All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Chapter 131 - Chapter 140

334 Chapters

Tidak Mungkin Dihindari

“AJ? Kau sudah selesai? Sarapan sekarang!”Ruby berseru sementara melirik ke arah ranjang. Pakaian yang disiapkannya sudah tidak ada. Sudah beberapa bulan ini AJ tidak lagi memerlukan bantuannya untuk memakai baju. Terakhir AJ belajar untuk mengancingkan kemeja, dan sekarang sudah cukup lumayan. Ia sekarang menolak setiap kali Ruby membantunya.“Sudah selesai!” AJ muncul di ujung tangga. Ia sudah dibawah tadi.“Oh, ya sudah. Pintar.” Ruby menepuk kepalanya, memuji, sambil berjalan masuk ke kamar AJ.“Tunggu, dimana kaus dalam yang kau pakai di sekolah beberapa hari lalu? Aku hanya menemukan kemeja?”Ruby sekali lagi memeriksan tumpukan baju menggunung—yang mencoba diabaika
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

Tidak Boleh Dekat

“Maaf, saya rupanya sibuk sekali hari ini.” Ruby mengulurkan kopi untuk Ed, dengan nada yang masih seramah mungkin.“Kau pemilik tempat ini?” tanya Ed, meski sudah tahu. Berjam-jam duduk bukan berarti Ed tidak memperhatikan apapun selain membaca.Ed lebih banyak melirik ke arah Ruby, mengamati saat ia bekerja. Melihat bagaimana beberapa pegawai—baik yang dari dapur maupun pramusaji bertanya padanya, membuat Ed tahu kalau wanita yang saat ini duduk di hadapannya bukan hanya sekadar petugas kasir.“Benar.” Ruby mengangguk.“Pencapaian yang hebat.” Ed tidak berbasa-basi. Bisa memiliki usaha yang berukuran sedang dan terlihat berhasil bukan hal yang mudah.
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

Tidak Punya Ayah

[Anda ada dimana?] Pesan dari Otiz. Meski hanya pesan, tap Ed bisa membayangkan wajah khawatir Otiz saat mengirimkannya. Ia pasti panik saat menyadari Ed pergi tanpanya, tidak memberi tahu juga akan kemana.Mereka masih ada di New York, bukan di Mexico. Otiz selalu merasa Ed akan berada dalam bahaya. Jalanan di sana ‘dimiliki’ Russel, tidak seharusnya Ed mondar-mandir tanpa beban di sekitar kota itu.[Tunggu saja]Ed membalas singkat, dan kembali bersandar pada tempat duduknya. Menunggu sambil memangku buku dan sesekali melirik kumpulan anak kecil yang bermain tidak jauh dari kursi tempatnya duduk.Ada playground cukup besar di taman itu, dan Ed tahu AJ akan ada di sana setiap hari rabu serta jumat. Hasil mengamati hari minggu lalu.AJ akan ada di sekolah saat pagi, selain rabu dan jumat, Ruby akan menjemputnya sendiri. Tapi dua hari itu, AJ akan dijemput oleh petugas dari salah satu tempat penitipan anak (Daycare). Ruby baru akan menjemputnya saat malam. Ed tidak tahu kenapa dua har
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

Tidak Di Arah yang Benar

Ruby melotot pada Ed, tapi tidak langsung marah padanya. Ia berjongkok dan membersihkan lutut AJ yang kotor, sementara AJ terus menunduk.“AJ, kau lupa apa yang aku katakan?” tanya Ruby. Bukan bentakan tapi tajam dan tegas.AJ menggeleng dan belum berani mengangkat kepala.“Kalau begitu, kenapa kau bersamanya, dan bukan bersama Ms. Summers? Kau tidak boleh mendekati orang asing.” Ruby menunjuk pengasuh daycare yang mengawasi dari kejauhan.Ed ikut memandang wanita itu dan akhirnya paham. Ia tadi sedikit heran melihat Ruby, karena seharusnya ia datang nanti. Tapi saat melihat ponsel di tangan Ms. Summers, maka jawabannya mudah. Ruby datang karena mereka melapor.“Tapi aku hanya bicara pada Beast. Dia tidak asing.” AJ bergumam dengan tangan terus bergerak-gerak gelisah.“AJ tidak…”“DIAM! Kau tidak boleh ikut campur! Aku sedang menegur anakku!” Ruby memotong Ed yang berusaha membela AJ. Bentakan yang terlalu keras, karena AJ tampak terkejut, sampai mendongak memandang Ruby dengan mata k
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

Tidak Ingin yang Baru

“Kita akan menempati rumah baru di kota yang baru. Mungkin bahkan lebih cantik dari ini.” Ruby membujuk sambil menyibak rambut ikal AJ yang menutupi kening. Ia masih ingin AJ menerima usulannya. “Aku suka rumah ini! Kenapa kita harus pergi? Aku suka di sini… semua temanku di sini…” AJ menggeleng. Ia tidak bisa berempati pada alasan itu dan akan terus menolak. “Kau akan punya teman baru di sana, akan ada juga…” “Aku mau disini! Teman yang disini. Kenapa pergi? Bagaimana Abuela? Dia sakit.” Bahkan AJ saja paham kalau neneknya tidak boleh dibawa pergi jauh. Ruby menghela napas dan mengusap kepala AJ, lalu membuka kunci mobil. “Turunlah. Ms. Rosemore akan khawatir kalau kau terlambat.” Ruby mengelus kepala AJ, dan mengecup keningnya. “Aku tidak ingin pindah!” AJ mengulang sekali lagi. “Aku tahu.” Ruby menepuk pelan pipi AJ lalu membuka pintu mobil. "Bye.. Bye, El Cielo… " AJ baru bisa tersenyum setelah mendengar panggilan itu. Ia lalu turun dan melambai masuk ke bangunan seko
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

Tuduhan Tidak Masuk Akal

Ruby seperti berenang dalam jelaga gelap tanpa jalan keluar. Ia tidak mengerti bagaimana harinya bisa begitu berubah dalam sekejap. Seolah ada yang menjentikkan jari untuk memutar nasibnya ke arah yang tidak terduga.“Akan ada detektif yang masuk nanti dan menjelaskan. Ini… untuk pengacara.” Polisi yang membawanya masuk ke kantor polisi menyerahkan ponsel dan Ruby hanya bisa memandang.Ia tadi berteriak pengacara karena refleks saja. Ruby tidak benar-benar mengenal… Alejandro!Ruby tidak merasa mengenalnya dengan dekat, tapi hanya dia pengacara yang Ruby tahu.“Delia?!” Ruby hanya bisa menghubungi Delia tentu. Ia tidak menghapal nomor Alejandro.“Ruby? Kau menghubungi dari mana? Kenapa…”“Tolong hubungi Alejandro. Katakan untuk menemuiku di kantor polisi.” Ruby menyebut alamat kantor polisi yang tidak jauh dari rumah sebenarnya.“Eh? Tapi…”“Maaf, segera.” Ruby tidak bisa menjelaskan lebih lanjut, karena polisi yang tadi sudah mengulurkan tangan, meminta ponselnya lagi.“Kau tunggu di
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

Tidak Ditahan tapi Terpisah

Otiz menyeberangi jalan di depan kantor polisi dengan tergesa, lalu membuka pintu mobil sedan berwarna hitam yang terparkir dan duduk di samping kursi kemudi. Ed ada di sana.“Apa yang terjadi?” tanya Ed. Ia belum tahu tentang apapun.“Penganiayaan anak.” Otiz menyerahkan salinan berkas kasus Ruby yang memang boleh dimilikinya sebagai pembela.“Siapa menganiaya siapa?” Ed dengan bingung membaca berkas itu, dan sama, ia menganggapnya sebagai lelocon, sampai akhirnya menatap bukti foto yang ada di sana dan mencengkramnya erat. Tanda lebam di sana sangat nyata.“Siapa yang melakukannya?!” desis Ed. Dirinya mungkin keji, tapi tidak pernah akan mampu menyakiti anak kecil. Itu butuh dari sekadar keji—tingkatan iblis.“Itulah yang menjadi masalah, hanya Senora… Maaf, tapi dia mirip sekali dengan Senora Rosas.” Otiz yang biasanya akan menyelesaikan laporan dulu sebelum membahas trivia, tidak bisa menahan diri untuk berkomentar tentang wajah Ruby.“Ya.” Ed mengangguk saja, dan tidak menjelaska
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Tidak Seharusnya Ikut Campur

“Saya… Apa Anda memerlukan taksi?” Otiz mendampingi Ruby keluar dari kantor polisi tapi kemudian bingung. Ia belum menerima perintah dari Ed lagi. “Tidak.” Ruby menjawab dengan suara lemah, matanya tidak berhenti melirik ke arah pintu kantor polisi di belakangnya. “AJ sudah tidak ada di sana. CPS telah membawanya ke rumah penampungan.” Otiz memberi tahu kalau AJ tidak akan muncul dari pintu itu dengan tiba-tiba. Alasan Ruby menolak penawaran Otiz tadi, karena memang ia berharap akan melihat AJ dari kejauhan paling tidak. Ia akan menunggu di depan kantor polisi kalau perlu, tapi AJ sudah tidak ada di sana. “Saya akan…” Otiz akan menawarkan taksi lagi, tapi ada mobil yang berhenti perlahan di depan mereka. Ed tentunya, ia masih menunggu di dalam mobil sejak tadi dan mendekat saat melihat mereka. Ruby masih tidak bereaksi—ia tidak mampu berpikir tentang apapun---maupun menimbang baik dan benar saat ini. Jadi Otiz yang akhirnya membuka pintu, dan sedikit memberi dorongan pada Ruby aga
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Tebakan yang Tidak Salah

“Ruby!” Ed berlari mendekati mobil Ruby yang diam. Bagian dengan mobil itu ringsek, tapi Ed melihat air bag telah menggembung diantara Ruby dan roda kemudi. Ed sedikit lega karena seharusnya tidak terjadi benturan berbahaya.Ed menarik pintu, tapi masih terkunci.“RUBY! Bangun!” Ed berusaha membuat Ruby siuman dengan membuat keributan—memukul kaca mobil dan mengguncang pintunya.“Ruby!” Mata Ed bergulir ke sekitar, mencari sesuatu untuk memecahkan kaca mobil, tapi membatalkan karena Ruby akhirnya bergerak.“Ruby! Buka pintunya!” Ed kembali memukul kaca mobil dan mengguncang pintu mobil saat Ruby mencoba menegakkan tubuh.Ed ingin Ruby segera menjauh dari mobil itu karena apa saja bisa terjadi pada mobil itu. Ed tentu membayangkan yang terburuk, karena kecelakaan yang dialaminya. Ia tidak mungkin bisa diam saat bayangan bagaimana separuh wajahnya terbakar terus mendera.“Bagus… buka pintunya! Cepat!” Ed lega saat melihat Ruby menggelengkan kepala, mengumpulkan kesadaran dan berpaling.
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Tidak Seharusnya Dilakukan

“Ss…saya sudah menimbang. Kalau bertanya terlebih dulu, maka bisa jadi AJ yang akan semakin menderita. Pelaku akan semakin beringas saat ada yang mengkonfrontasi. Saya mengambil jalan yang paling aman.” Mrs. Rosemore yang sempat terintimidasi, menjadi lebih kuat setelah bicara sesuai dengan apa yang diyakininya.“Aman untuk siapa? Bagaimana kalau kau salah? Kau menyakiti Ruby dan juga AJ, bersamaan. Kau pernah memikirkan kemungkinan ini?” Ed masih tenang, tapi matanya yang semakin menyipit membuat Mrs. Rosemore kembali mundur.“Sudah, karena itu butuh waktu lama sebelum aku melaporkan hal ini. Cukup!” Mrs. Rosemore menutup pintu. Tidak ingin lagi bicara—atau mungkin terlalu takut.“TUNGGU! Aku belum selesai! Buka!” Ruby menggedor pintu yang tertutup itu, tapi Ed kembali menangkap tangannya.“Lepaskan! Aku perlu bicara…”“Polisi akan menangkapmu lagi kalau kau membuat keributan.” Ed berdiri di hadapan Ruby, menghalanginya agar tidak lagi menggedor.Mrs. Rosemore sangat bisa memanggil
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
34
DMCA.com Protection Status