Axel meneguk wiski di tangannya, sekarang sudah tengah malam. Aura sudah tidur di kamarnya sendiri sejak tadi, meninggalkan Axel yang tidak bisa terlelap. Pengakuan wanita itu membuat hati Axel merasa tidak nyaman. Bagai batu yang mengganjal.‘Tentu saja. Aku memang menyukainya sejak lama.’Itulah kalimat yang diucapkan Aura tanpa beban, namun sekarang malah menjadi beban bagi Axel! Entah kenapa! Bagaimana bisa Aura mengaku menyukai seseorang dengan sesantai itu? Pada Axel pula! Tidak taukah wanita itu kalau…‘Kalau apa?’ batin Axel, menepis kalimat yang hampir terlontar dari dalam otaknya.Kalimat yang dirasa mustahil baginya.Kalimat yang tidak mungkin terjadi.“Tidak mungkin! Lagipula Aura tidak boleh menyukai siapapun, setidaknya untuk saat ini, tidak sebelum aku memastikan kalau Aura benar-benar tidak mengandung anakku!” gumam Axel mencoba mencari alasan agar hatinya bisa sedikit lebih tenang.Namun tetap saja, seberapa keras pun Axel mencoba, hatinya masih terasa tidak nyaman. Ad
Read more