Share

Bab 296

Penulis: Cahaya Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-05 18:00:00
"Cit!" Anisa mengerem secara mendadak di pinggir jalan.

Kecelakaan? Tewas?

Kepala Anisa terasa berdengung, lalu meneteskan air mata ....

"Bu? Kenapa tiba-tiba berhenti?" Wilona berteriak.

"Bu, kenapa nangis?" William terlihat cemas.

"Bu, Ibu kenapa? Jangan nangis." Wilona juga ikut nangis saat melihat Anisa yang menangis.

Anisa menarik napas panjang setelah mendengar suara kedua anaknya. Kemudian dia mengusap wajahnya yang berlinang air mata dan menjawab dengan sesegukan, "Ibu antar kalian ke rumah. Kalian tunggu di rumah, ya! Ibu ada urusan."

Mobil kembali melaju di jalan raya. Wilona dan William terlihat sangat khawatir.

"Bu? Apa yang terjadi? Kenapa Ibu kelihatan sedih?" tanya Wilona.

Anisa tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan anaknya.

"Temannya Ibu kecelakaan. Kalian jangan nakal di rumah, Ibu bakalan pulang malam. Kalau Paman Mike nggak di rumah, nanti Ibu akan meneleponnya," jawab Anisa.

"Oh. Ibu, jangan nangis. Teman Ibu pasti baik-baik saja." Wilona berusaha menghibur ibuny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 297

    Di bawah sorotan lampu jalan, Anisa menatap wajah ibunya yang berlumuran darah. Kemudian Anisa mengulurkan jari-jarinya yang gemetaran dan meletakkannya di bawah hidung Maya.Ketika angin berembus, tangisan Anisa pun pecah. "Ibu! Ibu jangan pergi, Ibu berjanji akan menemani aku. Ibu, aku antar ke rumah sakit, ya! jangan takut, aku akan menemani Ibu. Aku akan selalu menemani Ibu."....Setelah mengetahui Maya yang mengalami kecelakaan, Eden ragu-ragu untuk menghubungi Theo. Namun akhirnya dia mengeluarkan ponsel dan memberi tahu Theo."Pak, ibunya Anisa baru mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Anisa tidak bisa menerima kenyataan ini, dia membawa ibunya ke rumah sakit. Sekarang Mike menjaga anak-anaknya di rumah. Anisa pasti terpukul, tidak ada seorang pun yang menemaninya. Aku ....""Di rumah sakit mana?" Suara Theo terdengar gemetar. "Dia ada di rumah sakit mana?"Thea terkejut mendengar teriakan Theo serta raut wajahnya yang dingin.Nara tidak pernah melihat Theo bersikap se

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 298

    Theo dan Nara hanya pernah melakukannya satu kali. Meskipun ... sebenarnya Theo ragu apakah dia benar melakukan hubungan itu dengan Nara.Theo melangkah mundur, dia merasa bimbang.Melihat perubahan ekspresi Theo, Eden pun terkejut dan cemas. Apakah terjadi sesuatu?Kenapa Theo tidak jadi masuk?"Eden, tunggu di sini." Suara Theo terdengar berat. "Aku pulang sebentar."Eden hanya mengangguk, dia tidak berani bertanya lebih detail.Setelah Theo pergi, Eden membuka pintu ruang operasi dan mengamati situasi di dalam. Anisa tampak melepaskan jaket dan menggunakannya untuk menutupi tubuh Maya.Anisa duduk di samping Maya dan menggenggam erat tangannya. Sembari menangis, Anisa berbicara kepada Maya.Ketika melihat pemandangan itu, air mata Eden pun mengalir. Kemudian dia menutup kembali pintu ruang operasi, lalu mencari kontak Grey dan menghubunginya.Setelah menghubungi Grey, Eden pun kembali Vila Starbay. Eden tidak bisa membantu banyak di rumah sakit. Jadi, dia memutuskan untuk bertukar p

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 299

    Mike buru-buru melepaskan jaketnya dan membantu Anisa mengenakannya."Kamu pulang!" Meskipun menangis, suara Anisa terdengar dingin dan tegas. "Kenapa kamu menyerahkan anak-anak kepada orang asing?"Maya sudah pergi, Anisa tidak sanggup kalau harus kehilangan kedua anaknya lagi. Jika terjadi sesuatu kepada anak-anaknya, Anisa tidak sanggup hidup lagi.Mike panik melihat Anisa yang marah. "Aku pulang, kamu jangan nangis."Mike menyeka air mata Anisa dan berkata, "Aku nggak akan mengajaknya ke rumah lagi. Kamu jangan nangis."Setelah bicara, Mike pun buru-buru pulang ke rumah.Di sisi lain, Theo sampai di rumah sakit dan membuka pintu bangsal.Begitu melihat kedatangan Theo, Nara langsung menangis.Sabrina pun bangkit berdiri dan menarik Theo masuk. "Theo, kalian berdua terlalu gegabah. Kandungan Nara sudah sebesar ini, bagaimana bisa kalian tidak tahu?"Meskipun terdengar menyalahkan Theo, Sabrina tetap berbicara sambil tersenyum, "Tadi dokter sudah memeriksanya. Nara dan putranya sehat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 300

    Vila Starbay.Setelah sarapan, Mike memberi tahu William dan Wilona mengenai kepergian Maya."Aku tahu kalian sedih, aku pun sedih. Nenek sudah pergi untuk selamanya, aku harap kalian yang kuat, ya! Sekarang ibu kalian sedih banget. Kalau kalian juga sedih, ibu kalian malah makin menderita."Mike memeluk kedua anak ini, lalu mengecup kening mereka.Wilona tidak sanggup menerima kenyataan ini. Dia menangis sambil berkata, "Aku mau Nenek, aku mau cari Nenek. Huhuhu ...."William juga meneteskan air mata, tetapi hatinya jauh lebih kuat daripada Wilona.William menangis tanpa mengeluarkan suara. Dia memeluk Wilona dan menenangkannya. "Wilo, jangan nangis. Ada Kakak ....""Aku nggak mau berpisah sama Nenek. Kalau nggak ada Nenek, kita gimana?" Dunia Wilona terasa runtuh.Setiap hari Maya yang mengantarnya ke sekolah, memasak, dan menemaninya bermain."Wilo, jangan takut. Kita akan baik-baik saja meski tanpa Nenek. Nanti kalian jangan menangis di depan ibu kalian, ya! Oke? Paman akan meneman

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 301

    "Aku akan mengutus tim untuk menjaga selama 24 jam penuh." Kemudian polisi mengubah topik pembicaraan dan berkata, "Aku dengar pacarmu lagi mengandung? Selamat!""Aku tidak suka anak kecil." Wajah Theo terlihat dingin dan masam. "Kalau ada perkembangan, segera kabari aku."Polisi menganggukkan kepala. "Baik. Oh iya, bagaimana kondisi Anisa? Psikologisnya pasti terguncang."Tatapan Theo terlihat sendu. Dia bangkit berdiri dan langsung pergi.Theo sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Kemarin Theo ingin menemani Anisa, tetapi Sabrina meneleponnya setelah mengetahui kehamilan Nara.Kehamilan Nara menjadi beban tersendiri di hati Theo. Theo bahkan tidak berani menghadapi dirinya sendiri, apalagi menghadapi Anisa?Di rumah sakit.Anisa membuka matanya secara perlahan-lahan, lalu disusul suara William yang lembut, "Ibu, aku akan mendengarkan Ibu. Aku akan bersekolah di tempat yang Ibu pilih."Wilona juga menimpali, "Aku nggak akan nakal lagi. Ibu, cepat sembuh, ya?"Wilona menangi

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 302

    Pukul 7 pagi.Mobil Rolls-Royce hitam berhenti di halaman rumah.Bibi Wina tidak tidur semalaman. Begitu Theo pulang, Bibi Wina bergegas keluar dan menyambutnya.Setelah Bibi Wina menjelaskan semuanya kepada Thea, Thea merasa sangat terpukul.Bibi Wina merasa bersalah. Ucapan yang sudah diucapkan tidak bisa ditarik kembali.Aura Theo terasa dingin dan mengerikan."Tuan, aku melakukan kesalahan besar. Tolong hukum aku." Bibi Wina berjalan di belakang Theo.Theo menatap Bibi Wina dengan tajam."Kemarin aku menceritakan kepada Thea soal Dokter Nara yang mengancammu. Thea jadi tidak ingin berobat." Bibi Wina memukul kepalanya sendiri. "Semua salahku. Aku terlalu banyak omong.""Kenapa kamu berbicara seperti itu kepada Thea?" Theo mengerutkan alisnya."Thea ingin melihatmu dan Anisa bersama. Jadi aku tidak tahan dan menceritakan semuanya. Tuan, pecat saja aku. Aku sudah tua, kadang aku tidak berpikir panjang. Aku tidak pantas melayanimu lagi."Theo menarik kembali tatapannya. Suara Theo ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 303

    Ketika Anisa keluar dari kamar Maya, Mike seolah melihat hantu.Anisa terlihat pucat, lemas, dan tidak bernyawa. Dia tampak bagaikan mayat hidup yang berjalan. Ditambah Anisa sudah beberapa tidak makan, tubuhnya kelihatan makin kurus.William dan Wilona juga kaget melihat kondisi ibunya.Anisa masuk ke kamarnya dengan disusul Mike."Anisa, kamu mau ke kantor?" tanya Mike.Anisa mengambil pakaian, lalu berjalan ke kamar mandi. "Kamu jaga anak-anak. Aku ke kantor sebentar.""Oh. Apakah mulai sekarang aku menjaga anak-anak di rumah?" tanya Mike.Anisa menggelengkan kepala. "Aku akan mempekerjakan pengawal.""Bukankah harusnya mempekerjakan pelayan?" tanya Mike."Nggak perlu." Anisa bisa mengurus kehidupan dan makanan anak-anaknya.Pengawal hanya bertanggung jawab untuk mengantar jemput dan menjaga keselamatan mereka."Oh iya, aku dengar kecelakaan yang dialami Tante Maya bukan kecelakaan biasa. Itu adalah pembunuhan berencana. Coba kamu tanya ke kantor polisi," kata Mike.Sekujur tubuh An

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 304

    Anisa menggenggam erat kopinya.Anisa tidak tertarik mendengar cerita kehidupan Theo."Adikmu dipenjara, dia tidak mungkin membunuh orang." Anisa menatap Malia dengan serius. "Kamu yang melakukannya, 'kan?"Senyuman di wajah Malia langsung membeku. "Anisa, jangan asal menuduh orang! Membunuh orang ada tindakan kriminal yang ditentang keras. Kamu sendiri yang mengingatkan aku."Setelah bicara, Malia mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum licik. Senyuman Malia seolah menyiratkan, "Aku tidak bodoh. Kalaupun aku pelakunya, aku nggak mungkin mengaku."Kopi di dalam cangkir Anisa tampak bergetar. Kemudian Anisa meletakkan cangkirnya dan bertanya kepada Malia, "Kamu tahu kenapa aku mengajakmu bertemu?"Malia tersenyum dingin dan menjawab, "Anisa, ibumu sudah meninggal, tidak ada gunanya mengancam aku. Aku tidak melakukan apa-apa. Kamu mau membunuhku?"Anisa berusaha menelan semua pil pahit yang dirasakan, lalu bangkit berdiri dan berkata, "Selama kamu tidak mengaku, berarti bukan kamu pelaku

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06

Bab terbaru

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 884

    Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 883

    "Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 882

    Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 881

    "Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 880

    Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 879

    Penanggung jawab taman berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepala. Eden terlihat sangat serius, penanggung jawab taman tidak mau kehilangan pekerjaan ini.Akhirnya wanita arogan itu pun diusir.Sebelum pergi, wanita itu meneriaki Wilona, "Bocah tengil, tunggu pembalasanku!"Wilona menjulurkan lidahnya dan mengolok-olok wanita itu."Wilona, wanita itu nggak akan datang lagi. Kamu jangan marah, ya!" Eden menghibur sambil tersenyum."Aku nggak marah. Yang malu dia, bukan aku." Wilona menarik Mike tempat semula dan lanjut mengantri."Kak, kamu hebat banget." Gadis kecil yang berdiri di depan Wilona mengacungkan jempolnya.Wilona membalasnya dengan senyuman abngga.Setelah wanita itu pergi, peannggung jawab taman menelepon Theo. "Pak, putri Anda sedang mengunjungi Dunia Fantasi."Penanggung jawab taman memanfaatkan status Wilona untuk menyanjung Theo, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menarik simpati."Putriku?" tanya Theo."Benar! Pak Eden yang bilang, tidak mungkin salah. Hmm, apak

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 878

    Wilona menarik tangan Mike dan mengajaknya ke depan.Petugas yang melayani di depan terlihat ketakutan menghadapi wanita tersebut. Eden takut terjadi keributan, dia pun mengeluarkan ponsel dan menelepon penanggung jawab taman hiburan."Tante!" Wilona berteriak sambil menatap wanita itu. "Menyerobot antrian itu salah. Kamu sudah salah, tapi masih berani memarahi orang lain. Gurumu nggak mengajari kamu sopan santun, ya?"Mike tertegun melihat sikap Wilona. Tampaknya Wilona sudah semakin dewasa, dia bukan lagi anak berusia 3 tahun yang cengeng.Teriakan Wilona sontak membuat orang-orang di sekitar tercengang selama beberapa deitk.Wanita tersebut memelototi Wilona dan memarahinya, "Bocah tengil! Beraninya berteriak di hadapanku. Memangnya siapa kamu?"Wilona menjawab dengan tenang dan lantang, "Kamu buta, ya? Aku anak kecil! Dasar bodoh!"Para pengunjung tertawa mendengar ucapan Wilona.Wanita ini pun murka, dia mengangkat tangan dan hendak memukul Wilona.Melihat wanita yang hendak memuk

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 877

    "Wilona, ayahmu nggak tahu kamu pergi ke taman huburan ini. Aku tidak akan memberi tahu ayahmu. Kita pergi dulu, kalau nggak seru, kita pindah tempat. Bagaimana?" tanya Eden.Wilona berpikir sebentar, lalu mengangguk sambil tersenyum."Jangan beri tahu ibumu, ya! Kalau ibumu tahu, dia pasti tidak akan mengizinkan kamu ke sana." Eden mengingatkan. "Taman ini sangat cantik dan seru. Aku pernah membawa keponakanku ke sana, dia sangat suka."Pikiran Wilona hanya dipenuhi bermain. Dia langsung mengangguk saat mendengar semua ucapan Eden.Tak terasa, akhir pekan pun tiba.Suasana di Dunia Fantasi sangat ramai.Ketika Eden membawa keponakannya datang, cuaca gerimis dan banyak wahana yang ditutup."Untung William nggak ikut." Mike menghela napas, dia tahu William tidak akan menyukai tempat seperti ini.Kalau William datang, dia mungkin tidak akan masuk dan langsung pulang ke rumah. William paling tidak menyukai tempat yang ramai.Eden meminta maaf. "Aduh, antriannya panjang banget. Sebentar, a

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 876

    Ketika Eden menyiapkan makan malam, dia memberikan isyarat mata kepada Mike.Mike langsung mengangguk, lalu berkata kepada William dan Wilona, "Anak-anak, akhir pekan aku akan membawa kalian jalan-jalan.""Oke, oke! Paman, kita mau jalan ke mana?" tanya Wilona dengan antusias."Hari ini baru hari selasa," jawab William."Makanya kita buat rencana dulu. William, kamu ada waktu, 'kan" tanya Mike."Tidak ada." Tahun ajaran baru telah dimulai, William harus mengerjakan banyak tugas."Kamu masih SD, memang sebanyak apa tugasmu? Kalau kamu sudah SMP, jangan-jangan kamu bahkan nggak ada waktu untuk pulang." Mike tampak cemberut. "Waktu SD aku nggak sesibuk kamu, tapi aku pintar dan sukses.""Kelak aku akan lebih sukses daripada kamu," William berakta dengan serius.Dulu Mike mungkin akan membantah William, tetapi sekarang Mike tidak memiliki kepercayaan diri.Eden tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol."Aku akan meminta ibumu untuk memindahkan sekolahmu," kata Mike dengan kesal."

DMCA.com Protection Status