Home / CEO / Terperangkap Gairah sang Mantan / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Terperangkap Gairah sang Mantan: Chapter 211 - Chapter 220

541 Chapters

Chapter 211

Perkataan Amel terputus saat Andres mengambil ciuman di bibirnya. Amel yang terkejut saat bibir Andres sudah berada di atas bibirnya. Hanya sebuah kecupan sebentar—setelah itu Andres menyudahinya. Namun kedua dahi mereka menyatu. “I love you.” Tidak dada kata yang terucap dari bibir Amel. Jemarinya sibuk meremas kaos yang sedang digunakan Andres. “Bagaimana jika aku menyakitimu?” tanya Amel.Andres tertawa, memecah keheningan di antara mereka berdua. Andres mengernyit. “Ini pertama kalinya aku benar-benar jatuh cinta dengan wanita. Jika kau menyakitiku—” mengangguk pelan. “Mungkin akan aku jadikan sebagai pelajaran.” Amel mencebikkan bibirnya. “Kau belum mengenalku Andres…” “Aku memang belum mengenalmu.” Jemari Andres terangkat menyelipkan helaian rambut Amel ke belakang. “Jika orang tuaku tidak bilang siapa dirimu yang sebenarnya, aku tidak tahu tentangmu. Bahkan sampai saat ini, aku tidak tahu siapa ayah Rafa.” “Aku tidak mencari tahu. Aku memang sengaja tidak mencari tahu kar
Read more

Chapter 212

“Lebih dekat.” “Hanya itu saja?” Annie memincingkan matanya. “Oh tunggu!” Amel menyisir ruangan. “Di mana Rafa?” “Aku melihatnya ke kamar mandi.” Annie menggeleng pelan. “Anakmu itu sangat pintar. Aku saja sampai heran. Dia pasti sedang membersihkan pipinya dari lipstikku. Biarkan saja, dia bisa saja marah jika kau menyusulnya.” Memang benar, Rafa akan marah ketika Amel menyusul ke kamar mandi. “Mom tidak boleh menyusul Rafa ke kamar mandi laki-laki. Mom harus menunggu Rafa di depan.” Begitulah kata Rafa 3 bulan lalu ketika harus buang air kecil di toilet umum Mall.“Nikmati pestanya. Aku harus menyapa tamu yang lain.” Annie pergi bersama Samuel untuk menyapa tamu yang lain. “Di mana Rafa?” tanya Andres. “Dia ke kamar mandi?” “Iya,” jawab Amel. “Aku akan memastikannya dahulu.” Andres hendak berjalan pergi. “Jangan.” Amel menghentikannya. Ia menangkap pergelangan Andres dan mengajaknya duduk. “Santai saja. Dia bisa sendiri. Nanti dia akan kembali.” “Bagaimana jika ada orang ja
Read more

Chapter 213

“Kau cukup pintar,” pria itu mengangguk perlahan. Merogoh saku jasnya. Mengambil sebuah botol yang berisi cairan pembersih. Ia biasa menggunakan cairan tersebut untuk membersihkan tangannya setelah bersalaman dengan banyak orang.“Gunakan ini.” Pria itu menyerahkan botol itu. Setelah membaca beberapa detik. “Ini cairan pembersih untuk tangan.” Rafa mendongak. “Uncle yakin tidak masalah digunakan di wajah?” Pria itu mengerjap. “Sebenarnya uncle juga tidak yakin, tapi cairan ini bisa menghilangkan bekas kemerahan di pipimu. Itu bekas lipstik kan?” Rafa mengangguk. “Gunakan sedikit saja.”Rafa dengan ragu menuangkan sedikit cairan itu ke tangannya. Kemudian menggosoknya di pipi dengan perlahan. Kemudian mengguyurnya dengan air. Rafa menatap pipinya yang sudah bersih. Tidak ada lagi kemerahan yang membekas di pipi. “Kau sangat pintar,” ujar takjub pria itu. Rafa menoleh. “Terima kasih uncle.” “Siapa namamu?” pria itu mengambil tisu. Diberikannya pada Rafa. “Rafael Shalom.” “Rafae
Read more

Chapter 214

“Gold Architect adalah perusahaan konsultan arsitek terbaik saat ini. Banyak mendapatkan respon positif dari klien. Sehingga membuat namanya melambung menjadi perusahaan nomor satu dengan tingkat kepuasan klien paling tinggi.” “GA saat ini menjadi posisi teratas di antara banyaknya perusahaan lain yang berada di Italia. Sampai saat ini GA menanangani banyak pembangunan gedung perusahaan bertingkat tinggi sampai rumah mewah para selebriti.” “Memilih GA untuk bergabung dengan FA (Future Architect) dalam pembangunan gedung baru StayVic cabang adalah pilihan yang paling tepat.” Ketua tim perencanaan itu masih berdiri setelah melakukan presentasi. * FA adalah anak perusahaan di bawah StayVicHardin yang duduk di ujung meja mengetuk bolpoin pelan. “Berapa tingkat kepuasan yang akan di dapat dengan memilih GA?” Semua yang berada di sana saling berpandang. Kemudian ketua tim memberanikan diri berbicara. “90 persen.” Hardin mengangguk. “Baik. Segera hubungi GA.”Kepergian Hardin diikuti o
Read more

Chapter 215

“Aku?” Rafa menunjuk dirinya sendiri. “Aku hanya ada satu di dunia, aku tidak punya saudara. Aku juga tidak punya ayah asli.” Hardin mengerjap. “Hei…” ia berjongkok. “Kata siapa? Kau pasti punya. Setiap orang di dunia ini pasti punya ayah asli.” Rafa menggeleng. “Tapi Mom tidak mau memberitahuku.” Hardin terdiam sebentar. Ia semakin yakin Rafael adalah anaknya. “Nanti akan diberi tahu. Maka dari itu jangan nakal.” Rafa meloncat dari ayunan. “Sama saja dengan Mom.” “Mau ke mana?” Hardin mengejar Rafa yang telah berjalan. “Ikut uncle, uncle akan mengantar kamu.” “Uncle orang asing. aku tidka boleh percaya begitu saja pada orang asing.” Hardin mencoba memutar otaknya agar bisa mendekati Rafa. “Tapi aku sudah menganggapmu sebagai temanku. Aku tidak bisa membiarkan temanku pulang sendiri. aku harus mengantarnya sampai rumah dengan selamat.” Akhirnya Rafa berhenti. Ia menoleh ke belakang sebentar. “Yasudah ayo antar aku!” ujarnya sedikit berteriak. “Baik tuan raja.” Hardin terseny
Read more

Chapter 216

Rafa mendongak. “Dengan uncle yang pernah Rafa temui.” “Maksud kamu, uncle yang berada di pesta pernikahan aunty Ann?” Rafa mengangguk. “Rafa….” Amel mengusap wajahnya dengan frustasi. “Berapa kali Mom bilang jangan bergaul dengan orang sembarangan. Dia orang asing—bisa saja nanti berbuat jahat pada kamu. Sekarang dia tahu tempat tinggal kita. Bagaimana jika dia berencana berbuat jahat?” Bukan meracuni anak berpikiran buruk pada orang. Amel hanya waspada. Kejahatan bisa ada di mana saja. Ia berusaha melindungi anak dan dirinya sendiri. “Tapi dia terlihat baik—” “Meskipun terlihat baik.” Amel menghela nafas. “Kamu tidak bisa menilai orang baik atau buruk dari sekali atau dua kali bertemu.” Amel memegang bahu Rafa. “Mulai sekarang, jangan temui uncle itu lagi. Mom tidak ingin mendengar kamu bersamanya, atau sekedar berbicara. Mom akan mengantar dan menjemput kamu tepat waktu. Bermainlah dengan teman-teman seusia kamu. Mom tidak akan melarang kamu bermain dengan anak laki-kaki ata
Read more

Chapter 217

Amel menjauh. Ia membalikkan badan memunggungi Andres. “Aku hanya—” tidak ada yang salah dengan Andres. FA dan StayVic adalah perusahaan besar. Andres juga tidak tahu masa lalunya seperti apa. “Katakan padaku.” Andres mendekat. “Kenapa kau seperti ini.” Amel membalikkan badan. “Andres ada banyak yang ingin aku katakan padamu. Namun setelah aku katakan, semuanya tidak ada yang berubah.” Andres mengambil kedua tangan Amel. “Katakan padaku. Percayalah padaku, Amel.” TOK TOK Seketika genggaman tangan di antara mereka terlepas. Lebih tepatnya, Amel yang melepaskan tangan mereka. “Masuk!” “Maaf mengganggu.” Sekretaris Andres sudah masuk. “Sir, ada dokumen yang harus segera anda tandangani.” Andres segera menandangani dokumen itu setelah membacanya. “Ini.” Setelah Sekretaris Andres pergi. Amel menghela nafas dalam. “Sebaiknya kita berbicara besok saja.” “Jangan.” Andres memegang bahu Amel. “Jangan menahannya. Aku tidak ingin melihatmu terus gelisah. Katakan padaku sekarang.” “Kita
Read more

Chapter 218

“Kau membuatku takut.” Andres mengernyit. Amel merasa lucu. Dulu ia sangat enggan membebani Andres karena menganggap pria itu tidak dewasa. Namun sekarang, ia malah bersandar pada pria itu. “Hentikan,” ujar Andres yang tertawa semakin kencang. Ia tidak bisa menahan tangannya untuk menggelitiki pinggang Amel. “Jangan membuatku takut.” “Iya-iya.” Amel mengusap air matanya sendiri. “Akhirnya aku bisa bersandar pada pria ini.” “Oh kau baru sadar aku adalah pria yang bisa diandalkan..” Andres menyipitkan mata. Ia menarik pinggang Amel hingga tubuh keduanya saling bersentuhan. “Kau ingin tahu seberapa dewasanya aku?” tanya Andres tepat di samping telinga Amel. Hembusan nafas dan gaya berbicara pria ini begitu seksi. Amel sampai merinding. Kedua tangan Andres sudah mendarat di pinggangnya. Jarak mereka begitu dekat. Bahkan desahan nafas mereka saling terdengar satu sama lain. “Bagaimana? Ingin kutunjukkan?” Amel tersenyum menantang. “Bagaimana?” Tanpa menunggu waktu lama lagi. Andre
Read more

Chapter 219

Di dalam sebuah ruang rapat masih ramai dengan perbincangan serius antara dua belah pihak. Hardin menatap sebuah lembar kertas yang berisi daftar arsitek di GA yang akan ikut serta dalam proyek kerja sama ini. “Ada yang ingin aku tanyakan.” Hardin menutup dokumen itu. “Apa anda sudah mengerahkan seluruh arsitek terbaik yang dimiliki oleh GA?” Andres mengangguk. “Ya. Di dalam daftar yang sudah saya serahkan adalah arsitek terbaik yang kami miliki. Namun—ada satu arsitek yang tidak bisa mengikuti proyek ini karena telah memiliki proyek lain.” Hardin tersenyum tipis. Ia sudah menduga sejak awal jika Amel dan Andres mempunyai hubungan. Jika Amel tidak ikut dalam proyek ini, dipastikan perempuann itu tahu kehadirannya di sini. “Jika anda tidak mengerahkan seluruh arsitek terbaik, anda sama saja menyepelekan proyek ini. StayVic dan FA bukan sembarangan perusahaan. Kami jauh-jauh ke sini untuk mendapatkan kerja sama yang terbaik. Kami jauh-jauh ke sini untuk mendapatkan arsitek terbaik.”
Read more

Chapter 220

Andres ragu memberitahukan apa yang terjadi. “Lancar. Kau tidak akan ikut dalam proyek ini.” “Syukurlah.” “Aku boleh ke sana?” “Kenapa bertanya? Biasanya langsung ke sini.” “Sekarang aku ke rumahmu sebagai kekasihmu, bukan sahabatmu lagi,” balas Andres. “Mengerti?” “Hm mengerti, Sir.” Bersiap pulang. Andres merapikan penampilannya sebentar. Melihat pantulan dirinya di depan sebuah cermin. Jemarinya memegang dagunya yang ditumbuhi oleh bulu-bulu halus. “Aku tidak pernah merawat wajahku lagi semenjak pensiun jadi artis.” Andres mengambil tasnya. Membawanya santai dan berjalan keluar. Tidak membutuhkan waktu yang lama. Ia sudah sampai di sebuah gedung apartemen. Dengan langkah yang riang, ia langsung masuk. Tanpa menunggu Amel menjemputnya. Tanpa ia sadari. Ada seseorang yang memotretnya dari kejauhan. Ting ting! Ceklek “Kenapa tidak langsung masuk saja?” tanya Amel dengan pakaian rumahan. Ia terlihat santai dengan rambut yang dicepol ke atas. “Kenapa mukamu kusut sekali?”
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
55
DMCA.com Protection Status