Home / CEO / Presdir Tampan Itu Ayah Anakku / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Presdir Tampan Itu Ayah Anakku: Chapter 91 - Chapter 100

298 Chapters

Mengakui Perasaan

Salah satu penjaga mendorong Rangga dengan kuat ketika Rangga kembali memajukan badan. Rangga balas mendorong pengawal itu.Rangga tak berniat berkelahi dengan para pengawal pada awalnya. Namun, Rangga tak terima jika mereka berani menghalangi jalannya."Jangan memaksa kami menggunakan kekerasan, Pak!" ancam pengawal itu."Kalian yakin ingin menghalangi jalanku? Kalian harus memukuli aku sampai mati lebih dulu dan Mahendra akan membunuh kalian jika sampai aku mati di tangan kalian!" kecam Rangga dan tanpa gelar kesopanan memanggil nama kakeknya.Seorang kepala pengawal mendatangi mereka setelah mendengar keributan. "Ada yang bisa kami bantu, Mas Rangga?""Ajari anak buahmu untuk bersikap sopan! Kamu juga akan menghalangi aku jalan-jalan di rumahku sendiri?!" bentak Rangga.Kepala pengawal yang telah bekerja di kediaman Cakrawala selama hampir dua puluh tahun itu telah mengenal Rangga sejak masih remaja. Dia tahu, Rangga akan melakukan apa pun untuk mendapatkan keinginannya.Perintah Ma
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Perhatian Rangga

"Tidak akan ada yang bisa membantumu," geram Rangga seraya membuka pintu gudang bahan makanan.Pelayan itu menjatuhkan ponselnya. Mulutnya yang setengah terbuka, berkedut-kedut terkejut."P-pak ... s-saya ...." Pelayan itu menelan ludah susah payah melihat pria di hadapannya seperti iblis tampan yang siap mencabut nyawa.Mata Rangga berkilat-kilat. Rahang tegasnya kian menegang. Kedua tangan pun mengepal kuat seperti hendak memukul pelayan itu.Apa yang dipikirkan pelayan itu nyaris benar. Rangga sangat murka hingga ingin mematahkan setiap tulang belulang di badan pelayan itu.Vina ternyata sakit karena ulah Belinda. Lebih parahnya lagi, pelayan yang bekerja di rumah keluarganya ikut terlibat melukai wanitanya."Keluar!" bentak Rangga.Pelayan itu meremas-remas rok untuk meredakan gemetar di tangannya. Dia menunduk ketakutan sampai hampir menumpahkan tirta dari dalam mata.Sampai di luar dapur, Rangga memanggil pengawal dengan suara tinggi. "Kurung dia dan jangan biarkan dia keluar sam
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Dimandikan Rangga

"Jangan macam-macam, Mas! Aku sedang sakit!" pekik Vina.Vina menjadi takut pada pria di hadapannya. Sebab, Rangga sedang menutupi mulutnya yang sedang tertawa. Sejak kapan Rangga bisa tertawa seperti itu?"K-kenapa tertawa?" tanya Vina keheranan bercampur curiga.Rangga berdehem dan senyumnya menghilang. Dia menggeser bangku ke belakang punggung Vina. Dengan tangan kokohnya, Rangga memegangi kedua pundak Vina."Jangan bergerak kalau tidak mau handukmu lepas. Diikat lebih kencang," perintah Rangga halus.Vina memperhatikan handuk yang hampir terlepas dan gegas merapikannya. Vina melihat mata Rangga yang menjurus pada tangannya yang tengah mengikat handuk, kemudian Vina menggeser badan supaya Rangga tak melihat.Wajah Vina seketika memanas saat kembali teringat tentang handuk dan Rangga. Dia menggeleng pelan untuk mengusir bayangan mengejutkan yang sering mengganggu pikiran."Aaah!" Vina terperanjat tatkala tangan Rangga yang penuh busa menyentuh kulit lehernya."Jangan menggodaku, Vina
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Jalan Buntu

"Seperti kata Anda, sudah waktunya saya pensiun. Terima kasih telah menjaga saya selama ini." Dokter Tom tersenyum pada Mahendra dan Vina."Jangan ikut campur, Tom," geram Mahendra.Dokter itu berbisik pada Mahendra, "saya harap, Anda tidak melakukan hal sama seperti dulu. Itu hanya akan menyakitkan hati banyak pihak, termasuk Anda sendiri, Pak. Semoga Anda selalu diberi kesehatan."Setitik penyesalan tersirat pada wajah Mahendra ketika mendengar penuturan Tom. Namun, hanya sekejap saja.Saat dokter Tom telah pergi, Mahendra berkata, "lihat ... karena keegoisanmu, orang lain yang menjadi korban."Vina menunduk sambil membendung air mata. Tak perlu diberi tahu Mahendra pun, Vina juga sangat merasa bersalah."Datanglah ke kantorku jika kamu sudah bersiap pergi. Aku akan memberi kompensasi yang layak karena sudah melahirkan keturunan Cakrawala. Kamu bisa menikah dengan pria lain dan memiliki anak darinya. Bocah itu akan tetap tinggal di sini."Mahendra berbalik pergi setelah mengatakan it
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Selalu Menjagamu

'Gawat, Pak! Pak Mahendra mengajak Vina berkelahi!'Setelah membaca pesan provokatif dari Dion, Rangga berjalan cepat dari rumah sayap kanan ke sayap kiri. Tak ingin jika Mahendra menyakiti hati Vina dengan kata-kata kasarnya."Mas Rangga!" seru dokter Tom.Langkah panjang Rangga terhenti ketika mendengar seruan suara yang familiar di telinga. Dia mendekati dokter Tom yang hendak membuka pintu utama."Kenapa Anda bawa koper? Mau ke mana? Sudah memeriksa calon istriku?" tanya Rangga tak tenang. Matanya juga tak fokus melihat lawan bicara."Saya baru saja berpamitan dengan orang-orang. Pak Mahendra memarahi saya. Beliau menyuruh Nona Vina untuk membuat pilihan sulit," jawab dokter Tom, kemudian membuang napas kasar."Pilihan?"Dokter Tom pun menceritakan semua secara mendetail pada Rangga. Juga memberi beberapa nasihat supaya Rangga menjaga baik-baik calon istri dan putrinya."Saya turut menyesal karena tidak bisa membela Anda," ucap Rangga.Rangga tak enak hati karena dokter Tom telah m
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Takut Kehilangan

"Bawa mereka keluar dari tempat ini. Pak Mahendra pasti marah kalau sampai tahu aku menghajar orang suruhannya," perintah Julian pada asisten pribadinya."Baik, Pak. Apa perlu saya bawa mereka ke kantor polisi?""Tidak. Masalahnya jadi semakin besar nanti. Pak Mahendra bisa menyuruh orang lain untuk melakukan hal yang lebih parah. Bungkam saja mereka sampai kapok," terang Julian."Baik. Saya akan memanggil orang agar bisa mengeluarkan mereka tanpa sepengetahuan para pengawal."Julian berpaling kepada Vina yang memeluk erat dirinya sendiri dengan gemetaran. Meskipun telah berakhir, rasa ngeri itu masih terasa menghantui."Vina, aku akan mengantarmu kembali ke kamar. Kamu bisa jalan sendiri?" tanya Julian halus.Vina menggeleng pelan. Dia masih belum sanggup beranjak dari tempatnya. Badannya terasa sangat lemas karena sakit dan ketakutan yang dia rasakan.Julian dengan hati-hati menyentuh lengan Vina. Kemudian, menuntun Vina untuk berdiri. Namun, Vina tetap terduduk dan menyelimuti bada
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Cemburu

"Tunggu, Mas!" seru Vina.Vina memaksa diri berjalan. Ngilu teramat parah Vina rasakan ketika kakinya mulai menapak lantai.Vina pun berjalan dengan melompat-lompat kecil dengan kaki yang tak terluka sambil bertumpu tembok untuk menyusul Rangga. Jarak mereka melebar, Vina semakin mempercepat langkah. Memaksa kakinya yang sakit untuk berjalan."Mas, tunggu aku ...."Vina merasa sedang berimajinasi jika Rangga terlihat memperlambat langkah kaki. Dia pun segera menyangkal pemikiran mustahil itu. Mana mungkin Rangga menunggu dirinya?Biarpun pemikiran Vina sesungguhnya benar. Rangga sengaja menanti Vina agar dapat menyusul karena Rangga cukup gengsi untuk kembali berbalik setelah diam dan marah pada Vina.Akhirnya, tangan Vina berhasil meraih kain yang melekat di punggung Rangga."Mas, aku mau bicara ...."Rangga refleks menyentak badan ketika tangan Vina menyentuh punggungnya. Pegangan Vina dari kaos Rangga pun terlepas.Vina kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh. Dia memaksa kaki
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

Membebaskan Diri

"Untuk apa ciuman barusan?" tanya Rangga yang masih terkejut oleh perbuatan Vina.Vina menyembunyikan wajahnya di bahu Rangga, tak berani menatap Rangga, apalagi sampai menjawab pertanyaannya.'Kenapa aku melakukan itu?!' jerit Vina dalam hati.Rangga membaringkan Vina, namun Vina masih mengalungkan tangan di leher Rangga. Karena sangat gugup, Vina tak menyadarinya."Masih mau lagi?" bisik Rangga tepat di daun telinga Vina."T-tidak!" tolak Vina dengan cepat."Kamu tidak mau melepaskan aku? Haruskah aku berbaring di atasmu?" goda Rangga dengan intonasi serius.'Apa yang dia katakan?! Jangan kurang ajar!'Vina menggeleng-geleng, masih menunduk sambil memejamkan mata kian erat. Sedetik kemudian, Vina tersadar, punggungnya sudah menempel di kasur empuk. Vina pun gegas melepaskan tangannya."Aku tidak keberatan kalau kamu masih mau berlama-lama seperti ini."'Kenapa dia jadi banyak bicara?!'Kasur itu bergoyang, Rangga ikut duduk bersandar di kepala ranjang. Vina membuka mata dan kepalanya
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

Rangga Tanpa Cakrawala

"Rangga!"Rangga tak menyahut seruan Mahendra. Dia bergegas menemui calon keluarga kecilnya dan memberi tahu kabar gembira.Kabar gembira? Rangga menelan pemikirannya.Apakah Vina masih mau menerima jika Rangga tak memiliki apa-apa? Apakah Rangga mampu menuruti keinginan putrinya?Ketika Rangga telah sampai di depan pintu, Rangga berhenti sejenak. Sejujurnya, Rangga pun gugup menyampaikan keputusan yang baru saja dia ambil.Setelah merenung cukup lama, Rangga memutuskan akan mengatakan nanti saja ketika mereka benar-benar sudah keluar dari kediaman Cakrawala. Vina yang hatinya lembut itu, mungkin tak akan membiarkan Rangga nelangsa kehilangan segalanya. Penawaran yang diberikan Mahendra tak akan datang lagi. Rangga tak bisa mengambil resiko mendapat penolakan dari Vina.Setelah mengambil dan membuang napas panjang berkali-kali, Rangga memutar kenop pintu. Di dalam, Rachel tengah bermain dengan Dion di atas ranjang bersama Vina.Mata Rangga melebar melihat Dion berdekatan dengan Vina.
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

Keputusan Rangga

"Tidak, singgasana itu hanya untuk Rangga. Julian tidak akan bisa melampaui Rangga. Dia hanya akan menjadi pengganti, sebelum Rangga kembali."Mata Mahendra memanas ketika melihat satu-satunya cucu yang tinggal bersama dirinya tengah berjalan menjauhi gerbang besar kediaman Cakrawala.Kecewa tengah dia rasakan karena Rangga memilih jalan yang salah. Namun, Mahendra tak menyesal dengan keputusannya.Rangga perlu membuka mata. Mahendra yakin, Rangga akan kembali setelah tahu jika tak ada gunanya mempertahankan perempuan itu.Rangga akan kehilangan banyak hal tatkala dia berani menentang perintah Mahendra. Seperti ayah Rangga yang dengan bodohnya memilih istri penyakitan. Dan akhirnya kehilangan wanita itu karena tak sanggup membayar biaya pengobatan.Ingatan dua puluh lima tahun lalu tampak mirip dengan pemandangan di depannya. Dewa Cakrawala, ayah Rangga juga pergi dengan istrinya, meninggalkan Rangga dengan Mahendra."Pilihan bodoh. Kamu akan menyesal, Rangga," gumam Mahendra.***"Di
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more
PREV
1
...
89101112
...
30
DMCA.com Protection Status