengar protes Marcell, seolah puas membuat si jomblo terganggu. Sementara Lisa merasa malu karena ditegur kakak iparnya. "Iri bilang, Boss!" ledek Max. "Asu!" balas Marcell dalam bahasa Spanyol. Untunglah Lisa tak mengerti, tapi bukannya kapok, Max malah menikmati kondisi itu dan terus minta disuapi. Marcell masih di Indonesia, bukan untuk liburan tentu saja. Orang kaku seperti Marcell tidak sempat untuk l
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

85. Rencana ke Barcelona

Marcell melakukan seperti apa yang Max sarahkan agar terlihat alami. Saat keduanya masuk ke kantor, semua mata langsung tertuju pada mereka, dua orang tampan yang tidak kira-kira itu. Mereka mampu membuat semua mata tersihir untuk menatap ke arah mereka. "Mana orangnya?" tanya Marcell. Max hanya bisa menghela nafas dan kemudian mengajaknya masuk ke dalam lift khusus CEO. Di dalam lift Max meneruskan pembahasan mereka. "Hem, jadi lu mau pakai cara apa dulu?" "Gimana kalau gua pake cara kerjasama proyek aja? Kebetulan kantor gue lagi ngerencanain." "Tapi kan kantor kita ngurus kasus yang berbeda, Bro. Kantor yang ditempatin Hanum itu di kantor Beaty Bell, alias kantor untuk memproduksi produk kecantikan dan ini lu kan perusahaan konstruksi, mana bisa kita bekerja sama?" "Ya kan elu juga punya cabang kantor untuk kontruksi. Itu juga bisa jadi alasan sih, biar gue ke situ juga." Max tak habis pikir dengan otak kakak tirinya yang mendadak berhenti tatkala membicarakan soal cinta. "
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

86. Tetap Sat Set

"Lisa, kamu tahu nggak sih? Kemarin aku ketemu sama seseorang dan dia punya nama Alexander. Sebenarnya aku mau cerita ini semalam tapi, kamu nggak buka WA, jadi aku nggak jadi cerita," ujar Hanum. "Hehe! Maaf Num, biasalah tadinya yang aku malem-malam cuma tidur dan sama jaga Dede bayi, sekarang udah lain cerita." "Iya iya, Nyonya Alexander, aku tahu kok," ujar Hanum terkikik. "Hehehe, jadi maksud kamu cowok yang punya nama Alexander itu, siapa?" "Kalau nggak salah, namanya Marcell Alexander." Lisa terkejut, ternyata kakak iparnya sudah sat set menemui gadis impiannya. Ia hanya tersenyum yang tidak bisa dilihat oleh Hanum. "Oh, keknya itu Kakak iparku deh." "Kakaknya Pak Maxell?" "Iya, emang kamu ketemu di mana? Ngapain aja?" "Dih pertanyaannya. Gak ngapa-napain, aku waktu itu kan biasa lah ... anak baru suka dijadiin babu kan sama orang-orang kantor. Terus aku bawa kopi banyak banget kaan, nah dibantuin tuh sama orang itu. Orangnya baik banget sih, ngasih nasehat ke aku juga
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

87. Marcell Maju Terooos

Marcell memutar bola matanya ketika melihat panggilan dari Max. "Ngapain lu telepon gue?" tanyanya songong. "Ini nih, orang gak tau terima kasih. Lo di mana sekarang?" "Ya ... yang penting gue nggak di rumahnya orang yang lagi kasmaran, oke?" "Ya ampun, lu baperan sama gue dan istri gue?" tanya Max sembari tertawa ngakak. "Haha, ya enggak baper, cuman nggak nyaman aja. Anjir lu kalau mau mesra-mesraan jangan di depan karyawan lu juga kali." "Mereka fine-fine aja tuh." "Ya iyalah. Mereka fine-fine aja mereka nggak berani ngomong sama lu, Anjir! Dan lu sekarang ngomong Mmereka fine-fine aja? Dih lu bodoh atau gimana?!" Max terkekeh mendengarnya, "Ya udah sih, nggak usah baper. Lagian lu kan lagi berjuang buat calon bini lu, gimana sekarang perkembangannya?" Marcell kemudian tersenyum. "Ya gitu deh ...." "Nhgak usah rahasia-rahasiaan lu, lu udah maju kan?" "Maju gimana maksud lo?" tanya Marcell sok polos. "Lu udah ketemu sama Hanum, kan di lobby?" "Haha, lo stalking gue?"
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

88. Ulang Tahun Baby Axel

Acara ulang tahun baby Axel akan dimulai. Lisa tengah menggendong sang anak di samping suaminya dan menyambut tamu. "Ngomong-ngomong, kamu ngundang orang banyak banget," ujar Lisa. Ia juga tidak menyangka kalau yang diundang oleh Max adalah teman-teman bisnisnya yang memiliki anak kecil dan juga teman-teman Lisa sendiri yang juga sudah memiliki anak tapi, heran karena mereka sebenarnya tidak terlalu akrab dengan Lisa. Bahkan ada salah satu kelompom pembully Lisa saat SMP dan SMA yang diundang oleh Max. Lisa jadi tak bersemangat setelah melihat mereka, karena ia masih melihat mereka sebagai orang yang dulunya paling depan membullynya. Mereka membully Lisa karena ia memiliki tubuh dewasa sebelum waktunya, jadi Lisa tidak memiliki ingatan yang baik tentang mereka. "Iya, dong ... aku sengaja buat mereka datang, agar mereka bisa lihat bahwa Lisa yang dulu mereka bully ternyata sudah memiliki suami yang tampan dan kaya seperti aku," balas Max menaik turunkan alisnya. Lisa memutar bola
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

89. Pembully Kembali

Banyak kenangan buruk yang Lisa dapat dari teman-teman SMP dan SMAnya, ia sering dibully dan hanya memiliki satu teman yaitu Mei. Namun, yang lain lebih memilih diam dan tidak peduli padanya, mungkin ada yang ingin menolong tapi tak cukup kekuatannya. Ada sekelompok yang paling depan membullynya hanya karena ibunya seorang pelacur dan ia lahir darinya, kemudian ia diperlakukan seperti jalang, bahkan beberapa laki-laki melecehkannya karena tahu latar belakang ibunya. Sungguh, jika saat itu ia memiliki uang, ia akan pindah dari lingkungan itu, lingkungan yang sebenarnya tidak terlalu layak untuk ditinggali tetapi penuh dengan manusia-manusia yang tidak menghargainya sebagai seorang perempuan yang menjaga diri. Hinaan yang setiap hari ia dapat masih membekas meski ia sudah memaafkan mereka yang menyakitinya. Lisa selalu berusaha untuk tidak balas dendam tapi, kini suaminya malah memberikan peluang baginya untuk balas dendam lewat acara ulang tahun itu. Setelah acara potong kue selesai,
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

90. Bumerang

Bukan Max namanya kalau tidak memiliki rencana. Ia sudah menyiapkan rencana yang sangat rapih dibalik perdebatan itu. Ia mempersiapkan sebuah layar yang sudah ia pesan kepada bawahannya untuk dipasang dari kemarin. Namun, Lisa memang tidak menyadari hal itu karena waktu itu sedang sibuk bersama anak mereka. Jadi itu kesempatan untuknya memasang layar di dinding kosong yang warnanya sama dengan warna layarnya itu, yaitu warna putih. Lisa pun yang memang tidak terlalu peka, mungkin fokusnya terpecah karena mengurus ini itu, jadi ia tidak teliti pada sekitar sehingga Max menyiapkan LCD proyektor untuk menampilkan adegan-adegan yang sudah ia dapat sebelumnya untuk kemudian diperlihatkan di depan banyak orang. Ia tidak merasa bersalah akan hal itu, karena para pembully ternyata tidak lapar juga dan terus mempermalukan Lisa di depan banyak orang. Di sana juga banyak teman-teman sekolah Lisa yang terkejut ketika melihat video itu. Lisa sendiri juga terkejut, ia dan Mei sebenarnya pernah mem
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more
PREV
1
...
7891011
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status