Bab 16Ayah membuang pandangannya ke pekarangan rumah. "Dulu jauh sebelum kau lahir, ayah terlanjur berjanji pada kedua orang tuanya di kampung. Kalau anak mereka, Feli, akan terus bekerja bersama kita.""Jadi, Ayah mengenal orang tua Feli?" tanyaku lagi karena hal ini sungguh baru kuketahui."Ya, kenal karena kecelakaan," ucap Ayah setengah menerawang, memutar kembali ingatannya bertahun-tahun silam. Aku termangu menatap pekarangan yang juga ditatap Ayah."Di awal merintis usaha dulu, aku selalu menjelajahi kampung seorang diri. Mengabaikan panas dan hujan demi target kesuksesan. Dari satu desa ke desa lain, lewati lembah, mendaki bukit, mengarungi jalanan terjal. Semua itu, aku selalu lolos. Sampai pada hari sial itu ..." "Teruskan ceritamu, Ayah," kataku sambil kembali memijit lembut bahunya."Itu adalah hari di mana hujan turun sangat derast. Sungai kering yang biasa kulewati dipenuhi air, akibatnya mobil pick-up terus meraung di genangan lumpur. Aku berusaha agar bisa melewati s
Read more