Poor Abang Marcell T_T See u next part :D
Marcell melakukan seperti apa yang Max sarahkan agar terlihat alami. Saat keduanya masuk ke kantor, semua mata langsung tertuju pada mereka, dua orang tampan yang tidak kira-kira itu. Mereka mampu membuat semua mata tersihir untuk menatap ke arah mereka. "Mana orangnya?" tanya Marcell. Max hanya bisa menghela nafas dan kemudian mengajaknya masuk ke dalam lift khusus CEO. Di dalam lift Max meneruskan pembahasan mereka. "Hem, jadi lu mau pakai cara apa dulu?" "Gimana kalau gua pake cara kerjasama proyek aja? Kebetulan kantor gue lagi ngerencanain." "Tapi kan kantor kita ngurus kasus yang berbeda, Bro. Kantor yang ditempatin Hanum itu di kantor Beaty Bell, alias kantor untuk memproduksi produk kecantikan dan ini lu kan perusahaan konstruksi, mana bisa kita bekerja sama?" "Ya kan elu juga punya cabang kantor untuk kontruksi. Itu juga bisa jadi alasan sih, biar gue ke situ juga." Max tak habis pikir dengan otak kakak tirinya yang mendadak berhenti tatkala membicarakan soal cinta. "
"Lisa, kamu tahu nggak sih? Kemarin aku ketemu sama seseorang dan dia punya nama Alexander. Sebenarnya aku mau cerita ini semalam tapi, kamu nggak buka WA, jadi aku nggak jadi cerita," ujar Hanum. "Hehe! Maaf Num, biasalah tadinya yang aku malem-malam cuma tidur dan sama jaga Dede bayi, sekarang udah lain cerita." "Iya iya, Nyonya Alexander, aku tahu kok," ujar Hanum terkikik. "Hehehe, jadi maksud kamu cowok yang punya nama Alexander itu, siapa?" "Kalau nggak salah, namanya Marcell Alexander." Lisa terkejut, ternyata kakak iparnya sudah sat set menemui gadis impiannya. Ia hanya tersenyum yang tidak bisa dilihat oleh Hanum. "Oh, keknya itu Kakak iparku deh." "Kakaknya Pak Maxell?" "Iya, emang kamu ketemu di mana? Ngapain aja?" "Dih pertanyaannya. Gak ngapa-napain, aku waktu itu kan biasa lah ... anak baru suka dijadiin babu kan sama orang-orang kantor. Terus aku bawa kopi banyak banget kaan, nah dibantuin tuh sama orang itu. Orangnya baik banget sih, ngasih nasehat ke aku juga
Marcell memutar bola matanya ketika melihat panggilan dari Max. "Ngapain lu telepon gue?" tanyanya songong. "Ini nih, orang gak tau terima kasih. Lo di mana sekarang?" "Ya ... yang penting gue nggak di rumahnya orang yang lagi kasmaran, oke?" "Ya ampun, lu baperan sama gue dan istri gue?" tanya Max sembari tertawa ngakak. "Haha, ya enggak baper, cuman nggak nyaman aja. Anjir lu kalau mau mesra-mesraan jangan di depan karyawan lu juga kali." "Mereka fine-fine aja tuh." "Ya iyalah. Mereka fine-fine aja mereka nggak berani ngomong sama lu, Anjir! Dan lu sekarang ngomong Mmereka fine-fine aja? Dih lu bodoh atau gimana?!" Max terkekeh mendengarnya, "Ya udah sih, nggak usah baper. Lagian lu kan lagi berjuang buat calon bini lu, gimana sekarang perkembangannya?" Marcell kemudian tersenyum. "Ya gitu deh ...." "Nhgak usah rahasia-rahasiaan lu, lu udah maju kan?" "Maju gimana maksud lo?" tanya Marcell sok polos. "Lu udah ketemu sama Hanum, kan di lobby?" "Haha, lo stalking gue?"
Acara ulang tahun baby Axel akan dimulai. Lisa tengah menggendong sang anak di samping suaminya dan menyambut tamu. "Ngomong-ngomong, kamu ngundang orang banyak banget," ujar Lisa. Ia juga tidak menyangka kalau yang diundang oleh Max adalah teman-teman bisnisnya yang memiliki anak kecil dan juga teman-teman Lisa sendiri yang juga sudah memiliki anak tapi, heran karena mereka sebenarnya tidak terlalu akrab dengan Lisa. Bahkan ada salah satu kelompom pembully Lisa saat SMP dan SMA yang diundang oleh Max. Lisa jadi tak bersemangat setelah melihat mereka, karena ia masih melihat mereka sebagai orang yang dulunya paling depan membullynya. Mereka membully Lisa karena ia memiliki tubuh dewasa sebelum waktunya, jadi Lisa tidak memiliki ingatan yang baik tentang mereka. "Iya, dong ... aku sengaja buat mereka datang, agar mereka bisa lihat bahwa Lisa yang dulu mereka bully ternyata sudah memiliki suami yang tampan dan kaya seperti aku," balas Max menaik turunkan alisnya. Lisa memutar bola
Banyak kenangan buruk yang Lisa dapat dari teman-teman SMP dan SMAnya, ia sering dibully dan hanya memiliki satu teman yaitu Mei. Namun, yang lain lebih memilih diam dan tidak peduli padanya, mungkin ada yang ingin menolong tapi tak cukup kekuatannya. Ada sekelompok yang paling depan membullynya hanya karena ibunya seorang pelacur dan ia lahir darinya, kemudian ia diperlakukan seperti jalang, bahkan beberapa laki-laki melecehkannya karena tahu latar belakang ibunya. Sungguh, jika saat itu ia memiliki uang, ia akan pindah dari lingkungan itu, lingkungan yang sebenarnya tidak terlalu layak untuk ditinggali tetapi penuh dengan manusia-manusia yang tidak menghargainya sebagai seorang perempuan yang menjaga diri. Hinaan yang setiap hari ia dapat masih membekas meski ia sudah memaafkan mereka yang menyakitinya. Lisa selalu berusaha untuk tidak balas dendam tapi, kini suaminya malah memberikan peluang baginya untuk balas dendam lewat acara ulang tahun itu. Setelah acara potong kue selesai,
Bukan Max namanya kalau tidak memiliki rencana. Ia sudah menyiapkan rencana yang sangat rapih dibalik perdebatan itu. Ia mempersiapkan sebuah layar yang sudah ia pesan kepada bawahannya untuk dipasang dari kemarin. Namun, Lisa memang tidak menyadari hal itu karena waktu itu sedang sibuk bersama anak mereka. Jadi itu kesempatan untuknya memasang layar di dinding kosong yang warnanya sama dengan warna layarnya itu, yaitu warna putih. Lisa pun yang memang tidak terlalu peka, mungkin fokusnya terpecah karena mengurus ini itu, jadi ia tidak teliti pada sekitar sehingga Max menyiapkan LCD proyektor untuk menampilkan adegan-adegan yang sudah ia dapat sebelumnya untuk kemudian diperlihatkan di depan banyak orang. Ia tidak merasa bersalah akan hal itu, karena para pembully ternyata tidak lapar juga dan terus mempermalukan Lisa di depan banyak orang. Di sana juga banyak teman-teman sekolah Lisa yang terkejut ketika melihat video itu. Lisa sendiri juga terkejut, ia dan Mei sebenarnya pernah mem
Media sosial penuh dengan pembicaraan mengenai orang-orang yang mem-bully istri dari Tuan Alexander di masa lalu dan kasus mereka dengan para Om-om yang terekspos. Sayangnya ada berita-berita yang hilang dari Jihan, mungkin itu dilakukan oleh pria yang merupakan ayah dari anak Jihan. Namun, tentu saja itu dikembalikan oleh Max dan tidak ada lagi yang bisa menyerang atau menghapus postingan itu karena securitynya lebih canggih daripada milik Farhan. Sementara suami Thalita dan Om-om Levi terlihat tidak bergerak, tetapi istri dari sang pejabat yang merupakan artis langsung membuat pernyataan bahwa ia ingin suaminya meninggalkan Levi atau ia yang pergi. Namun, suaminya lebih memilih istri sahnya karena kekuatannya dari istrinya, ia tak memiliki apapun selain jabatan yang dibeli dengan uang sang istri. Merasa puas dengan semua itu, Max kemudian memberikan bonus pada tim IT-nya yang ada di pulau Axel, juga Marcia yang bekerjakeras menjadi tim julid. "Max, kamu kenapa sih?! Aku kan udah
Setelah sampai di Barcelona, mereka tidak langsung pergi ke rumah keluarga Alexander, melainkan langsung ke hotel yang sudah disiapkan oleh Max. Hotel itu ternyata milik Max juga yang diwariskan oleh kakeknya padanya. Berbeda dari Marcell yang merupakan anak kesayangan Lorey, Max adalah cucu kesayangan dari kakeknya. Sehingga ia tidak terlalu iri kepada Marcell karena selalunya ketika perasaan iri itu hinggap padanya, kakeknya selalu menghalanginya dengam memberikan cinta yang sangat luar biasa, sehingga ia tidak pernah merasa gundah karena ia masih memiliki sang kakek dan nenek. Meskipun ayahnya sepenuhnya mengarahkan cintanya kepada Marcell, Max tidak terlalu merasakannya. Ia sadar bahwa ia mungkin memiliki semuanya, bahkan ibunya yang membenci Marcell mencintainya. Akan tetapi, Marcell sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Ibunya yang merupakan satu-satunya kekuatannya telah dibunuh oleh ibunya. Lalu, siapa yang akan ada di samping Marcel kalau bukan ayahnya. Jadi ia menerima semu
Suatu hari Axel yang sudah lulus S1 dan sedang melanjutkan kuliah S2-nya di Amerika menelpon ibu sambungnya dengan video call. "Ma, aku mau ngasih tau sesuatu," ujar Axel. "Iya Sayang, kasih tahu aja," ujar Lisa. "Aku, dapet bagian untuk bacain kesan dan pesan saat wisuda nanti," ujar Axel bahagia. "Wah, masyaa Allah, alhamdulillah. Emang hebat anak Mama." "Pokoknya besok Mama harus ikut di wisudaku, sama adik-adik ya," ujar Axel. "Iya tentu aja, Sayang. Coba kamu kasih tahu Papa kamu biar dia juga mengatur jadwalnya." "Iyap Mah," jawab Axel. "Oh ya, sambil tolong dibujukin Papamu dong. Dia suka lembur, Mama nggak suka ...." keluh Lisa. Axel pun tertawa mendengarnya, "Siap, Mah. Semoga aja aku lekas bisa bantu Papa supaya Papa bisa lebih banyak istirahat sama Mama." "Aamiin, Mama juga berharap gitu, tapi Mama juga nggak mau kalau kamu maksain diri kamu. Kamu masih muda Sayang, perlu menikmati hidup juga jangan langsung kerja kayak Papa kamu. Gak ada waktu buat quality time sa
"Oom Kevan mau nikah Sayang, jadi besok kita kondangan," ujar Lisa pada anak perempuannya. Axel kini bukanlah Baby lagi, ia tumbuh menjadi anak laki-laki yang membanggakan. Ia sudah tau atas rencana pernikahan itu, bahkan ia tau bagaimana Kevan sulit move on dari ibunya yang ia cintai. Agak mengherankan memang ketika saingan cinta Max malah akrab dengan anak-anaknya, tak bisa dipungkiri itu karena seringnya Kevan bertemu dengan Max sebagai rekan bisnis. Namun, seiring berjalanannya kesibukan Kevan sebagai pimpinan perusahaan membuatnya jadi mudahh menerima ketanyataan bahwa Lies milik suaminya. "Yey! Ketemu Oom Kevan!" ujar Zahra senang. "Iya, Zahra mau ngado apa?" tanya Lisa padanya. "Apa ya?" balasnya berpikir. "Gimana kalau bola basket? Oom Kevan kan suka sasket," ujarnya. "Janganlab Sayang, kan dia lagi nikah bukan bhat ulang tahun. Kadonya yah buat Oom sama Tante bukan hanya untuk Oom." Zahra mengangguk-angguk, "Siap. Terus apa Ma?" Kini Lisa yang berpikir, tetapi Axel ya
Dua bulan terakhir ini Max terus mengganggu Lisa alias mengajaknya bercinta setiap malam, sehingga ia merasa cukup kewalahan dengannya. Namun, ia tidak bisa berkata kalau itu tidak menyenangkan, karena ia pun menikmatinya. Bagaimanapun, aktivitas itu adalah salah satu surga dunia yang Allah siapkan untuk pasangan halal. Tiba-tiba saat Lisa dan Max makan malam, Lisa merasa mual tak berkusuhadahan, sampai ia lemas karena kekurangan cairan. "Sayang, kamu gak papa?" tanyanya panik. Lisa sudah lelah dan tak kuasa untuk menjawab, sehingga Max langsung membawanya ke rumah sakit dengan tergopoh-gopoh. Sifa pun ikut panik melihat Nyonya-nya dibopong oleh sang Tuan, ia cemas. Ia sudah sembuh setelah istirahat dua bulan, mungkin awalnya trauma tetapi ia mulai kembali belajar mobil setelahnya. Meski bekerja dengan Nyonya yang merupakan istri konglomerat yang memiliki banyak musuh, Sifa masih tetap setia pada Lisa karena nominal gaji yang tinggi dan karena ia tidak yakin bisa menemukan bos se
Diana meminta maaf pada Lisa, ia minta maaf karena semua yang terjadi padanya adalah akibat dari ambisinya memisahkan mereka. "Aku minta maaf atas semua yang terjadi padamu, yah ... aku tau, maafku mungkin tidak berguna untuk sekarang tapi, aku berharap bahwa aku bisa menebusnya meski hanya sedikit." Lisa terdiam, kemudian kembali mengingat waktu-waktu ke belakang ketika Diana memperlakukannya. Diana bekerja sama dengan para wanita-wanita yang mencoba untuk mendekati suaminya. ia ingat ada luka yang ia terima dan semua hal tentang Diana. Hingga kemudian, ia mengangguk dan tersenyum pada ibu mertuanya. "Sejujurnya aku juga bukan orang yang baik, sehingga aku bisa mudah ikhlas dengan semua yang sudah terjadi, tapi aku sudah memaafkanmu, Mom. Aku kira kejadian-kejadian yang sudah berlalu biarlah menjadi masa lalu, aku harap kita bisa mulai akur dan membuka lembaran baru." ••• Lisa dan Diana berbelanja bersama di mall dengan bahagia, bahkan Diana membelanjakan banyak barang untuk men
Frans meminta maaf pada Max usai sadar dari mabuknya, Max pun memaafkannya menginat Frans masih berguna untuknya, hanya saja ia memanfaatkan momen itu untuk lebih mengikat Frans. Selain itu, Max juga meminta penjelasan dari sang ibu. Nafsunya untuk memisahkannya dengan Lisa ternyata membuatnya menarik beberapa bawahannya yang lemah untuk berkhianat. Diana pun minta maaf, ia juga menyesal karena Wina akhirnya bunuh diri karena keserakahannya. "Semua tak berguna sekarang Mom, aku tak tau kamu bertindak sejauh ini, lalu aku harus bagaimana?" Diana pun tak mengerti kenapa ia melakukan semua itu hanya karena keinginan terdalamnya yang tidak bisa dibujuk saat itu. Ia begitu mencintai anaknya sampai tak ingat apa-apa, mencintai tradisi dan darah biru yang ia sanjung-sanjung dalam hidup. Max masih sulit untuk memaafkan ibunya, semuanya jadi kacau karenanya. Alhasil Lorey menengahi anak dan istrinya lagi, meski sulit tetapi Max bisa memaafkan sang ibu. Apalagi saat itu Lisa bangun dan men
Di sebuah ruangan gelap, di mana Frans sedang hancur karena pujaan hatinya meninggal. Max menghampirinya bersama Edwin, si pemimpin pasukan keamanannya. Di sanalah Frans yang dalam keadaan mabuk pun jujur kalau ia tau Wina adalah seorang yang bekerja untuk Diana. Wina juga yang membuat kasus kejahatan Larissa lancar, Wina juga yang membuat ia kadang mencurangi informasi dan melambankan kinerja tim IT jika itu tentang Lisa, Wina juga yang membuat Baby lancar melakukan aksi pendekatan pada Max, semua di bawah perintah Diana. Frans juga tau kalau Wina menyukai Max alih-alih dirinya yang sudah bucin atau bulol padanya, tapi Frans tak perduli dan terus mencintainya. "Maafkan aku Bos, aku tahu Ini memalukan sebagai bawahanmu yang harusnya setia padamu, tapi karena cinta menggelapkan mataku dan membuat aku rela mencurangimu." Max masih diam mendengarkan penyesalan Frans yang mabuk itu. "Aku tau ini salah, tapi kalaupun aku diberi pilihan untuk memutar waktu, aku akan melakukan tindakan
Max tak akan sudi memaafkan Ten, ia sudah ingin sekali membunuhnya sejak awal. Namun, Ten dikasih hati malah ngelunjak. Akhirnya ia tak bisa menahan diri lagi untuk tidak melenyapkannya. "Apa yang ingin kamu lakukan padanya?" tanya Lorey pada putranya. "Aku tidak bisa menahan lagi, Dad," ungkap Max dengan suaranya yang penuh emosi. "Max, tolong jangan lakukan itu...." "Tapi sayangnya, aku sudah melakukannya," potong Max, membuat Lorey yang tidak paham pun bertanya. "Maksudmu apa, kamu sudah melakukan apa?" Namun, detik berikutnya Ten muntah darah dan terjatuh ke lantai, Ia terus memegangi perutnya dan dadanya yang terasa sakit. Hal itu menjelaskan pada Lorey, kalau Ten sudah diracuni oleh Max. Melihat hal itu, Lorey langsung berusaha untuk menolong Ten dengan pertolongan pertama. "Apa yang kau lakukan, Max! Astagah!" Namun, semuanya sia-sia karena Ten sudah meninggal, membawa rasa sakit yang ia alami. Tak habis pikir dengan itu, ia langsung menghampiri Max lagi dan mencengkera
Lorey langsung memeluk anaknya dengan erat agar emosinya mereda, ia tau bagaimana perasaan kehilangan orang yang dicintainya. Bayi yang ada di dalam kandungan Lisa meninggal, dan saat ini istrinya koma. Manusia mana yang tahan dengan keadaan itu? Jika saja Frans tidak menemukan titik keberadaan Ten saat itu, pasti Lisa sudah tak bernyawa karena keterlambatan penanganan. Frans mengungkapkan bahwa Ten ada di daerah di mana ia menuju tepat di tempat Lisa berada saat ingin berangkat ke kampus. Pada saat itu pula Max memerintahkan bodyguard yang mengikuti Lisa untuk mencegahnya, tapi gagal. Ten sudah melakukan aksinya dengan menyetir truk dan menabrak mobil yang ditumpangi Lisa. Sayangnya Lisa ada di bagian yang parah, kakinya patah dan tangannya juga patah karena menahan perutnya. Namun, posisi benturannya ada di sebelah kiri dan Lisa terguling sampai terjatuh dengan keadaan tengkurap, sehingga bayinya tidak tertolong lagi. Sifa mengalami patah kaki kiri karena terjepit, lalu tulang
Siapa yang tidak kenal dengan Maxellio D. Alexander? Seorang pebisnis asal Spanyol yang memulai bisnisnya di Indonesia dengan kerja kerasnya. Namun, siapa yang tahu sekarang dirinya terlihat sangat hancur, ketika seseorang yang sangat ia cintai terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit dengan alat bantu medis. Pemberitaan di media sosial dan TV di penuhi oleh kecelakaan istri pengusaha terkaya di Indonesia. Banyak yang nimbrung berspekulasi macam-macam. Wajah hancur Max tertangkap kamera, membuat banyak netizen ikut sedih melihat sosoknya yang hancur. Sementara Baby Axel juga terus menanyakan keberadaan Lisa, bahkan ia ikut sakit karena merasakan Ibu susunya yang sakit. Setiap hari ia menanyakan Lisa di mana, Lisa kapan bisa pulang, sedang apa Lisa, dan semua yang ia ingin tahu tentang ibu susunya itu. Seolah-olah jiwa raga mereka sudah menyatu, sehingga ketika Lisa sakit maka Baby Axel ikut sakit. Baby Axel selalu ikut merasakan kondisi tubuh Liea, ikatan batin mereka terlalu kuat j