Semua Bab Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Bab 501 - Bab 510

884 Bab

Bab 501

Theo mengangguk dan langsung pergi.Mike lega, untung Theo tidak sulit dibujuk.Keesokan pagi, Thea datang dengan ditemani Bibi Nini.Ketika Thea datang, William dan Wilona sedang sarapan. Begitu mengetahui kedatangan Thea, mereka diam saja dan tak mau beranjak dari meja makan.Mike tersenyum sambil mengajak Thea mengobrol. "Thea, kenapa datang pagi-pagi sekali?"Mike pikir Theo yang datang."Aku datang untuk meminta maaf sama Anisa, Wilona, dan William. Kemarin aku dan Kakak terlambat, kami memang salah," Thea berkata dengan lantang."Thea, kamu nggak perlu minta maaf. Yang harusnya minta maaf adalah Theo." Mike keluar dari dapur sambil memegang segelas susu hangat."Sebentar lagi kakakku juga akan datang meminta maaf. Aku sudah nggak sabar, makanya datang duluan."Mike tertawa melihat tingkah Thea. "Kamu nggak salah, kamu nggak perlu minta maaf dan merasa bersalah."Thea tidak sependapat. "Kemarin kakakku mengantar aku bertemu dokter yang baru. Rumah dokter itu sangat jauh, lama bang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-15
Baca selengkapnya

Bab 502

Sesaat mendengar suara Theo, Thea pun berpamitan dengan Wilona.Begitu melihat Thea dan Wilona yang beranjak keluar, Theo bergegas menghampiri mereka."Wilona mau ke sekolah. Ayo, kita pulang," Theo berkata kepada Thea.Thea mengangguk sambil menjawab, "Kak, aku sudah minta maaf sama Wilona. Kamu juga harus minta maaf."Wilona menundukkan kepala, dia tampak cemberut.Theo berjongkok dan menatap wajah Wilona yang sangat mirip dengan Anisa. Kemudian Theo menarik napas panjang, lalu berkata dengan lembut, "Wilona, maafkan aku. Tadi malam aku tidak hanya terlambat, tapi juga menyakiti hati kalian. Aku ingin menjelaskannya kepada ibumu.""Apakah kamu tahu ibumu di mana?" Theo bertanya dengan hati-hati.Theo juga berusaha mencari tahu, tetapi pengawalnya Anisa tidak mau memberikan petunjuk.Sembari menatap wajah Theo dari dekat, perlahan-lahan Wilona pun merasa lebih rileks. Meskipun Theo tidak bertanggung jawab, dia sangat tampan."Tahu dong." Kedua mata Wilona tampak berbinar-binar. "Tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-15
Baca selengkapnya

Bab 503

"Oke!" Mike sedang menahan tawanya."Em.""Klien kami kali ini adalah pasukan militer perbatasan. Jadi Anisa tinggal di dalam kamp mereka." Mike tak dapat menahan tawanya lagi. "Hahahaha. Sudah kubilang, kamu nggak akan bisa ke sana. Mereka nggak akan mengizinkan kamu masuk."Kota Zovia berada di perbatasan negara dan ditempuh selama 4 jam dengan menggunakan pesawat.Entah Anisa menaiki penerbangan jam berapa. Apakah pesawatnya sudah mendarat? Apakah dia sudah sampai?Kalaupun sudah sampai, harusnya pesawat baru mendarat.Anisa pergi ke tempat yang tidak sembarang orang bisa masuki. Seharusnya Theo tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan Anisa, pasti banyak orang yang menjaganya.Sebaiknya Theo menunggu dan menjelaskan setelah Anisa pulang. Jika Theo menyusul ke Kota Zovia, takutnya malah membuat Anisa semakin marah dan memengaruhi pekerjaannya.Setelah mengantar Thea pulang, Theo kembali ke kantor. Tak lama setelah Theo masuk ke ruangan, salah seorang sekretaris datang untuk melaporka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-15
Baca selengkapnya

Bab 504

Di Kota Zovia.Pukul 12 siang.Sebuah kendaraan anti peluru melaju perlahan-lahan di perbatasan negara.Anisa duduk di dalam mobil sambil melihat pemandangan di sekeliling. Di sini tidak ada gedung-gedung yang menjulang tinggi dan jauh dari hiruk pikuk kota.Di sini hanya ada alam yang indah serta tentara yang melindungi negara."Nona, daerah ini jauh dari kota dan tidak ada hiburan apa-apa. Maafkan harus merepotkanmu," kata Jenderal Teda selaku kepala Departemen Logistik."Tidak repot, kok. Aku merasa senang sekaligus terhormat bisa menyediakan produk untuk pihak militer." Anisa tersenyum sopan.Jenderal Teda menjawab sambil tersenyum, "Kami telah membandingkan beberapa produk drone yang diproduksi beberapa perusahaan berbeda. Produk kalian memiliki drone dengan fitur terbaik. Jadi, Jenderal Musif langsung memilih perusahaan kalian.""Menyediakan produk dengan kualitas terbaik adalah visi kami." Anisa mengangguk."Oh iya, mengenai fitur tambahan yang diminta .... Kapan kalian bisa men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-15
Baca selengkapnya

Bab 505

Sekarang waktu menunjukkan pukul 4 lewat 10 menit.Theo naik pesawat atau roket? Cepat sekali?Ketika Anisa sedang melamun, tiba-tiba terdengar suara dari luar. "Nona Anisa, aku datang membawakan buah."Anisa terbangun dari lamunannya. Dia menghela napas lega, lalu bangkit dan pergi membuka pintu."Nona, katanya Anda sedang hamil? Jenderal berpesan kepada kami untuk menjaga Anda dengan baik," kata salah seorang tentara yang datang membawakan buah dan camilan.Anisa terharu melihat mereka yang begitu perhatian. Di saat bersamaan, Anisa juga baru menyadari, ternyata para pria juga suka bergosip.Jangan-jangan berita mengenai kehamilan Anisa sudah menyebar ke seluruh kawasan militer."Nona Anisa, kalau butuh sesuatu, silakan panggil aku." Tentara tersebut meletakkan buahnya dan pamit."Terima kasih! Maaf merepotkan kalian." Anisa mengantar tentara tersebut keluar dari kamar.Setelah tentara itu pergi, Anisa menutup pintu kamar dan kembali ke meja kerja.Kemudian Anisa mengambil ponselnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-16
Baca selengkapnya

Bab 506

Ladang ranjau. Seperti namanya, ranjau terkubur di dalam tanah.Begitu terinjak, ranjau akan meledak.Jadi, maksud pertanyaan Jenderal Teda apakah Theo berani mati demi Anisa?Theo menatap lurus ke arah hutan. Tanpa ragu, dia pun melangkah masuk ke dalam hutan.....Anisa sedang berada di rumah Jenderal Teda.Jenderal Teda mengatakan bahwa dia ingin menguji kesungguhan Theo. Setengah jam telah berlalu, kenapa mereka belum pulang juga?Bagaimana cara Jenderal Teda menguji Theo? Temperamen Theo sangat buruk, jangan-jangan dia bertengkar dengan Jenderal Teda?Melihat Anisa yang murung, Nyonya Teda pun menghiburnya. "Anisa, tenang saja, suamiku tahu batasan. Dia pasti akan membawa Theo pulang."Anisa menganggu. "Di sini lebih cepat gelap.""Iya. Di sini berbeda dengan Kota Dome." Nyonya Teda mengubah topik pembicaraan. "Kamu mengandung anaknya?"Anisa terkejut mendengar pertanyaan Nyonya Teda."Hahaha, kamu gugup banget. Kayaknya tebakanku benar." Nyonya Teda menggenggam tangan Anisa. "Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-16
Baca selengkapnya

Bab 507

TIba-tiba, sebuah cahaya bersinar dari kejauhan.Ketika melihat cahaya itu, jantung Anisa langsung berdegup kencang."Anisa!" Theo berteriak.Kedua mata Anisa pun berkaca-kaca saat mendengar suara Theo."Anisa, jangan gerak! Ini ladang ranjau." Setelah memastikan keberadaan Anisa, Theo langsung memperingatinya.Air mata Anisa pun jatuh membasahi pipinya. Mana mungkin Jenderal Teda tega membiarkan Theo masih ke ladang ranjau? Kalaupun benar, kenapa Theo mau masuk? Di mana akal sehat Theo?Selain itu, untuk apa Anisa masuk ke dalam ladang ranjau? Masa Theo tidak berpikir?Di dalam ingatan Anisa, Theo adalah pria yang cerdas. Kenapa sekarang dia malah bertingkah bodoh?"Ini bukan ladang ranjau," kata Anisa dengan terisak-isak. "Cepat kembali!"Begitu mendengar ucapan Anisa, Theo langsung berlari dan memeluknya. Anisa tidak bisa melihat dengan jelas, penglihatannya kabur karena dibanjiri air mata.Anisa berusaha menenangkan diri, lalu mengangkat tangan dan mengusap air matanya."Anisa, kat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-16
Baca selengkapnya

Bab 508

Theo menggenggam tangan Anisa dan meletakkannya di dada."Anisa, tidak seperti yang kamu pikirkan." Theo menjelaskan semuanya sambil menatap mata Anisa. "Dia telah mengobati Thea. Aku tidak enak menolaknya."Nara mengobati Thea? Anisa merasa seperti sedang mendengar lelucon.Bagi Theo, Nara adalah penyelamat Thea. Kalau tidak, mana mungkin Theo berbaik hati memberikan begitu banyak uang kepada Nara?Anisa menarik tangannya dan berkata, "Kalau gitu kenapa kalian putus?""Karena kamu," Theo menjawab tanpa perlu berpikir.Jawaban Theo membuat jantung Anisa berdebar-debar. Demi Anisa? Jadi Theo meninggalkan Nara demi Anisa?"Walaupun keadaan Thea belum sepenuhnya pulih, aku sudah cukup bahagia melihat kondisinya sekarang." Theo mengutarakan isi hatinya. "Aku tidak ingin memaksa diriku untuk terus bersama Nara. Aku tidak ingin menyakitimu."Setelah mendengar penjelasan Theo, hati Anisa pun terasa lebih lega."Kamu tinggal di mana?" Anisa bertanya kepada Theo."Belum tahu." Theo melihat ke s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-16
Baca selengkapnya

Bab 509

"Sudah ketemu." Anisa bergegas mengganti topik pembicaraan. "Di mana Wilo dan William?"Mike terlihat sedih dan menghela napas. "Kayaknya malam ini kamu nggak bisa ngobrol sama mereka. William lagi nangis."Theo mendengar jelas ucapan Mike. Kenapa William menangis?Theo keluar dari kamar mandi, lalu beranjak ke samping Anisa. Anisa tidak punya waktu untuk memedulikan Theo. Anisa sendiri jauh lebih terkejut daripada Theo.William adalah anak yang tenang, dia tidak pernah menunjukkan emosinya di depan orang lain."Di kenapa? Ditindas? Berkelahi di sekolah? Kamu sudah ketemu gurunya?" Anisa melayangkan berbagai pertanyaan.Rasanya Anisa ingin bergegas pulang untuk menghibur putranya."Hari ini sekolahnya mengadakan ujian. Begitu melihat ada murid yang nilainya lebih bagus, William merasa terpukul." Mike mengangkat kedua bahunya. "Dia nggak terima ada anak yang lebih pintar daripada dia."Anisa tidak tahu harus merasa lega atau sedih. Selama ini William selalu hidup di dunianya sendiri. Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-17
Baca selengkapnya

Bab 510

Setelah mencuci kaki Anisa, Theo mengeringkannya dengan sabar.Wajah Anisa memerah. Beberapa kali, dia mencoba menarik kakinya, tetapi Theo tidak mau melepaskannya.Anisa merasakan sensasi getaran yang menyebar dari dada ke seluruh tubuh."Menurutmu apakah penerbangan besok akan dibatalkan?" Akhirnya Theo melepaskan kaki Anisa."Jangan sembarangan ngomong!" bentak Anisa.Theo mengembalikan baskomnya ke dalam kamar mandi. Begitu keluar, dia melihat wajah Anisa yang tampak murung."Penerbangannya dibatalkan?" Theo menebak."Em." Anisa meletakkan ponselnya dan berkata dengan kecewa, "Di sana ada buah dan camilan. Makanlah."Meskipun lapar, Theo jadi tidak nafsu makan melihat Anisa yang sedih.Ketika Anisa hendak merebus air, Theo merebut alat perebus air yang dipegang Anisa dan berkata, "Kamu tidur saja."Anisa duduk sambil melamun. Sekarang dia sedang memikirkan William. Sebagai seorang Ibu, dia merasa gagal karena tidak berada di samping anaknya saat anaknya membutuhkan.Setelah berumur
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4950515253
...
89
DMCA.com Protection Status