All Chapters of MENANTU BEDA KASTA: Chapter 81 - Chapter 90

114 Chapters

Mulai Dari Awal

Selepas pulang kerja, Amalia selalu mencari info kontrakan yang masih dekat dari tempat kerjanya, ada beberapa refrensi yang sudah di survey Amalia sampai akhirnya dia memutuskan untuk memilih rumah sederhana dengan halaman luas namun terlihat sangat menarik. Ya.. Rumah yang hampir sama dengan kemarin namun perbedaannya halaman depan rumah barunya ini ada pohon mangga yang sangat rindang. Beberes seorang diri adalah hal yang melelahkan bagi Amalia namun dia harus tetap semangat, mulai sekarang apapun harus dilakukan sendiri. Semua yang berbau Alan akan mulai ia biasakan untuk handle sendirian. Amalia juga mengganti nomor ponselnya agar tidak ada yang menghubungi bahkan melacak keberadaannya. Rekan kerja pun hanya yang dekat sekali dengan Amalia, itu pun Amalia memohon jangan sampai disebarluaskan. Untungnya teman kerja Amalia mengerti itu, ditengah semua ia usahakan sendiri, Amalia merasa bersyukur karena masih di kelilingi orang-orang yang ba
Read more

Menemukanmu Lagi

Setelah memarkirkan mobil, Alan berlari untuk menghampiri perempuan yang ia yakini adalah Amalia."Amalia," panggil Alan sambil menepuk pelan bahu Amalia. Orang yang dipanggil Alan pun menoleh, keduanya kini saling bertatapan dalam waktu yang cukup lama. Seolah mimpi, wanita yang ia yakini Amalia ternyata benar, kini pencarian Alan berakhir sudah karena wanita yang disayangi sudah berada di depannya. Amalia juga syok ketika tau orang yang memanggilnya ternyata Alan, itu artinya sia-sia usaha Amalia menghindarinya. "Apa kabar? Akhirnya aku menemukanmu," tanya Alan dengan wajah bahagia. Senyum merekah tergambar jelas di bibir Alan. "Ba-baik, darimana kamu tau kalau itu aku?" tanya Amalia penasaran. "Aku tidak sengaja lewat, kebetulan kamu sedang menyebrang, aku melihat sekilas mirip denganmu makanya aku sampai memastikan dan ternyata itu benar, syukurlah kalau kamu baik-baik saja, kamu semakin cantik, Amali
Read more

Bertemu Kenzo

Heni dan anaknya yang kini sudah berusia 2 tahun sedang berbelanja di pusat perbelanjaan, di sana anaknya Heni sangatlah aktif hingga membuat Heni merasa kewalahan. Ketika sedang mengejar anaknya, tak sengaja anaknya Heni menabrak Ammar yang juga ada di tempat yang sama. "Maaf om," ucap anaknya Heni sambil menelungkup kan tangan. "Its okay, boy, what is your name?" tanya Ammar begitu lembut lalu jongkok menyesuaikan tinggi anaknya Heni. "Kenzo, om," jawab anak itu menundukkan kepala karena takut. "Don't afraid, om gak jahat kok, mana mamah kamu?" tanya Ammar celingukan. Tak berselang lama terdengar suara yang tak asing di telinga Ammar, suara wanita yang terus memanggil nama seseorang yang mirip dengan anak kecil di depannya ini. "Itu mamah," jawab Kenzo menunjuk ke arah mamanya yang ternyata itu Heni. Sontak saja Ammar langsung berdiri ketika tau siapa mamahnya. Bagi Ammar dunia terasa begitu sempit kar
Read more

Rasa Ingin Tahu Tentang Kenzo

Semakin hari bayang-bayang Kenzo selalu menganggu pikiran Ammar, ada rasa ingin tahu lebih besar terhadap anak itu. Ammar juga merasa kebingungan kenapa dia bisa ingin tahu sampai segitunya. Berbekal informan terpercaya, dengan mudah Ammar menemukan semua informasi Kenzo juga Heni. Ternyata mereka masih tetap tinggal di sini namun hanya beda kota saja, jaraknya pun tidak lumayan jauh sehingga Ammar bisa mengendarai mobil dengan santai. 20 menit perjalanan, kini Ammar sudah tiba di sekolahan Kenzo, kebetulan infroman memberitahu pada Ammar jika pukul 12 siang Kenzo pulang sekolah. Untung Ammar datang tepat waktu jadinya ia bisa menjemput Kenzo. "Kenzo... Hei," panggil Ammar setengah berteriak seraya melambaikan tangan. "Om Ammar?" gumam Kenzo lalu menghampiri Ammar. "Pulang bareng om, yuk, mamah belum jemput kan?" ajak Ammar membuat Kenzo sedikit ragu, mamahnya bilang jangan mau jika diajak pulang orang tidak di kenal takutnya na
Read more

Aku pun Bingung

Lalu mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah sore, Kenzo sangat bahagia mendapatkan banyak mainan, Heni yang melihat ini langsung merasa sungkan. Akhirnya Kenzo diminta masuk ke rumah setelah mengucapkan terima kasih. "Apa maksud semua ini, Ammar?" tanya Heni tanpa basa-basi. "Maksudmu?" tanya balik Ammar tidak paham. "Dulu kamu meminta kami untuk pergi dari kehidupanmu bahkan jika bertemu tidak sengaja pun aku diminta menjauh, aku sudah melakukan semuanya tapi kenapa sekarang kamu sendiri yang datang menemui kami? Bahkan kamu meminta orang suruhan mu untuk mencari alamat rumah ini serta tempat dimana Kenzo sekolah, apa yang sedang kamu dan keluargamu rencanakan, Ammar?" tuduh Heni menggebu-gebu. Ammar terdiam karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari Heni, dirinya pun juga heran kenapa bisa berbuat sejauh ini padahal dulu dirinya lah yang meminta Heni dan anaknya pergi dari hidupnya. "Kenapa diam? Lagi
Read more

Kenzo Sakit

Sudah satu bulan Ammar tidak bertemu dengan Kenzo, ada rasa rindu di dalam dadanya. Untuk itu, setelah pulang kerja nanti Ammar akan mendatangi rumah Heni untuk mengajak jalan-jalan anaknya. Ketika Ammar tengah fokus bekerja, ada panggilan masuk dari Heni, sudah lama mereka tidak berkomunikasi, tumben sekali menghubungi? karena penasaran akhirnya di angkatlah telepon itu. "Halo," ucap Ammar setelah mengangkat telepon. "Ammar... Tolong ke rumah sakit, Kenzo.. Kenzo sakit, dia terus mengigau namamu," pinta Heni di sela isak tangisnya. Kabar yang sangat mengejutkan bagi Ammar ketika tau hal ini, "Sakit apa Kenzo? Apa yang membuatnya masuk rumah sakit?" tanya Ammar dengan paniknya. "Badannya panas tinggi sekali, tiba-tiba tadi pagi Kenzo kejang, aku panik makanya langsung membawa ke rumah sakit, untung sekarang Kenzo sudah di bilang membaik, beberapa kali menyebut nama kamu terus, makanya aku mohon bisakah kamu datang menjenguk
Read more

Bawa Ke rumah

Hari minggu adalah hari libur bagi anak sekolah juga para pekerja, Ammar teringat pada Kenzo yang mengatakan jika dirinya sudah sehat, ia tidak sabar untuk kembali bermain bersama Ammar. "Mau kemana kamu?" tanya Ina. "Mau ke rumah Heni, mah," jawab Ammar membuat Ina tercengang. "Ngapain kamu masih berhubungan sama wanita itu! Masih banyak wanita di luar sana yang mau denganmu, Ammar!" hardik Ina tidak suka. Bisa-bisanya anaknya itu menelan ludahnya sendiri. "Bukan mau bertemu Heni, tapi bertemu Kenzo, anaknya Heni, Ammar sudah janji untuk menemuinya," jawab Ammar tak mau berdebat. "Dia bukan anak kamu! Jangan terlalu kamu urusi! Carilah istri dan segera berikan mamah cucu!" ucap Ina geram. Ammar tidak menjawab sama sekali malah memilih pergi meninggalkan Ina yang tengah marah. ****Di rumah Heni. Kenzo langsung berlari keluar rumah ketika mendengar suara mobil Ammar, tak lupa senyum ba
Read more

Berusaha Menjauhkan

Ammar merasa curiga kenapa mamahnya terlihat menyembunyikan sesuatu, ingin menanyakan tapi Ina sudah ada di kamar. Lagian Kenzo juga perlu perhatiannya, akhirnya Ammar memutuskan nanti saja meminta penjelasan mamah ketika mengantarkan Kenzo pulang. "Besok kalau libur sekolah, Om Ammar janji akan membawa Kenzo kesini lagi, nanti bisa berenang sepuasnya, gimana?" bujuk Ammar. "Janji ya, Om," ucap Kenzo memastikan. Sorot mata bening membuat Ammar tidak tega menolaknya. Akhirnya Ammar berjanji liburan nanti Kenzo bisa main kesini lagi. Setelah negosiasi selesai, kini Ammar mengajak Kenzo pulang. Sebelum itu, Ammar mengajarkan untuk berpamitan dengan Ina terlebih dahulu. "Mah, buka pintunya sebentar," ucap Ammar mengetuk pintu kamar Ina. Tak ada sahutan sama sekali, Ammar mengira mungkin saja mamahnya tertidur atau sedang pergi. ****Sesampainya di rumah Heni, tak seperti biasanya Kenzo rewel ketika tau A
Read more

Ina Gelisah

"Kamu menyindir mamah? Apa saja sih yang sudah diberikan pada Heni hingga membuatmu seperti ini, apa kamu lupa jika ini adalah mamah kamu? Pantas kamu terus menuduh mamah seperti itu? Gak sopan sekali!!! Apapun yang kamu percaya dengan ucapan Heni itu belum tentu benar, ingat betapa liciknya dia ketika dulu menjadi istrimu! Jangan karena sekarang dia sudah memiliki anak maka kamu kasihan kepadanya, wajah anak kecil memang wajar jika sama apalagi hoby yang kebetulan sama juga, semua anak laki-laki pasti suka superhero, gak mungkin anak laki-laki memilih boneka hello kitty! Pikirkan dengan baik, kamu sudah membuat mamah tersinggung," ucap Ina sangat geram setelah itu melangkahkan kaki ke kamarnya. Ammar merasa bersalah karena sudah terlalu mendesak mamahnya, namun firasat yang ada dalam diri Ammar tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tiba di kamar, Ina langsung mengacak-acak semua barang yang ada di depan matanya, teriakan kencang Ina semakin menggambarkan jika saat i
Read more

Siapa Dia?

Ammar semakin curiga mendengar perkataan mamahnya barusan, jika Ina tidak mau jujur kepada Ammar maka nantinya Ammar sendiri yang mencari tau. Setelah selesai menelpon, Ina hendak keluar dari kamar karena pikirannya sedang penat. Ammar langsung bergegas bersembunyi di samping meja yang berisi vas bunga besar. Untung Ina tidak menyadari ada Ammar disitu. Ammar mengendap-endap masuk ke kamar Ina lalu menyalin nomor yang barusan dihubungi mamahnya. "Nomor ini yang nantinya akan menjadi jalan bagiku perihal apa yang sudah di rahasiakan oleh mamah, jika tadi mamah tidak menyebut nama Heni dan Kenzo, mana mungkin aku akan nekat membuka ponsel mamah tanpa izin," batin Ammar lalu keluar dari kamar. Setelah keluar dari kamar Ina, kini Ammar sengaja membeli nomor baru untuk menelpon orang misterius ini. Beberapa kali menghubungi tidak juga diangkat, Ammar semakin kesal di buatnya. Tak mau kehabisan akal akhirnya Ammar
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status