"Kamu mau makan di mana, Xiao Fen?" tanya Wu Long begitu mereka sudah berada di jalanan Kota Galaksi.Hari masih pagi sekali. Udara dingin yang bertiup membuat Wu Long agak kedinginan, tapi tidak dengan Xiao Fen. Gadis ini sangat lincah menyusuri jalan utama di Kota Galaksi yang tidak pernah tidur ini.."Ada satu kedai makanan yang sangat terkenal di kota Galaksi ini, bagaimana kalau kita ke sana saja?" ajak Xiao Fen."Terserah kamu saja! Asal makanannya enak, aku ikut saja!" ujar Wu Long. Dia benar-benar ingin menikmati suasana kota yang indah."Aku jamin kamu pasti akan tambah lagi apabila telah menyicipi masakan dari kedai makanan ini!" ujar Xiao Fen dengan yakinnya."Aku jadi penasaran!" ucap Wu Long sambil tetap waspada mengawasi sekelilingnya. Sewaktu-waktu pemburu pusaka keramat bisa hadir dan memaksanya menyerahkan seruling bambu putih miliknya."Kedai makananya tidak jauh dari tempat penginapan, ayo kita ke sana, Tuan Muda!" Xiao Fen menarik tangan Wu Long tanpa malu-malu me
"Aku akan memberitahumu pada saat yang tepat, Tuan Long! Sekarang yang perlu kamu ketahui, kalau aku melindungimu dan tidak bermaksud jahat padamu!" seru Xiao Fen. Dia masih harus menghindari serangan si brewok tanpa berusaha menyerang kepala gerombolan ini."Kalian tunggu apa lagi? Tangkap gadis brengsek ini!" perintah si brewok kepada anak buahnya.Belum sempat anak buah si brewok maju, mereka sudah terpental oleh serangan jarak jauh."Siapa yang berani ikut campur urusanku!" teriak si brewok yang terkejut melihat anak buahnya berjatuhan begitu saja oleh serangan sosok yang tidak kelihatan.Zhou Shen juga terkejut melihat begitu mudahnya anak buah si brewok ini berjatuhan oleh serangan yang bahkan penyerangnya belum kelihatan sama sekali."Berani mengacau di kota Galaksi, hukumannya adalah kematian!"Terdengar suara yang menggelagar dari jarak jauh disertai munculnya sosok pria yang berumur sekitar tiga puluhan di hadapan si brewok."Kamu tidak terluka, Xiao Fen?" tanya pria ini sam
"Apa kamu ingin segera masuk ke Perguruan Pedang Bintang?" tanya Xiaofen sambil menikmati mi panas di kedai sederhana itu. Aroma kuah mi yang menggoda memenuhi udara, menciptakan suasana hangat di tengah malam yang dingin."Kalau bisa sih secepatnya," sahut Wu Long dengan penuh semangat. "Aku ingin segera mencari pembunuh orangtuaku dengan bekal ilmu pedang yang lumayan hebat!"Xiaofen mengangguk sambil tersenyum. "Zhang Yun bisa membuatmu masuk ke dalam Perguruan Pedang Bintang dengan mudah!" kata Xiaofen lagi, namun wajahnya menyimpan misteri yang tak terpecahkan.Wu Long memperhatikan ekspresi Xiaofen, merasa ada sesuatu yang disembunyikan. "Apa kita bisa menemuinya sekarang? Lebih cepat kan lebih baik!"Xiaofen meletakkan sumpitnya dan menatap Wu Long dengan tatapan serius. "Aku akan mengantarmu menemui Zhang Yun, tapi aku ingin kita bermalam untuk satu malam lagi di penginapan sebelum kamu masuk ke Perguruan Pedang Bintang. Bagaimana menurutmu?"Wu Long ragu sejenak, tapi rasa pe
Keesokan harinya, Xiaofen dan Wu Long berangkat menuju Perguruan Pedang Bintang. Setelah pertemuan dengan Zhang Yun, Wu Long merasa semangatnya semakin membara. Mereka berjalan menyusuri jalanan kota hingga tiba di gerbang besar Perguruan Pedang Bintang yang megah.Gerbang besar itu terbuat dari kayu jati yang kokoh, dihiasi ukiran naga yang tampak hidup. Xiaofen mengetuk pintu besar itu, dan seorang murid perguruan membukakan pintu dengan hormat."Selamat datang di Perguruan Pedang Bintang. Ada yang bisa saya bantu?" tanya murid itu dengan sopan."Kami ingin bertemu dengan Ketua Zhing Yin," kata Xiaofen tegas. "Kami sudah membuat janji."Murid itu mengangguk dan mempersilakan mereka masuk. Mereka dibawa ke aula utama perguruan, tempat di mana seorang gadis cantik jelita dengan rambut panjang hitam pekat sedang berlatih dengan pedangnya. Gerakannya anggun namun mematikan, menunjukkan keahlian yang luar biasa."Ketua Zhing Yin," kata murid yang mengantar mereka, "ini tamu yang ingin be
Dengan tekad yang bulat, Wu Long bersiap untuk menghadapi ujian pertama. Xiaofen memberinya bekal makanan dan pakaian hangat untuk perjalanan ke Lembah Es. Perjalanan itu cukup jauh, dan Wu Long tahu bahwa dia harus menghemat energi serta mempersiapkan dirinya secara mental dan fisik.Setelah beberapa hari perjalanan melewati pegunungan dan hutan lebat, Wu Long akhirnya tiba di Lembah Es. Udara di sana sangat dingin, dan angin kencang yang menusuk tulang membuatnya merasakan betapa beratnya ujian ini."Ini hanya permulaan," gumam Wu Long pada dirinya sendiri, menggigil saat ia mulai berjalan menuju pusat lembah.Hari-hari pertama di Lembah Es sangat sulit. Setiap gerakan terasa berat, dan suhu yang ekstrem membuat tubuhnya lelah lebih cepat. Namun, Wu Long terus berlatih teknik pedang yang telah dia pelajari, bergerak dengan gigih meskipun tubuhnya semakin lemah.Pada hari ketiga, Wu Long mulai merasa lebih terbiasa dengan dinginnya Lembah Es. Dia menemukan sebuah gua kecil yang bisa
Wu Long merasakan aliran energi dalam tubuhnya yang mulai berdenyut kembali, mengisi setiap inci otot dan tulangnya dengan kekuatan yang perlahan bangkit dari dalam, meski tidak sebanding dengan masa kejayaannya sebagai seorang Immortal. Ilmu Pedang Bintang yang ia kuasai, seakan menari di antara helai angin dan gemerlap bintang, memulihkan dirinya setelah ditinggalkan oleh Naga Putih, yang pernah menjadi pelindungnya.Di sisi lain, Zhing Yin, dengan lembutnya perasaannya yang semakin mendalam, tak mampu menahan getaran hati yang semakin kuat terhadap Wu Long. Setiap kali mereka bersama, pesona pemuda itu kian merasuk dalam sanubarinya, hingga akhirnya, suatu malam yang tenang, di bawah cahaya bulan yang redup, Zhing Yin memberanikan diri untuk bertanya dengan suara selembut embun pagi, "Wu Long... apakah kau menyukaiku?"Kata-kata itu seketika mengguncang Wu Long. Dia tak menduga Zhing Yin, seorang pemimpin Perguruan Pedang Bintang yang dihormati, akan menyatakan perasaannya dengan b
Energi murni bergetar di udara saat Zhing Yin dan Wu Long berdiri berdampingan, saling menyuplai kekuatan dengan harmonis. Detak jantung Wu Long berpacu cepat, menyatu dengan gelombang energi yang mengalir deras ke dalam dirinya. Sebuah cahaya cemerlang menyelimuti mereka, memberi kesan seolah-olah dunia di sekelilingnya memudar, menyisakan hanya keduanya dan kekuatan yang terjalin.Saat energi itu meresap ke dalam tubuhnya, Wu Long merasakan kekuatan yang menggelegak, jauh melampaui batas yang pernah ia bayangkan. Dalam sekejap, ia menguasai Ilmu Pedang Bintang yang diajarkan oleh Zhing Yin, setiap gerakan terasa lemas namun berisi, seolah angin berbisik lembut di telinganya, memandu setiap serangan dan pertahanan."Kamu hebat, Wu Long!" puji Zhing Yin, wajahnya bersemu merah dengan kebanggaan. Kenangan akan bakat luar biasa Wu Long mengalir dalam pikirannya, mengingatkan pada momen ketika ia pertama kali menyaksikan pemuda ini. "Tidak sia-sia aku memberimu energi murni!"Wu Long mer
Setelah meninggalkan Desa Qui Lin, langkah Wu Long semakin mantap saat ia mendekati Hutan Keramat. Pepohonan menjulang tinggi, daun-daun berkilau di bawah sinar matahari yang merembes di antara celah-celah cabang, menciptakan suasana mistis. Namun, meski semangatnya berkobar, perasaan tidak nyaman menyelimutinya—hutan ini tidak hanya terkenal karena keindahannya, tetapi juga karena bahaya yang mengintai di dalamnya. Sementara itu, saat Wu Long melangkah lebih dalam, suara alam berubah menjadi sepi, hanya terngiang suara detak jantungnya. Dalam keheningan itu, tiba-tiba, sosok yang dikenal muncul di hadapannya—Lie Wei, Pendekar Phoenix. Tubuhnya berkilau dalam balutan pakaian merah menyala, menciptakan aura yang menakutkan dan megah. Senyum sinis menghiasi wajahnya, mencerminkan keyakinan yang menguar dari dalam dirinya. "Berharap bisa menyelamatkan Roh Naga Putih, Wu Long? Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya," ucap Lie Wei, suaranya tegas dan penuh tantangan. Di belakangnya, en
Lie Wei jatuh ke tanah, tubuhnya mulai hancur, namun tawa penuh dendam masih terdengar. “Wu Long, meskipun kau telah menang, ingatlah ini: kegelapan tidak pernah benar-benar lenyap. Akan selalu ada yang mencoba menggantikan aku.”Wu Long mendekati tubuh Lie Wei, mengamati musuh lamanya yang kini hanya tinggal bayangan dari kekuatan yang pernah dimilikinya. “Aku akan menjaga keseimbangan dunia ini. Tidak akan ada lagi tempat bagi kegelapan seperti milikmu, Lie Wei.”Lie Wei tertawa untuk terakhir kali sebelum tubuhnya benar-benar menghilang dalam semburan api hitam, meninggalkan sebuah simbol berbentuk phoenix di tanah. Wu Long tahu ini bukan hanya akhir dari Lie Wei, tetapi juga peringatan akan tantangan yang mungkin muncul di masa depan.Setelah pertarungan selesai, Wu Long kembali ke altar Desa Matahari, di mana Shun Ming dan Kuno Tian telah menunggunya. Shun Ming tersenyum tipis. “Kau berhasil, Wu Long. Dunia ini aman untuk sementara waktu.”Kuno Tian memandangi Wu Long dengan keba
Wu Long, menyadari bahaya yang mendekat, memainkan nada dari Seruling Bambu Putih. Dari seruling tersebut, muncul seekor naga biru bercahaya yang menyerang phoenix api Lie Wei. Kedua makhluk itu bertabrakan di udara, menciptakan ledakan energi yang mengguncang bumi.Lie Wei tidak berhenti di situ. Dengan gerakan tangannya, ia memanggil teknik baru: "Inferno Abadi", di mana bola-bola api hitam melayang di sekelilingnya sebelum meledak satu per satu ke arah Wu Long. Wu Long segera merapal jurus "Tameng Elemen Cahaya", menciptakan dinding pelindung yang memantulkan sebagian besar serangan Lie Wei, meskipun beberapa ledakan berhasil menggores tubuhnya.Wu Long melompat maju, mengayunkan tangannya untuk memanggil "Lima Elemen Surgawi". Elemen Api, Air, Angin, Tanah, dan Logam bergabung menjadi pusaran energi yang melesat ke arah Lie Wei. Phoenix hitam Lie Wei menahan serangan itu dengan paruhnya, tetapi kekuatan serangan Wu Long membuatnya mundur beberapa langkah.“Kau tidak buruk, Wu Long
Setibanya di Pegunungan Api Merah, Wu Long merasakan tekanan energi yang luar biasa. Di puncak salah satu gunung, ia melihat sosok Lie Wei berdiri dikelilingi api yang berkobar. Tubuhnya tampak seperti menyatu dengan nyala api, dan sayap phoenix hitam menjulang di punggungnya.Api yang berkobar di sekujur tubuh Lie Wei juga berwarna hitam dan menebarkan panas yang melebihi api biasa.“Wu Long,” suara Lie Wei bergema, penuh kebencian dan kekuatan. “Kau datang untuk menghentikanku? Terlambat. Dunia ini akan tunduk pada kekuatanku.”Wu Long berdiri tegap, sorot matanya penuh tekad. “Lie Wei, apa yang kau lakukan ini hanya akan membawa kehancuran. Aku tidak akan membiarkanmu merusak keseimbangan dunia.”Lie Wei tertawa dingin. “Keseimbangan? Dunia ini tidak butuh keseimbangan. Hanya yang terkuat yang layak bertahan. Dan aku adalah yang terkuat!”Lie Wei menyerang lebih dulu, meluncurkan bola api raksasa yang panasnya cukup untuk melelehkan batu. Wu Long menghindar dengan kecepatan luar bi
Wu Long yang kembali ke Desa Matahari dibuat terkejut dengan kondisi Desa Matahari.Desa Matahari yang dahulu damai kini menjadi puing-puing, hanya menyisakan bau hangus dan abu yang beterbangan. Penduduk desa yang selamat menceritakan sosok Lie Wei, pria yang seharusnya telah tewas bertahun-tahun lalu. Kini ia kembali dengan julukan Iblis Phoenix Hitam, kekuatannya jauh melampaui yang pernah mereka ketahui.Bahkan kuat dugaan kalau Lie Wei juga sebenarnya yang telah menghancurkan Desa Matahari sebelumnya.Wu Long berdiri di tepi desa, memandangi kehancuran yang ditinggalkan Lie Wei. Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan, tetapi satu hal jelas—Lie Wei bukan lagi manusia biasa. Shun Ming, yang telah lama menyelidiki rahasia Desa Matahari, mendekat dengan ekspresi serius."Kekejamanmu akan segera berakhir, Lie Wei! Aku menyesal tidak memastikan kematianmu saat itu sehingga kamu bisa kembali dan menghancurkan desa kelahiranku! Aku tidak akan mengampunimu!"Rasa geram dan kemarahan yang
Wu Long berdiri tegap, meskipun udara di Dimensi Bayangan terasa semakin menyesakkan. Dengan Seruling Bambu Putih di tangannya, ia memanggil kekuatan elemen yang telah menyatu di dalam dirinya. Naga Putih berputar di udara, memancarkan cahaya terang yang tampak menembus kegelapan di sekitar mereka.Penguasa Bayangan tertawa keras, suaranya menggema di seluruh dimensi. “Kau mungkin memiliki kekuatan elemen, tetapi di dunia ini, kegelapan adalah rajanya. Bersiaplah untuk hancur, Wu Long.”Dari bayang-bayang, Penguasa Bayangan menciptakan makhluk-makhluk mengerikan berbentuk serigala hitam dengan mata merah menyala. Mereka bergerak cepat, menyerang Wu Long dan sekutunya dari segala arah.Raja Void, dengan kekuatan elemen anginnya, menciptakan pusaran badai untuk menahan serangan makhluk-makhluk bayangan. “Wu Long! Aku akan menahan mereka. Fokus pada Penguasa Bayangan!”Wu Long mengangguk, lalu mengarahkan Seruling Bambu Putih ke arah Penguasa Bayangan. Ia meniup seruling itu, menghasilka
Setelah mengalahkan Penguasa Kegelapan, Wu Long kembali ke Desa Matahari bersama Kuno Tian. Desa itu perlahan-lahan pulih dari kehancuran. Pohon-pohon mulai menghijau, udara yang sebelumnya berat kini terasa segar, dan para penduduk yang bersembunyi mulai keluar dari persembunyian mereka.Namun, meskipun suasana mulai tenang, Wu Long tidak bisa menghilangkan perasaan was-was yang menghinggapi dirinya. Serpihan bayangan terakhir Penguasa Kegelapan yang melarikan diri terus membayangi pikirannya.“Apa yang kau pikirkan, Wu Long?” tanya Kuno Tian, yang duduk di samping altar utama desa.“Kegelapan itu belum sepenuhnya lenyap,” jawab Wu Long sambil memandang ke kejauhan. “Aku merasa ini hanya awal dari sesuatu yang lebih besar.”Kuno Tian mengangguk pelan. “Penguasa Kegelapan adalah ancaman besar, tetapi ia bukan satu-satunya. Dunia ini menyimpan banyak rahasia, dan kau baru saja membuka salah satunya. Bersiaplah, Wu Long. Tantangan yang lebih berat mungkin ada di depan.”Sementara itu, k
Wu Long berdiri di atas altar Desa Matahari yang telah memancarkan sinar terang. Ia memandang ke arah puncak gunung tempat sosok besar dengan mata merah menatapnya dari kejauhan. Kuno Tian berdiri di sisinya, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.“Penguasa Kegelapan adalah entitas yang hampir tak terkalahkan,” ujar Kuno Tian. “Ia adalah perwujudan kegelapan murni, dan ia akan menghancurkan apa pun yang menghalangi jalannya. Wu Long, kau harus bersiap.”Wu Long mengangguk, menggenggam erat Seruling Bambu Putih yang telah menjadi kunci kekuatannya selama ini. “Aku sudah siap, Kuno Tian. Dunia ini tidak akan jatuh ke dalam kegelapan selamanya.”Wu Long menuju puncak gunung, tempat Penguasa Kegelapan berdiri menunggu. Sepanjang jalan, kegelapan terasa semakin pekat, seperti menggigit ke dalam jiwa. Tanah di sekitarnya retak dan bergetar, angin bertiup dengan bisikan menakutkan, dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan.Setibanya di puncak, Wu Long menemukan dirinya dihadapkan
Wu Long meninggalkan reruntuhan Sky Phoenix Country, membawa perasaan campur aduk. Ia terbang dengan Garuda Putih, melintasi hamparan lautan dan pegunungan yang terbentang luas. Tujuannya jelas: Desa Matahari, tempat asalnya, yang kini menjadi kunci misteri di balik kekacauan yang melanda dunia.Sementara itu, Raja Void memilih jalan lain. Ia memutuskan untuk pergi ke Negeri Api, Angin, dan Tanah guna menaklukkan pemimpin negeri-negeri tersebut, memutus pengaruh Kaisar Elemental yang telah merusak keseimbangan elemen di dunia.Sepanjang perjalanan menuju Desa Matahari, Wu Long merenungkan kata-kata terakhir Kaisar Elemental. Apa yang dimaksud dengan ancaman yang lebih besar? Siapa yang berada di balik kekuatan dahsyat yang mendorong Negeri Empat Elemen menuju kehancuran?Saat Wu Long tiba di Desa Matahari, pemandangan yang menyambutnya berbeda dari kenangannya. Desa itu sunyi, seperti dihantui oleh sesuatu yang tak kasatmata. Rumah-rumah tampak kosong, dan pohon-pohon yang dulunya hij
Wu Long menggertakkan giginya. Ia melompat mundur, meraih seruling bambu putihnya, dan meniupkan nada panjang. Dari seruling itu, cahaya terang muncul, dan Naga Putih muncul, melesat menuju Kaisar Elemental dengan raungan memekakkan telinga.Kaisar Elemental menyipitkan mata. Dengan satu gerakan, ia memanggil elemen air yang melesat dari lautan di bawah, menciptakan naga air besar yang bertabrakan langsung dengan Naga Putih Wu Long. Kedua naga itu bertarung sengit di udara, masing-masing mengeluarkan kekuatan destruktif yang mengguncang tanah di bawah mereka.Di sisi lain medan perang, Raja Void menghadapi phoenix raksasa. Dengan kemampuan Void-nya, ia melompat dari satu portal ke portal lain, menghindari serangan api phoenix sambil melancarkan serangan balik. Namun, setiap serangannya tampak tidak cukup untuk melukai phoenix yang terbuat dari api murni itu.“Ini akan membutuhkan sesuatu yang lebih,” gumam Raja Void. Ia mengangkat kedua tangannya, menciptakan portal Void besar di lang