Beranda / Fantasi / Legenda Pendekar Naga Putih / 29. Kericuhan di Kota Galaksi

Share

29. Kericuhan di Kota Galaksi

Penulis: Bebby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu mau makan di mana, Xiao Fen?" tanya Wu Long begitu mereka sudah berada di jalanan Kota Galaksi.

Hari masih pagi sekali. Udara dingin yang bertiup membuat Wu Long agak kedinginan, tapi tidak dengan Xiao Fen. Gadis ini sangat lincah menyusuri jalan utama di Kota Galaksi yang tidak pernah tidur ini..

"Ada satu kedai makanan yang sangat terkenal di kota Galaksi ini, bagaimana kalau kita ke sana saja?" ajak Xiao Fen.

"Terserah kamu saja! Asal makanannya enak, aku ikut saja!" ujar Wu Long. Dia benar-benar ingin menikmati suasana kota yang indah.

"Aku jamin kamu pasti akan tambah lagi apabila telah menyicipi masakan dari kedai makanan ini!" ujar Xiao Fen dengan yakinnya.

"Aku jadi penasaran!" ucap Wu Long sambil tetap waspada mengawasi sekelilingnya. Sewaktu-waktu pemburu pusaka keramat bisa hadir dan memaksanya menyerahkan seruling bambu putih miliknya.

"Kedai makananya tidak jauh dari tempat penginapan, ayo kita ke sana, Tuan Muda!"

Xiao Fen menarik tangan Wu Long tanpa malu-malu me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Pendekar Naga Putih   30. Siapa Sebenarnya, Xiao Fen?

    "Aku akan memberitahumu pada saat yang tepat, Tuan Long! Sekarang yang perlu kamu ketahui, kalau aku melindungimu dan tidak bermaksud jahat padamu!" seru Xiao Fen. Dia masih harus menghindari serangan si brewok tanpa berusaha menyerang kepala gerombolan ini."Kalian tunggu apa lagi? Tangkap gadis brengsek ini!" perintah si brewok kepada anak buahnya.Belum sempat anak buah si brewok maju, mereka sudah terpental oleh serangan jarak jauh."Siapa yang berani ikut campur urusanku!" teriak si brewok yang terkejut melihat anak buahnya berjatuhan begitu saja oleh serangan sosok yang tidak kelihatan.Zhou Shen juga terkejut melihat begitu mudahnya anak buah si brewok ini berjatuhan oleh serangan yang bahkan penyerangnya belum kelihatan sama sekali."Berani mengacau di kota Galaksi, hukumannya adalah kematian!"Terdengar suara yang menggelagar dari jarak jauh disertai munculnya sosok pria yang berumur sekitar tiga puluhan di hadapan si brewok."Kamu tidak terluka, Xiao Fen?" tanya pria ini sam

  • Legenda Pendekar Naga Putih   31. Rekomendasi Zhang Yun

    "Apa kamu ingin segera masuk ke Perguruan Pedang Bintang?" tanya Xiaofen sambil menikmati mi panas di kedai sederhana itu. Aroma kuah mi yang menggoda memenuhi udara, menciptakan suasana hangat di tengah malam yang dingin."Kalau bisa sih secepatnya," sahut Wu Long dengan penuh semangat. "Aku ingin segera mencari pembunuh orangtuaku dengan bekal ilmu pedang yang lumayan hebat!"Xiaofen mengangguk sambil tersenyum. "Zhang Yun bisa membuatmu masuk ke dalam Perguruan Pedang Bintang dengan mudah!" kata Xiaofen lagi, namun wajahnya menyimpan misteri yang tak terpecahkan.Wu Long memperhatikan ekspresi Xiaofen, merasa ada sesuatu yang disembunyikan. "Apa kita bisa menemuinya sekarang? Lebih cepat kan lebih baik!"Xiaofen meletakkan sumpitnya dan menatap Wu Long dengan tatapan serius. "Aku akan mengantarmu menemui Zhang Yun, tapi aku ingin kita bermalam untuk satu malam lagi di penginapan sebelum kamu masuk ke Perguruan Pedang Bintang. Bagaimana menurutmu?"Wu Long ragu sejenak, tapi rasa pe

  • Legenda Pendekar Naga Putih   32. Perguruan Pedang Bintang

    Keesokan harinya, Xiaofen dan Wu Long berangkat menuju Perguruan Pedang Bintang. Setelah pertemuan dengan Zhang Yun, Wu Long merasa semangatnya semakin membara. Mereka berjalan menyusuri jalanan kota hingga tiba di gerbang besar Perguruan Pedang Bintang yang megah.Gerbang besar itu terbuat dari kayu jati yang kokoh, dihiasi ukiran naga yang tampak hidup. Xiaofen mengetuk pintu besar itu, dan seorang murid perguruan membukakan pintu dengan hormat."Selamat datang di Perguruan Pedang Bintang. Ada yang bisa saya bantu?" tanya murid itu dengan sopan."Kami ingin bertemu dengan Ketua Zhing Yin," kata Xiaofen tegas. "Kami sudah membuat janji."Murid itu mengangguk dan mempersilakan mereka masuk. Mereka dibawa ke aula utama perguruan, tempat di mana seorang gadis cantik jelita dengan rambut panjang hitam pekat sedang berlatih dengan pedangnya. Gerakannya anggun namun mematikan, menunjukkan keahlian yang luar biasa."Ketua Zhing Yin," kata murid yang mengantar mereka, "ini tamu yang ingin be

  • Legenda Pendekar Naga Putih   33. Tiga Ujian Masuk Perguruan

    Dengan tekad yang bulat, Wu Long bersiap untuk menghadapi ujian pertama. Xiaofen memberinya bekal makanan dan pakaian hangat untuk perjalanan ke Lembah Es. Perjalanan itu cukup jauh, dan Wu Long tahu bahwa dia harus menghemat energi serta mempersiapkan dirinya secara mental dan fisik.Setelah beberapa hari perjalanan melewati pegunungan dan hutan lebat, Wu Long akhirnya tiba di Lembah Es. Udara di sana sangat dingin, dan angin kencang yang menusuk tulang membuatnya merasakan betapa beratnya ujian ini."Ini hanya permulaan," gumam Wu Long pada dirinya sendiri, menggigil saat ia mulai berjalan menuju pusat lembah.Hari-hari pertama di Lembah Es sangat sulit. Setiap gerakan terasa berat, dan suhu yang ekstrem membuat tubuhnya lelah lebih cepat. Namun, Wu Long terus berlatih teknik pedang yang telah dia pelajari, bergerak dengan gigih meskipun tubuhnya semakin lemah.Pada hari ketiga, Wu Long mulai merasa lebih terbiasa dengan dinginnya Lembah Es. Dia menemukan sebuah gua kecil yang bisa

  • Legenda Pendekar Naga Putih   34. Energi Murni Bintang

    Wu Long merasakan aliran energi dalam tubuhnya yang mulai berdenyut kembali, mengisi setiap inci otot dan tulangnya dengan kekuatan yang perlahan bangkit dari dalam, meski tidak sebanding dengan masa kejayaannya sebagai seorang Immortal. Ilmu Pedang Bintang yang ia kuasai, seakan menari di antara helai angin dan gemerlap bintang, memulihkan dirinya setelah ditinggalkan oleh Naga Putih, yang pernah menjadi pelindungnya.Di sisi lain, Zhing Yin, dengan lembutnya perasaannya yang semakin mendalam, tak mampu menahan getaran hati yang semakin kuat terhadap Wu Long. Setiap kali mereka bersama, pesona pemuda itu kian merasuk dalam sanubarinya, hingga akhirnya, suatu malam yang tenang, di bawah cahaya bulan yang redup, Zhing Yin memberanikan diri untuk bertanya dengan suara selembut embun pagi, "Wu Long... apakah kau menyukaiku?"Kata-kata itu seketika mengguncang Wu Long. Dia tak menduga Zhing Yin, seorang pemimpin Perguruan Pedang Bintang yang dihormati, akan menyatakan perasaannya dengan b

  • Legenda Pendekar Naga Putih   35. Dewa Jenius

    Energi murni bergetar di udara saat Zhing Yin dan Wu Long berdiri berdampingan, saling menyuplai kekuatan dengan harmonis. Detak jantung Wu Long berpacu cepat, menyatu dengan gelombang energi yang mengalir deras ke dalam dirinya. Sebuah cahaya cemerlang menyelimuti mereka, memberi kesan seolah-olah dunia di sekelilingnya memudar, menyisakan hanya keduanya dan kekuatan yang terjalin.Saat energi itu meresap ke dalam tubuhnya, Wu Long merasakan kekuatan yang menggelegak, jauh melampaui batas yang pernah ia bayangkan. Dalam sekejap, ia menguasai Ilmu Pedang Bintang yang diajarkan oleh Zhing Yin, setiap gerakan terasa lemas namun berisi, seolah angin berbisik lembut di telinganya, memandu setiap serangan dan pertahanan."Kamu hebat, Wu Long!" puji Zhing Yin, wajahnya bersemu merah dengan kebanggaan. Kenangan akan bakat luar biasa Wu Long mengalir dalam pikirannya, mengingatkan pada momen ketika ia pertama kali menyaksikan pemuda ini. "Tidak sia-sia aku memberimu energi murni!"Wu Long mer

  • Legenda Pendekar Naga Putih   36. Ancaman Lie Wei

    Setelah meninggalkan Desa Qui Lin, langkah Wu Long semakin mantap saat ia mendekati Hutan Keramat. Pepohonan menjulang tinggi, daun-daun berkilau di bawah sinar matahari yang merembes di antara celah-celah cabang, menciptakan suasana mistis. Namun, meski semangatnya berkobar, perasaan tidak nyaman menyelimutinya—hutan ini tidak hanya terkenal karena keindahannya, tetapi juga karena bahaya yang mengintai di dalamnya. Sementara itu, saat Wu Long melangkah lebih dalam, suara alam berubah menjadi sepi, hanya terngiang suara detak jantungnya. Dalam keheningan itu, tiba-tiba, sosok yang dikenal muncul di hadapannya—Lie Wei, Pendekar Phoenix. Tubuhnya berkilau dalam balutan pakaian merah menyala, menciptakan aura yang menakutkan dan megah. Senyum sinis menghiasi wajahnya, mencerminkan keyakinan yang menguar dari dalam dirinya. "Berharap bisa menyelamatkan Roh Naga Putih, Wu Long? Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya," ucap Lie Wei, suaranya tegas dan penuh tantangan. Di belakangnya, en

  • Legenda Pendekar Naga Putih   37. Kecantikan Ashura

    Wu Long menatap dengan pandangan penuh kekaguman saat angin yang berputar di sekeliling sosok penolongnya perlahan mereda. Di hadapannya berdiri seorang wanita yang auranya begitu kuat namun lembut, seolah alam sendiri mengalir di dalam dirinya. Ketika tudung jubahnya terbuka, keindahan yang terpancar darinya membuat Wu Long terdiam. Sosok itu adalah Ashura, seorang wanita dengan kecantikan yang melebihi bidadari dari Kahyangan—kulitnya seputih pualam, matanya berkilau bagai bintang, dan setiap gerakannya terasa halus seperti desiran angin.Wanita ini tersenyum kepada dirinya setelah berhasil membawanya lolos dari incaran Lie Wei, Pendekar Phoenix Merah yang mengincar nyawanya."Jangan khawatir, aku tidak bermaksud buruk terhadapmu ... namaku, Ashura," ucap wanita cantik ini memperkenalkandirinya.“Ashura…” gumam Wu Long, meskipun ia tak pernah bertemu dengannya sebelumnya, namanya terasa akrab, seperti angin yang berhembus membawa bisikan dari tempat yang sangat jauh.Ashura tersenyu

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Naga Putih   54. Kecurigaaan Kang Wei

    Wu Long merasakan hawa dingin menjalari punggungnya, sementara Shun Ming hanya berdiri diam, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. Aroma kayu terbakar semakin menusuk hidung, menguatkan firasat bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai.Wu Long menarik napas dalam, seolah hendak berkata sesuatu, namun mendadak suasana di pelabuhan berubah. Suara seruan perintah menggema, dan sekelompok prajurit berbaris mendekat, membawa aura ketegangan yang hampir menyesakkan udara. Langkah mereka berat dan terkoordinasi, mendominasi dermaga dengan kehadiran yang mengintimidasi.“Pengawas pelabuhan, kami membutuhkan laporan Anda,” ujar seorang pria berpakaian lebih mewah, jubah merah dengan lambang naga keemasan di dadanya. Wajahnya keras, dengan mata tajam yang menyapu sekeliling.Prajurit yang tadi berbicara dengan Wu Long langsung berdiri tegak memberi hormat. “Tuan Jenderal Kang Wei,” katanya dengan nada hormat. “Tidak ada hal mencurigakan, selain dua pendatang ini.”Jenderal Kang Wei menoleh,

  • Legenda Pendekar Naga Putih   53. Fire Dragon Country

    Langit cerah membentang di atas pelabuhan Negeri Naga Api, memperlihatkan warna kemerahan yang berpadu dengan kilauan air laut. Aroma asin udara bercampur dengan bau arang terbakar, menyambut Shun Ming dan Wu Long saat kapal mereka merapat. Shun Ming menghirup dalam-dalam udara itu, matanya berbinar melihat kemegahan negeri yang berdiri di depan mereka."Indah sekali negeri ini!" serunya, suaranya dipenuhi kekaguman, seolah seluruh keindahan dunia terkumpul di sini.Wu Long, berdiri tegak di sebelahnya, tidak menunjukkan antusiasme yang sama. Matanya tajam memindai penjaga bersenjata yang berbaris di sepanjang dermaga, helm mereka berkilat diterpa matahari. Dadanya terasa berat, pikirannya dipenuhi kekhawatiran. Shin Kang, pemimpin Negeri Naga Api, adalah sosok yang harus diwaspadai, terutama karena Seruling Bambu Putih yang kini ia bawa.“Jangan terlalu terpesona, Shun Ming,” ucapnya rendah, nyaris seperti gumaman. “Kita tidak tahu apa yang menanti di sini. Negeri ini bisa jadi peran

  • Legenda Pendekar Naga Putih   52. Konflik Benua Empat Elemen

    Benua Empat Elemen adalah daratan yang luar biasa, dipenuhi dengan keajaiban dan kekuatan elemen purba: api, angin, air, dan tanah. Keempat negara besar di benua ini saling menjaga keseimbangan dengan perjanjian yang telah bertahan selama ratusan tahun. Namun, tanda-tanda kehancuran mulai muncul ketika sebuah meteor misterius jatuh di pusat benua, membawa kekuatan asing yang mengancam menghancurkan harmoni elemen.Fire Dragon Country - Shin KangDi sebelah timur, Shin Kang, seorang pemimpin yang terkenal dengan keberanian dan kekuatan luar biasa, memimpin Fire Dragon Country. Negeri ini dikenal karena lautan pasir vulkanik dan naga-naga api yang terbang bebas di langit. Shin Kang adalah pemegang Pedang Inferno, senjata legendaris yang mampu membakar apa pun hingga abu. Namun, kebanggaannya akan kekuatan apinya membuatnya sering dianggap arogan oleh pemimpin negara lain.Shin Kang juga bisa summon Naga Api Shankar yang mampu menyemburkan api besar untuk membakar satu kota.Shin Kang pe

  • Legenda Pendekar Naga Putih   51. Matahari dan Rembulan

    Wu Long mengingat kembali pertemuannya dengan Shin Kang, penguasa Negeri Naga Api, saat berada di Perguruan Matahari dan Rembulan. Di sanalah, jauh di lembah terpencil, ia pertama kali mendengar nama itu—sebuah nama yang kini membawa kekhawatiran tersendiri.“Aku sudah lama tak mengayunkan Pedang Matahari dan Pedang Rembulan dalam pertempuran,” gumamnya pelan. “Ingin sekali dikenal sebagai Pendekar Matahari dan Rembulan... Bagaimana kabar Shun Ming sekarang?” Hatinya terasa getir; sudah lama ia meninggalkan perguruan itu tanpa pesan, tanpa kepastian. Tapi ia tahu, Shun Ming memiliki pengetahuan tentang Benua Empat Elemen—pengetahuan yang mungkin berguna dalam pencariannya.Tak lama, Wu Long tiba di Perguruan Matahari dan Rembulan. Pandangannya bertemu dengan seorang gadis yang berdiri di halaman depan, wajahnya bersinar cerah, seolah-olah alam di sekitarnya pun ikut tersenyum. Gadis itu mendekat dengan langkah ringan, dan seketika, Wu Long terpaku—keindahan Shun Ming melampaui ingatan

  • Legenda Pendekar Naga Putih   50. Peramal Sakti

    Setelah menempuh perjalanan panjang dan penuh tantangan, Wu Long akhirnya tiba kembali di Desa Qui Lin. Saat matahari terbenam, langit membara dengan nuansa merah keemasan, menciptakan suasana magis di desa yang dulunya begitu akrab baginya. Namun, kini perasaan kerinduan itu diselimuti oleh kecemasan. Wu Long tahu bahwa perjalanan yang lebih berbahaya menantinya, dan dia membutuhkan petunjuk dari Dewa Jenius.Dengar-dengar, Peramal Sakti yang bisa membantunya tidak berada di desa ini, tetapi di Dunia Bawah Tanah yang kelam—suatu tempat yang ditakuti oleh banyak orang. Dengan semangat baru, Wu Long memutuskan untuk menantang kegelapan itu. Dia mengarahkan langkahnya ke pintu gerbang yang mengarah ke dunia bawah tanah, terletak di antara dua tebing tinggi yang menjulang.Saat dia melangkah masuk, hawa dingin dan lembab langsung menyergapnya. Suara tetesan air yang menetes dari stalaktit menambah suasana menakutkan. Setiap langkah yang diambil Wu Long membuatnya semakin merasakan ketega

  • Legenda Pendekar Naga Putih   49. Kutukan Pedang Berbahaya

    Wu Long berdiri tegak, tubuhnya masih lelah, namun pandangannya tetap waspada saat suara misterius itu bergema di udara. Suara itu bergetar seperti angin yang berbisik di antara pepohonan, namun jelas memiliki kekuatan yang tak terduga. Mata Wu Long menyipit, tangannya semakin erat menggenggam Pedang Hantu, dan detak jantungnya semakin cepat.“Siapa lagi yang akan muncul sekarang?” gumamnya dengan suara rendah, merasa tubuhnya belum siap untuk pertarungan berikutnya.Kabut tipis yang melayang di sekelilingnya perlahan terpisah, menampakkan sosok yang tinggi dan berjubah hitam. Sosok itu melangkah dengan tenang, seolah tidak terpengaruh oleh kekuatan pulau yang telah menelan banyak jiwa. Matanya yang berkilau memancarkan kebijaksanaan namun sekaligus menakutkan, sementara senyumnya yang samar terlihat di bawah bayang jubahnya.“Aku sudah menunggu kedatanganmu, Wu Long,” suara sosok itu terdengar lebih jelas, membuat Wu Long terkejut.“Menungguku?” Wu Long menatapnya dengan tajam, menco

  • Legenda Pendekar Naga Putih   48. Kemarahan Roh Pendekar Pedang

    Saat Wu Long menggenggam Pedang Hantu, getaran aneh terasa menjalar dari gagang hingga ke lengannya. Aura pedang itu begitu kuat, seakan hidup dengan energi yang liar. Namun, perasaan itu tak sebanding dengan gelombang hawa marah yang tiba-tiba memenuhi udara sekitarnya. Suara-suara seram mulai terdengar, bergema di antara pepohonan di Pulau Pendekar Hantu.“Manusia hina! Beraninya mengusik pusaka suci kami!”Wu Long tersentak, matanya melebar saat melihat kabut kelabu berkumpul di sekelilingnya. Dari kabut itu muncul sosok-sosok yang tampak memudar, roh-roh pendekar pedang yang telah lama gugur di medan laga, yang masih terikat pada pulau ini.Mata Wu Long mengamati satu per satu roh itu. Mereka tampak mengenakan pakaian prajurit dari berbagai zaman, masing-masing membawa pedang berkilauan dengan aura mematikan. Wajah mereka tidak lagi manusiawi, dipenuhi kebencian dan dendam, seolah-olah kematian tidak mampu memadamkan keinginan mereka untuk bertarung.“Kembalikan pedang itu, atau k

  • Legenda Pendekar Naga Putih   47. Pedang Hantu

    Wu Long terus berlari menuju cahaya itu, walaupun setiap langkahnya semakin berat. Keringat dingin menetes di dahinya, tubuhnya terasa lebih lemah dari sebelumnya, namun semangatnya tak goyah. Cahaya di ujung pandangan seolah memanggilnya, membuatnya semakin yakin bahwa di sanalah Pedang Hantu berada. Hawa kematian yang mengelilingi pulau ini semakin tebal, dan aura-arwah para pendekar pedang yang telah gugur terasa semakin dekat.Ketika Wu Long mendekati cahaya tersebut, suara berat menggema dari belakangnya, disusul oleh tiga sosok bayangan yang tiba-tiba muncul, melayang tanpa suara di udara. Mereka adalah Roh Tiga Pendekar Kembar, yang telah lama menjaga pulau ini. Mata mereka memancarkan cahaya kehijauan yang mematikan, pedang, golok, dan tongkat mereka siap untuk bertarung kembali.“Takdir kita bertemu lagi, Wu Long,” ucap salah satu roh, suaranya seperti datang dari dalam liang kubur.Wu Long menghentikan langkahnya, menatap ketiga sosok tersebut. "Kalian masih belum puas? Buka

  • Legenda Pendekar Naga Putih   46. Labirin Lagi

    Wu Long melangkah dengan hati-hati memasuki labirin di Pulau Pendekar Hantu. Udara di sekitarnya semakin berat, mengandung aura kematian dan energi dari jiwa-jiwa yang sudah lama menghilang. Suara langkahnya menggema di dinding-dinding batu yang terasa hidup, seperti labirin itu sendiri merupakan makhluk purba yang mengawasi setiap pergerakannya.“Kau sudah mengalahkan Tiga Roh Pendekar Kembar,” gumam Wu Long, seolah mengingatkan dirinya bahwa kemenangan itu hanya salah satu dari banyak rintangan yang menantinya.Langit di atas labirin tertutup kabut kelabu, dan Wu Long bisa merasakan hawa dingin menyelusup ke dalam tulangnya. Setiap sudut labirin penuh jebakan tersembunyi; seakan-akan tembok-tembok batu itu bisa bergerak dan berubah bentuk kapan saja. Di kejauhan, terdengar raungan makhluk-makhluk yang tak dikenal, seolah sedang menunggu mangsa yang berikutnya.Wu Long mengencangkan genggaman pada Seruling Bambu Putih yang ada di tangannya. Hatinya tenang, namun kewaspadaannya tetap

DMCA.com Protection Status