Semua Bab Terperangkap Gairah sang Mantan: Bab 181 - Bab 190

541 Bab

Chapter 181

CHAPTER 181 Entah bagaimana yang dirasakan Amel. Tapi ia senang namun ada perasaan janggal yang tidak bisa ia jelaskan. “Aku ingin kamu menjadi calon istriku.” Tidak ada kebohongan dari sorot mata Daniel. Diusianya yang sekarang, bukan lagi tentang berkencan dan bersenang-senang. Ia ingin menikah dengan perempuan baik. Lalu membina rumah tangga dengan benar. “Tapi aku—” Amel mecengkram erat tepi tanktopnya hingga kusut. “Tapi kita saudara. Apa kata orang-orang?” “Kamu tahu sendiri orang tua kita bukan saudara kandung. Tidak ada ikatan darah. Tidak ada yang menghalangi hubungan ini jika kita sama-sama ingin.” Amel dilanda kebimbangan. Di sisi lain—ia memang menyukai kakak sepupunya. Namun, ia merasa masih belum melepaskan masa lalunya sepenuhnya. Lalu bagaimana jika nanti ia menyakiti Daniel? “Kak, aku tidak yakin.” Amel mengungkapkan kejujuran. “Aku takut menyakitimu. Aku tidak mengerti perasaanku sendiri. Tapi aku juga menyukaimu. Tapi aku juga takut nanti menyakitimu.” “Tidak
Baca selengkapnya

Chapter 182

[Kak aku gak bisa makan siang bersama. Sorry] Amel yang baru saja mengirimkan pesan teks itu pada kekasihnya. Pukul 11 siang ia sudah bersiap akan ikut ke kantor StayVic untuk membahas lebih lanjut rancangan desain dari setiap ruangan. Memang benar ada beberapa ruangan yang ia desain dengan unik. Tugasnya sekarang adalah menjelaskan desain itu nanti kepada para penanggung jawab tim pembangunan. “Aku sudah lumayan bukan?” tanya Amel pada Ela. Di dalam toilet. Ia hanya menyapukan bedak dan lipstik. Make upnya masih bagus—ia hanya perlu menambah bedak dan lipstik saja. “Sudah.” Ela memandang Amel. “Kau sebenarnya cantik.” Amel menyipitkan mata. Menunggu kalimat yang akan dikatakan Ela selanjutnya. “Tapi kau—” Ela tertawa. “Tapi kau memang cantik.” “Dasar.” Amel mencebikkan bibirnya kesal. “Aku berangkat sekarang.” “Baiklah. Hati-hati.” Amel keluar dari toilet. Di depan ada Sarah yang menunggunya. Ada wakil direktur juga, Anton. Rasanya malas saja berhadapan dengan pria tua itu. P
Baca selengkapnya

Chapter 183

“Aku ingin kau.” Hardin menatap bola Amel dengan kerinduan. Ia sangat merindukan perempuan ini. Juga kebersamaan mereka. “Stop Hardin—” Kalimat Amel terpotong saat Hardin lebih dulu menempelkan bibirnya. Bibir Hardin yang bergerak lembut melumat bibir Amel. Tidak sampai di sana—ia juga mengusap tengkuk Amel untuk memperdalam ciuman mereka. Untung saja kaca mobil Hardin hitam pekat—apapun yang dilakukan mereka tidak akan sampai terlihat dari luar. “I miss you so much.” Hardin menarik tengkuk Amel. Amel yang diam saja. Membiarkan Hardin melumat bibirnya. Namun ia tidak bisa menolak setiap lumatan yang ia terima. Terlalu nikmat untuk dihentikan. Pada akhirnya ia kalah. Bibirnya bergerak membalas setiap lumatan Hardin. Tanpa sadar—kedua tangannya mengalun di leher pria itu. Sabuk pengaman yang menghalang tubuhnya sudah entah ke mana. Mendapat persetujuan dari wanita Amel—jemari Hardin perlahan melepas kancing kemeja yang digunakna Amel. Tidak butuh waktu lama—tiga kancing teratas Am
Baca selengkapnya

Chapter 184

Tidak ada sahutan. Setelah mendekat dan melihat sendiri bagaimana keadaan perempuan itu. Daniel menggeleng pelan. Ia membersihkan bungkus makanan yang berteleceran di lantai. Kemudian mendekat. Mengangkat tubuh Amel—membawanya ke dalam kamarnya. Menyelimuti tubuh Amel sampai sebatas leher. Setelah itu keluar dari kamar—masih dini baginya untuk tidur. Ia akan kembali bekerja sampai mengantuk barulah tidur. Setelah mematikan lampu. Daniel keluar menuju ruang kerjanya. “Aku tidak ingin orang tuaku terus diremehkan. Tetapi aku juga tidak ingin terus berusuan dengan mereka. Aku ingin berada di puncak paling tinggi dengan perusahaanku sendiri.” Daniel menghela nafas. Yang dimaksud memang keluarganya sendiri. Ia benci pada dirinya sendiri yang tidak bisa membela ibunya saat diremehkan dikeluarga besar ayahnya. Karina yang selalu berusaha tegar meski tidak dianggap oleh mertuanya sendiri. Namun Daniel sesungguhnya tahu, ibunya terluka. Bertahun-tahun menahannya. ~~ Pukul 1 malam. Mata
Baca selengkapnya

Chapter 185

Ia segera mengusap lipstiknya yang berantakan. “Aku sudah gila!” setelah itu segera berlari masuk ke dalam kantor. Benar saja—pegawai sudah duduk di bangku dan melakukan pekerjaannya. Ia melangkah dengan hati-hati. Semoga saja tidak ada yang melihatnya telat. Setelah berada di bangkunya—ia melihat sudah banyak tumpukan kertas. Oke pekerjaannya akan banyak hari ini. “Hari ini ada rapat mingguan. Jangan lupa!” itu sebuah note yang muncul di notifikasi ponselnya. Benar—hari ini ada rapat mingguan. Namun seharusnya Amel tidak ikut. Ia hanya anak magang. Tidak mungkin diajak ke rapat perusahaan yang bisa dibilang cukup rahasia. Namun dugaannya salah. Beberapa jam kemudian. Sarah menariknya masuk ke dalam ruang rapat. Bersama para kepala devisi. Di sisi lain Amel sungguh tidak mengerti kenapa Sarah sangat menyukainya. Dengan sikap Sarah seperti ini membuatnya kian tersiksa. Jika saja pemimpin FA bukan Hardin. Pasti dengan senang hati akan ikkut ke dalam acara perusahaan. masalahnya—pem
Baca selengkapnya

Chapter 186

“Apa yang kau lakukan di sini?” Amel ingin menjerit saja ketika tahu siapa yang menariknya bersembunyi. “Kau mengikutiku?” tuduhnya pada Hardin. Amel menghela nafas frustasi. “Kau sungguh keterlaluan.” “Diam dulu.” Hardin meletakkan jari telunjuknya di bibir Amel. “Lihat dia—kau yang rekam perbuatannya.” Di sana—dia depan pintu Ela. Ada seorang pria yang masih berusaha menggedor pintu. Karena tidak diberi akses masuk—pria itu seperti mengeluarkan sebuah alat. Dengan alat itu akhirnya ia bisa membuka pintu. “APA MAUMU? BERHENTI MENGGANGGUKU!” teriak Ela dari dalam rumah. “Lepaskan aku!” Ela berteriak saat pria itu menariknya keluar. Amel ingin membantu Ela. Namun Hardin mencegahnya dan bilang. “Telfon polisi.” “Tapi dia—” “Aku yang akan ke sana.” Belum sempat membalas, Hardin lebih dulu meninggalkan Amel di tempat tadi. Amel segera menekan tombol 911. “Ada penguntit yang menerobos masuk ke dalam rumah seorang perempuan.” Setelah menjelaskan alamat rumah Ela. Ia segera menutup
Baca selengkapnya

Chapter 187

Mungkin kali ini Amel sukarela berada di dalam mobil ini. Ia menghela nafas—sungguh tidak baik berada di dekat Hardin. Apalagi di dalam mobil ini. Mereka mempunyai kenangan panas di dalam mobil ini. “Hubunganmu berjalan lancar dengan Daniel?” Amel menatap jendela. “Ya. Dia baik, tampan, kaya dan pengertian, dia juga pintar masak. Tapi—” Hardin menoleh. Sebenarnya ia kesal dengan Amel yang terkesan sangat memuji Daniel. “Tapi dia berkencan dengan perempuan jal@ng sepertiku.” Amel tertawa pelan. “Aku berkali-kali membohonginya. Menyembunyikan fakta jika aku masih saja selalu berhubungan denganmu.” Amel mengusap wajahnya kasar. “Seharusnya aku memberitahukan saja padanya. Supaya rasa bersalahku hilang.” “Kau bukan jal@ng.” Hardin masih fokus menyetir. “Kau bukan perempuan seperti itu. Jangan mengganggap dirimu rendah.” “Benarkah?” Amel menoleh. “Lalu disebut apakah perempuan yang sudah menjalin hubungan namun masih saja berhubungan dengan mantannya. Perempuan itu juga bermain kotor
Baca selengkapnya

Chapter 188

Amel mendongak. Ternyata keterdiamannya—ia sedang menangis. Pipinya sudah basah dengan air mata. “Kak Daniel… aku…” Amel sesenggukan dengan tangisnya. “Aku minta maaf. Aku menghianatimu.” Amel menutup wajahnya dengan kedua tangannya. “Selama ini aku masih berhubungan dengan Hardin.” “Apa?” Daniel mengernyit. “Kamu masih berhubungannya dengannya?” “Aku ingin bicara yang sejujurnya.” Amel mengambil tangan Daniel. “Hardin adalah atasanku di kantor. Dia menjadi pemimpin di FA. Aku tidak tahu itu akan terjadi. Kita—aku. Ini memang salahku yang membiarkannya mendekatiku lagi.” “Hatiku terlalu lemah. Aku tidak bisa menolak dengan tegas kehadirannya.” Amel mendogak. “Maafkan aku, kak. Aku membuatmu terluka. Aku menghianatimu.” “Semalam kamu dengannya?” Amel mengangguk. “Ya.” “Kalian tidur bersama?” Amel menggeleng. Daniel meremas rambutnya kasar. Ia menatap Amel yang masih menangis. Seperti perkataannya dari awal. Jika Amel menyakitinya, maka bukan salah perempuan itu. Tapi salahnya
Baca selengkapnya

Chapter 189

Amel kira ucapan Ela tidak akan berarti apapun. Ia sama sekali tidak pernah membayangkan semua yang diucapkan dan diharapkan oleh Ela akan menjadi kenyataan. Saat ini—malam ini, setelah jam bekerja habis. Mereka semua, pegawai FA berkumpul di sebuah restoran. Mengadakan pesta kecil-kecilan. Katanya sebagai bentuk perpisahan Amel yang telah bekerja keras selama 4 bulan ini untuk FA. “Bersulang!” semua mengangkat bir yang ada di tangan. Saling menyentuhkan gelas bir itu sampai berbunyi. “Hari ini adalah pesata untuk merayakan kembalinya kejayaan FA. Dan juga sebagai terima kasih kepada teman kita, Amelia Putri karena berkontrubusi banyak atas kemajuan yang diraih oleh FA.” Sarah berbicara seperti orang yang memenangkan penghargaan. Jika dibilang Sarah adalah ibu Amel, mungkin orang-orang akan mempercayainya. “Amel berikan kesan dan pesan kamu selama bekerja di FA.” Ela dengan cepat mengambil sebuah botol air putih. Disodorkannya kepada Amel seperti MIC yang menyala. “Cepat katakan.
Baca selengkapnya

Chapter 190

“Kau egois ternyata.” Gerald menepuk pelan bahu Hardin. “Jika ingin mempunyai istri virgin, kau juga harus perjaka.” “Mitos.” Hardin memutar bola matanya malas. “Lalu kau akan mencari wanita yang masih virgin? Kau tidak akan menemukannya di sini. Kalaupun kau dapat, belum tentu kau bisa menikahi dan bisa bersamanya.” Hardin tersenyum sinis. Perkataan Gerald seakan menyindirnya. Tanpa menjawab perkataan Gerald, Hardin kembali meminum dari gelasnya yang ke-tiga kalinya. “Ternyata kau ada di sini.” Perkataan seorang wanita yang membuat Hardin maupun Gerald menoleh. Ashley berdiri di hadapan mereka. Dress mini yang digunakannya sangat terbuka. Menampilkan sebagian besar tubuh wanita itu. Hardin memutar bola matanya malas. Ia kembali bersandar ke belakang. “Katakan, kau butuh uang?” “Aku tidak pernah membutuhkan uangmu.” Ashley melotot tidak terima. “Aku hanya menerima uang yang kau berikan setiap bulannya.” “Cepat katakan,” desak Hardin. “Pernikahan kita sudah ditentukan. 3 bulan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
55
DMCA.com Protection Status