Home / Rumah Tangga / Sang Pewaris Tersembunyi / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Sang Pewaris Tersembunyi: Chapter 81 - Chapter 90

166 Chapters

Jadi Rebutan 3 Wanita

"Maksud teteh gimana?" Kening Dilara mengerut heran mendengar ucapan si empunya ruko. "Kami kan belum tanya harga," Dilara menimpali."Halah, maneh mah gak mungkin bisa bayar sewa ruko ini. Lihat motor aja butut kitu. Pasti sering mogok. Penampilan kalian aja kayak buruhnya abah Jajang. Sudah pastilah kalian henteu sanggup bayarnya." Belum apa-apa Murni sudah meremehkan Hamish dan Dilara. Mengejek mereka hanya dari penampilan.Hamish dan Dilara saling pandang. Dilara yang terlebih dahulu menyerah. Istrinya sudah mengajak Hamish pergi, namun ia memilih untuk bernegosiasi lebih dulu dengan Marni.Ruko Murni letaknya sangat strategis, sebagai orang yang terbiasa berbisnis dan pandai melihat peluang, Hamish tahu ruko Marni sangat bagus untuk berjualan.“Begini, Teh, kalau saya boleh tahu berapa harga sewa ruko ini?” Murni memperhatikan penampilan dan wajah Hamish yang blasteran. Wajah tampan Hamish tidak luntur walah dengan pakaian sederhana yang ia kenakan.Hidung mancung, mata coklat
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Otong Bisa Puasa Lama

"Jangan sembarang menuduh suaminya saya, Teh!" Dilara tidak terima. Wanita itu maju ke depan Hamish sehingga sekarang ada tiga wanita yang sedang berseteru."Terus kalau bukan pencuri, gimana a Hamish bisa dapat uang sebanyak itu. Ih… ganteng-ganteng kok pencuri. Abi jadi ilfil!" Lilis bergidik ngeri. "SUAMI SAYA BUKAN PENCURI!" Dilara berteriak tidak terima. Wajah polos Dilara berubah serius. Bibir wanita itu menipis, mata Dilara yang biasanya ramah kini berubah galak.Lilis dan Murni menoleh bersamaan melihat Dilara. Setelah itu tawa Lilis pecah saat menyadari siapa yang bicara."Terus kalau gak mencuri, a Hamish dapat uang dari mana? Ngedukun? Atau turun dari langit?" Tawa Lilis pecah menertawakan Dilara.Bibir Dilara mengetat, menatap Lilis tajam hingga matanya menyipit. "Asal teteh tahu, ya! Suami sayaa itu CEO pemilik perusahaan besar! 15 juta itu uang receh buat suami saya, tahu!" Dilara menjelaskan dengan penuh emosi.Sementara Hamish yang sejak tadi berdiri di belakang ist
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

Gara-gara Ajakan Mandi Bersama

"Dik, bukain pintu dong!" Hamish mengetuk pelan pintu kamar mandi, memohon agar Dilara membukakan pintu untuknya.Hamish langsung mengejar Dilara yang masuk ke kamar mandi setelah acara basah-basahan di halaman depan tadi.Tetap ingin mencuri kesempatan sekaligus memberikan terapi kepada istrinya, Hamish sejak tadi berusaha membujuk Dilara agar membukakan pintu dan mereka bisa mandi bersama."Nggak mau!" Dilara menolak dengan tegas."Nanti abang cari-cari kesempatan," sambung Dilara lagi.Hamish menempelkan tubuhnya di pintu berharap Dilara bisa merasakan keinginan dan kerinduannya."Ya, nggak papa dong, Dik! Curi-curi kesempatan sama istri sendiri. Kalau abang ambil kesempatan sama cewek lain yang bahaya." Hamish berusaha membujuk Dilara. Tidak masalah jika mereka hanya mandi tanpa kegiatan plus plus, yang penting Dilara belajar untuk berani dengan sentuhan fisik.Di dalam kamar mandi, tubuh Dilara gemetar hebat, keringat dingin membuat pakaiannya semakin basah. Jantung Dilara berde
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

Memandikan Dilara

Hamish kembali harus menghadapi Dilara yang ketakutan. Istrinya berhalusinasi melihat sosok Erik dan sejak itu setiap malam Dilara selalu bermimpi buruk."Saya gak berhalusinasi, Bang! Saya benar-benar melihat dia!" Dilara bersikeras."Iya. Nanti abang cek, ya?" Hamish mengusap lembut pucuk kepala Dilara, mencoba menenangkan istrinya yang sudah terbangun untuk kesekian kali malam ini.Ia menarik selimut, menutupi tubuh Dilara. Melihat Dilara yang terlelap, Hamish turun dari ranjang, mengambil ponsel dan memerintahkan Adam untuk mencari tahu perkembangan pencarian Erik.["Polisi belum memberikan kabar apapun, Tuan Muda. Orang-orang kita pun terus mencari keberadaan Erik."] Suara Adam yang baru bangun terdengar di ujung telepon."Tidak ada yang tahu keberadaan kami, kan?" Hamish memastikan.["Hanya saya, Tuan Muda. Juga kepala cabang serta makelar tanah yang mengurus penjualan ruko itu."] Adam yang setengah mengantuk masih menyahut, menjawab pertanyaan Hamish.****Kening Hamish berker
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Menyiksa Otong

"Abang mau datang ke acaranya abah Jajang?" Suara Dilara mengisi pendengaran Hamish yang sedang meletakkan barang-barang belanjaan di ruang tamu.Saking banyaknya belanjaan mereka, Hamish sampai harus menyewa mobil pick-up untuk membawa barang-barang itu pulang."Enggak, Dik. Ngapain? Itu kan acara keluarga. Kecuali abah emang bikin acara buat satu kampung." Hamish meletakkan oven kompor di lantai.Dilara mengangguk setuju. Wanita itu mengambil bahan-bahan kue lalu membawanya ke dapur. Sambil sesekali memperhatikan rumah abah Jajang, Dilara memindahkan tepung dari plastik ke kontainer kedap udara.Wanita itu memicingkan mata, menajamkan penglihatan saat melihat siluet pria di teras abah Jajang."Besok abang bantuin bikin kue, ya?" tawar Hamish. Ia membawa setumpuk loyang yang di atasnya ada beberapa baskom yang akan ia cuci."Liat apa?" tanyanya sambil meletakkan tumpukan loyang di dekat tempat cuci piring.Dilara masih menatap jendela jauh ke rumah abah Jajang. "Abah punya anak laki
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Hasil Ngepet

"Kurang?" Masih melihat kedua orang itu melongo, Hamish kembali ke motornya dan mengambil amplop yang ia simpan di bawah jok motor.Di depan pemilik toko bangunan dan si buruh, Hamish mengeluarkan isi amplop coklat yang ia bawa.Mulut keduanya terbuka semakin lebar, menganga tidak bisa berkata-kata. "I — ini uang semua? Ka -—kamu dapat dari mana?" Si pemilik toko bangunan mengambil selembar uang yang ada di atas lemari kacanya. Memastikan itu benar uang asli."Kerjalah!" seru Hamish kesal. Ia mengambil uang yang dipegang oleh pemilik toko bangunan.“Ini cukup, kan?” Hamish memberikan limma gepok uang seratus ribu untuk membayar semua barang yang akan ia beli. Ia juga memberikan sepuluh gepok kepada buruh sebagai tanda jadi jasanya. “Saya mau selesai dalam dua minggu. Kalau berhasil saya kasih bonus.” dua pasang mata yang baru saja menerima orang dari Hamish berbinar bahagia. Mereka yang tadinya merendahkan Hamish kini berbalik sangat menghormati Hamish Akbar.Semua barang sudah t
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Pakai Guna-guna?

“Urang kasih pelajaran eta Hamish, sialan!” Jajang yang gelap mata keluar dari kamar uangnya. Mengambil parang yang tersimpan rapi di dalam peti.Erik segera menyusul ayahnya. Menahan abah agar tidak nekat mendatangi Hamish dan membuat keributan.“Tenang, Bah! Urusan gini kita harus punya bukti. Salah-salah nanti abah yang dihakimi warga.” Erik mencoba menenangkan pria tua itu.Lilis setuju. Ia ikut menenangkan abah dan membawa pria itu ke kamar.“Sekarang, kita awasin aja dulu orang itu. Nanti begitu ada bukti, kita tangkap. Biar warga yang hukum dia. Saya denger, biar kampung selamat, harus dibakar, Bah,” ujar Erik. Kali ini Hamish pasti merasakan akibat karena berurusan dengannya. Ia akan lepas dari segala tuduhan karena warga kampung akan melakukan semua itu untuknya.“Kamu awasin rumah itu. Kamu juga, Lis. Kalau ada berita apapun, segera kabarin abah.” Abah Jajang memberi perintah.Lilis keluar kamar lebih dulu, sedang Erik ia membisikkan sesuatu ke telinga abah, membuat pria it
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Bekal Untuk Ke Jakarta

“Ini bukan punya saya, Kang!” elak Hamish.Tidak merasa memiliki benda aneh itu.“Akang lihat sendiri kemarin saya tidak membawa ini ke ruko.” Hamish membuang kotak itu.Berita penemuan kotak aneh yang terbakar sama sekali itu dengan cepat menyebar. Bukan hanya di desa tempat Hamish tinggal tetapi juga desa sebelah.Warga menatap aneh Hamish jika melintas di jalan kampung. Mereka berbisik saat Dilara keluar rumah.Ibu-ibu yang awalnya ramah dengan Hamish kini menjauh dan bersikap dingin dengan Hamish.“Bang, orang-orang makin mikir kalau abang pake cara mistis buat dapat uang.” Dilara bercerita mereka makan siang.“Biar aja, Dik! Yang penting itu gak bener.” Hamish tidak terlalu peduli. Ia makan dengan santai tanpa beban sama sekali.Hamish melakukan pekerjaannya seperti biasa. Ia datang ke ruko setiap hari untuk mengawasi pembangunan ruko.Ya, akhirnya ia merobohkan bangunan ruko yang sudah terbakar dan membangun lagi dari awal. Tidak lagi ruko, kali ini Hamish membangun rumah serta
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more

Membuatmu Melayang

~ Lembang ~Setelah Hamish berangkat, Dilara menyibukan dirinya di dapur dengan membuat kue basah yang akan ia titipkan di warung. Selama toko kuenya belum selesai dibangun, Dilara memperkenalkan kue buatannya dengan menitipkan di warung-warung yang ada di sekitar desa.“Teh, saya anter ini dulu. Teteh gak apa-apa, kan sendirian di rumah.” Dilara menggeleng, ia melanjutkan membersihkan dapur yang lumayan berantakan sementara istri Badrun pergi mengantarkan kue-kue basah buatan Dilara.Rasa memang tidak bisa berbohong. Walau warga desa menganggap Dilara tidak waras, tetapi lidah mereka tidak bisa bohong.Kue buatan Dilara sangat enak dan cocok untuk lidah mereka. Itu sebabnya kue-kue buatan istri Hamish itu selalu habis terjual.CEKLEK!Tangan Dilara yang sedang menggosok loyang seketika berhenti saat mendengar suara pintu yang tertutup.Kening wanita berkerut, ia sangat yakin setelah teteh Badrun pergi, ia sudah menutup pintu. Dilara menggeleng pelan. "Saya pasti lupa. Itu angin!"
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more

Mencari Keberadaan Erik

Kedatangan Hamish masih menjadi pusat pembicaraan warga kampung. Semua terheran-heran melihat pria itu datang ke dengan menggunakan helikopter serta berpakaian rapi. Belum lagi Hamish membawa dua orang berpakaian putih seperti dokter yang seketika memancing rasa penasaran warga. Kabar tentang Hamish juga sampai ke telinga Abah Jajang. Mendengar suara helikopter ia bergegas ke halaman belakang rumahnya. Mulut pria tua itu terbuka lebar melihat sendiri helikopter yang bawa Hamish. Karena walaupun Abah adalah juragan kaya raya Iya belum pernah melihat apalagi menaiki helikopter secara langsung. "I — ini bener Hamish yang bawa? Wah… urang rasa dia bener-bener ngepet!" ujar Abah Jajang sambil menatap kagum helikopter hingga ia lupa berkedip. Ia semakin yakin apa yang Erik katakan itu benar. Ia dan warga harus segera mengambil tindakan sebelum kampung ini terkena sial dan ia kalah saing dengan HamishTeteh Badrun membukakan pintu kamar yang sejak tadi ia kunci. Mempersilahkan Hamish b
last updateLast Updated : 2023-08-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status