"Aku terima telpon dulu," kata Erlang dengan sopan. Dia segera keluar dari ruangan itu."Dia sangat tampan, Maya," Bu Marta sudah tidak tahan lagi untuk memuji Erlang. Begitu pria itu meninggalkan ruangan, dia langsung mencubit lengan anak angkatnya itu. Dia geram dengan Maya."Pelan-pelan bicaranya, Bu, nanti dia dengar!" Maya merasa malu dengan sikap berlebihan ibunya. Seandainya hubungan mereka didasari oleh cinta, Maya pasti akan merasa bangga menceritakannya. "Biarkan saja!" Bu Marta tengah berbahagia, jadi dia tidak peduli. "Apa yang ibu katakan kan memang kenyataan, Selain tampan, ibu yakin dia juga orang hebat. Lihat cara berpakaiannya, cara bicara dan juga cara berjalannya!" dia tak habis-habisnya memuji Erlang, hingga Maya mengehentikannya. "Cukup, Bu!" Maya cemberut. "Aku sama sekali tidak melihat semua yang dikatakan Ibu tentangnya." Maya berusaha membohongi dirinya sendiri karena masih ada dendam yang kuat dalam dirinya."Lalu kenapa kamu menikah dengannya?""Aku tida
Baca selengkapnya