“Mungkin sebentar lagi,” jawab Keenan yang sebenarnya juga tak begitu yakin. “Apa mama marah ya, Pa? Coba ditelepon saja,” usul Farel yang malah membuat papa sambungnya itu mengendikkan bahu. Kebetulan sekali ponselnya berdering. Keenan memberi kode lewat gerakan mata kalau dia harus mengangkat panggilan tadi sekarang juga. Hingga setelah sepuluh meter berjarak dari sana, barulah dia mengupingi gawainya.[“Halo! Ada apa?”] tanyanya dengan suara ketus.[“Maaf, Tuan. Meeting sudah hampir dimulai. Tuan ada di mana?”] Sebenarnya pertanyaan barusan sangatlah wajar. Namun, berhubung mood Keenan sedang memburuk, jadilah dianggap lain. Dia pun mengamuk tak jelas.[“Apa kau sudah tak bisa diandalkan, hah??”][“Baiklah, Tuan. Saya mengerti.”] Keenan mendengkus kesal usai memutuskan panggilan tadi secara sepihak. Dia pun kembali ke ruang makan dengan perasaan tak karuan.“Ayo makan. Nanti perutmu bisa sakit.”“Apa Papa sudah telepon mama?” tanya Farel
Last Updated : 2023-08-16 Read more