“Amel tolong ke sini.” Suara yang Amel tahu siapa. Ia membuka mata—merentangkan otot-ototnya. Melihat jam dinding yang sudah sampai di angka 11 siang. “Kenapa? hoaam!” membuka mulutnya lebar. Tidur yang lumayan nyenyak akibat meminum obat tidur tadi malam. “Ke sini ke mana?” “Temanmu itu, membuat keributan di tempat potoshot. Dia marah-marah karena ada yang menumpahkan kopi di bajunya. Dan sekarang dia mengurung diri di mobil, tidak mau pemotretan.” Amel mengacak rambutnya frustasi. “Kenapa dia selalu merepotkanku….” Keluhnya. Ini menjadi kedua kalinya Amel mendapat panggilan dari Jacob atas masalah yang sama. Yang pertama, dengan alasan malas Andres tidak ingin berangkat syuting. Alhasil, Amel membujuk pria itu agar mau berangkat syuting. Memangnya bekerja bisa sesuai mood? Amel marah-marah dan mengancam tidak akan berteman lagi dengan pria itu. Untunglah ancaman itu berhasil. Yang ke-dua, sekarang! Amel menghela nafas berkali-kali. “Jika kau lelah istirahat saja di rumah. Aku
Read more