Home / Romansa / Bangkitnya Suamiku yang Perkasa / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Chapter 291 - Chapter 300

884 Chapters

Bab 291

Jika Nara bisa menyembuhkan Thea, Theo akan menikahi Nara.Keesokan pagi.Maya menerima sebuah paket yang dikirimkan ke rumah, lalu meletakkannya ke atas meja.Melihat salju lebat di luar, William dan Wilona sudah tidak sabar bermain salju. Mereka bergegas mengenakan jaket dan berlari ke luar.Maya sengaja membuka pintu agar bisa sambil mengawasi kedua anak yang bermain di luar.Seiring hawa dingin yang berembus masuk, suhu di dalam rumah pun turun.Anisa keluar dari kamar dengan mengenakan baju tidur. Sesaat merasakan hawa dingin, dia langsung masuk ke dalam kamar dan mengenakan jaket."Anisa, ada paket untukmu," Maya berteriak dari dapur."Aku tidak membeli apa-apa," Anisa bergumam sambil berjalan ke meja. "Apa ini?""Kayaknya jaket rajut," jawab Maya.Setelah membuka kotak tersebut, ternyata memang benar, isinya jaket rajut. Sesaat melihat jaket ini, Anisa langsung mengenalinya.Jaket ini adalah hadiah yang diberikan Anisa kepada Theo.Tidak disangka, Theo mengembalikan jaket ini ke
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 292

Anisa mengambil ponsel yang diberikan Wilona. Sesaat melihat Grey yang menelepon, Anisa langsung menjawab panggilannya."Anisa, selamat merayakan Festival Musim Semi!" Suara Grey terdengar bersemangat."Sama-sama, kamu juga," jawab Anisa."Hahaha! Kalian sudah makan? Awalnya aku mau menghubungimu agak malam, tapi aku baru saja mendapatkan kabar baik. Aku nggak sabar ingin memberitahumu." Grey terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Evan sudah bisa duduk. Kesadarannya juga mulai pulih.""Wah, baguslah!" jawab Anisa."Anisa, dia dan keluarganya sangat berterima kasih kepadamu. Katanya mereka ingin menemui secara langsung," kata Grey."Nggak perlu repot-repot. Aku akan menemuinya setelah perayaan festival berakhir. Sekarang Evan harus fokus istirahat, jangan melakukan apa-apa.""Mereka ingin membayarmu, aku tidak tahu harus menjawab apa. Makanya mereka mengajakmu bertemu," kata Grey.Anisa terdiam selama beberapa detik. "Aku membantu Profesor Carmen untuk menyelesaikan tugasnya. Kalau mereka
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 293

Hari ini sangat ramai."Di mana istananya?" Anisa bertanya kepada Grey.Di sini terlalu banyak orang, Anisa mengkhawatirkan keamanan kedua anaknya."Di belakang sana." Grey menunjuk ke sebuah arah.Salah satu pengunjung mendengar percakapan Grey dan Anisa. "Kalian mau ke istana? Hari ini tidak buka. Aku dengar lagi ada yang sewa.""Hah? Disewa?" Grey agak terkejut."Iya, pasti orang kaya. Ah, padahal ada hari-hari lain, kenapa harus disewa saat Festival Musim Semi? Menyebalkan! Di sini jadi ramai gara-gara istananya disewa." Salah seorang pengunjung mengomel.Grey berkata dengan canggung, "Bagaimana kalau kita lihat dulu? Siapa tahu penyewanya membiarkan kita masuk?"Grey tidak ingin mengecewakan kedua anak Anisa. Mereka sudah jauh-jauh ke sini.Anisa mengangguk sambil tersenyum. "Nggak apa-apa. Kita main di luar saja, pemandangan di sini juga cantik. Lihat, ada banyak tempat buat foto.""Anisa, maaf. Sebelum ke sini aku nggak mengecek dulu." Grey merasa bersalah."Bukan masalah besar,
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 294

Theo menunduk dan menatap wajah Wilona yang tampak kesakitan.Seketika Theo pun merasa gugup. Wilona tidak mungkin datang sendirian, 'kan?A-apakah Anisa juga berada di sini?Ketika memandang ke depan, Theo melihat William yang berlari ke arah Wilona dan bergegas memeluknya. Kemudian William mengusap wajah Wilona dan memeriksa apakah adiknya terluka."Kak, aku nggak apa-apa. Cuma hidungku agak sakit." Mata Wilona tampak memerah.William mengepalkan tangan, lalu mengangkat kepala dan menatap wajah Theo yang dingin.Aura permusuhan terpancar jelas di diri Theo dan William.Berbeda dengan Theo, Thea malah berteriak kegirangan saat melihat William dan Wilona."Kalian .... William! Wilona!" Thea menghampiri mereka.Melihat Thea yang mendekatinya, William langsung menarik tangan Wilona dan pergi.Wilona berlari sambil menoleh ke belakang, dia tidak rela meninggalkan istana ini. Namun begitu menatap wajah Theo, Wilona menjulurkan lidah dan mengejeknya.Theo mengabaikan Wilona, lalu menarik ta
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 295

Anisa mengangguk.Ketika membalikkan badan, Anisa melihat Theo dan Nara yang berada tidak jauh dari sana.Tiba-tiba sekujur tubuh Nara terasa lemas dan jatuh. Untungnya Theo gesit, dia langsung menahan tubuh Nara.Bulu mata Anisa terasa bergetar saat menyaksikan adegan tersebut. Seketika udara di sekitar terasa dingin dan waktu berhenti berputar."Nara, kamu kenapa?" Theo memeluk Nara sambil menatap wajahnya yang pucat.Melihat Theo yang tampak cemas, Nara tersenyum lembut dan menjawab, "Theo, maaf! Semalam aku terlalu senang sampai tidak tidur. Barusan kepalaku hanya agak pusing, aku tidak apa-apa."Theo menghela napas lega, untung Nara baik-baik saja. Nara masih harus mengobati Thea."Ayo, kita pulang." Theo menggendong Nara ke tempat parkir.Theo dan Nara sudah pergi, tetapi Anisa masih melamun di tempat.Setelah melaporkan kepada atasannya, petugas tersebut kembali menemui Anisa dan berkata, "Nona, atasanku setuju, tapi kamu diminta untuk meninggalkan nomor telepon. Takutnya nanti
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 296

"Cit!" Anisa mengerem secara mendadak di pinggir jalan.Kecelakaan? Tewas?Kepala Anisa terasa berdengung, lalu meneteskan air mata ...."Bu? Kenapa tiba-tiba berhenti?" Wilona berteriak."Bu, kenapa nangis?" William terlihat cemas."Bu, Ibu kenapa? Jangan nangis." Wilona juga ikut nangis saat melihat Anisa yang menangis.Anisa menarik napas panjang setelah mendengar suara kedua anaknya. Kemudian dia mengusap wajahnya yang berlinang air mata dan menjawab dengan sesegukan, "Ibu antar kalian ke rumah. Kalian tunggu di rumah, ya! Ibu ada urusan."Mobil kembali melaju di jalan raya. Wilona dan William terlihat sangat khawatir."Bu? Apa yang terjadi? Kenapa Ibu kelihatan sedih?" tanya Wilona.Anisa tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan anaknya."Temannya Ibu kecelakaan. Kalian jangan nakal di rumah, Ibu bakalan pulang malam. Kalau Paman Mike nggak di rumah, nanti Ibu akan meneleponnya," jawab Anisa."Oh. Ibu, jangan nangis. Teman Ibu pasti baik-baik saja." Wilona berusaha menghibur ibuny
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 297

Di bawah sorotan lampu jalan, Anisa menatap wajah ibunya yang berlumuran darah. Kemudian Anisa mengulurkan jari-jarinya yang gemetaran dan meletakkannya di bawah hidung Maya.Ketika angin berembus, tangisan Anisa pun pecah. "Ibu! Ibu jangan pergi, Ibu berjanji akan menemani aku. Ibu, aku antar ke rumah sakit, ya! jangan takut, aku akan menemani Ibu. Aku akan selalu menemani Ibu."....Setelah mengetahui Maya yang mengalami kecelakaan, Eden ragu-ragu untuk menghubungi Theo. Namun akhirnya dia mengeluarkan ponsel dan memberi tahu Theo."Pak, ibunya Anisa baru mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Anisa tidak bisa menerima kenyataan ini, dia membawa ibunya ke rumah sakit. Sekarang Mike menjaga anak-anaknya di rumah. Anisa pasti terpukul, tidak ada seorang pun yang menemaninya. Aku ....""Di rumah sakit mana?" Suara Theo terdengar gemetar. "Dia ada di rumah sakit mana?"Thea terkejut mendengar teriakan Theo serta raut wajahnya yang dingin.Nara tidak pernah melihat Theo bersikap se
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 298

Theo dan Nara hanya pernah melakukannya satu kali. Meskipun ... sebenarnya Theo ragu apakah dia benar melakukan hubungan itu dengan Nara.Theo melangkah mundur, dia merasa bimbang.Melihat perubahan ekspresi Theo, Eden pun terkejut dan cemas. Apakah terjadi sesuatu?Kenapa Theo tidak jadi masuk?"Eden, tunggu di sini." Suara Theo terdengar berat. "Aku pulang sebentar."Eden hanya mengangguk, dia tidak berani bertanya lebih detail.Setelah Theo pergi, Eden membuka pintu ruang operasi dan mengamati situasi di dalam. Anisa tampak melepaskan jaket dan menggunakannya untuk menutupi tubuh Maya.Anisa duduk di samping Maya dan menggenggam erat tangannya. Sembari menangis, Anisa berbicara kepada Maya.Ketika melihat pemandangan itu, air mata Eden pun mengalir. Kemudian dia menutup kembali pintu ruang operasi, lalu mencari kontak Grey dan menghubunginya.Setelah menghubungi Grey, Eden pun kembali Vila Starbay. Eden tidak bisa membantu banyak di rumah sakit. Jadi, dia memutuskan untuk bertukar p
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 299

Mike buru-buru melepaskan jaketnya dan membantu Anisa mengenakannya."Kamu pulang!" Meskipun menangis, suara Anisa terdengar dingin dan tegas. "Kenapa kamu menyerahkan anak-anak kepada orang asing?"Maya sudah pergi, Anisa tidak sanggup kalau harus kehilangan kedua anaknya lagi. Jika terjadi sesuatu kepada anak-anaknya, Anisa tidak sanggup hidup lagi.Mike panik melihat Anisa yang marah. "Aku pulang, kamu jangan nangis."Mike menyeka air mata Anisa dan berkata, "Aku nggak akan mengajaknya ke rumah lagi. Kamu jangan nangis."Setelah bicara, Mike pun buru-buru pulang ke rumah.Di sisi lain, Theo sampai di rumah sakit dan membuka pintu bangsal.Begitu melihat kedatangan Theo, Nara langsung menangis.Sabrina pun bangkit berdiri dan menarik Theo masuk. "Theo, kalian berdua terlalu gegabah. Kandungan Nara sudah sebesar ini, bagaimana bisa kalian tidak tahu?"Meskipun terdengar menyalahkan Theo, Sabrina tetap berbicara sambil tersenyum, "Tadi dokter sudah memeriksanya. Nara dan putranya sehat
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 300

Vila Starbay.Setelah sarapan, Mike memberi tahu William dan Wilona mengenai kepergian Maya."Aku tahu kalian sedih, aku pun sedih. Nenek sudah pergi untuk selamanya, aku harap kalian yang kuat, ya! Sekarang ibu kalian sedih banget. Kalau kalian juga sedih, ibu kalian malah makin menderita."Mike memeluk kedua anak ini, lalu mengecup kening mereka.Wilona tidak sanggup menerima kenyataan ini. Dia menangis sambil berkata, "Aku mau Nenek, aku mau cari Nenek. Huhuhu ...."William juga meneteskan air mata, tetapi hatinya jauh lebih kuat daripada Wilona.William menangis tanpa mengeluarkan suara. Dia memeluk Wilona dan menenangkannya. "Wilo, jangan nangis. Ada Kakak ....""Aku nggak mau berpisah sama Nenek. Kalau nggak ada Nenek, kita gimana?" Dunia Wilona terasa runtuh.Setiap hari Maya yang mengantarnya ke sekolah, memasak, dan menemaninya bermain."Wilo, jangan takut. Kita akan baik-baik saja meski tanpa Nenek. Nanti kalian jangan menangis di depan ibu kalian, ya! Oke? Paman akan meneman
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
89
DMCA.com Protection Status