Home / Rumah Tangga / Sang Pewaris Tersembunyi / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Sang Pewaris Tersembunyi: Chapter 71 - Chapter 80

166 Chapters

Permintaan Mawar

"Tidak tuan, saya tidak setuju tuan melakukan itu!" Adam mengutarakan pendapatnya dengan lantang setelah Hamish selesai membalas pesan dari Mawar.Mawar meminta Akbar Corp sebagai pertukaran dengan Dilara. Wanita memberikan waktu satu hari untuk berpikir. Besok, ia akan meminta jawaban dari Hamish.Jika tidak, Mawar mengancam bukan hanya akan mencelakai Dilara tetapi juga membuat Dilara kehilangan harga dirinya sebagai wanita dan juga sebagai istri.Melihat foto Erik bersama dengan Dilara membuat Hamish khawatir setengah mati. Ia takut pria yang terobsesi dengan istrinya itu akan melakukan hal buruk kepada Dilara.Bukan keputusan mudah, melepaskan perusahaan keluarga yang sudah diturunkan selama tiga generasi kepada orang lain.Yes! Mawar bukan saudara kandung ayah Hamish. Dia anak angkat kakek Hamish yang sudah dianggap seperti anak sendiri. Mawarlah yang merawat Akbar tua yang sakit-sakitan saat ayah dan ibunya berusaha menyelamatkan perusahaan yang tengah bergejolak sedang Syahril
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

Kehilangan Harga Diri

“Tante gak mau surat serah terima?” pancing Hamish yang mencoba mencari lebih banyak informasi. Kamu pikir tante bodoh? Jangan lupa kalau tante yang mengajarimu bisnis! ~ Balasan Mawar muncul tak lama setelah Hamish mengirim pesan.Tante mau semua siap jam 3 sore. Alamatnya akan tante kirim nanti! ~ Isi pesan tante Mawar yang terakhir sebelum ponsel Dilara tidak aktif."Bang, Dani ikut, ya?" tawar Dani yang ada di ruang tamu bersama dengan Hamish dan Adam."Kita bagi-bagi tugas, ya Dan. Abang butuh kamu dan Amar untuk jagain anak-anak. Kalian yang paling dewasa dan yang paling bisa abang percaya. Abang dan mas Adam akan urus ini." Hamish mengambil jaket jins yang tergantung di sandaran kursi. Memberi kode kepada Adam agar segera berangkat membuat surat yang Mawar minta."Bagaimana ini, Tuan Muda?" Sepersekian detik Adam menoleh melihat tuannya yang duduk di sebelahnya lalu Adam kembali fokus pada kemudi.“Sepertinya tante Mawar melupakan ha itu, Dam.” Hamish membuang wajah keluar je
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

Saya Mau Mati!

"Ayo keluar!" Hamish yang matanya ditutup dengan kain hitam bergeser mendekat ke pintu mobil lalu keluar. Setelahnya ia hanya mengikuti pria yang menarik tangannya.Hamish ditarik menuju mobil lain yang menunggu di tempat lain. Pintu mobil dibuka dan Hamish yang tangan terikat di dorong masuk ke dalam mobil itu."Hai, Mish!" Suara tante Mawar terdengar bersamaan dengan tutup matanya yang terbuka. Wanita itu menyapa Hamish dengan ramah seperti tidak terjadi apa-apa. Hamish memperhatikan mobil dan juga keluar jendela. Ia tidak tahu saat ini sedang berada di daerah mana. Yang pasti ia sudah tidak lagi berada di lokasi yang disepakati dengan Mawar.Wanita itu membawanya ke tempat lain, mencoba mengecoh polisi dan Adam yang mengikuti Hamish."Ini dimana? Dimana Dilara?" tanya Hamish sambil menahan geram karena berhasil dibodohi oleh Mawar."Kamu akan segera bertemu dengannya, Mish. Berikan ponsel mu!" Mawar mengulurkan tangan meminta Hamish memberikan benda pipih itu. Hamish tidak langs
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Bakar Mereka

Tangan Hamish mengepal kuat sampai buku-buku jarinya memerah. Tadinya ia ingin tenang agar bisa menenangkan Dilara, namun mendengar tangisan sang istri.Hamish melepas jaket, lalu menutupi tubuh Dilara seadanya. Ia kemudian membongkar lemari mencari pakaian yang bisa Dilara kenakan.Entah milik siapa dress sederhana yang terlipat rapi disana, Hamish tidak peduli. Ia mengambil dress berwarna hitam itu, lalu membantu Dilara memakainya."Abang pergi sebentar." Hamish mengecup lembut kening Dilara. Ia turun dari ranjang lalu menggedor pintu dengan kasar."Buka pintunya, Sialan!" ucapnya geram sambil memukul daun pintu dengan keras.Dari luar terdengar suara tawa Erik yang membuat Hamish semakin terbakar."Kamu suka kejutan dariku? Kamu tahu, istrimu sangat nikmat sampai-sampai aku minta tambah," ejek Erik dari balik pintu yang masih terkunci."Aku akan membuatmu membayar ini, Rik!" Hamish mencoba membuka pintu dengan menekan-nekan gagangnya, tetapi percuma Erik masih mengunci pintu itu."
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more

Semoga Belum Terlambat

Adam berhenti di perempatan memperhatikan setiap jalan, memperkirakan kemana Hamish berbelok.Ia dan para polisi yang mengikuti Hamish kehilangan jejak sang CEO saat harus berhenti di lampu merah sedang mobil Hamish terus melaju karena mendapat lampu hijau.Jari Adam mengetuk-ngetuk setir mobil, mencoba saat terakhir kali ia melihat mobil Hamish sebelum akhirnya kehilangan jejak.Adam memilih jalan lurus namun bukan untuk menelusuri jalan itu, pria itu menepikan mobil, memukul setir dengan keras melampiaskan kekesalannya.Melihat mobil polisi mengikuti jejaknya untuk menepi, Adam turun dari mobil. Pria itu kembali memperhatikan sekitar, mencoba menebak ke arah mana tuan mudanya pergi."Pak, ada apa?" tanya seorang polisi yang juga turun dari mobil lalu menghampiri Adam."Saya kehilangan mobil tuan Hamish, Pak. Sebentar!" Adam ingat sesuatu. Ia mengambil ponsel dari saku celana lalu membuka pesan dari Hamish.Tuan mudanya itu meneruskan pesan dari Mawar yang berisi peta tempat pertemua
last updateLast Updated : 2023-08-12
Read more

Kembali Bersembunyi

"Dokter! Dokter!" Adam berteriak dari ruang rawat VIP ketika melihat Hamish mulai bergerak.Pria itu menggerakkan kepalanya lemah. Merasakan dingin menyapu kulit. Hamish ingin bergeser memiringkan tubuhnya, namun merasakan kakinya berat.Ingatan Hamish terlempar saat kebakaran dan kayu panas menimpa kaki juga perutnya.Tangan Hamish memegangi kaki kanannya. Memukulnya agak keras memastikan kakinya m as. ih merasakan sakit."Tuan, tuan muda, jangan lakukan itu!" Adam yang menemani Hamish segera menahan tangan sang tuan muda agar berhenti."Ka – kaki ku?" tanya Hamish takut-takut."Kaki tuan tidak apa-apa. Tuan baru saja selesai menjalani operasi panjang dan semuanya berjalan lancar."Hembusan nafas lega keluar dari bibir Hamish. Ia kembali membaringkan tubuhnya.Beruntung tiga hari lalu Adam menemukan Hamish dan Dilara tepat pada waktunya. Ia menerjang api untuk menyelamatkan pasangan suami istri itu.Hamish harus menjalani operasi pada kaki dan perutnya karena luka bakar sedang Di
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more

Ganti Rugi Mobil Abah!

"A! A Hamish, dipanggil abah. Bisa ke rumah gak?" Suara teriakan dari depan rumah membuat Hamish menghentikan tangannya yang sedang menyuapi Dilara.Hamish membersihkan sudut bibir Dilara kemudian berpamitan kepada istrinya. "Abang ke depan sebentar, hum?" Ia mengusap pucuk kepala Dilara lalu berdiri dan keluar rumah.Seorang wanita berlari kecil menghampiri Hamish yang muncul di ambang pintu. Ia menarik tangan Hamish agar pria itu mengikutinya.Tak jauh dari rumah Hamish, wanita bernama Lilis membawa Hamish ke rumah besar. Ia berteriak memanggil sang ayah yang sedang sibuk dengan-burung peliharaannya."Bah, nih aa Hamish nu kasep sudah datang. Abah tadi mau nyuruh apa?" Lilis tersipu malu saat memuji Hamish. Wanita itu memeluk lengan Hamish, enggan melepaskan tangan kokoh milik tetangganya itu.Hamish tersenyum kaku, perlahan ia mendorong tangan Lilis untuk membebaskan tangannya.Abah Jajang melirik Hamish sekilas lalu kembali fokus kepada burung dalam sangkar miliknya."Eta, tolong
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more

Rela Menjadi Istri Kedua

"Saya minta waktu sampai hari Senin, Bah. Saya pasti ganti mobil abah." Hamish meminta keringanan. Hari sudah semakin sore, tidak mungkin ia meninggalkan Dilara sendiri. "10 kali lipat?" Walaupun tidak yakin, Jajang tetap meminta ganti rugi sebesar itu. Ia sangat yakin Hamish pasti gagal dan ia bisa mencicipi tubuh Dilara.Hamish mengangguk menyanggupi. Tetapi ia kembali dibuat geram dengan permintan kurang ajar Jajang."Jika kamu tidak sanggup, istrimu harus menemaniku." Jajang tersenyum licik. Belum saja hari Senin tiba, ia sudah membayangkan Dilara menjadi miliknya."Saya tidak akan biarkan itu terjadi, Bah!" Hamish meninggalkan orang tua itu untuk kembali ke rumahnya. Sudah terlalu lama ia meninggalkan Dilara.Dilara sudah semakin membaik walau wanita itu berubah menjadi pendiam dan dingin. Ia tidak akan bicara jika Hamish tidak bertanya. Dilara juga tidak lagi perhatian kepada Hamish seperti dulu.Dilara yang menderita PTSD (pasca trauma stres sindrom) belum bisa melayani Hamis
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

Datang Untuk Mengambil Dilara

"Mana 2 miliar ku?" Abah Jajang datang ke rumah Hamish pagi-pagi sekali langsung menagih uangnya. Ia berdiri di depan rumah Hamish, berteriak sambil berkacak pinggang sampai menjadi pusat perhatian tetangga Hamish.Hamish yang mendengar ribut-ribut, menyibak selimut lalu turun dari ranjang. Memastikan Dilara masih tidur dengan hati-hati ia keluar agar tidak menimbulkan suara yang akan membangunkan istrinya.Dengan celana rumahan dan baju kaos, Hamish keluar untuk menemui abah Jajang yang masih berteriak meminta uang ganti ruginya."Kamu masih bisa tidur santai? Memang sudah dapat uang dua miliar buat urang, hah?!" pekik Jajang kesal. Ia membayangkan Hamish sedang stres dan tertekan karena tidak mampu mendapatkan uang sebanyak itu. Nyatanya, Hamish malah bisa tidur nyenyak dan belum bangun padahal matahari sudah tinggi.Hamish mengucek mata yang perih karena bangun tiba-tiba. Ia menoleh ke belakang dan melihat jam yang menempel di dinding."Pantes we kamu miskin! Jam segini baru bang
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Kangen Yang Empuk-empuk

"Tuan muda? Pak Kacab, kenapa dia dipanggil tuan muda?" Abah Jajang langsung membrondong kepala cabang dengan pertanyaan karena memanggil Hamish dengan sebutan tuan muda.Dia yang orang terkaya sekampung saja dipanggil dengan sebutan pak bukannya tuan."Dia kan tua —"Uhu… uhu! Suara batuk Hamiah memotong percakapan kepala cabang dengan abah Jajang. Ia menggeleng pelan melarang kepala cabang untuk membongkar identitasnya."Ka —kalau begitu saya permisi dulu." Sebelum abah Jajang bertanya lebih banyak, kepala cabang itu pamit undur diri.Jajang melihat Hamish dengan mata memicing penuh selidik. Memperhatikan Hamish dari atas ke bawah, ia yakin ada sesuatu yang dirahasiakan oleh kepala cabang itu dan juga Hamiah."Kamu teh sebenernya siapa?" tanya abah sambil terus memperhatikan penampilan pria itu."Bukan siapa-siapa." Hamish menjawab demgan cepat. Ia mengulurkan tangannya yang memegang tas, memberikan tas itu untuk abah Jajang.Abah tidak langsung menerima pemberian Hamish. Ia curiga
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status