Semua Bab Terperangkap Gairah sang Mantan: Bab 191 - Bab 200

541 Bab

Chapter 191

Meskipun ragu, Amel mengambil langkah yang lebih berani. Memasukkan milik pria itu ke dalam mulutnya. “Yaaah seperti itu. Kamu benar-benar—” Daniel meraih kepala belakang Amel. Mengendalikan kecepatan sesuai keinginannya. Hingga—Daniel mempercepat temponya. Membuatnya sampai kualahan. Dan—tak lama Daniel mengakhirinya. Amel terkulai lemas di bawah sana. Dengan pakaian yang compang-camping. Ia memejamkan mata. Tidak percaya ia akan melakukannya dengan Daniel. “Amel,” panggil Daniel. Pria itu sudah merapikan pakaian. “Terima kasih.” Ia menarik amel ke dalam pelukannya. Daniel mencoba mengancingkan kembali piyama Amel. “Akan lebih baik jika kamu yang merapikan pakaian kamu sendiri.” TING TING Amel menoleh. “Pergilah kak.” Daniel melihat dulu siapa yang ada di luar. Ia hanya merasa aneh karena tidak memesan apapun. Dilihatnya seorang wanita yang berdiri di luar pintu. Membawa sebuah paper bag yang berisi entah apa. “Amel kamu cepat rapikan diri kamu.” Daniel mendekat. “Di luar ad
Baca selengkapnya

Chapter 192

Dengan bantuan salah satu perempuan ang ada di sana. Akhirnya Amel, keluarganya dan Daniel bisa berfoto bersama. Lengkap sudah. Sebagai anak bungsu. Amel tidak pernah kekurangan apapun. Uang? Perhatian? Semua ia dapatkan dari orang tuanya. Meskipun terkadang ia merasa orang tuanya terlalu mengekangnya. Tapi ia sadar, orang tuanya melakukan hal tersebut karena tidak ingin dirinya salah langkah. Begitu selesai. Semuanya menghambur. Lagi-lagi karena fokus pada Vero yang terjatuh akibat berjalan. “Aduh cucuku…” Jenifer yang seakan ingin menangis melihat cucunya terjatuh. Amel berdecak pelan. Sebuah tarikan di pinggangnya membuatnya menoleh. “I love you.” tiga kalimat yang dilontarkan Daniel. Pria itu dengan berani berbisik sangat dekat di telinga kirinya. ~~ Di sebuah rumah mewah. Namun tidak ada kehangatan di dalamnya. Jackson, selaku kepala keluarga duduk di ujung meja. Dengan di samping kirinya adalah sang istri. “Bagaimana pakaian untuk pernikahan kamu?” Jackson membuak percak
Baca selengkapnya

Chapter 193

“Just hug, no kiss.” Amel mendekat. Memeluk tubuh Daniel yang katanya memiliki 8 pack itu. “Siapa yang bilang aku setuju hm?” Daniel mengusap rambut Amel. Begitu pelukannya terlepas. Ia langsung menarik tengkuk Amel dan menciumnya. Melumat bibir yang sudah bebera hari ini tidak ia sentuh. “Hmmmh!” Amel yang kehabisan nafas memukul pelan dada Daniel. “Aku tidak bisa bernafas.” Daniel tertawa. Jemarinya mengusap bibir bawah Amel yang basah akibat perbuatannya. “Yakin tidak ingin melihat 8 pack secara langsung?” Amel menyipitkan mata. “Sepertinya yakin.” Daniel tersenyum miring. “Benarkah?” pandangannya turun pada baju atas Amel yang terbuka. Amel yang menggunakan Top V-neck yang menampilkan sedikit belahan dadanya. Dipadukan dengan riped jeans yang sobek di bagian paha. Sudah beberapa kali Daniel mengatakan pada perempuan itu untuk berpakaian yang lebih tertutup. Karena ia tidak ingin tubuh kekasihnya dilihat oleh laki-laki lain. “Kamu lupa ucapanku?” Daniel mengusap dahi Amel. “
Baca selengkapnya

Chapter 194

“Bukan urusanmu,” balas Hardin cuek. Ia kembali ke balkon. Kali ini duduk menikmati pemandangan sore ditemani oleh Wishki. Pernikahan ini tidak akan mengubah hidupnya. Ia masih Hardin yang bisa melakukan apapun tanpa terkekang dengan adanya status pernikahan. Di sisi lain. Ashley yang melihat perbuatan Hardin yang mengacuhkannya hanya bisa menahan tangisnya. Cintanya hanya sebelah. Hardin tidak pernah memandangnya, yang ada di kepala pria itu adalah sepupunya, Amel. “Aku tidak akan membiarkanmu bersamanya.” Amel berjanji pada dirinya sendiri akan membuat Hardin dan Amel tidak akan pernah bersama. ~~ Acara pesta yang diadakan setelah upacara pernikahan dilaksanakan di sebuah gedung hotel. Ada begitu banyak orang, mereka semua adalah rekan bisnis dua perusahaan. “Tidak bisakah kalian melepaskanku?” Amel yang pasrah digandeng kedua orang tuanya seperti anak kecil. “Nanti saat sudah di sana,” balas Jenifer. Ketika masuk, ada meja panjang yang berisi makanan dan minuman. Lalu ada s
Baca selengkapnya

Chapter 195

Amel menggeleng pelan. “Terdengar bagus, tapi untuk sekarang tidak dulu. Aku hanya ingin pulang dan istirahat. Aku akan kembali ke dalam dan minta kunci mobil.” “Aku bisa mengantar kamu.” “Jangan. Sepertinya mendesak, Kak Daniel harus cepat-cepat ke kantor.” “Baiklah. Hati-hati.” Daniel yang sudah kembali berjalan berhenti. Ia mendekati kekasihnya kembali. Kemudian mencium singkat bibir kekasihnya. “Hubungi aku saat sudah sampai di rumah.” Amel mengangguk. “Kak Daniel juga harus hati-hati.” Amel menghela nafas lelah. Seharusnya ia bisa pulang. Ia ingin segera memeluk bantal dan gulingnya di rumah. Amel berjalan dengan gontai menuju ruang pesta kembali. Namun ditengah perjalanannya—ada suara seseorang yang mengehentikannya. “Kekasihmu pergi?” tanya seseorang. Amel berhenti. Ia membalikkan badan. Hardin—pria yang terlihat berantakan. Entah ke mana jas yang semula di gunakan pria itu. Dengan dasi yang begitu longgar. Melalui cahaya yang tidak seberapa ini—ia bisa menatap wajah Har
Baca selengkapnya

Chapter 196

Keputusan Amel sudah bulat. Tadi pagi sekitar jam 3 ia kabur. Ia kembali ke Apartemen untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu barulah mengendap-endap pulang ke rumah orang tuanya. Pikirannya yang benar-benar kacau untuk saat ini. Ia ingin segera mengakhiri semuanya. Pukul 10 pagi, ia sudah bersiap-siap akan berangkat ke kantor Daniel untuk berbicara. “Mau ke mana?” tanya Jenifer. “Mau pergi ketemu teman-teman sebentar.” Amel tanpa sarapan lebih dulu. Ia langsung pergi begitu saja. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di sebuah perusahaan Teknologi. Sedari tadi ia berusaha menghubungi Daniel namun tidak satupun panggilannya yang diangkat. Walaupun sibuk, Amel akan terus berusaha agar bisa bertemu dengan pria itu. “Aku ingin bertemu dengan Daniel,” ujarnya pada seorang resepsionis di lobi depan. “Apa sudah membuat janji?” “Belum.” Amel menggeleng. “Tapi aku—” “Kalau anda belum membuat janji, anda tidak bisa bertemu dengan beliau.” Resepsionis itu memotong perkataan Amel.
Baca selengkapnya

CHAPTER 197

Di sisi lain. Amel sedang berjalan di trotoar dengan lemah. Kakinya membawanya kembali pulang. ketika ia melihat sebuah mobil sport yang berada di depan gedung, ia langsung berbalik. Ia segera cepat-cepat berjalan menjauh. “Tunggu, Amel!” Hardin dengan segera keluar dari mobil. Ia berlari mengejar Amel yang berjalan menjauh. “Amel!” dengan tubuhnya yang jauh lebih besar dari perempuan itu. Ia berhasil menangkap tubuh Amel dengan mudah. “Jangan menjauh.” Amel mengepalkan tangannya. Hardin yang memeluknya dari belakang. Pria itu tidak mengerti kondisi dan lingkungan sekitar. Bagaimana jika ada yang melihat mereka. bagaimana jika ada yang menyebarkan foto mereka. “Lepaskan aku.” Amel melepaskan diri dari Hardin dengan kasar. “Kenapa kau selalu mengganguku?” “Aku—” Hardin hendak meraih tangan Amel namun perempuan keburu menjauh lagi. “Tidak bisakah kita tetap bersama?” “Bagaimana tetap bersama jika kau sudah punya istri? Kau sudah menikah dan seharusnya kembali pada istrimu! Jangan
Baca selengkapnya

CHAPTER 198

Mencoba melepaskan segalanya. Membuka lembaran baru. Setelah menempuh perjalanan panjang. Akhirnya Amel bisa menghirup udara di kota Paris. Ia menyeret kopernya, mengeratkan jaket yang membungkus tubuhnya. Sekarang adalah musim dingin. Butiran salju mulai turun. Amel menghela nafas. Mengambil duduk di sebuah bangku. Menunggu taksi yang sebentar lagi akan datang. “Haaatchi!” Suara daris ampingnya. Amel menoleh—di sana ada seorang pria yang menggunakan pakaian rapi, bermasker namun sepertinya sedang terkena flu. “Haaatchiih!” kali ini lebih buruk dari tadi. Laki-laki tersebut membuka masker dan mengusap hidungnya yang lebih memerah. Amel segera merogoh tasnya. Merogoh tisunya yang tinggal beberapa lembar. Ia menyerahkannya pada pria itu. “Maksudnya?” pria itu menoleh. Dengan alis yang terangkat sebelah. “Kau menyukaiku?” Amel mengerjapkan mata. Ia menggeleng dengan cepat. “Tidak. Tentu tidak. Saya hanya ingin membantu anda.” Menyerahkan tisu itu segara. “Ambil saja. Saya harus pe
Baca selengkapnya

CHAPTER 199

Melihat bagiaman satpam di depan sangat hormat. Bahkan sampai membukakan pintu untuk pria tersebut. Amel langsung menutup mulutnya. “Jangan-jangan di bos di sini?” Kemudian mengedikkan bahu acuh. “Aku tidak melakukan kesalahan untuk apa takut? Aku hanya memberinya tisu. Tapi yasudahlah jika dia bosku.” Amel berjalan masuk. Ia langsung menuju resepsionis berada. “Permisi, saya pegawai baru. Bisa tolong pertemukan saya dengan HRD di sini?” “Baik tunggu.” Tak menunggu lama. Seorang wanita muncul. Wanita yang mempunyai rambut kecokelatan. “Hai aku Sofia. Aku HRD di sini dan selamat bergabung.” Sofia mengulurkan tangan. Dengan senang hati Amel menjabatnya. “Amel.” “Ayo ikut aku.” Sofia berjalan lebih dulu. Diikuti Amel di belakangnya. Mereka menaiki lift sampai di lantai dua. Di sini tempatnya admnistrasi dan keuangan. Berjajar kursi dan meja beserta sekatnya. Di sana hampir penuh dengan pegawai. Lantai dua. “Di sini IT.” Ruangan tempatnya para pengembang teknologi. Terdapat beb
Baca selengkapnya

CHAPTER 200

Berjalan pulang setelah bekerja selama berjam-jam di kantor. Amel melewati beberapa area pertokoan. Langkahny perlahan berhenti saat melihat papan nama sebuah apotek. “Apa sekarang waktunya?” gumamnya. Ia menata perutnya sebentar. Pada akhirnya kakinya melangkah ke sebuah apotek. Ia membeli sebuah tespeck dan obat pereda mual untuk ibu hamil. Setelah itu kembali pulang ke rumah Annie. Begitu sampai—semuanya masih gelap. Kemungkinan Annie masih berada di kantor atau lembur. Ia melihat ponselnya yang berdering sekali. [Sebentar lagi aku akan pulang. Aku akan membeli makanan enak] Itulah pesannya. Amel menuju kamarnya. Merebahkan diri sebentar kemudian mengambil kantung kresek yang berisi tespeck yang telah ia beli. 1 jam berlalu. Amel masih terduduk lemas di samping toilet. Sebanyak 20 tespeck bertebaran di mana-mana. Semuanya menunjukkan dua garis merah yang artinya ia memang sedang hamil. Terduduk lesu dengan pikiran kosong. Pilihannya hanya ada dua. Menggugurkan janin ini atau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
55
DMCA.com Protection Status