Share

48. Papa Juga

Author: A mum to be
last update Last Updated: 2023-08-16 06:02:36

“Mungkin sebentar lagi,” jawab Keenan yang sebenarnya juga tak begitu yakin.

“Apa mama marah ya, Pa? Coba ditelepon saja,” usul Farel yang malah membuat papa sambungnya itu mengendikkan bahu.

Kebetulan sekali ponselnya berdering. Keenan memberi kode lewat gerakan mata kalau dia harus mengangkat panggilan tadi sekarang juga. Hingga setelah sepuluh meter berjarak dari sana, barulah dia mengupingi gawainya.

[“Halo! Ada apa?”] tanyanya dengan suara ketus.

[“Maaf, Tuan. Meeting sudah hampir dimulai. Tuan ada di mana?”]

Sebenarnya pertanyaan barusan sangatlah wajar. Namun, berhubung mood Keenan sedang memburuk, jadilah dianggap lain. Dia pun mengamuk tak jelas.

[“Apa kau sudah tak bisa diandalkan, hah??”]

[“Baiklah, Tuan. Saya mengerti.”]

Keenan mendengkus kesal usai memutuskan panggilan tadi secara sepihak. Dia pun kembali ke ruang makan dengan perasaan tak karuan.

“Ayo makan. Nanti perutmu bisa sakit.”

“Apa Papa sudah telepon mama?” tanya Farel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Papa Baru untuk Anakku   49. Perkedel Jagung

    Baik Lily maupun Keenan sama-sama saling menoleh lalu spontan membuang pandangan setelahnya. Jantung keduanya berdegup cepat tak menentu sekarang. Tidak sadar bahwa ada perasaan spesial yang mulai tumbuh di antara mereka. Sayangnya pasangan suami istri itu masih berusaha menyangkal di dalam hati.“Oh ya. Mama capek nih. Boleh pijatin?” pinta Lily berusaha mengalihkan perhatian sang anak. Ternyata permintaannya barusan ditanggapi Farel dengan senang hati. Bocah tersebut menarik paksa tangan Keenan untuk segera mendekat.“Kau mau apa?” tanya pria dingin itu yang lekas menahan langkahnya.“Papa ‘kan belum dipeluk mama. Makanya mendekat. Sekalian kita pijat mama ya.” Lily yang baru saja merebahkan diri di atas sofa sontak mengambil posisi duduk. Kepalanya menggeleng cepat. “Sayang? Mama maunya kamu.”“Mama dan Papa berantem ya?” tanya Farel yang cepat disanggah oleh kedua orang dewasa tersebut. “Kenapa seperti marahan? Kata Bu Guru tidak boleh ber

    Last Updated : 2023-08-16
  • Papa Baru untuk Anakku   50. Jangan Ke Mana-Mana

    “Kita bahkan belum bicara,” kata Keenan usai menyudahi aksi kilatnya barusan.Lily hanya menunduk lalu tak berani lagi menatap suami dinginnya itu. Sementara Farel melambaikan tangan dengan senyum merekah. Tak tahu bahwa Keenan telah menakuti mamanya.“Hati-hati, Papa!” pekik Farel yang dibalas dengan anggukan kepala saja. Baru saja Lily hendak melangkah, ponselnya bergetar. Menjadikan ibu satu anak itu bergeming sesaat. Kedua matanya sukses membola usai menerima pesan dari Keenan.[Jangan ke mana-mana.]Sontak dia pun berdecak pelan. Lantas mengetikkan balasan. [Aku harus kerja, Bang.][Aku tidak peduli.]“Mama kenapa?” tanya Farel yang akhirnya kembali menemuinya lagi.“Enggak, Sayang. Kamu mau apa, hemm?” tanya Lily yang segera menyimpan gawainya di dalam saku celana.“Hemmm … boleh tidak kalau sore nanti kita ke beli es krim?”“Bukannya di kulkas dapur ada?” ucap Lily yang malah bertanya ulang.Farel menunjukkan cengiran kudanya. Tak lama kemudian dia mengaku, “Aku b

    Last Updated : 2023-08-16
  • Papa Baru untuk Anakku   51. Menemani Keenan Ke Pesta

    Pertanyaan tadi tak dijawab oleh Keenan. Hingga suara derap langkah dari arah belakang membuat Lily segera menoleh.“Permisi, Tuan!” sapa salah satu dari para wanita yang ada barusan muncul di depan mereka.Keenan mengangguk tanpa suara. Lantas dia melirik ke arah sang istri dengan tatapan dingin seperti biasa. “Malam ini temani aku ke sebuah acara.” Dan setelah mengatakan itu dia menarik lembut tangan Farel untuk pergi dari ruang tengah. Jangan tanyakan perasaan Lily sekarang. Jelas dirinya bingung dengan kehadiran tiga orang yang begitu tiba-tiba di hadapannya. Beruntung Mbok Jum lekas muncul dengan wajah teduh yang bisa membuatnya sedikit tenang.“Kalian boleh bawa perlengkapan ke dalam. Saya akan menunggu di sini,” kata Mbok Jum yang segera diiyakan oleh ketiganya. Barulah kemudian dia melihat ke arah Lily lagi. “Malam ini ada acara pertunangan putri dari salah satu kolega bisnis Tuan, Nyonya. Biasanya yang turut hadir sekretaris atau asisten Tuan. Namu

    Last Updated : 2023-08-16
  • Papa Baru untuk Anakku   52. Tamu Yang Dikenal

    Keenan spontan menoleh ke arah tamu yang menyapa dengan pertanyaan straight to the point barusan. Sementara Lily menundukkan kepala sembari mempersiapkan mental untuk jawaban yang akan dilontarkan oleh suaminya.“Kau usil sekali bertanya,” celetuk yang lain sambil terus memperhatikan Lily dengan mata keranjangnya. “Keenan baru saja membuka diri. Kau malah menggodanya begini.”Orang tadi pun tergelak. “Ya ya. Aku hanya bertanya. Ternyata pilihan teman kita ini lumayan juga. Aku suka.”“Apa aku minta pendapatmu?” serang Keenan dengan wajah datarnya. Sontak dua orang yang ada di hadapannya itu tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Sama sekali tak tersinggung dengan sikap Keenan barusan karena sudah mengenal karakternya sejak awal.“Apa kau tak mau mengenalkan nona ini pada kami, hemm??”“Ayo kita pergi,” kata Keenan yang lekas memacu langkahnya melewati dua orang tamu undangan tadi. Ya. Setidaknya Lily bisa bernapas lega karena Keenan tidak menj

    Last Updated : 2023-08-17
  • Papa Baru untuk Anakku   53. Di Lantai Dansa

    “Kau datang dengan siapa?”Lisna menunjuk ke arah Dokter Faisal yang kebetulan pula sedang melambaikan tangan ke arah mereka. “Seharusnya kita bisa datang bersama tadi.” Keenan hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Sementara Lisna kembali melanjutkan obrolan dan menguasai perhatian suami Lily itu dengan tingkah posesifnya. Sama sekali tak mempedulikan ada wanita lain yang sedang membersamai mereka. Sungguh rasanya Lily benar-benar sedih. Bagaimana tidak. Dirinya merasa diabaikan ketika dua orang itu mengobrol. Hingga panggilan seseorang dari arah sebelah kanan membuat istri Keenan tersebut lekas tersenyum.“Pak Dimas?” Dahinya berkerut saat melihat Dimas menggandeng seorang wanita paruh baya yang juga sedang berjalan menuju ke arahnya. Lily spontan mengulurkan tangan dan menyalami orang yang dipanggil ‘bunda’ oleh Dimas itu. Senyuman khas nan hangat yang ia dapati membuatnya merasakan sedikit ketenangan dari sekian banyak kewaspadaan yang

    Last Updated : 2023-08-17
  • Papa Baru untuk Anakku   54. Dia Istriku

    “Tangannya begini,” kata Lily yang sedari tadi tak pernah memudarkan senyum di wajah cantiknya.Dimas terkekeh sesaat. Namun, mau tak mau dirinya mengimbangi gerakan lincah Lily. Tempo musik pun semakin cepat. Memaksa ia untuk melakukan sesuai dengan tuntutan.“Aku takut kakiku terinjak oleh sendalmu,” kata Dimas yang sesekali melirik ke arah bawah. Baru saja mengucapkan demikian, pria itu meringis saat salah satu sendal milik Lily menginjak sepatu kanannya. Beruntung ujung tumitnya tidak runcing. Sakitnya masih bisa ditoleransi.“Maaf, Pak.” Refleks Lily menurunkan kedua tangannya.Dimas mengangguk singkat. “Aku ternyata terlalu percaya diri.”“Jadi bagaimana? Kita sudahi saja ya.”“Iya,” sahut Dimas cepat. Dia lantas meninggalkan lantai dansa terlebih dahulu. Berharap Lily menyusul di belakangnya. Sayang, wanita cantik itu malah terjebak di antara beberapa pasangan dansa yang mulai menutupi jalan keluarnya.“Keenan, kau mau ke mana?” tanya Lisna begitu Ke

    Last Updated : 2023-08-18
  • Papa Baru untuk Anakku   55. Sisa 42 Hari Lagi

    Sepanjang perjalanan menuju pulang Lily hanya diam. Ya memang sebenarnya ketika di samping sang suami dia tak banyak bicara juga. Namun, Keenan yang kini meliriknya menyimpulkan arti berbeda. Wanita yang dinikahinya dengan perjanjian itu tampak murung. “Kau tak suka karena bunda Dimas tahu hubungan kita? Apa kau patah hati?” serang Keenan straight to the point. Lily sontak memutar kepalanya ke arah samping. “Patah hati?” Dia terkekeh samar. “Jangan sok tahu.” Jawaban ketus barusan malah membuat Keenan bertambah kesal. “Jangan berbohong. Bilang saja bahwa kau ingin menggodanya. Berharap kalian bisa memiliki hubungan lebih. Begitu ‘kan?” “Ck. Aku enggak pernah mikir ke sana ya, Bang. Bisa enggak berhenti nuduh yang jelek tentang aku? Emangnya janda selalu buruk ya di mata kalian?” Suaranya mulai serak. Sang sopir yang tengah mengemudi pun mengintip dari kaca dashboard, tetapi kembali fokus pada jalanan begitu Keenan menatap tajam padanya. “Kalau gitu kenapa?” tembak Keenan langsung

    Last Updated : 2023-08-18
  • Papa Baru untuk Anakku   56. Pencegah Kehamilan?

    “Kembalikan, Bang.” Alih-alih mendengarkan permintaan barusan, Keenan malah meremas strip berisi butiran pil kecil itu dengan telapak tangan besarnya. Membuat Lili menggeleng lemah dan pasrah.“Untuk apa kau minum ini, hah??” sentak Keenan melemparkan benda yang sudah tak berbentuk tadi ke lantai. “Agar kau bebas menjajakan tubuhmu di luar sana. Iya ‘kan?? Jawab!!”PLAK!! Habis sudah kesabaran Lily. Dia sempat kaget karena tangannya spontan menampar wajah Keenan. Napasnya memburu diiringi dengan tangis meluapkan rasa pilu di hati.“Cukup, Bang. Berhenti menghinaku!!” ucapnya dengan air mata yang sudah menggenang. “Abang bukan siapa-siapa yang berhak menghakimiku. Ingat ya. Status kita memang suami istri, tetapi semuanya hanya di atas kertas.”“Kau sudah berani, hah??”“Aku hanya wanita lemah yang sedang mempertahankan harga diri,” jawab Lily dengan tubuh yang mulai gemetar. Kali ini dia tak ingin ditindas lagi. “Tahu kenapa aku minum obat pencegah kehamila

    Last Updated : 2023-08-18

Latest chapter

  • Papa Baru untuk Anakku   141. Keluarga Yang Hangat (TAMAT)

    “Maafkan aku karena telah membuatmu hamil.” Pernyataan barusan membuat Lily yang tengah kesakitan sontak tertawa. Tak pelak sopir yang juga ikut mendengarnya terbahak tanpa sadar. “Abang?” rengek Lily di sela-sela kontraksi yang memelan sekejap. “Enggak pa-pa. Aku bisa. Jangan cengeng dong. Anak kita mau lahir. Masa’ papanya nangis.” “Iya, Tuan. Harus semangat supaya Nyonya kuat lahirannya.” Sang sopir juga tak mau kalah memberikan dukungan. “Kalian benar.” Keenan menyeka cepat air matanya yang sudah membasahi pipi. “Aku harus mendampingimu di ruang bersalin nanti. Kalau dokter melihatku lemah, mereka tidak akan mengijinkanku masuk.” Lily tersenyum mendengar ucapan suaminya. Tak berapa lama mobil pun tiba di tempat tujuan. Keenan pun memekik dari arah luar agar para petugas menyiapkan kursi roda untuk istri tercintanya. Seorang bidan yang kebetulan bertugas shift sore memeriksa jalan lahir Lily. Lantas mengatakan, “Ini masih pembukaan sembilan lebih. Sebentar lagi waktunya ber

  • Papa Baru untuk Anakku   140. Menjelang Persalinan

    “Hai, Tante!” sapa Farel sembari melambaikan tangannyan ke arah Lisna. Bocah polos itu bahkan sudah bergerak untuk salim pada wanita yang ada di depan mereka. Lisna pun mengangguk sambil tersenyum. “Kau sudah semakin besar ya.” “Iya dong,” sahut Farel cepat. “Aku juga mau punya adik.” “Ya.” Lagi-lagi Lisna hanya bisa mengangguk saja. Dia pun menoleh pada Lily lalu berkata, “Selamat ya atas kehamilannya.” “Terimakasih.” Kali ini Keenan yang menjawab dengan sorot mata tidak bersahabat. Dia masih menyimpan amarah atas perbuatan Lisna kala itu. “Maafkan aku.” “Sudahlah. Jangan dipikirkan lagi,” kata Lily yang kini sudah tersenyum manis. “Kamu apa kabar?” “Aku … baik.” Tak lama setelah itu mereka mendengar nama Lisna yang dielukan oleh seseorang. Semuanya sontak menoleh. “Sayang, kamu di sini?” Dimas. Pria tersebut terlonjak kaget begitu melihat tiga orang yang sekarang bersama Lisna. Dia pun jadi salah tingkah. “A-aku dan Dimas —” “Bulan depan kami akan tunangan,” potong Dima

  • Papa Baru untuk Anakku   139. Lily Yang Manja

    Farel sangat bersemangat bercerita dengan Adrian tentang kabar janin yang dikandung oleh sang mama. Dia bahkan sama sekali tak menggubris kue dan camilan yang disediakan di atas meja. Seperti biasa. Suaranya selalu mendominasi di antara para orang dewasa.“Wah. Papa turut senang karena sebentar lagi kamu mau jadi seorang kakak.” Adrian merespon dengan kuluman senyumnya. Lantas dia menoleh ke arah Lily yang tengah mengusapi perut buncitnya. Jujur kalau memang sampai sekarang rasa cinta itu masih belum memudar.“Ya sudah. Papa antar kau ke atas untuk bersiap-siap ya.” Keenan bangkit dari duduknya lalu menggamit tangan Farel. Meninggalkan Lily bersama Adrian yang masih berada di ruang tengah. Suasana berubah menjadi hening. Hingga kemudian Adrian memilih untuk berbicara terlebih dahulu. Dia tersenyum getir menyaksikan sang mantan istri yang kini sedang berbadan dua.“Selamat ya untuk kehamilan kamu.”“Makasih, Mas.” Lily mengangguk sambil tersenyum. “Jangan lu

  • Papa Baru untuk Anakku   138. Persiapan Tujuh Bulanan

    “…, ya. Dia laki-laki seperti dirimu.”“Laki-laki?” ucap Farel mengulang pernyataan sang dokter. Pria berjas putih itu mengangguk singkat sambil tersenyum.“Kau senang?” tanya Keenan yang dilangsung diiyakan oleh Farel tanpa jeda.“Aku punya teman. Yeay!!” soraknya lagi. Setelahnya dokter pun menginformasikan pendidikan kesehatan tentang kehamilan pada Lily dan Keenan. Kini pasangan suami istri tersebut saling menggenggam sembari tersenyum penuh.“Usia kehamilan Anda sudah masuk 22 minggu. Semoga prediksi jenis kelamin tetap tidak berubah ya.”“Kalaupun adikku perempuan tidak masalah,” celetuk Farel masih dengan keceriaan yang sama. “Nanti aku bisa minta papa untuk—”“Sayang?” potong Keenan cepat. “Tali sepatumu terlepas.” Atensi bocah usia empat tahunan itu pun teralihkan. Beruntung percakapan tadi tidak berlanjut. Kalau tidak bisa dipastikan bahwa Keenan dan Lily akan merasa malu. Tahu bahwa anak mereka tersebut mengutarakan hal yang menggelikan.“Makanya

  • Papa Baru untuk Anakku   137. Detak Cinta

    “Aku mau adik laki-laki,” ucap Farel ketika keluarga kecil mereka baru saja beristirahat usai berjibaku di dalam kolam renang. Matanya berbinar ketika ikut meletakkan tangan di perut buncit sang mama. “Sepertinya kau yakin sekali,” goda Keenan yang kini sudah menempelkan telinga di bagian sisi perut yang lain. Pria itu mengerjap ketika merasakan sesuatu menendang dari dalam sana. Membuat dia dan Farel terkekeh serempak lalu sibuk berdebat tentang jenis kelamin calon anggota keluarga baru mereka tersebut. “Tuh ‘kan? Dia bilang kalau akan menjadi temanku bermain badminton nanti.” Kali ini Farel justru merasa sangat percaya diri dengan tebakannya. Sementara Lily hanya tersenyum sembari mendengar dua pria beda usia yang dicintainya itu berdebat terus-terusan. Pemandangan indah yang sudah lama ia dambakan sejak jauh hari. Tak lama kemudian dirinya menyingkirkan tangan mereka dan bersiap hendak bangkit dari kursi. “Ma, katakan kalau adikku laki-laki,” rengek Farel yang ham

  • Papa Baru untuk Anakku   136. Jangan Jadi Ayah Seperti Daddy

    “Om minta maaf ya.” Namun, Keenan masih membungkam mulutnya. Sama sekali tak menggubris permintaan maaf dari pria paruh baya tersebut. Sementara Lily yang memang gampang sekali kasiha menatap wajahnya dengan iba.“Bang, kasihan sama Dokter Faisal.” Lily meremas lembut telapak tangan suaminya agar respon. Barulah Keenan berdecak pelan lalu menoleh ke arah tamu yang tak diharapkannya itu.“Om tidak salah apa-apa.”“Iya, Nak, tapi Lisna—”“Itu tidak ada sangkut pautnya dengan Om,” tegas Keenan dengan rahang yang sudah mengetat. “Dari dulu Om selalu menutupi kesalahannya. Memanjakannya dan selalu jadi tameng. Lihatlah sekarang! Dia bahkan hampir menjadi seorang pembunuh. Untungnya janin di kandungan istriku bisa selamat.”“Lily hamil?” Dokter Faisal semakin merasa bersalah.“Ya.” Keenan lantas menatap kesal dokter kepercayaan keluarganya itu. “Sebenarnya aku ingin melaporkannya pada polisi, tetapi gagal karena istriku yang mencegah. Jadi sebagai gantinya aku mohon dengan san

  • Papa Baru untuk Anakku   135. Masih Lima Minggu

    Keenan kehilangan suaranya begitu menyadari apa yang terjadi. Pria itu terus memeluk Lily sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Tak pelak melabuhkan kecupan kecil di area wajah wanitanya tersebut. Sementara Bagas sesekali menoleh ke belakang. Berusaha memacu kendaraan yang saat ini ia kemudikan sendiri agar bisa berjalan lebih cepat lagi. Jika dia ada di posisi sang tuan sekarang, mungkin juga akan berlaku sama. “Tuan Keenan??” “Lakukan yang terbaik untuk istriku!!” Semua petugas yang ada di ruangan IGD rumah sakit itu bergerak cepat menangani Lily, sedangkan Keenan sibuk mondar-mandir tak karuan. Dia merasa sesak sekaligus menyesali apa yang telah terjadi. Menyalahkan diri sendiri karena keadaan istrinya sekarang. Dua jam kemudian … &n

  • Papa Baru untuk Anakku   134. Wanita Gila

    “Dua kali dia menemuiku. Mengajakku bekerja sama untuk menghancurkan pernikahan kalian.”“Aku tidak percaya.”“Ck. Itu urusanmu. Aku hanya berharap semoga Lily baik-baik saja karena kalau benar wanita itu yang menculiknya, maka habislah sudah.” Percakapan tadi masih terngiang di telinga Keenan. Sekarang dia sudah tidak sabar untuk kembali ke Medan. Beruntung Bagas bisa menyediakan jet pribadi sehingga memudahkan pergerakan mereka tiba di sana dengan cepat.“Saya sudah menghubungi orang suruhan kita untuk mengawasi Nona Lisna,” kata Bagas yang baru saja memutus panggilan lewat ponselnya sebelum kendaraan pribadi itu terbang. “Kita akan langsung dapat kabar begitu sampai di Medan.”“Good,” gumam Keenan yang segera memasang kaca mata hitamnya. “Bagaimana dengan Dimas? Kau juga suruh orang untuk mengawasinya ‘kan?”“Iya, Tuan.” Keenan mengembuskan napasnya dengan keras. Benar-benar tak sabar ingin membuktikan tudingan Adrian tadi. Kalau memang apa yang dikataka

  • Papa Baru untuk Anakku   133. Mencurigai Adrian

    “Tidak!” tolak Keenan cepat. “Aku yakin dia yang menculik Lily.”“Kau gila ya?” Lisna pun geleng-geleng kepala.Keenan menatap tajam Lisna. “Atau kaulah orangnya! Oh ya. Aku pernah melihatmu berbicara dengan Adrian. Kalian mungkin sudah bekerja sama. Jawab, Lisna!!” Pria yang sudah frustrasi itu hendak melayangkan satu pukulan lagi ke wajah Dimas, tetapi sang daddy dan Bagas lebih dulu menahan tubuh kekarnya. Membuat dia jadi terhalang oleh keduanya.“Hentikan!” sentak daddy-nya lagi. “Bukan begini caranya bertindak. Kamu harus berpikir dengan kepala dingin. Kenapa jadi malah brutal??”“Lily itu istriku, Dad!” tukas Keenan dengan perasaan yang campur aduk. “Aku bisa gila karena kehilangan dia. Apalagi saat ini dia sedang … agh!! Dia lagi sakit. Bagaimana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja? Tidak ada yang tahu ‘kan?”“Kami mengerti perasaanmu. Tenanglah sebentar,” bujuk daddy-nya. Waktu makan malam sudah lewat sejak beberapa jam yang lalu. Namun, Keenan ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status