“Kamu yakin mau ikut? Mas akan coba pulang dulu ke Surabaya, Dek! Mungkin benar, kalau nunggu dari konten ini menghasilkan akan terlalu lama! Mas mau pinjam uang modal pada keluarga, Mas!Kamu beneran mau ikut, tapi harus siap menghadapi sikap keluarga Mas yang memang belum merestui pernikahan kita, Dek! Mas cuma takut kamu gak kuat!” lirihnya. Aku terdiam. Dilemma datang. Sudah dua tahun menikah, bahkan aku belum mengenal seperti apa rupa mertuaku dan saudara-saudara Mas Yasa. Pilihan yang Mas Yasa ambil telah benar-benar membuatnya menjadi orang terbuang juga dari keluarganya. “Aku akan coba, Mas!” lirihku. Dia tersenyum, menatap dengan sorot netra sendu. Hatinya pasti sangat luka dengan semua ucapan Bapak. “Pegang dulu Alika, Mas!” Aku memberikan putri kami yang sejak tadi ketakutan dalam dekapanku. “Ika, Cayang!” ucap Mas Yasa sambil menghujani wajah mungil buah hati kami dengan ciuman. Aku segera membereskan pakaianku. Tekadku sudah bulat, mau ikut ke mana pun Mas Yasa perg
Read more