All Chapters of Legenda Pendekar Naga Putih: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

21. Wu Long vs Lie Wei

Rasa dendam yang sudah sempat hilang dari pikirannya, mulai kembali mengisi pikirannya setelah Wu Long mendengar suara Lie Wei yang masih mengejeknya."Ck! Ternyata waktu tetap tidak menghapus sifatmu yang menjijikan ini!" sahut Wu Long saat melihat sosok LieWei yang sombong."Waktu juga tidak menghapus statusmu! Sekali gembel tetaplah gembel!" balas Lie Wei. Raut wajahnya menunjukkan kesombongan para bangsawan, tapi tubuhnya yang tegap menunjukkan keberhasilannya menjadi pendekar yang hebat."Aku belum membuat perhitungan terhadapmu, Lie Wei! Kamu dengan kejam menendangku masuk ke dalam jurang!" seru Wu Long.Mendengar ucapan Wu Long, hanya terlihat senyum mengejek dari wajah Lie Wei. "Masih bagus hanya kutendang masuk ke dalam jurang! Aku sebenarnya ingin menghabisimu terlebih dahulu sebelum kubuang ke dasar jurang!"Perkataan Lie Wei membuat kemarahan Wu Long semakin menjadi-jadi terhadapnya. "Bangsat Kau, Lie Wei! Aku sebenarnya sudah melupakan kejadian masa lalu demi Shun Ming, t
Read more

22. Pedang Mentari, Rembulan, dan Bintang

Pedang Mentari begitu indah saat dikeluarkan oleh Wu Long untuk menghadapi Lie Wei. Pedang Rembulan juga tidak kalah indahnya, membuat Lie Wei takjub terhadap pedang ganda ini."Bukan urusanmu, Lie Wei!" jawab Wu Long dengan singkat."Pedang ganda ini adalah warisan keluargaku! Pemilik Pedang Mentari dan Rembulan ini adalah kakek moyangku yang mendirikan Perguruan Matahari dan Rembulan!" ucap Lie Wei."Kamu ini keturunan dari salah satu pendiri perguruan?Tidak mungkin!" ucap Wu Long yang tidak percaya."Kamu pikir kenapa ayah Shun Ming akan menjodohkan Shun Ming padaku? Agar Perguruan Matahari dan Rembulan bertambah besar dengan bergabungnya diriku!" ujar Lie Wei."Hahaha! Aku tetap tidak percaya padamu, Lie Wei! Sekalipun kamu ini keturunan salah satu pendiri Perguruan Matahari dan Rembulan, tidak ada kewajibanku untuk menurutimu! Aku bukan murid perguruan Matahari dan Rembulan! Pedang Ganda ini juga bukan pedang milik keluargamu karena telah lama hilang! Mengerti kan?" ucap Wu Long
Read more

23. Naga Putih vs Phoenix Merah

"Hahaha ... aku adalah Phoenix Merah Fang Yin! Aku berasal dari Pulau Phoenix Merah di Benua Empat Elemen!" seru Lie Wei yang berubah menjadi gadis cantik berpakaian merah menyala bagaikan kobaran api, kemudian berubah lagi menjadi Phoenix Merah."Jadi, kau tadi yang menyerangku? Kemana Lie Wei?' tanya Wu Long. "Pantas aku tidak merasakan sisi kejam Lie Wei!""Aku sedang menuju ke Perguruan Matahari dan Rembulan untuk melihat gadis yang bernama Shun Ming ... secantik apa dia sampai Master tergila-gila padanya," ucap Phoenix Merah ini."Ternyata kamu jatuh hati terhadap Master-mu sendiri ... apa itu diperbolehkan?" tanya Wu Long."Bukan urusanmu, Wu Long! Master masih berada di Pulau Phoenix Merah! Aku terbang ke sini hanya karena penasaran dengan kamu dan Shun Ming! Ternyata kamu belum mati, sayang sekali!" ujar Phoenix Merah."Aku tidak akan membiarkanmu kembali untuk melapor kepada Lie Wei! Pek Long, tangkap Phoenix Merah ini! Kita harus mengurungnya agar kekuatan Lie Wei melemah!"
Read more

24. Pulang Kampung

Kehilangan Naga Putih sempat membuat Wu Long putus asa untuk sesaat, tapi mendadak dia mendapat kekuatan untuk bangkit kembali. "Biarlah Naga Putih menghilang dahulu untuk sementara ... aku juga tidak bisa menjaganya terus bersamaku di dalam Seruling Bambu Putih ini. Masih ada Singa Emas Surgawi yang bisa kuandalkan untuk pertarungan. Lagian aku belum pernah mengeluarkan serangan nada mematikan dari Seruling Bambu Putih ini, mungkin kelak akan kumainkan nada mematikan ini tapi tidak untuk sekarang ini," batin Wu Long sambil bergerak menuju kampung halamannya. Wu Long yang sedang ceria suasana hatinya ini mulai membayangkan rasa senang ibunya saat menyambutnya pulang ke kampung halamannya sebagai pendekar yang hebat. Bahkan ayahnya juga turut memujinya dan menyesal telah meragukan tekadnya. Saat mulai mendekati Desa Rembulan, tampak banyak kepulan asap hitam membubung tinggi ke angkasa yang berasal dari Desa Rembulan. "Apa yang telah terjadi? Apa penduduk desa sedang mengadakan pest
Read more

25. Perampok Mentari

Kota Mentari semakin ramai di malam hari, yang di kota tersebut masih terang benderang. Setelah selesai menikmati mie telur cuma-cuma dari pedagang mie, Wu Long berpura-pura hendak pergi dari Kota Mentari.Paman pedangan mie telur ini juga terus mengawasinya yang berpura-pura berjalan ke arah gerbang luar Kota Mentari. Begitu sosok paman pedagang mie tidak terlihat lagi, Wu Long bergegas menuju arah lainnya dari Kota Mentari.Tidak terlihat lagi bangunan-bangunan yang bagus begitu Wu Long melewati jalan yang agak sempit di pinggiran Kota Mentari yang berada di dekat tembok kota. Hanya ada rumah-rumah kumuh yang rapat sekali dan agak jorok."Sangat berbeda dengan kota yang indah tempat aku makan tadi. Kenapa tempat ini sangat kumuh sekali?" pikir Wu Long sambil mulai melangkah dengan hati-hati.Baru saja dia berjalan beberapa langkah, sudah belasan pria bersenjata mengepungnya."Ha-ha-ha! Serahkan barangmu maka kamu boleh pergi, pendekar tampan!' seru salah satu pria bersenjata yang be
Read more

26. Tuan Luo Ming

Kota Mentari menyediakan segala macam keperluan Wu Long sehingga di atidak kesulitan untuk membeli semua barang-barang yang diperlukannya. Sayangnya, tidak ada perlengkapan kultivator yang diperlukannya untuk menambah energi dan staminanya karena Kota Mentari hanyalah kota para pendekar walaupun kelihatan kota ini sangat megah.Wu Long kembali singgah di salah satu kedai makanan tapi kali ini dia memutuskan menikmati makanan yang lebih mahal agar bisa mencari informasi tentang keberadaan Naga Putih yang dicarinya.Kedai Makanan Seafood yang disinggahinya menyediakan berbagai masakan dari hewan-hewan laut yang kelihatannya sangat lezat. Shun Ming membekalinya dengan koin emas yang cukup banyak agar bisa bertahan hidup sampai dia kembali lagi ke Perguruan Matahari dan Rembulan membawa ayah dan ibunya."Pesan apa, Tuan?" tanya pelayan berseragam yang cukup cantik. Bahkan pelayan di Kedai Makanan ini semuanya cantik-cantik dan tampan-tampan, membuat Wu Long agak heran juga."Apa makanan
Read more

27. Hebatnya Kota Galaksi

Tuan Luo Ming menepati janjinya untuk mengantar Wu Long menuju Kota Galaksi. Bahkan pelayanannya termasuk mencarikan tempat penginapan yang layak untuk ditempati sesuai kondisi keuangan Wu Long.Kota Galaksi bagaikan kota mimpi saat Wu Long memasukinya. Kota ini sangat maju dan sangat berbeda dengan kota lainnya. Bahkan penerangan sudah tidak menggunakan lilin lagi karena kota yang memiliki air terjun raksasa ini memanfaatkan energi dari air terjun untuk menyalakan lampu-lampu yang menerangi kota."Bagaimana Tuan Long Wu? Menakjubkan sekali bukan Kota Galaksi ini? Mereka memiliki teknologi yang hebat tapi tidak membagikan ilmu mereka terhadap kota lainnya. Semua menjadi rahasia bagi mereka sendiri."Wu Long sangat mengagumi Kota Galaksi yang bagaikan mimpi baginya. Kota yang mungkin hanya ada di dalam angan-angan karena kecanggihan kota ini jauh meninggalkan kota-kota di sekitarnya. "Wah! Aku sampai tidak bisa berkata-kata ... ternyata ada kota sehebat ini di Benua Langit terutama di
Read more

28. Keanehan Xiao Fen

"Seharusnya kami yang bertanya kepada Tuan Muda ... apa yang Tuan Muda inginkan dari kami?" balas Xiao Fen sambil tertawa kecil dengan tangan mungilnya menutupi mulutnya yang sedang menertawakan Wu Long."Aku? aku tidak tahu apa yang aku inginkan dari kalian?" jawab Wu Long."Hihihi ... Tuan Muda terlalu polos!" ucap Xiao Fen dengan manjanya."Kita bincang-bincang saja ya ..." Wu Long tidak tahu harus berbuat apa, sehingga menawari Xiao Fen untuk sekedar berbincang saja."Bagaimana pendapat Tuan Muda tentang Kota Galaksi?" tanya Xiao Fen saat keduanya sedang duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar."Kota yang hebat dan banyak sekali tempat hiburan di sini," ujar Wu Long."Aku belum tahu nama Tuan Muda? Apa Tuan Muda ini pendekar, bangsawan atau kultivator?" tanya Xiao Fen. "aku memberi tiga pilihan itu karena Tuan Luo Ming hanya berurusan dengan tiga profesi di atas.""Aku hanya pedagang biasa yang melintas di kota ini. Namaku Long Wu," jawab Wu Long berhati-hati. Dia baru keluar
Read more

29. Kericuhan di Kota Galaksi

"Kamu mau makan di mana, Xiao Fen?" tanya Wu Long begitu mereka sudah berada di jalanan Kota Galaksi.Hari masih pagi sekali. Udara dingin yang bertiup membuat Wu Long agak kedinginan, tapi tidak dengan Xiao Fen. Gadis ini sangat lincah menyusuri jalan utama di Kota Galaksi yang tidak pernah tidur ini.."Ada satu kedai makanan yang sangat terkenal di kota Galaksi ini, bagaimana kalau kita ke sana saja?" ajak Xiao Fen."Terserah kamu saja! Asal makanannya enak, aku ikut saja!" ujar Wu Long. Dia benar-benar ingin menikmati suasana kota yang indah."Aku jamin kamu pasti akan tambah lagi apabila telah menyicipi masakan dari kedai makanan ini!" ujar Xiao Fen dengan yakinnya."Aku jadi penasaran!" ucap Wu Long sambil tetap waspada mengawasi sekelilingnya. Sewaktu-waktu pemburu pusaka keramat bisa hadir dan memaksanya menyerahkan seruling bambu putih miliknya."Kedai makananya tidak jauh dari tempat penginapan, ayo kita ke sana, Tuan Muda!" Xiao Fen menarik tangan Wu Long tanpa malu-malu me
Read more

30. Siapa Sebenarnya, Xiao Fen?

"Aku akan memberitahumu pada saat yang tepat, Tuan Long! Sekarang yang perlu kamu ketahui, kalau aku melindungimu dan tidak bermaksud jahat padamu!" seru Xiao Fen. Dia masih harus menghindari serangan si brewok tanpa berusaha menyerang kepala gerombolan ini."Kalian tunggu apa lagi? Tangkap gadis brengsek ini!" perintah si brewok kepada anak buahnya.Belum sempat anak buah si brewok maju, mereka sudah terpental oleh serangan jarak jauh."Siapa yang berani ikut campur urusanku!" teriak si brewok yang terkejut melihat anak buahnya berjatuhan begitu saja oleh serangan sosok yang tidak kelihatan.Zhou Shen juga terkejut melihat begitu mudahnya anak buah si brewok ini berjatuhan oleh serangan yang bahkan penyerangnya belum kelihatan sama sekali."Berani mengacau di kota Galaksi, hukumannya adalah kematian!"Terdengar suara yang menggelagar dari jarak jauh disertai munculnya sosok pria yang berumur sekitar tiga puluhan di hadapan si brewok."Kamu tidak terluka, Xiao Fen?" tanya pria ini sam
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status