Semua Bab Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya: Bab 71 - Bab 80

140 Bab

Anjing & Kucing

Berbeda dengan suasana di kamar sebelah yang menghabiskan sore dengan penuh gairah dan desahan, di kamar 405 yang ditempati oleh Harvey dan Ivan justru sebaliknya. Sejak memasuki kamar, atmosfir neraka sudah mulai terasa. Bahkan setelah melihat tempat tidur yang hanya satu dengan ukuran kingsize, Ivan semakin menggeram frustasi. Apakah Sean lupa tak memesan double bed? Atau memang dia sengaja ingin membuat Ivan dan Harvey kembali berperang? "Kau tidurlah di sofa bila tak nyaman tidur denganku di kasur!" usir Harvey ketus sembari memasukkan kopernya ke dalam lemari. Dari cara Ivan menatapnya, jelas sekali terlihat sorot arogan dan penuh kebencian itu. Dengan statusnya yang hanya seorang asisten, Harvey heran mengapa Ivan terlihat sangat angkuh dan sinis padanya yang notabene tak pernah berinteraksi langsung dengan pria itu. Setelah memasukkan kopernya ke lemari di sisi yang berbeda, Ivan lantas beringsut ke kamar mandi tanpa merespon Harvey. Tubuhnya terasa gerah, pun perutnya mula
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-12
Baca selengkapnya

Cemas

"Cheers!" Bunyi gelas yang berdenting kala menyatu di satu titik, mengisi keheningan di meja bundar yang berisi lima orang tersebut. Sean dan Rhein baru saja mengumumkan bila mereka berdua akan merayakan kembali pesta pernikahan mereka secara meriah setelah kembali ke Indonesia. Mengingat dulunya pernikahan mereka berdua hanya diadakan secara sederhana, maka kali ini Sean akan mengumumkan pada semua orang bila Rhein adalah miliknya. Hingga detik ini, Rhein masih belum berani memberitahu Sean bila dirinya tengah berbadan dua. Melihat Sean begitu antipati pada anak kecil, Rhein semakin dilema untuk mengabari suaminya itu. "Rhein, kenapa melamun?" Sean menyentuh tangan istrinya yang bertumpu di meja. Harvey, Dena dan Ivan sontak menoleh pada pasangan -yang sedang dimabuk cinta itu, secara bersamaan. Rhein memang melamun dan tak banyak bicara sejak mereka tiba di restoran. Melihat semua mata tertuju padanya, Rhein sontak tersenyum gugup. Ia meletakkan tangannya yang lain di atas tan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-13
Baca selengkapnya

Aku Sangat Mencintainya

Satu jam sebelum Sean menemukan Rhein dan Ivan di tepi pantai, ia tengah tertidur dengan sangat pulas di kamar hotel. Namun, suara berisik yang berasal dari ketukan pintu yang berkali-kali terdengar, mau tak mau membuatnya membuka mata dengan kesal. "Rhein, siapa itu yang mengetuk pintu!?" sungut Sean sembari berbalik dan hendak memeluk istrinya, akan tetapi sisi ranjang tempat Rhein tidur ternyata kosong. Sean terkesiap kala tangannya tak menemukan tubuh istrinya, dengan gesit ia beringsut duduk dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Buka pintunya!!!" Teriakan yang berasal dari pintu membuat Sean termangu lama. Dengan ragu, ia pun turun dari ranjang dan menghampiri pintu. Terlihat dari kaca intip yang berada di tengah pintu, sosok Adena-lah yang ternyata berada di baliknya. "Dena! Apa yang kamu lakukan di sini?!" hardik Sean marah setelah membuka pintu dan mendapati adiknya tengah sempoyongan menahan tubuhnya sendiri. "Kamu mabuk?""Diam! Jangan cerewet! Di mana kau sembun
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-14
Baca selengkapnya

Udo Island

Liburan hari pertama, kelima wisatawan itu sudah berlayar dengan menggunakan kapal feri menuju Udo Island. Harvey yang masih hang over akibat terlalu banyak minum, tak banyak bicara sejak naik kapal tadi. Perutnya yang masih mual karena alkohol, kini bertambah mual karena gerakan kapal yang naik turun terkena ombak. Demikian juga dengan Adena, ia memejamkan mata sejak naik dan belum membukanya lagi hingga kapal hampir merapat di pelabuhan. Tadi pagi ketika membuka mata dan mendapati dirinya tidur di kamar kakaknya, Adena kaget bukan kepalang. Ia bahkan tak bisa mengingat apa yang terjadi hingga ia bisa bertukar kamar dengan Sean. Berbanding terbalik dengan dua manusia yang tengah hang over itu, Rhein dan Sean justru tengah menikmati pemandangan laut dan tebing bebatuan yang tinggi dan indah. Ia meminta Ivan untuk mengabadikan kemesraan mereka melalui kamera ponsel. "Bagaimana jika kita sekalian melakukan sesi foto profesional untuk dipajang di undangan pernikahan kita nanti?" usul
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-14
Baca selengkapnya

Secantik Bunga

Udo Botania Garden. Rhein tentu saja sangat bahagia kala tempat wisata yang ia datangi adalah kebun bunga yang sangat asri. Ratusan pohon tropis di sepanjang jalan, juga beraneka macam bunga yang tumbuh, membuat Rhein berkali-kali berdecak bahagia. Sebuah aula di alam terbuka dengan beberapa pilar-pilar tinggi yang membentuk setengah lingkaran, membuat Rhein merasa sedang berada di negeri dongeng. Terlebih patung-patung dewi yunani yang berjajar di situ, juga taman bunga yang berada di tengah-tengah aula besar itu, membuat Rhein betah berlama-lama di sana. "Indah sekali, Sean!" puji Rhein berbinar kagum. "Aku hebat, kan, dalam memilih tempat berlibur?!"Rhein memutar bola matanya gemas. "Bukankah Harvey yang memilih pulau ini untuk berlibur?" "Jadi kamu berniat memuji Harvey di depan suamimu, begitu!?" protes Sean cemburu dan membuat Rhein tertawa dengan keras. "Maaf, Darling! Tapi memang kenyatannya seperti itu," sangkal Rhein sembari melingkarkan tangannya di perut Sean. "Cih
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-15
Baca selengkapnya

Di Mana Adena?

Sambil menikmati segelas es krim kacang yang wajib dicoba di pulau Udo, Adena yang baru saja kabur dan bersembunyi dari Harvey, malah menghabiskan waktunya dengan membaca buku di dalam cafe yang cukup terpencil yang tak mungkin ditemukan oleh Harvey, terlebih Dena sudah menyembunyikan sepedanya, jadi sangat kecil kemungkinan Harvey akan mengecek keberadaan Dena di sini. Ketika kemudian seorang pengunjung lain datang dan disapa oleh pemilik cafe, Dena sontak menoleh dengan panik. Tapi ternyata, sosok yang sedang membungkuk sopan pada pemilik cafe itu adalah pria yang membuat pupil matanya membesar secara mendadak. "Ivan!" panggil Dena sembari melambaikan tangan pada asisten kakaknya itu. Bukannya membalas lambaian itu, Ivan malah mengepalkan tangan diam-diam di balik tubuhnya. Damn! Ketenangan yang ia idamkan rupanya mustahil untuk terwujud. "Kemarilah!" perintah Adena sembari menunjuk kursi di depannya yang kosong. Dengan kikuk, Ivan pun terpaksa menurut dan duduk. Ia tak bisa m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-15
Baca selengkapnya

Tertinggal Kapal

Tuan dan Nyonya Kim, pemilik cafe yang didatangi oleh Ivan dan Adena, menyadari bila salah satu customernya tengah tidak baik-baik saja. Ivan yang terus menerus merasa gatal di seluruh tubuhnya, akhirnya ditawari obat antihistamin oleh Tuan Kim. "Anak kami yang berusia 12 tahun juga menderita alergi. Jadi kami selalu menyetok obat di kotak p3k," jelas Tuan Kim dengan bahasa Inggris yang terbata-bata. Setelah meminum obat itu, Ivan mengucapkan terima kasih pada pemilik cafe yang sangat perhatian dan baik hati. "Apa sudah mendingan?" tanya Dena setelah beberapa saat berlalu. "Lumayan. Sudah tidak segatal di awal tadi." Ivan menjawab setelah selesai menguap. Gatalnya mereda, kini rasa kantuk yang bergantian datang. Beberapa kali Ivan menguap hingga membuat kedua matanya basah oleh air mata. "Apakah anda masih mau di sini, Nona? Masih dua jam tersisa sebelum kita kembali ke dermaga."Dengan cepat Adena menganggukkan kepalanya. "Aku masih mau di sini sampai jam pulang tiba. Aku malas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-16
Baca selengkapnya

Semua Gara-Gara Kau!

"Mohon maaf, Sir. Kita harus segera berangkat." Nahkoda membungkukkan badannya untuk meminta maaf pada Sean -yang hingga detik-detik terakhir masih berharap adik dan asistennya muncul. Seluruh tubuh Sean serasa lemas mendengar penjelasan Nahkoda, ia bersandar di pagar besi dan menatap nanar ke arah pintu masuk dermaga yang telah sepi. "Sean, kita bisa kembali besok untuk mencari Dena dan Ivan," bisik Rhein memberi semangat pada suaminya yang bersedih. "Kita nggak bisa memaksakan kehendak dan mengorbankan kepentingan orang banyak di kapal ini." Dengan berat hati, Sean akhirnya mengangguk dan mempersilahkan Nahkoda untuk berangkat. Ia memperhatikan Harvey yang duduk tak jauh darinya dengan kecewa. Bagaimana bisa Harvey begitu tenang meninggalkan Dena di pulau itu? Di mana tanggung jawabnya sebagai seorang kekasih? Di lain tempat, sepeda yang Ivan kayuh melesat membelah jalanan. Adena yang duduk di boncengan belakang, berteriak-teriak kegirangan ketika kecepatan Ivan semakin bertamb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-17
Baca selengkapnya

Bermalam di Udo

"Pergi, Ivan! Jangan mengikutiku!" usir Adena sembari terus melangkah menyusuri jalanan yang telah lengang menjelang petang. Namun, Ivan mengacuhkan gertakan itu dan terus mengikuti Dena sambil mengayuh sepedanya. Ivan sudah memperpanjang masa sewa dan mengganti denda biaya sepeda Adena yang hilang. Seperti biasa, Ivanlah yang akan membereskan semua kekacauan yang majikannya itu lakukan. "Aku bilang pergi!" teriak Adena sembari menghentakkan kakinya dengan jengkel. Jangankan meminta maaf, Ivan tak sekalipun bersuara sejak mengikuti Adena dari dermaga. Yang dia lakukan hanya mengikuti Adena, entah sampai gadis itu lelah dan memutuskan berhenti di mana. "Kau tuli?" sentak Adena ketika Ivan hanya diam dengan wajah datarnya yang tanpa ekspresi. Dengan santai, Ivan menggeleng. Ia memperhatikan buliran keringat yang membasahi kening Adena lantas mengeluarkan selembar saputangan dari saku celananya. Tanpa mengucapkan sepatah kata, ia mengangsurkan saputangan itu pada sang majikan.Menya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-17
Baca selengkapnya

Pertanyaan Tanpa Jawaban

Selama mengenal Ivan, Adena yang merupakan anak bungsu dan wanita satu-satunya di Chevalier setelah sang nenek, sangat dimanja dan diperhatikan oleh Sean dan asisten sang kakak. Terlebih, selisih usia yang terpaut 7 tahun, membuat Dena menemukan sosok kakak dalam wujud dan karakter yang berbeda dengan Sean. Jika Sean berapi-api, maka Ivan adalah kebalikannya. Ivan selalu ada untuk Adena, bahkan di masa-masa tersulitnya. "Nona?" panggil Ivan sekali lagi.Ia memperhatikan gelagat majikannya itu dengan bingung karena Adena tak menjawab pertanyaan terakhirnya. "Biar aku ikut denganmu. Aku--""Hanya size, Nona. Jangan berpikiran yang macam-macam pada saya. Segeralah mandi." Ivan memperingatkan Adena yang hampir saja berjalan mendekat padanya. "Size M atau S?" "Tentu saja S! Kau pikir aku segendut apa sampai--"Omelan Dena terhenti ketika Ivan lebih dulu menutup pintu sebelum ia menyelesaikan caciannya. Dengan geram, Adena berbalik badan dan berlalu ke kamar mandi. "Awas saja kau, Ivan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status