All Chapters of MENANTU BEDA KASTA: Chapter 91 - Chapter 100

114 Chapters

Mencari Tahu

"Halo... Kamu ini gimana? Lihat tuh bagaimana dia bisa makin dekat dengan anakku, kerjamu gimana sih?" hardik Ina. "Saya sudah berusaha menjauhkan mereka sebisa mungkin bu, tapi nyatanya terus kecolongan, anak ibu datang secara tiba-tiba," jawab orang yang sedang di telepon Ina. "Alasan aja! Aku gak mau tau ya pokoknya jangan sampai anak kecil itu terus menerus menempel pada anakku!! Sudah banyak uang yang aku keluarkan untukmu! Kini giliran kamu untuk menjauhkan mereka! Aku tidak mau alasan gagal dan gagal lagi! Jika kamu tidak bisa melakukannya bilang dari sekarang! Akan aku suruh orang lain yang melakukannya!" gertak Ina sudah geram. "Sabar nyonya, beri saya waktu untuk mengurus semua ini, tidak mungkin saya lakukan secara tiba-tiba, semua harus berjalan dengan natural," jawab orang suruhan itu berusaha menenangkan Ina. "Bukan urusan saya kamu mau pakai cara apa karena yang penting bagi saya adalah hasilnya!" ucap Ina lalu memutus pang
Read more

Mencari Tahu (2)

"Apa yang sudah kalian rencanakan?" desak Ammar. "Intinya aku diminta Heni pergi dari kehidupanmu termasuk dengan anaknya juga," jawab Lukman. "Kenzo? Dia kan juga anakmu! Kenapa Lo sama sekali gak ada niatan menengok nya? Ayah macam apa kamu ini!!! Setelah Heni miskin kok dengan teganya ditinggal mana sedang hamil besar!" pekik Ammar tidak terima. "Hahaha apa Lo bilang? Kenzo anak gue? Lo yakin ngomong gitu? Waktu itu kan Lo suaminya," ejek Lukman. "Tapi Heni juga ada hubungan denganmu! Bahkan ketika Kenzo lahir pun hasil tes DNA menunjukkan bukan anak biologis ku, sudah pasti itu anak Lo!! Tanggung jawab! Lo boleh gak suka lagi dengan Heni karena dia gak ngasih duit lagi tapi ingat anaknya, Kenzo anak kalian! Dia sampai kekurangan kasih sayang," tegur Ammar. "Kamu memang terlalu polos! Mudah sekali ditipu! Orang terdekatmu yang sudah membuat semuanya seperti ini, carilah lebih detail siapa ayah dari Kenzo agar mata dan pi
Read more

Mendekati Titik Terang

"Selamat sore, kami dari kepolisian Kebun Jeruk, apa benar saudara-saudara pernah menjadi petugas untuk tes DNA beberapa tahun lalu terhadap anak dari saudara Ammar?" tanya petugas polisi. Kedua staf itu menganggukkan kepala secara perlahan, setelah itu Ammar menanyakan apakah hasil yang diberikan kepadanya itu valid dan bisa di pertanggung jawabkan? Kedua staf itu mengangguk sambil saling bertatapan. Terlihat jelas jika mereka berdua itu kebingungan. "Silahkan lihat hasil tes ini, perhatikan dengan baik, akan ada yang saya tanyakan," ucap Ammar memberikan selembar kertas tes DNA Kenzo dengan dirinya beberapa tahun lalu. "Ini sudah sangat lama, Pak," jawab salah satu staf rumah sakit. "Memang, makanya saya baru menyadari sekarang, perhatikan dengan baik, kalian yang menjadi salah satu staf yang menjadi saksi bagaimana hasil tes DNA itu, mengapa bisa kalian salah dalam menuliskan nama saya? Sejak kapan saya yang sedari kecil bernama Ammar
Read more

Mendekati Titik Terang (2)

Setelah mendapat informasi seperti itu dari Lukman, kini setiap berpapasan dengan Ammar sebisa mungkin Ina menghindar. Dirinya terlalu takut untuk bertemu anaknya sendiri, Ina tau betul bagaimana rasa ingin tahu anaknya jika belum mendapatkan jawaban yang pas di hatinya. Belum lagi kekuatan Ammar sangat besar melebihi suaminya, bisa saja anaknya meminta bantuan detektif profesional sekali pun untuk mengulik kebenaran ini. #Flashback#Beberapa tahun lalu Ina sedang bertengkar hebat dengan suaminya karena pada saat itu perusahaan yang mereka bangun dari 0 terancam bangkrut karena di tipu salah satu investor. Karena Ina tidak siap untuk hidup miskin akhirnya ia menghibur diri di sebuah klub malam sendirian. Sudah lama ia tidak menenggak minuman keras makanya ketika Ina mencicipi sedikit saja minuman haram itu, kepalanya langsung sangat pusing dan merasa mual. Ada seorang pria yang terbilang masih muda membantunya ke kamar mandi
Read more

Ina Tersudut

"Mah, ada yang ingin aku tanyakan," ucap Ammar yang tiba-tiba berada di belakang Ina membuat ia terkejut. "Loh sejak kapan kamu disini?" tanya Ina kaget lalu mengelus dadanya. "Gak penting sejak kapan, ada hal lebih penting yang harus mamah jawab, jangan sampai nantinya malah aku yang mencari tau sendiri," sindir Ammar membuat Ina was-was. "Mau tanya apa?" tanya Ina penasaran. "Apakah mamah sudah memalsukan hasil tes DNA antara aku dengan Kenzo-anaknya Heni?" tanya Ammar dengan tatapan tajam. "Eh? Apa? Kenapa bisa kamu malah menuduh mamah? Justru mamah sekarang tersinggung! Untuk apa mamah melakukan itu? Untungnya apa?" jawab Ina emosi. "Ammar tanya baik-baik, Mah, kenapa jawaban mamah seperti orang yang terintimidasi?" sindir Ammar tersenyum tipis. Ino habis pulang kerja melihat ibu dan anak seperti sedang bersitegang membuatnya penasaran. "Ada apa dengan kalian?" tanya Ino membuat Ina terkeju
Read more

Harus Tega

Karena rasa amarah Ino sudah tidak bisa dibendung lagi akhirnya dilayangkan pukulan keras di pipi kanan dan kiri Lukman. "Ini balasan karena sudah beraninya menggoda istri saya! Dasar pria tidak tau malu, sudah menggoda kini merusak rumah tangga anak saya juga! Apa mau kamu sebenarnya? Ada masalah dengan siapa kau sebenarnya?" cecar Ino geram, kedua tangannya mengepal erat. "Tidak ada yang menggoda karena kami memang sama saling nyaman," jawab Lukman terlalu jujur. Ina semakin panik dengan jawaban Lukman itu. "Jangan katakan hal yang aneh!" bentak Ina ketakutan. "Kita sudah ketahuan, untuk apa ditutupi lagi?" tanya Lukman pasrah. "Hentikan! Dasar bo-doh!" umpat Ina. "Jadi benar kamu ada hubungan dengan istriku?" tanya Ino mendekati Ammar lagi. Lukman mengangguk lemah, rasa emosi yang belum hilang kini bertambah berkali-kali lipat. Ino menghajar Lukman secara membabi buta, suara teriakan dari Ina agar berhenti
Read more

Permintaan Maaf Ammar dan Ino

Sudah beberapa hari ini Ino seperti tidak ada semangat untuk menjalani hidup, rasanya ia masih tidak menyangka jika istrinya tega berbuat hal seperti ini, tak hanya itu juga, perselingkuhan yang dilakukan istrinya sangat membuat hatinya sakit. Kepercayaan yang sudah ia beri selama 37 tahun pernikahan kini sirna sudah karena dua kesalahan yang dilakukan istrinya. Berat? Sungguh memang berat harus menerima semua ini secara bersamaan, jika tidak memikirkan kesehatannya mungkin Ino sudah berada di rumah sakit. Beberapa hari ini Ino jarang sekali menyentuh makanan, mau terasa lezat seperti apapun hidangan yang di suguhkan tidak juga membuatnya selera. Nafsu makannya hilang seketika apalagi ingatan luka yang diberikan istrinya masih membekas selalu. Rasanya tidak mau lagi Ino menjenguk istrinya meskipun ada kerinduan yang dirasa. "Makan dulu, Pah, jangan begini terus nanti yang ada Papah malah sakit," tegur Ammar merasa tidak teg
Read more

Memperbaiki Semuanya

"Maaf sebelumnya jika nanti kalian tersinggung tapi saya juga tidak bisa membiarkan ini terus menerus, kemarin-kemarin Ammar yang secara tiba-tiba mendekati Kenzo dan sekarang ini bertambah anda, Pak Ino, ada apa ini? Apa yang sedang kalian rencanakan?" tanya Heni to the poin. Ino sudah menduga jika nantinya Heni akan berpikiran seperti itu. Kini saatnya bagi Heni untuk tau semuanya. "Saya sudah menduga ini, pasti kamu akan kaget ketika tau aku ingin dekat dengan anak kamu, semua tidak ada niatan yang buruk, kami memang murni ingin lebih dekat dengan Kenzo, karena apa? Ini adalah fakta yang harus segera kamu ketahui, Heni, beberapa waktu lalu Ammar sudah berusaha keras untuk mengumpulkan semua bukti ini dan apa yang ia yakini ternyata benar adanya, anak kamu, Kenzo memang terbukti anak biologis dari Ammar, jadi otomatis Kenzo adalah cucuku," jawab Ino berusaha tenang. Heni kaget ketika tau fakta ini, lidahnya mendadak kelu dan susah
Read more

Bertemu Amalia

Hari ini Ammar ada meeting di luar kota, tepatnya di Puncak. Ketika tau tempat meeting berada di sana, mendadak Ammar langsung kepikiran dengan mantan istrinya-Amalia. Sudah lama sekali Ammar tidak mencari lagi dimana tempat tinggal Amalia sekarang, waktunya terlalu fokus untuk mencari bukti demi bukti Kenzo. Perjalanan yang cukup jauh membuat Ammar merasa jenuh, sesekali ia tertidur. ****Akhirnya kini mereka sudah tiba juga di kantor tempat dimana diadakannya meeting. Ammar disambut sangat baik oleh beberapa karyawan serta jajaran petingginya. Meeting dimulai dengan serius karena ini merupakan tander yang bernilai fantastis. Ketika di tengah presentasi, ada celah dimana orang itu harus diganti karena Ammar merasa bosan dengan cara menyampaikannya. Mereka kebingungan harus menggunakan siapa lalu ada salah satu teman yang mengusulkan Amalia, baginya Amalia pribadi yang ceria, ringan tangan, suka
Read more

Apa Yang Dibahas?

"Aku tau kamu sedang ada masalah, aku juga tidak bisa memaksa kamu untuk berbicara karena kamu mungkin tidak terbiasa curhat dengan sembarang orang, semoga masalah kamu segera selesai ya, coba pakai ini biar tidak begitu kentara jika habis menangis," usul orang itu memberikan kaca mata fashion. "Kamu nanti gimana?" tanya Amalia sungkan. "Pakai aja dulu kamu bisa mengembalikannya besok, datang saja ke ruang accounting, bilang mau bertemu Maya," jawab orang itu sangat baik hati. Amalia lalu menganggukkan kepala tanda setuju, setelah itu dia keluar kamar mandi. "Akhirnya kamu keluar juga, menangis kan? Jangan terlihat kuat jika aslinya lemah," tegur Ammar mengagetkan Amalia. "Aku tunggu kamu di kafe seberang kantor setelah pulang kerja, jangan menghindar atau akan aku kejar kamu sampai ke ujung dunia," ucap Ammar berbisik di telinga Amalia setelah itu melangkah pergi. Amalia diam membisu sambil terus menatap pun
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status