Home / Rumah Tangga / Aku Tak Membencimu / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Aku Tak Membencimu: Chapter 111 - Chapter 120

194 Chapters

111. Membuat Kieran Murka

Kieran diam sejenak. Dia sesaat melirik Nasya yang masih berdiri di sampingnya, mendengar pembicaraannya dengan Ayuma. Sekertarisnya itu sepertinya sudah terlanjur mengetahui semuanya antara dia dan ayuma. Sekarang tak ada lagi yang perlu Kieran tutupi dari Nasya. "Kamu pasti juga tahu jika suamimu itu adalah koruptor, bukan? Yang menyebabkan perusahaannya bangkrut itu adalah kesalahannya sendiri. Jadi pikirkan baik-baik, perusahaan mana yang mau membantu seorang koruptor seperti suamimu?"Ayuma terdiam. Dia memang sudah tahu apa yang menyebabkan perusahaan sang suami bangkrut, tapi dia kira Kieran tak tahu mengenai itu."Jadi carilah cara lain untuk bertahan hidup, karena aku tidak mungkin membantu kalian. Maaf, hanya ini yang bisa aku katakan padamu." Kieran kemudian menatap sang sekertaris di sampingnya. Mengisyaratkan untuk segera masuk ke mobil. Nasya yang paham langsung mengangguk, menuruti perintah Kieran.Perlahan tangan Ayuma mengepal. D
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

112. Salah Paham Lagi

Pintu utama terbuka, Nasya membantu Kieran berjalan memasuki rumahnya. Setelah mendudukkan Kieran di sofa ruang utama, Nasya langsung mengedarkan pandangannya ke sekitar. Dia merasa rumah Kieran saat ini sangat sepi, entah kemana istrinya?"Maaf pak, kemana ibu Ayyara ya?"Kieran menggeleng pelan tanda tidak tahu. Saat dia berangkat kerja tadi Ayyara juga masih ada di rumah. "Mungkin Ayyara sedang keluar. Nasya bisakah kamu ambilkan saya air, saya ingin meminum obat sekarang."Nasya mengangguk, menuruti perintah kieran. Dia kemudian mulai berjalan ke arah dapur untuk mengambilkan air agar Kieran bisa meminum obatnya yang baru saja mereka beli di apotek tadi saat dalam perjalan pulang.Setelah mengambilkannya, Nasya ikut duduk di samping Kieran. Dia membukakan satu-persatu obat Kieran agar laki-laki itu mudah meminumnya. Bertepatan dengan itu pintu utama kembali terbuka, perempuan yang baru saja memasuki rumah itu seketika membelalak tak
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

113. Kesabaran Setipis Tisu

Aku tidak tahu kenapa sejak pagi tadi kepalaku sangat pusing, jadi aku ingin minum obat dan setelah itu beristirahat sebentar."Ayyara khawatir. Jika diperhatikan wajah Kieran juga tidak seperti biasanya, sekarang begitu tampak pucat. Dengan segera Ayyara duduk di samping sang suami, memberikan air minum yang masih dia pegang itu pada Kieran. Kieran menerimanya, dia lalu segera meminum obat yang tadi sempat tertunda. Setelah laki-laki itu meminum obat, Ayyara menyentuh kening sang suami untuk memeriksa suhu tubuh laki-laki itu. Mendapat perlakuan itu Kieran seketika terdiam, tentu dia tak pernah melihat Ayyara sekhawatir ini padanya. "Badanmu juga sedikit demam mas. Apa kamu sakit?"Kieran tersenyum, jujur dia begitu sangat senang Ayyara memberikan perhatian lebih padanya seperti ini. Tapi dia juga tak mau membuat Ayyara panik. Kieran pun akhirnya menggeleng pelan, lalu menjawabnya, "aku tidak apa-apa. Mungkin ini hanya kelelahan saja.
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

114. Perhatian

Pintu kamar terbuka secara perlahan. Ayyara masuk sambil membawa nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air minum untuk Kieran. Namun saat sampai sana, Ayyara melihat Kieran sudah tertidur nyenyak. Ayyara akhirnya meletakkan nampan itu di atas nakas samping tempat tidur. "Jika tidak dimakan sekarang buburnya akan dingin," ucap Ayyara pelan tanpa berniat untuk mengusik tidur sang suami. Ayyara juga yakin pasti sejak tadi Kieran juga belum makan. Laki-laki itu sudah meminum obat tapi dalam keadaan perut kosong. Ayyara ingin membangunkannya, namun tak tega. "Apa tidak apa-apa jika aku membangunkannya sekarang?"Dengan ragu tangan Ayyara mulai terulur, menyentuh bahu Kieran. Dia mengguncangkan tubuh Kieran dengan pelan agar laki-laki itu terbangun dari tidurnya."Mas."Perlahan kelopak mata Kieran mulai terbuka. Sorot sayunya langsung mengarah pada Ayyara. "Maaf aku membangunkanmu. Buburnya sudah matang, dan
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

115. Ayyara Juga Beruntung

"Mas," panggil Ayyara pelan tanpa menatap laki-laki di sampingnya itu. Dia hanya menunduk menatap mangkuk yang masih dipegangnya itu dengan sorot bersalah. "Aku tidak tahu, harus berterimakasih atau marah padamu. Karena keberadaanmu, aku dan keluargaku saat ini menjadi lebih baik. Ibu tidak mempunyai hutang lagi, dan aku juga tidak perlu memikirkan bagaimana caranya mengumpulkan uang untuk menghidupi keluargaku. Kamu sudah memberikan semuanya pada kami. Tapi kenapa, aku masih tidak terima dengan pernikahan kita ini? Kenapa aku merasa pernikahan ini sangat menyiksaku? Kenapa mas?""Karena kamu tidak bisa mencintaiku," jawab Kieran sambil tersenyum menyembunyikan luka di hatinya. Setidaknya ada sedikit rasa bahagia di hati Kieran, karena dia bisa membuat Ayyara merasakan rasanya hidup bebas tanpa beban keluarga. Walau perempuan itu terus mengatakan tersiksa menikah dengannya. "Aku sadar kamu tidak pernah mencintaiku. Tapi maaf, aku tidak akan pernah melepasmu karena aku selal
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

116. Tanpa Sadar Selalu Diperhatikan

Perlahan kelopak mata Kieran terbuka. Dia berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk pada pandangannya, lalu menoleh. Di sampingnya saat ini, Ayyara tengah tertidur dengan posisi terduduk dan bersandar pada headboard kasur. Salah satu tangan perempuan itu berada di atas kepala Kieran, mungkin perempuan itu tertidur saat sedang mengusap pucuk kepalanya. Dengan hati-hati, Kieran menyingkirkan tangan sang istri dari atas kepalanya. Dia kemudian mengambil kain kecil yang masih menempel di keningnya. Kieran mengernyit bingung saat menyadari ternyata Ayyara telah mengompresnya, entah kapan itu Kieran tidak sadar. Laki-laki itu kemudian mengembalikan kain untuk mengompres dirinya ke dalam wadah kecil yang ada di atas nakas. Dia kemudian beringsut duduk. "Apa semalaman kamu tidur dengan posisi seperti ini Ayyara? Apa kamu tadi malam bergadang untuk menjagaku?" Tentu Kieran seakan tak percaya jika memang itu yang telah membuat istrinya tidur
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

117. Apakah Kekhawatiran Itu Tanda Sayang?

Ayyara segera memalingkan wajahnya saat melihat laki-laki itu hanya memakai handuk yang dililit di pinggang dengan panjang sebatas lutut. "Mas Kieran!" Ayyara marah, tidak seperti biasanya Kieran keluar kamar mandi tanpa memakai baju. "Kemana bajumu?"Bukan hanya Ayyara, tentu Kieran juga kaget dengan keberadaan sang istri secara tiba-tiba di depan pintu kamar mandi. Padahal saat dia masuk kamar mandi tadi perempuan itu masih tidur. "Ayyara kamu sudah bangun? Maaf aku tadi lupa membawa baju ganti saat masuk ke kamar mandi."Ayyara menggeleng tak peduli dengan penjelasan Kieran. Dia kemudian memberi jalan lewat untuk Kieran. "Cepat ambil, dan pakai bajumu!"Walau ini bukan pertama kalinya bagi Ayyara melihat Kieran dengan dada telanjang seperti itu, tetap saja sampai sekarang dia masih merasa tak nyaman saat melihatnya. Padahal dia adalah istrinya, seharusnya Ayyara tak perlu malu atau apa melihat tubuh sang suami tanpa pakaian. Kieran t
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

118. Sama-Sama Bosan

Karena hari ini Kieran sudah berjanji pada Ayyara untuk tidak pergi kerja, Kieran menghabiskan waktunya untuk di rumah. Namun tentu dia merasa sangat bosan tidak melakukan apa-apa seharian di rumah. "Ayyara."Ayyara yang sejak tadi berada di ruang tengah sambil menonton televisi akhirnya menoleh saat mendengar sang suami memanggilnya. Kieran kemudian menghampiri."Aku ingin keluar sebentar."Ayyara mengernyit menatap Kieran dengan sorot curiga. "Mau kemana?""Aku ... ingin melihat kantor sebentar saja."Seketika Ayyara menghela nafas kesal. "Kamu sudah berjanji padaku untuk istirahat total hari ini di rumah, kenapa masih ingin pergi ke kantor?""Ayyara, aku tidak tahu harus melakukan apa di rumah. Aku benar-benar sangat bosan, dan membutuhkan kegiatan. Aku tidak bisa terus berada di rumah tanpa melakukan sesuatu."Ayyara berpikir sejenak. Tentu saja dia percaya dengan penjelasan Kieran barusan. Laki-laki itu se
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

119. Peringatan Sang Kakak

Setelah mereka sudah masuk ke dalam mobil, Kieran langsung melajukan mobilnya menyusuri jalanan. "Ayyara, sebelum membeli perlengkapan bayi. Bolehkah kita mampir ke tempat kerjaku lebih dulu? Aku lupa jika kemarin ada berkas yang belum sempat aku periksa. Aku ingin membawanya pulang, dan memeriksanya nanti saat di rumah. Tadinya aku ingin mengambilnya setelah kita selesai berbelanja saja, tapi takutnya nanti aku lupa."Ayyara mengangguk mengizinkan. "Iya, mas. Boleh saja."Setelah mendapat izin sang istri, Kieran mengemudikan mobilnya menuju perusahaannya lebih dulu. Karena tempat dia membeli keperluan bayi juga tidak satu arah dengan tempat kerjanya. Hingga tak begitu lama, mereka akhirnya sampai ke perusahaan Kieran. "Ayyara, kamu tunggu di sini sebentar ya."Ayyara mengangguk menurut. Suaminya itu kemudian keluar dari mobil meninggalkannya. Pandangan Ayyara terus mengikuti Kieran hingga laki-laki itu masuk ke gedung be
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

120. Keras Kepalanya Membuat Kieran Khawatir

Setelah selesai berbelanja keperluan bayi, Ayyara dan kieran tak langsung pulang. Mereka menikmati beberapa makanan di luar. Tak hanya itu, mereka juga sempat mendatangi beberapa taman atau tempat hiburan. Tentu itu bukan kemauan Kieran. Kieran justru takut jika terlalu lama berada di luar Ayyara akan lelah. Namun Ayyara terus memaksa Kieran untuk mengikuti apa kemauan perempuan itu. Hingga pukul enam sore, Kieran dan Ayyara akhirnya memutuskan untuk pulang. Sampai di rumah Ayyara langsung menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Mereka saat ini berada di ruang tengah. Sambil menunggu Kieran selesai memasukkan barang-barang belanjaan mereka ke dalam rumah, Ayyara duduk di sofa sambil memijat pergelangan kakinya yang terasa nyaris patah. "Ah, kenapa tiba-tiba kakiku sakit sekali?"Melihat sang istri yang tampak menahan rasa sakit, Kieran tentu jadi khawatir. Dia kemudian segera menghampiri, dan duduk di samping Ayyara."
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status