Home / Romansa / Bangkitnya Suamiku yang Perkasa / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Chapter 211 - Chapter 220

884 Chapters

Bab 211

Pada sore hari.Hari ini Anisa pulang lebih awal daripada biasanya. Setelah Anisa pulang, Maya membawa Wilona ke kamar dan meninggalkan William di ruang tamu.Melihat Maya yang membawa Wilona pergi, William sudah tahu apa yang akan terjadi.Anisa duduk di sofa, lalu mengulurkan tangannya dan berkata, "William, berikan tasmu.""Ini." William memberikan tasnya kepada Anisa.Kemudian Anisa membuka tas William, lalu mengeluarkan laptopnya dan berkata, "Paman Mike sudah memberitahuku, kamu menggunakan kemampuan meretas untuk mencelakai orang lain. William, tindakanmu jelas telah melanggar hukum. Bagaimana kalau ketahuan? Kamu tahu konsekuensinya?"William mengedipkan kedua matanya dan menjawab, "Aku baru 4 tahun, mereka tidak mungkin memenjarakan aku."Meskipun Theo merupakan salah satu orang berpengaruh di Kota Dome, dia tidak mungkin memenjarakan dan menyiksa seorang anak berusia 4 tahun.Namun bukan itu intinya, Anisa mengkhawatirkan perkembangan psikologis William."Kamu tidak mungkin s
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bab 212

Nara mengenakan sehelai gaun merah yang seksi.Sesampainya di hotel, Nara beranjak ke kamar V809 dan membuka pintunya. Awalnya dia tercengang melihat kamar hotel yang redup, tetapi saat menoleh ke samping, dia melihat bayangan lilin berwarna merah yang bersinar di atas meja makan.Di samping lilin, terdapat sebotol anggur merah dan sebuket mawar merah yang harum.Suasana yang romantis ini sontak membuat Nara luluh. Dia tidak menyangka kalau Theo adalah pria yang seromantis ini.Nara sangat menanti-nantikan kejutan yang akan terjadi selanjutnya ....Nara beranjak ke meja makan, lalu mencium aroma bunga mawar dan mengeluarkan ponselnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 10, kenapa Theo belum tiba?Menit demi menit berlalu, kenapa Theo tak kunjung datang? Apakah dia terjebak kemacetan?Nara merasa agak gelisah, jangan-jangan Theo tidak jadi datang?Namun Theo telah mendekorasi kamar secantik ini, dia tidak mungkin membatalkan janji."Dia salah kirim pesan?" Nara bergumam kecil.Sembari menung
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bab 213

Sekujur tubuh Nara terasa dingin, dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Leo yang masih mengantuk pun membalikkan tubuhnya dan menatap Nara. "Dokter Nara, nggak nyangka ternyata kamu hebat juga ...."Nara melihat jelas wajah Leo yang berada di hadapannya. Sebelumnya, Nara dan Leo sudah pernah bertemu. Saat tangan Nara terluka, Sabrina dan Leo datang untuk menjenguknya.Tadi malam Nara minum terlalu banyak dan ditambah cahaya kamar yang redup, dia tidak melihat jelas wajah Leo.Apa yang terjadi? Bukankah Theo yang mengajak Nara berkencan? Kenapa malah Leo yang muncul di hadapannya?"Kamu, kamu ... kenapa kamu?" Nara mengambil bantal dan memukul wajah Leo.Leo menahan pukulan Nara dan berteriak, "Dokter Nara, berhenti! Aku juga nggak tahu apa yang terjadi. Tadi malam aku menerima pesan dari Anisa, dia mengajakku bertemu di sini. Begitu aku masuk, kamu langsung memelukku. Aku berusaha melepaskan tanganmu, tapi kamu ngotot dan terus menggodaku.""Ah ...." Nara melempar bantalnya dan be
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bab 214

William menutup kedua telinganya, dia sama sekali tidak menghiraukan Theo.Sesaat melihat sikap William, guru yang mengajar pun ketakutan dan bergegas menghampiri mereka. "Pak Theo, untuk apa Anda meminta tasnya William?"Guru tersebut tidak berani menyinggung William maupun Theo. Setelah berpikir sejenak, guru tersebut mengambil tas yang ada di belakang bangku William dan berkata, "William, jangan takut ....""Pak Theo bukan orang jahat. Bu Guru pinjam sebentar ya tasnya?" Guru tersebut berusaha membujuk William, lalu memberikan tasnya kepada Theo. "Sebelum masuk ke kelas, tas William sudah diperiksa. Tidak ada benda yang berbahaya.""Seingatku dia selalu membawa laptop." Theo mengerutkan alis saat menenteng tasnya yang ringan.Ketika membuka tas, Theo hanya melihat pakaian ganti, sama sekali tidak ada laptop yang dimaksud."Oh, William memang punya laptop. Biasanya dia suka menonton film kartun," jawab guru tersebut."Kenapa kamu tidak bawa laptop?" tanya Theo sambil mengembalikan ta
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bab 215

Thea menggembungkan pipinya dan mengangguk. Lagi pula Thea sudah pernah ke rumahnya William, dia sangat suka bermain di sana.Kalau diajak ke rumahnya William, tentu Thea tidak akan menolak.Theo agak frustasi melihat Thea yang keras kepala. William tidak membawa laptop pasti karena telah disita oleh Anisa.Firasat Theo mengatakan bahwa hacker tersebut adalah bocah tengil yang berada di hadapannya ini. Meskipun William adalah anaknya Anisa, Theo tetap berencana untuk memberikannya pelajaran. Hanya saja sikap Thea membuat Theo bimbang ...."Bugh!" Tiba-tiba terdengar suara keras yang disusul dengan teriakan. Sesaat menoleh ke arah sumber suara, terlihat dua orang yang sedang berkelahi. Begitu melihat situasi di depan sana, wajah Thea pun memucat dan diselimuti ketakutan."Ah, ah, ah ...." Thea menutup kedua telinganya sambil berjongkok dan berteriak.Hati Theo terenyuh saat melihat Thea yang kehilangan kendali diri. Thea pasti teringat dengan penyiksaan yang dialaminya sewaktu kecil.T
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bab 216

"Hah? Untuk apa dia menghubungi kamu?" tanya Anisa.Grey menjawab dengan sinis, "Dia mau minta rekomendasi asisten. Kamu tahu syaratnya? Dia hanya mau menerima murid Profesor Carmen, kemampuannya juga nggak boleh di bawah dia."Grey tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Coba kamu pikir, memangnya orang yang lebih hebat mau bekerja untuk dia? Aku bingung, dia nggak tahu malu atau nggak punya otak?""Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan terjatuh juga. Theo bukan orang bodoh, suatu saat nanti semua kebohongan Nara pasti akan terungkap. Anisa, kamu terlalu baik. Di dunia ini siapa yang bersedia menolong musuhnya?" Grey terus menasehati Anisa.Anisa menjawab sambil tersenyum, "Setelah bertemu dengan Thea, kamu akan berubah pikiran.""Yang penting kamu nggak sakit hati." Grey menghela napas."Nggak ada gunanya memendam dendam, aku hanya mau hidup dengan baik." Anisa bergegas mengganti topik pembicaraan. "Oh iya, pendirian perusahaan sudah hampir rampung. Aku senang semuanya berjal
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bab 217

Nara memanfaatkan Theo untuk menaikkan reputasi dan ketenarannya. Daripada menjadi dokter yang hebat, Nara lebih memilih jadi orang kaya.Lagi pula Nara sadar diri, dia tidak mungkin bisa menjadi dokter sehebat Profesor Carmen. Berdasarkan potensi yang dimiliki Nara, dia tidak memiliki banyak kesempatan untuk berkarier di bidang kedokteran.Namun berbeda kalau Nara menikah dengan Theo. Tanpa bersusah payah, semua orang akan menghormati Nara dan dia juga tidak perlu memikirkan masalah keuangan karena harta yang dimiliki Theo tidak berseri.Di ruang kerja.Sabai menelepon Theo dan bertanya, "Theo, bagaimana hasil penyelidikanmu?""Hari ini dia tidak membawa laptop, pasti sudah disita Anisa," jawab Theo.Sabai berteriak antusias, "Pasti anak itu pelakunya! Dia baru berumur 4 tahun, 'kan? Wah, anak Anisa pintar banget, genius!"Theo tidak menjawab Sabai."Terus bagaimana rencanamu selanjutnya? Kamu mau menuntut anak itu?" Sabai merasa seolah sedang menonton pertunjukan seru.Jika hackernya
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Bab 218

Di Vila Starbay.Saat makan malam, Maya melirik Anisa sambil berusaha memikirkan cara untuk membuka pembicaraan."Anisa, tadi siang Grey datang mengunjungi Ibu," kata Maya sambil tersenyum. "Em, katanya dia mau berkarier di dalam negeri."Melihat senyuman Maya, Anisa sudah bisa menebak apa yang ingin dikatakan selanjutnya."Aku tahu Ibu berharap aku segera menikah, tapi aku mohon jangan mendesakku kayak gini." Raut wajah Anisa terlihat masam. "Aku masih muda, ada banyak hal yang lebih penting daripada menikah."Seketika senyuman di wajah Maya pun sirna. "Ibu bukannya mau mendesak, Ibu hanya merasa Grey adalah pria yang baik. Sewaktu kita berada di luar negeri, Grey juga selalu membantu dan menjaga kita. Anisa, kenapa kamu tidak memikirkan kebaikan dia?""Bu, hanya karena orang lain baik kepadaku, bukan berarti aku harus menikah dengannya. Profesor Carmen malah jauh lebih baik, masa aku harus menikah sama Profesor?" jawab Anisa."Baiklah, terserah kamu, yang penting jangan sampai menyes
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Bab 219

Pada siang hari.Sabai menunjukkan foto Anisa bersama Grey kepada Theo. "Pacar barunya Anisa."Sesaat melihat foto tersebut, ekspresi Theo pun berubah menjadi muram. "Asistennya Profesor Carmen?"Theo merebut ponsel Sabai, lalu memperbesar foto tersebut dan melihatnya sampai membelalak."Kamu kenal?" Sabai bertanya dengan penasaran, "Aku dengar, Anisa menemani pria ini seharian. Mereka mengobrol dan bercanda, kelihatannya sangat dekat.""Aku kenal." Theo mengembalikan ponselnya kepada Sabai."Aku lihat mereka kelihatan cocok." Sabai sengaja berkata seperti ini untuk memancing emosi Theo. "Yang satu cantik, yang satu ganteng. Kharismanya juga ....""Kamu tidak tahan kalau tidak menyindir orang?" Theo melirik Sabai dengan sinis."Bukan gitu. Kamu sampai bela-belain membelikan berlian, aku kira kamu masih mencintai Anisa. Kamu tidak mau memberikan perhiasan karena takut dianggap berlebihan, tapi coba lihat bros yang kamu pilih! Kalau bros sebesar itu disematkan di dada, kurasa berliannya
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Bab 220

Anisa terkejut mendengar ucapan Nara."Anisa, siapa ayah dari kedua anakmu? Jangan-jangan ... mereka anaknya Theo?" tanya Nara sambil tertawa sinis.Sekujur tubuh Anisa sontak terasa dingin."Informasi dan data adopsi adalah dokumen rahasia." Anisa mengepalkan kedua tangannya."Benar, informasi adopsi memang data rahasia, tapi ayahku bukan orang sembarangan." Nara tertawa bangga. "Kamu bohong, kedua anakmu bukan anak adopsi. Aku dengar Theo nggak suka anak-anak, ya? Hmm, bagaimana perasaannya kalau mengetahui keberadaan kedua anakmu?""Nara, jangan kelewatan!" Kemarahan Anisa mulai menyulut."Siapa yang kelewatan? Theo adalah pacarku, kalian sudah bercerai! Kenapa kamu masih mengganggu hubungan kami?" Nada bicara Nara terdengar tajam. "Asalkan kamu berhenti menemui Theo, aku akan menjaga rahasia ini."Nara mengancam Anisa secara terang-terangan, kedua anak itu merupakan titik kelemahannya. Menurut firasat Nara Anisa akan tunduk dan mematuhi perintahnya. Bertemu atau memutuskan hubunga
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
89
DMCA.com Protection Status