Home / Rumah Tangga / Mantanku Gagal Move On / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Mantanku Gagal Move On: Chapter 81 - Chapter 90

131 Chapters

Keluarga Lesmana

Dengan kewaspadaan tinggi setelah melihat keanehan kepribadian Akbar, Nissa setuju masuk ke dalam rumah yang terkesan angkuh dan dingin, sama seperti orang-orang di dalamnya, yang saat ini menatapnya dengan tatapan rendah. Ibu angkat Akbar—Mega, istri kedua Badar—Rita, anak kembar Badar—Awan dan Bulan Lesmana, serta sang kepala keluarga Badar Lesmana, ada di aula berkabung. Semuanya duduk mengitari peti jenazah sambil mengarahkan pandangan mereka pada kehadiran Nissa. “Akbar, dia...” Badar berdiri ketika Akbar mendekat. “Pa, dia Nissa,” Akbar menjawab. Ucapan Akbar membuat Badar seketika ling lung. Ia tidak menyangka kalau putri yang seumur hidupnya ia telantarkan, bisa tumbuh sehat dan secantik ini. Belum lagi Badar menanggapi ucapan Akbar, kalimat sumbang dari samping kanan peti jenazah terdengar, “Nissa anaknya perempuan sundal i
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

Teman Lama Dan Fakta Tentang Nissa

“Jadi siapa yang mengganggumu kali ini?” Sunny bertanya dengan senyuman miring. “PT. Sakti. Prakoso Hartono. Tadi malam orang suruhannya mengemudi seperti orang gila sampai hampir menabrak seorang wanita. Aku tahu orang itu orang berpengaruh di daerah ini. Jadi aku tidak bisa sembarangan menghukumnya. Bisa kamu membantuku mencari tahu alasan mereka melakukan itu?” “Jadi kalau aku sudah tahu alasan mereka, kamu ingin aku langsung membunuh mereka semua?” “Jangan. Aku yang akan menghukum mereka dan membuat mereka merasakan ketakutan hampir mati seperti yang kurasakan tadi malam,” Kedua pria muda itu berbincang dengan nada dan ekspresi dingin yang mengerikan. Aura mereka terasa seperti aura kematian yang jelas mengejar  orang yang nyaris mencelakakan Nissa. “Oh, I see. Kamu tidak bisa melakukan pekerjaan kotor. Oke, itu mudah
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

Begadang Virtual

Dimas yang tingkat kecemasannya langsung tinggi ketika panggilan teleponnya tidak tersambung oleh Nissa, langsung mengambil penerbangan terakhir ke Bandung malam itu juga. Pukul 2 dini hari ia baru tiba di bandara dan meminta jemputan Akmal untuk pulang ke rumah. Tapi sesampainya di rumah, ia tidak menemukan Nissa di sana. Ya, Nissa belum pulang.Ia kembali menghubungi Nissa tapi masih belum tersambung. Dimas memutuskan untuk menyusul Nissa dari keluarga berbahaya itu. Akan tetapi, baru saja ia menuju bagasi, ponselnya berdering.“Nissa, kamu nggak apa-apa, Yang?” Dimas langsung bertanya ketika layar ponselnya tertera nama Nissa, “Aku ke sana jemput kamu, ya. Tunggu aku, jangan ke mana-mana!”[Mas, jangan ke sini!]Suara Nissa cepat menolak hingga Dimas semakin bingung, “Kenapa, Nis?”[Aku nggak bisa pulang sekarang. Acara pemakamannya besok pagi. Aku pulang habis Eyang dimakamkan aja.][Lagia
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Pamer Yang Diabaikan

Di areal pemakaman keluarga Lesmana yang begitu luas, tapi hanya tampak beberapa makam saja di sana. Itu juga termasuk makam yang baru digali untuk Nyonya Besar Keluarga Lesmana. Semua orang terlihat sibuk dan begitu banyak tamu yang datang. Bak pemakaman pejabat daerah yang terkenal, begitu juga lah keadaan di sana saat ini. Dari tempat yang sedikit jauh dari kerumunan, Nissa berdiri menyendiri menyaksikan semuanya. Tapi tiba-tiba seseorang datang dan berdiri di sampingnya. “Lo udah lihat sendiri area pemakaman buat keluarga Lesmana luas banget begini, kan? Gimana, pasti iri dong? Habisnya Lo nggak bakalan dikubur di sini. Lo, kan, anak haram!” Awan Lesmana jelas-jelas mengejek Nissa. “Hmm, mungkin Lo benar. Gue memang nggak cocok di sini. Cuma keluarga Lo aja yang pantes di sini,” Nissa membenarkan dengan senyuman miring.  “Baguslah ka
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

Gara-gara Handuk

Semalaman tidak tertidur karena menunggui jenazah sang nenek, Nissa tertidur pulas di sepanjang jalan Dimas mengemudikan mobil mereka. Tanpa ia tahu, suaminya itu memberhentikan mobil mereka di sebuah hotel bintang lima di kota pusat kota. Sinar matahari yang menyelinap masuk dari gorden jendela hotel yang masih tertutup membuatnya mengerjap. Perutnya yang lapar sekali itu pun seolah menyuruhnya bangun. Dorongan buang air kecil di pagi hari pun tidak mau kalah. Semua itu menyuruh Nissa untuk beranjak dari kasur nyamannya, menuju kamar mandi. Nissa terbiasa langsung mandi pagi setelah bangun tidur, tapi ia yang lelahnya belum hilang, tidak menyadari apa pun sebelum ia membasahi tubuhnya hingga matanya terbuka sempurna. “Loh, aku mandi di mana?” gumamnya heran. Otak pintarnya langsung merespons untuk memindai sekitaran—menemukan merek hotel di peralatan mandi yang tersedia di sana, “Hotel Big City? Ngapain aku di—“ Ia mulai mengingat apa yang ia lakukan sebelum ia sampai tanpa menyad
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Memohon Kesabaran

Saat ini Dimas merasa serba salah. Ia ingin sekali tertawa terbahak untuk menutupi kegemasan dan hasratnya pada Nissa saat ini. Tapi untuk tertawa lepas rasanya tidak mungkin kalau sang istri menatap tajam ke arahnya dengan tangan berlipat di dada. Bahkan makanan yang baru dibawakan pelayan hotel pun diabaikan Nissa. “Mau diam terus aja, nih? Nggak laper apa?” Dimas mulai bertanya lembut, “Ayo, dong... makan dulu. Kamu belum makan dari tadi malam, kan? Atau kamu udah kenyang kalau lihatin aku terus?” “Jangan ke-GeEr-an banget kamu. Aku masih sebel banget aku sama kamu, tau!” Nissa menjawab kesal, “Kamu nggak bilang-bilang ke aku kalau kita bakalan mampir ke hotel. Terus kamu diem aja sambil lihatin aku yang baru bangun tidur langsung ke kamar mandi. Harusnya kamu, kan, bangunin aku dulu, Dimas!” sambungnya mengeluarkan kekesalannya. “Sambil makan, ya, ngomelnya? Biar tenaganya besar terus,” Dimas malah menanggapi omelan Nissa dengan senyuman santainya, “Aku bawa kamu ke sini bukan t
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more

Jabatan Baru

[Dimas, tau enggak apa yang aku dapat hari ini?] Nissa mengetik pesan yang dikirimnya untuk sang suami. Tidak menunggu lama bahkan hanya beberapa detik kemudian ponselnya berdering hingga mengagetkannya. Itu adalah panggilanmasuk dari Dimas.“Kok malah nelepon, sih? Kamu, kan, sibuk? Pesanku bisa dibaca kapan kamu senggang, kan?” Nissa langsung memprotes setelah ponselnya ia tempelkan di telinga.[Tujuh tahun lamanya aku selalu nungguin moment beginian, Yang. Jangan protes.][Lanjut cerita, aku mau dengerin kabar kamu. Udah kangen aja, nih, aku…]Nissa terkekeh tanpa suara. Kali ini ia bebas tersenyum dengan wajah memerahnya karena tidak ada Dimas yang bisa menggodanya lebih lagi. Ia senang karena Dimas membuatnya seperti wanitayang selalu diinginkan.“Jangan lebay, baru setengah jam yang lalu kita pisahan,”omelnya, “Kamu dengerin aku baik-baik, ya. Hari ini aku senang sekaligus bingung.”[Kenapa?]“Aku dipanggil ke ruangan Bu Rika karena dia mau aku tanda tangani berkas perpindahan
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

Perempuan Bar-bar

“Mbak Nit, jadinya pasien yang baru dimasukkin ke kamar yang mana?” Nissa bertanya setelah menjelaskan singkat tentang kenaikan jabatannya pada Anita.Setelah Anita menjelaskan kalau pasien VVIP yang baru tiba sudah diamankan untuk sementara waktu, mereka duduk di kantin rumah sakit untuk mengobrol.“Hmm, itu... Di kamar yang harusnya ibu Mbak Nissa tempati,” dengan raut takut, Anita akhirnya jujur, “Habisnya cuma di kamar itu aja yang fasilitasnya setara sama tipe pasien ini, Mbak. Maafin aku ya, Mbak. Harusnya aku konfirmasi dulu ke keluarga pasien walaupun kamarnya nggak digunain,” kini ia merasa bersalah sekali.“Habisnya pihak rumah sakit sekalipun nggak bisa tolak pasien ini, Mbak,” sambungnya lagi.“Memangnya pasien barunya siapa, sih? Orang kaya setajir apaan sih, sampai pihak rumah sakit nggak bisa over ke rumah sakit lain?” Nissa kini ikut penasaran.“Tajir banget, Mbak. Kamu ingat yang waktu itu aku sebutin, soal 4 pengusaha tajir melintir se-kota sekarang? Dia salah satuny
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Pabrik Air Mata

[Nis, sorry banget gue baru balas chat Elo. Gue belum di darat, ini pesawat lagi transit di Singapura. Sorry banget gue belum bisa hadir di acara bahagia Lo ya, Nis. Gitu gue di darat, gue janji traktir Elo buat ganti undangan malam ini.][Gue lanjut kerja dulu, ya! Congrats, my bestie!!!]Emoticon si pentol bahagia dengan topi dan confetti popper tidak lupa dikirimkan oleh Novellin setelah permohonan maafnya.Nissa tersenyum membaca chat dari sahabat baiknya. Ia juga membalas kalau tidak ada masalah jika kali ini Novellin tidak bisa ikut bersuka cita di momen baiknya. Ia beralih ke ruang chatnya dengan sang suami, Dimas.[Mas, Novellin nggak bisa ikutan. Jadi kita berdua aja makan malamnya. Aku udah selesai di rumah sakit, aku pulang naik taksi online aja, ya?] Cepat sekali pesan yang dikirimnya itu bertanda centang 2 biru. Beberapa detik kemudian ponsel Nissa berdering dan Dimas-lah yang menghubunginya.“Tunggu lima belas menit, aku langsung ke sana.” “Tapi aku bisa—“ belum lagi N
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

Gangguan

Dimas menghentikan mobilnya di pelataran parkir restoran khas makanan laut—Grand Seafood. Nissa tercengang karena ia tidak menyangka akan datang ke restoran mahal seperti itu lagi tanpa ditraktir Novellin seperti biasanya.“Aku bilang kita makan di resto biasa aja, kan? Ini resto mahal, Mas,” keluhnya.“Tinggal makan aja sampai kenyang. Nggak aku suruh bayar, kok,” Dimas menjawab sambil tersenyum manis padanya, “Masuk, yuk. Aku udah booking meja,”Nissa hanya bisa menghela napas pasrah. Dimas selalu tidak terduga dan tidak bisa dibantah jika sudah menginginkan sesuatu hal baik untuknya. Tapi seperti yang sudah dibayangkan Nissa tentang tempat makan mewah ini, hidangan yang tersedia nyaris memenuhi meja mereka.“Aku udah tebak pasti bakalan begini. Siapa yang mau ngabisin semuanya, Mas?” Nissa mengeluh bingung. Bukan tidak bersyukur, tapi ia bingung bagaimana dua perut kecil mereka akan menghabiskan banyak makanan di meja. Padahal jika makanan mereka tidak habis, pembeli akan diberi sa
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status