Axel menatap kantong plastik di tangannya dengan senyum sumringah, senang karena memiliki alasan untuk melihat Aura. Di dalam hati Axel berharap Aura sudah tidak marah lagi padanya. Axel tidak tau bagaimana cara menghadapi amukan Aura jika wanita itu masih merajuk atau kesal padanya.“Hadapi saja, Axel! Kamu harus sabar dan maklum dengan kondisi ibu hamil yang labil!” gumam Axel lirih, menyemangati dirinya sendiri.Axel menarik nafas dalam dan mengetuk pintu kamar Aura perlahan, tidak ingin mengagetkan wanita itu, siapa tau Aura sudah terlelap kan? Tapi untungnya saja tidak karena wanita itu masih berteriak nyaring, bahkan suaranya tidak terdengar seperti orang yang sudah terlelap atau mengantuk, tanda kalau Aura belum tidur sejak tadi. Apakah wanita itu belum tidur karena lapar? Tidak heran kalau Aura minta dibelikan cemilan!“Masuk aja, Bi! Pintunya tidak dikunci!”Lagi, Axel menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, mempersiapkan diri.‘Jangan terlalu khawatir, Axel!’ Axel masu
Read more