Home / Rumah Tangga / Mantanku Gagal Move On / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Mantanku Gagal Move On: Chapter 61 - Chapter 70

131 Chapters

Mengusir Pergi

"K-kamu berani ke sini?!" Nyonya Gina yang marah semakin berang mendapati Dimas ada di sana, terlebih saat Dimas menggantikan Nissa untuk ditampar pipinya. Suasana di ruangan rawat Arul semakin tidak kondusif saat Nyonya Gina yang mendengar kabar pernikahan kilat antara Nissa dan Dimas tidak dapat menahan guncangan dan membuatnya kembali menerima serangan jantung. Nyonya Gina nyaris tergeletak di lantai saat apabila Dimas tidak menangkap tubuh lemasnya lebih dulu. "Ibu?!" Arul dan Nissa terlonjak bersamaan seketika. "Nissa, panggil dokter sekarang!" ujar Dimas setengah membentak agar Nissa lekas tersadar dari keterkagetannya. Kurang dari empat puluh menit kemudian... Nyonya Gina yang sudah menerima penanganan cepat, kembali dibaringkan di ranjang rawatnya. Tapi atas permintaan Nissa dan Arul, akhirnya Nyonya Gina ditempatkan di ruangan yang sama dengan putran
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bujukan Arul

Setelah keluar dari ruangan, Nissa langsung memprotes Dimas, "Kenapa kamu bawa aku keluar, Mas? Aku masih mau ngomong sama ibu aku!" "Nggak ada yang selesai kalau keadaannya begini, Yang. Tenangin diri kamu dulu dan biarin Tante Gina tenang juga. Apa kamu mau jantung ibu kamu beraksi lebih lagi? Enggak, kan, Yang?" Mendengar penjelasan singkat Dimas, Nissa mulai menunduk. Dimas menariknya lembut agar istrinya itu menunjukkan semua kesusahan padanya. Ia memeluk Nissa erat. "Aku takut ibu nggak mau maafin aku. Orang tuaku cuma ibu, Dimas..." sambil memeluk Dimas, Nissa berucap sambil menangis. Dimas mengelus kepala Nissa lembut, "Ada waktunya, Yang. Kamu yang sabar, ya?" "Tapi karena ibu kamu udah tau kabar kita nikah, yang jelas aku yang bakalan ngomong ke Tante. Kamu nggak usah takut karena aku nggak bakalan buat kamu kecewa," "Dan terlep
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Memikirkan Kejanggalan

“Dia bilang pakai sisia duitnya dan minjem temennya,” jawab Nyonya Gina lagi. "Dia cuma perawat kecil, temennya cuma Mbak Novellin aja. Kalaupun minjem uang Mbak Novellin, apa duit temennya itu sebanyak ini? Operasi aku aja udah ngabisin puluhan juta, Bu?" "Atau dari si dokter brengsek itu? Nggak yakin aku, Bu. Lagian aku juga denger dari Dokter Fandy kalau Mbak Nissa udah putus sama si brengsek itu," "Satu satunya pikiran yang masuk akal, ya, cuma Bang Dimas. Kalau Ibu tanya keyakinan aku ke Bang Dimas, sejuta persen pun aku berani bilang kalau nggak ada laki-laki yang sayang ke kakak aku melebihi Bang Dimas, Bu," "Dan mungkin aja ngelihat kesulitan Mbak Nissa soal kita, itu semua nggak tutup kemungkinan kalau Bang Dimas lah yang biayaain semua persoalan kita di sini demi Mbak Nissa," "Aku rasa, sekalipun Mbak Nissa nikah terpaksa karena Bang Dimas, aku yakin kalau B
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Menerima Kerakusan

Matahari tampak gembira memancarkan sinarnya, seolah hari ini semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya itulah yang Nissa di setiap udara dan hangatnya pagi yang ia rasakan, saat merentangkan tangannya di teras kamarnya. [Tok Tok Tok] Ketukan pintu terdengar, disusul panggilan Adimas, “Yang, kamu udah bangun, kan? Sarapan dulu, yuk!” “Hmm, iya! Aku turun sekarang,” sahut Nissa dengan senyum. Sambutan uluran tangan Dimas begitu lembut menariknya berjalan dengan langkah sejajar menuju ruang makan rumah mereka. Ketika sampai di sana, bola mata Nissa bergetar haru melihat pemandangan meja makan yang indah. Tidak mewah tapi istimewa. Hanya dua piring roti lapis isi daging dengan dua gelas susu segar di atas meja. Tak lupa di tengahnya juga ada sebuah vas bunga kecil berisi mawar segar untuk mempercantik meja makan mereka. Senyum Nissa semaki
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

Mobil Baru

“Punya kamu, dong. Aku kan udah punya,” Dimas menjawab renyah, seakan mobil putih berpita merah muda yang masih sangat mulus itu hanyalah mobil mainan. Ya, pagi ini begitu heboh bagi Nissa karena di halaman rumah mereka terparkir sebuah mobil lain selain mobil super mahal milik Dimas. Mobil jenis Handa S660 yang tengah dibekali mesin bertenaga 660cc turbo itu memang tidak semahal mobil super mewah Dimas, tapi untuk mobil berukuran kecil dengan bobot kurang dari 900kg itu, sudah termasuk top di kelasnya. Akan tetapi, bagi Nissa itu sungguh sangat berlebihan. “Gila- ops!” Nissa langsung menyahut spontan lalu refleks menutup mulutnya, “Dimas, kamu nggak gila, kan? Jangan bercanda kelewatan gitu bisa nggak, sih?” sambungnya memprotes. “Bagian mana sih yang kamu bilang bercanda, Yang? Aku nggak bohong, ini mobil kamu. Pengirimannya mundur sehari dari jadwal. Harus
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

Digrebek Polisi

Singkat cerita, tatapan-tatapan penuh cinta di pagi hari berakhir sementara. Nissa memang membawa Dimas dengan mobil barunya, tapi bukan ke kantor besar Sagala, melainkan minta diantarkan ke Polsek Sektor 9. Tentu saja karena Dimas ingin menemui Jay sahabatnya. “Kamu yang bawa mobil aja deh ke tempatnya Jay. Kamu turunin aku di depan rumah sakit aja. Nggak enak banget kalau perawat biasa kayak aku gini bawa mobil mewah ke rumah sakit. Bikin netizen rusuh aja nanti,” Nissa mencoba bicara dengan lembut agar Dimas mengerti. “Memangnya salah, ya, kalau perawat punya mobil sendiri? Kamu kan di sana kerja, dibayar, bukan kerja suka rela. Ada dong duitnya. Lagian kamu juga istrinya Wakil Presdir Sagala, aku yang malah malu karena beliin mobil murah gini buat istri aku, Yang,” dengan mudah Dimas mematahkan protes sang istri. ‘Ck, percuma,’ decak kesal Nissa dalam hati, tapi ia tetap tidak berh
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more

Pemeriksaan Darah

“Yang, jangan cemberut gitu, dong. Aku kan takut lihat kamu diam terus. Bagusan ngomel aja deh, daripada senyap gini,” bujuk Adimas pada Nissa yang diam sejak digiring ke kantor polisi. Ya, akhir dari Morning Kiss pasangan suami-istri baru itu berujung pemberian sanksi pada keduanya. Nissa dan Dimas mau tidak mau harus ikut ke kantor polisi terdekat, tepatnya kawasan Sektor 9. Tapi sebenarnya momentum sampai di titik ini juga sudah diperhitungkan Adimas atas anjuran Jay. Panggilan telepon yang Dimas lakukan sebelumnya ternyata bersama Jay. Mereka berdua sudah merencanakan suatu hal besar di belakang Nissa tanpa yang tersebut tahu. Dan berakhirlah mereka ikut ke kantor polisi dengan sedikit drama yang dilakukan Dimas hingga membuat Nissa kesal. Sebelumnya, ketika Dimas baru saja keluar dari mobil dan menghampiri petugas yang menginterogasi Nissa, Dimas sengaja membuat masalah dengan memulai perdebatan dengan p
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more

Berunding

“Udah selesai, Bu,” ucap polisi medis yang baru saja mengambil darah dan sampel urine Nissa, “Oh, Iya. Hampir lupa. Tadi Komandan bilang kalau Bu Nissa disuruh langsung ke ruangan Komandan Jaya aja. Nanti Bu Nissa tanya aja sama petugas yang tadi anter Ibu ke sini, ya!” Nissa mengangguk singkat sambil tersenyum simpul mendengarkan perintah dan pesan Jay pada anak buahnya itu, “Terima kasih, Bu, saya permisi dulu,” jawabnya tenang dan keluar dari ruangan klinik kesehatan. Baru saja Nissa ingin menghampiri petugas yang membawanya ke klinik tadi, suara laki-laki terdengar memanggilnya dari belakang, “Maaf, apa anda Mbak Nissa?” Nissa yang sudah berbalik langsung mengangguk pelan, “Ya, saya Nissa,” “Kebetulan yang baik sekali. Hmm, tapi sebelumnya saya memanggil anda dengan sebutan apa ini, supaya kita bisa bicara santai? Nona, Ibu, atau--
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

Menyumpal Mulut Pengacara

“50 juta, ya?” Nissa mulai bereaksi dengan senyuman miring dan tatapan tajamnya ke arah Darwis, “Kalau kita balik, gimana?” “Dibalik? Maksudnya gimana, Mbak?” Darwis jelas bingung. “Maksud saya, gimana kalau saya yang kasih 50 juta-, ah, enggak. Saya kasih 70 juta, deh, buat Bapak. Kalau saya kasih uang segitu ke Bapak, terus saya boleh, dong, tabrak Bapak sampai mau mati kayak adik saya kemarin?” Seketika bulu kuduk Darwis merinding. Tapi ia yang sudah menjadi pengacara berpengalaman tidak takut dengan ucapan Nissa yang terkesan bualan, “Jangan bercanda loh, Mbak. Saya serius. Umur saya jelas lebih tua dari anda, jadi saya kira bukan tempatnya anda bermain-main dengan saya,” Darwis mulai memperingatkan Nissa. “Kalau Bapak sebutkan nominal sama nomor rekening Bapak sekarang juga, Bapak pasti yakin kalau saya juga nggak lagi main-main.
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

Akting Duo Kunyuk

Nissa yang sudah selesai melakukan pemeriksaan dengan imbas kesal karena pertemuan dan percakapannya dengan Darwis, mencoba mendinginkan emosinya sebelum langkahnya tertuju pada ruangan kerja Jaya. Sementara itu sebelum Nissa dekat ke ruangan tersebut, Dimas dan Jay masih serius membahas golongan darah Nissa yang diduga berbeda dengan ibu ataupun adiknya. Hal itu merupakan pembahasan lama yang sudah pernah keduanya bahas. Di masa lampau saat mereka semua masih berada di SMA, Dimas tidak sengaja mengetahui tentang identitas Nissa di data siswa sekolah. Ia menemukan perbedaan pada jenis golongan darah Nissa, pada pemeriksaan kesehatan yang rutin dilakukan sekolah tiap semester. Golongan darah di kartu kesehatan Nissa adalah O, sedangkan hasil pemeriksaan golongan darah Nissa berbeda. Akan tetapi saat itu diabaikan oleh Dimas. Karena tidak ingin membuat pacarnya berpikir lebih, ia merahasiakan itu dan mengubah hasil golonga
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status