All Chapters of Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya: Chapter 61 - Chapter 70

140 Chapters

Galau

"Kamu akan datang ke acara itu?" Entah sudah berapa kali Ralp bertanya pada Rhein dan sahabatnya itu tak sekalipun memberi jawaban pasti. Sambil mengibaskan undangan ulang tahun Nyonya Chevalier di depan wajah kawan karibnya, Ralp berharap Rhein segera memberi kepastian. "Segera putuskan, Rhein! Besok jadwalku padat," jelas Ralp geregetan. "Aku bingung, Ralp! Apa menurutmu aku harus datang?" Rhein balik bertanya dengan tatapan memelas. "Tapi aku nggak siap ketemu Sean. Dia pasti datang, kan?" "Menurutmu?" Ralp mengangkat sebelah alisnya dan bersedekap. "Pastikan dulu untuk apa tujuanmu ke sana. Kalau hanya ingin memenuhi undangan nenek-nenek itu, aku akan menemanimu. Tapi kalau tujuanmu untuk bertemu Sean, silahkan berangkat sendiri! Aku nggak mau jadi obat nyamuk buat kalian berdua!" Rhein merengut ketika Ralp mengejeknya. Sambil mendengus, ia lantas menyahut, "enak saja! Justru aku malas datang karena pasti Sean juga ada di tempat itu!" "Jadi mau datang atau nggak?" ulang Ralp
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

Pesta di Mansion Chevalier

Sehari sebelum hari H, pihak EO telah menurunkan kru-nya untuk mensterilkan lokasi sebelum dihias sesuai dengan permintaan Nyonya Chevalier. Tenda dengan atap transparan yang menjulang tinggi di halaman belakang, ratusan macam bunga yang menghiasi setiap sudut, lampu-lampu kristal bergantungan juga panggung yang akan menjadi pusat acara inti di tengah-tengah taman dengan tenda yang mengelilingi. Semua beres sejak pagi sebelum acara akan berlangsung di sore hari. Sementara Adena dan Nyonya Chevalier sangat antusias pada pesta itu, Sean justru merasa sebaliknya. Bertemu dengan banyak orang, tersenyum dan berpura-pura bahagia itu sangat melelahkan. Bahkan sejak pagi, neneknya telah mewanti-wanti Sean agar bersikap ramah pada semua tamu-tamu besar yang akan hadir di acara itu. "Ingat, Sean. Pesta ini juga akan menjadi pestamu karena Nenek akan mengenalkanmu secara resmi sebagai penerus Valier Corp." Berulang kali sang nenek mengingatkan Sean agar cucunya itu mau bergabung dengan yang
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

Pesta di Mansion Chevalier II

Di tempat yang berbeda tanpa ada gangguan dari suara bising dan seliweran orang-orang, Sean dan Veronica kini duduk berdua dengan pandangan mata yang saling memindai. Sambil menikmati segelas kopi yang dihidangkan oleh pelayan, Veronica lantas memperhatikan taman indoor yang berada di dalam Mansion lengkap dengan air terjun mini buatan. Definisi dari orang kaya bisa melakukan apapun tergambar dengan jelas di Mansion mewah ini. "Jadi Mami harus memanggilmu dengan nama Sean atau Dean?" Veronica mengalihkan tatapannya pada sang menantu. Sean tersenyum samar, ia menundukkan kepalanya sekejap sebelum kemudian mengawasi Veronica dengan teduh. "Terserah Mami saja. Baik Dean maupun Sean, dua-duanya tetaplah menantu Mami." "Mami sudah mendengar sebagian cerita tentangmu melalui Ralp. Tapi, Mami ingin mendengar cerita yang sebenarnya dari bibirmu sendiri, Sean," paksa Veronica. "Apa sebenarnya tujuanmu mengelabui kami? Kenapa harus Rhein?" "Tidak ada tujuan apapun, Mi. Saya berani bersump
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

Pesta di Mansion Chevalier III

Lantunan lagu selamat ulang tahun menggema diiringi oleh musik orkestra. Pun semua tamu menyanyikan lagu yang sama sambil bertepuk tangan dengan riuh. Lilin angka 75 tahun yang berada di tengah-tengah cake berbentuk mahkota itu lantas ditiup oleh Nyonya Chevalier ketika host memberi aba-aba. Tepuk tangan yang semakin gaduh pun terdengar bergantian dengan kembang api yang melesat tinggi ke angkasa. Semua tamu terperangah takjub ketika kembang api itu lantas meledak di langit dan menampilkan percikan-percikan api berwarna-warni yang mempesona. Tak terkecuali Rhein yang duduk di antara ratusan tamu yang diundang. Dengan tenda yang beratap transparan, kilauan kembang api itu bisa ia lihat dengan jelas dari tempatnya duduk. Untuk sejenak, Rhein melupakan rasa takut yang sesaat lalu menderanya ketika berjumpa dengan Sean. Rhein terpukau hingga tanpa sadar ia ikut tertawa girang kala letusan kembang api itu menggema di angkasa. Sementara itu, dari atas panggung, Sean bisa melihat dengan s
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

Pesta di Mansion Chevalier IV

Entah sudah berapa lama Rhein terkurung di dalam ruangan kerja ini bersama Sean. Tak ada obrolan apapun karena Sean malah sibuk dengan laptop di hadapannya. Bukan tanpa alasan Sean mengacuhkan Rhein, ia ingin menyelesaikan beberapa dokumen yang harus ia periksa agar esok lusa di hari Senin, Sean bisa cuti sejenak untuk menikmati waktunya bersama sang istri. Hari minggu saja tak cukup, ia ingin menghabiskan sebanyak mungkin hari agar bisa terus berduaan dengan Rhein. "Kamu lapar?" tanya Sean ketika Rhein nampak mengelus perutnya yang ramping. Dengan cepat, Rhein menggeleng tanpa memperhatikan Sean. Terbiasa membelai perutnya membuat Rhein lupa jika ada Sean di tempat yang sama. Sejak hamil, Rhein selalu reflek melakukan kebiasaan itu untuk berkomunikasi dengan janinnya."Kamu belum makan, kan? Apa perlu aku minta pelayan membawakan makanan untukmu?""Nggak usah! Aku nggak lapar. Aku cuma mau keluar dari sini!" tukas Rhein dengan ketus. Enak saja mengurung Rhein tanpa ijin! Memangnya
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

Malam yang Indah

Sejak Angela meninggal, Sean baru menyadari bila pusat dunianya telah lenyap bersama jasad tunangannya yang terkubur di dalam tanah. Selama berbulan-bulan, Sean terkatung-katung dalam kelamnya duka. Ia tak pernah menyangka bila kehilangan akan sesakit ini ketika dibarengi oleh rasa bersalah dan penyesalan. Sean pikir, hidupnya tak akan pernah sama lagi sejak kepergian Angela, ia akan terus menerus dihantui rasa bersalah seumur hidup dan tak akan pernah layak dicintai oleh perempuan manapun. Namun, sejak melihat Rhein malam itu, semangat Sean untuk menjalani hidup seolah bersemi kembali. Ia melihat Angela dalam wujud yang berbeda, ia ingin melindungi perempuan ini, Sean ingin terus berada di dekat wanita ini! Dan malam ini, setelah semua kejadian menyakitkan yang sempat ia lalui, akhirnya Sean bisa memeluk Rhein tanpa harus takut akan identitasnya terbongkar lagi. Sebelum acara neneknya selesai, Sean menculik Rhein pergi dari Mansion dan membawanya ke penthouse. Tanpa berpamitan pad
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Sulitnya Berkata Jujur

Sean tak menyukai anak-anak. Dia benci pada anak kecil. Pemahaman yang terpatri dipikiran Rhein membuatnya galau untuk mengakui kehamilannya pada Sean. Mereka baru saja berbaikan dan berdamai, Rhein tak sampai hati membuat Sean kembali bersedih dan kecewa bila mendengar kenyataan yang saat ini terjadi. "Mulai hari ini, untuk sementara waktu, biar Ivan yang mengantarmu pergi ke manapun. Aku tidak mau kamu menyetir sendiri, Rhein." Entah harus sedih atau bahagia dengan perlakuan Sean yang sangat protektif, nyatanya Rhein menurut saja ketika Ivan sudah bersiap sedari pagi untuk mengantarnya bekerja di hari selasa. "Jadi namamu Ivan?" tanya Rhein sembari memperhatikan pria yang sedang mengemudikan mobil milik suaminya."Betul, Nona." Ivan mengangguk dengan hormat tanpa berani melirik sang majikan dari spion."Sudah berapa lama kamu bekerja pada Sean?" Rhein kembali bertanya. Ivan nampak terdiam sejenak. Ia mencoba mengingat-ingat berapa tahun yang ia habiskan untuk mengabdi pada kelu
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Makan Malam Keluarga

Ketika hari mulai petang, Rhein baru saja keluar dari kantor. Ivan yang selalu standby menunggunya, sontak membukakan pintu mobil ketika melihat Rhein keluar dari lobi. "Iya, Mi. Nanti Rhein pasti bilang kok sama Sean." Sambil meringsek masuk ke dalam mobil SUV itu, Rhein tetap fokus dengan handphone-nya. "Iya, beres. Mami jangan khawatir!" sambungnya berjanji. Setelah menyelesaikan percakapannya dengan Veronica, Rhein lantas memperhatikan Ivan yang masih belum menjalankan mobil. "Kenapa nggak jalan?" "Oh," pekik Ivan terkejut. Rupanya ia sempat melamun ketika Rhein tengah asyik bertelepon tadi. "Maaf, Nona. Apa kita langsung pulang?" "Iya. Kita langsung pulang." Tiba di penthouse setelah melalui perjalanan yang macet selama satu jam, Rhein tak menemukan Sean di dalam. Ia lantas memutuskan untuk mandi agar ketika suaminya datang, Rhein sudah wangi dan segar. Sayangnya, setelah Rhein cukup lama menunggu dengan perut yang mulai kelaparan, Sean lantas mengabari jika neneknya meng
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more

Rahasia Adena

"Kamu serius mau ikut mereka liburan?" Sean memperhatikan Rhein yang mengemasi beberapa pakaiannya ke dalam koper. Rhein melirik suaminya sekilas sebelum kemudian melanjutkan packing-nya. "Bukankah kamu sendiri yang tadi setuju untuk ikut?" "Aku tidak serius! Bagaimana mungkin aku mengijinkanmu berangkat dengan pria itu berada di tengah-tengah kalian!" sungut Sean tak rela. "Ya sudah, kalau begitu kamu harus ikut juga!" "Tidak mau! Aku sibuk!" tolak Sean sembari berlalu meninggalkan Rhein yang sibuk memilah-milah bikini yang akan ia bawa berlibur.Namun, karena tempat liburan yang mereka tuju belum jelas, Rhein akhirnya urung memasukkan bikini itu ke dalam koper. "Sean, menurutmu aku harus membawa baju renang atau bikini saja?" "Telanjang saja sekalian!" seru Sean cuek dari dalam kamar mandi. Enak saja pakai bikini! Tidak boleh ada orang lain yang melihat tubuh istrinya selain Sean. Bahkan nyamuk jantan sekalipun! "Sean, menurutmu apa aku harus membawa mantel atau sweater?" P
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more

Berlibur Bersama

Bukan main bahagianya Adena ketika melihat Sean, Rhein dan Ivan menyusul ke airport untuk berangkat liburan bersama. Harvey yang tak menyangka bila ia akan dikawal oleh kakak kekasihnya, hanya bisa tersenyum kelu melihat mereka semua datang. Dengan mengendarai jet pribadi milik keluarga Chevalier, mereka berlima pun terbang menuju Jeju, Korea Selatan. "Kenapa kamu mengajak mereka, Beb?" bisik Harvey kecewa sembari melirik Sean dan Rhein yang duduk jajaran di kursi di depan. "Karena aku ingin! Memangnya kenapa?" Adena balik bertanya dengan wajah usilnya. "Kamu tidak suka keluargaku ikut liburan bersama kita?" "Bukan begitu!" tukas Harvey cepat sebelum Adena salah paham. "Aku ingin kita pergi berdua karena ada sesuatu yang sangat ingin aku lakukan berdua denganmu di sana!" Ivan yang duduk tepat berada di belakang kursi Harvey, hanya bisa mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar ide gila laki-laki itu. Penerbangan yang cukup panjang kali ini membuat perutnya terasa mual, terlebi
last updateLast Updated : 2023-08-12
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status