Almaira hampir berteriak meminta tolong saat dia melihat Shaka kembali membawa sekeresek bahan makanan. Pria itu masuk dengan wajah tanpa dosa, sementara Almaira mati-matian menahan diri agar emosinya tidak meledak."Kenapa Kak Shaka mengunciku?" tanya Almaira, berusaha terdengar biasa saja. Namun, kekesalan kentara dari nada bicaranya."Oh, itu. Kamu tahulah, Sayang. Aku lama hidup sendirian. Jika keluar rumah, aku selalu mengunci pintu. Jadi kebiasaan."Apa Almaira harus percaya?"Sekarang tunggu di sana." Shaka menunjuk sofa. "Aku mau memasak dulu.""Aku akan membantu," kata Almaira, meskipun dia tidak tahu apa yang akan dia bantu. Dia tidak bisa memasak, Shaka sudah tahu itu dan tidak mempermasalahkannya. "Mungkin memotong sayuran," sambungnya ketika mendapati sawi putih di keresek belanjaan."Tidak, Sayang. Aku takut kamu terluka." Shaka merebut pisau yang sudah dipegang Almaira. Pria itu menyimpan kembali di tempatnya, lalu
Baca selengkapnya