Home / CEO / Presdir Tampan Itu Ayah Anakku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Presdir Tampan Itu Ayah Anakku: Chapter 81 - Chapter 90

298 Chapters

Membongkar Rahasia

"Ha ha ha! Akhirnya, semua masalahku berakhir!" pekik Belinda.Belinda berguling-guling di tempat tidur sambil tertawa-tawa bahagia. Dia senang sekali, akhirnya rencananya berhasil. Akan tetapi, masih ada satu masalah lagi yang harus Belinda selesaikan. Belinda melompat dari tempat tidur, lalu berjalan menuju salah satu kamar di lantai tiga. Di lorong yang menghubungkan kamar itu, para pengawal menjaga di kedua sisi dinding. Belinda berjalan melewati mereka seperti biasanya sambil tersenyum sopan. Lalu, mendekati salah satu pengawal. "Apakah anak Julian ada di sini? Bolehkah aku melihat calon keponakanku?" tanya Belinda dengan suara yang begitu lembut mendayu-dayu dan menggoda para pengawal itu.Para pengawal yang semua berjenis kelamin lelaki itu, takjub dan kagum saat bisa melihat dan bicara langsung dengan model internasional yang sangat cantik dan terkenal. Mereka terlihat sangat terpesona oleh Belinda."Iya, Nona. Nona Muda ada di dalam," jawab salah satu pengawal dengan wajah
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Dua Ayah

"Apa katamu?" Mahendra membeliakkan mata sampai hampir keluar dari tempatnya.Vina juga tak kalah terkejut dari Mahendra. Dia sampai menutup mulut yang menganga dengan kedua tangan. Rangga tak seharusnya membongkar rahasia mereka.'Rachel ... tidak ... Pak Mahendra pasti akan mengurung Rachel!' Vina ingin mengatakan itu pada Rangga, tetapi lidahnya sangat kelu dan tidak dapat berbicara apa-apa."Anak Vina adalah anakku! Aku akan menikahi Vi-"PLAK!Vina memekik tertahan ketika Mahendra menampar wajah Rangga sampai bibirnya terluka dan sedikit berdarah.Julian menghampiri Vina dan berbisik, "kamu keluar dulu, Vin."Vina masih membeku di tempat karena terkejut sekaligus khawatir. Dia hanya menurut saat Julian merangkul dan membimbing dirinya menuju pintu.Kepala Vina terus-menerus menoleh ke arah Rangga. Dia menghentikan langkah kala Rangga memandangi Julian yang ada di sampingnya.Vina pun tersadar dari keterkejutan, lalu menepis halus tangan Julian dari pundaknya. "Julian, aku tidak ap
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Ayahku Jelek

'Bocah tolol! Aku seharusnya membunuhmu tadi!' maki Belinda dalam hati. Matanya melotot ke arah Rachel, tetapi Rachel tak melihatnya.Setelah tahu arti kata 'menikah' dan mendengar ucapan Mahendra tadi, tentunya Rachel langsung menunjuk Rangga. Rachel tak mau kalau ayahnya sampai menikah dengan Belinda."Kamu yakin? Jangan bohong! Apa ibumu yang menyuruh mengatakan itu?" tuduh Mahendra."Jangan keterlaluan dengan anakku, Kek," hardik Rangga dengan suara pelan.Rachel turun dari sofa, lalu berlari kecil menuju orang tuanya. Dia mengulurkan tangan pada Rangga sebagai isyarat minta gendongan. Rangga memeluk putrinya penuh kasih sayang dalam pangkuan. Belinda yang melihatnya sangat berang. Matanya masih terus menatap tajam kepada Rachel."Aku tidak bohong. Ini Ayah tampanku." Rachel mencubit-cubit kedua pipi Rangga. "Tadi, Tante Cantik menyuluhku bilang cama Kakek kalau Ayah bukan ayahku."Belinda keringat dingin ketika semua orang menatap dirinya. "A-aku tidak pernah bertemu dengannya!"
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Gara-Gara Salep

"Uweeekk ...." Dion menunduk seraya memegangi perutnya."Om Dion cakit?" Rachel menepuk-nepuk perut Dion."Maag Om kumat. Om belum makan seharian," terang Dion.Rangga melototi Dion. Dia mengira jika Dion menguping pembicaraannya dengan Vina dan sedang mengejeknya. Tapi, Dion sebenarnya memang sedang mual."Pak, saya lapar. Bolehkah minta makan di sini? Mau pesan online kasihan kurirnya pasti takut melihat gerombolan preman Pak Mahendra," minta Dion dengan wajah polos.Rangga berdecak kesal. Rangga ingin mengusir Dion, tetapi Rangga masih membutuhkan Dion untuk berjaga karena kondisinya tak begitu baik saat ini."Telepon dapur suruh membuatkan makanan. Tidak. Kamu ke sana langsung. Belinda bisa meracuni makanan kita.""Tolong mintakan obat untuk luka sekalian," ucap Vina."Mau ikut Om Dion. Aku lapal dan mengantuk." "Rachel di sini saja." Rangga menepuk-nepuk pahanya.Rachel pun merangkak naik ke kasur. Merebahkan kepala di paha ayahnya. Sementara Vina masih sibuk menyeka luka Rangga.
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Terbaca

"Apa?! Kenapa dadakan sekali?" seru Vina.Rangga menggenggam tangan Vina dengan sangat lembut. "Kita akan merayakan pernikahan nanti, setelah kita menikah secara hukum dan agama terlebih dahulu agar bisa membawa Rachel pergi dari sini.""Tapi, ini ... terlalu cepat. Aku belum siap.""Belum siap kenapa? Apa kamu ingin menikah dengan Julian?""Kenapa jadi membicarakan Julian?" tanya Vina kesal.Semua perempuan yang akan menikah harus bersiap-siap menghadapi malam pertama mereka. Bagaimana Vina tak khawatir kalau Rangga tiba-tiba mengajaknya menikah?Bukan masalah gaun pengantin, bukan juga persiapan pesta ataupun undangan. Vina pun tak pernah memimpikan pernikahan indah seperti cerita dalam dongeng.Akan tetapi, bagaimana Vina harus menghadapi Rangga setelah menikah dengannya? Apakah Vina bisa melewati malam pertama dengan Rangga tanpa kecanggungan?Memikirkan malam pertama, Vina jadi berdebar-debar. Kalau mereka menikah hari ini, dia dan Rangga akan melakukan itu juga nanti malam.Wajah
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Keguguran

"Aku tidak akan pernah menikahi perempuan licik seperti Belinda."Mahendra memukul sandaran sofa. "Jaga bicaramu! Belinda terlahir dari orang tua terhormat. Tidak seperti perempuan itu."Rangga menyeringai singkat. "Kemampuan Kakek membaca sesuatu agaknya sudah semakin tumpul. Kakek sendiri yang akan menyesal kalau tidak segera mengusir perempuan licik itu.""Rangga!"Rangga berlalu pergi setelah mengatakannya. Dia kembali ke kamar di saat Vina sudah tertidur pulas.Karena tak ada Rachel, ranjang mereka jadi terasa sangat luas. Vina juga tidur di tepian kasur. Tumpukan tebal bantal tertata rapi di tengah ranjang.Rangga tersenyum singkat oleh perbuatan Vina yang menurutnya sangat konyol. Rangga bisa dengan mudah menyingkirkan bantal-bantal itu, seperti yang sedang dia lakukan sekarang.***Pagi hari Vina dihiasi oleh tangisan menyayat hati perempuan yang mengaku mengandung anak Rangga. Belinda menangis tersedu-sedu di depan Vina setelah mengajaknya bicara berdua."Kamu juga perempuan,
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Diusir

"Waa ....!!" teriak Rachel mengikuti teriakan Dion yang dibuat-buat seperti wanita.Satu kamar itu menjadi berisik oleh pekikan Rachel dan Dion, membuat orang-orang yang ada di luar keheranan."Kamu bikin kaget, Dion!" Vina berbalik menghadap Dion yang masih terkejut dan bergumam-gumam entah apa yang dia katakan. Vina mengurut dadanya yang naik turun dengan cepat. Terkejut dengan apa yang baru dilihatnya, juga karena ulah Dion."Aku juga kaget, Vin. Uh ... mataku ternoda!" Dion mengusap kasar matanya.BLAM!Pintu kamar mandi ditutup kencang setelah Rangga menurunkan Rachel. "Ayah malah cama aku, Bunda?" tanya Rachel dengan wajah polos."Tidak, Sayang. Ayahmu buru-buru ke toilet," sanggah Vina."Oh ... Ayah cakit peyut."Seperti biasa, mereka diharuskan sarapan bersama di meja makan. Mahendra dibuat kebingungan oleh tingkah orang-orang yang duduk di sisi kanan dan kirinya.Belinda yang duduk di deretan kiri, masih sesekali terisak dan mengusap mata. Mahendra sudah mendengar kabar kegu
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Diseret Keluar

"K-kakek?" Belinda memegangi pipinya yang terasa seperti digigit jutaan semut. "Kenapa Kakek menamparku?"Mahendra memelototi Belinda dengan aura mengancam. Dia menyerahkan kembali ponsel Belinda yang digenggam sangat erat. Belinda merinding melihat wajah seram Mahendra yang tak pernah ditunjukkan padanya. Dia menerima ponsel itu dengan tangan gemetaran. Matanya tak berani menatap wajah Mahendra. "Pergi dari sini sekarang juga!" usir Mahendra dengan suara lantang.Belinda tak mau mempercayai apa yang baru saja dia dengar. Mahendra tak mungkin mengusir dirinya, begitu pikir Belinda.'Apa Kakek dan Rangga hanya ingin memberikan aku kejutan?'Rangga tersenyum samar menonton adegan yang hanya berjarak dua meter dari tempatnya duduk. Puas, itu yang Rangga rasakan. Reaksi Belinda yang masih berdiri mematung, kebingungan, dan ketakutan itu, tak seberapa jika dibanding ketakutan putrinya yang masih balita diculik orang-orang suruhan Belinda."Doni! Panggil orang untuk menyeret perempuan kot
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Burung dalam Sangkar

"Aku sudah bilang, perempuan itu tidak sebaik yang Kakek kira." Rangga masih bersantai menikmati pijatan di kursi.Mahendra berdiri memandangi luar jendela dengan posisi memunggungi Rangga. Kedua tangannya masuk ke kantong celana.Sejak suara Belinda tak lagi terdengar, Mahendra hanya berdiri merenung. Entah apa yang dia pikirkan. Bahkan, ketika Rangga mengajak bicara barusan, Mahendra tak menanggapi dan masih berkutat dengan pemikirannya sendiri.Mahendra menghela napas panjang berulang-ulang. Dia lantas duduk di sofa dekat dengan tempat Rangga berada."Apa kamu pikir, Kakek akan merestui kamu dan perempuan itu setelah Kakek mengusir Belinda? Jangan salah, Rangga. Sampai kapan pun, kamu tidak boleh menikah dengannya." Suara Mahendra yang berat dan datar menyembunyikan rasa kecewa.Rangga mematikan kursi pijat, lalu meninggalkan Mahendra. Tak ada gunanya berdebat di saat Mahendra masih terpukul dengan pengkhianatan Belinda.Dion telah menanti di depan ruangan itu. Dia juga menguping p
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Jam Malam

"Kakek jahat! Aku mau makan cama, Bunda!" teriak Rachel mengalahkan suara Mahendra.Mahendra menggertakkan gigi melihat cicitnya melotot tajam padanya. Dia sampai tak bisa berkata-kata karena tak bisa membalas ucapan anak kecil."Bunda mau istirahat sebentar, punggung Bunda sakit. Rachel makan sama Ayah, ya," bujuk Vina.Vina cukup tahu diri. Meskipun Rachel yang meminta, dia tak akan bisa menelan sebutir nasi pun kala pemilik rumah tak mengizinkan."Cukup, Kek! Jangan bertingkah seperti anak kecil!" hardik Rangga."Kalau tidak suka aturanku, perempuan itu boleh pergi dari sini," tegas Mahendra."Kakek jahat! Kakek jahat!" seru Rachel.Mahendra menatap tajam pada Rachel, tetapi Rachel tak mengalihkan pandangan dari Mahendra sambil menyerukan dua kata yang sama.Nafsu makan Rangga pun langsung hilang. Padahal, Rangga juga sudah merasa lapar sebelumnya."Kamu tanggung jawabku. Duduk dan makanlah. Abaikan ucapan Kakek." Rangga mendorong mundur kursi di sebelahnya.Walaupun Rangga mengucap
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more
PREV
1
...
7891011
...
30
DMCA.com Protection Status