Aku menatapnya. Hanya samar terdengar suaranya. Tampaknya dia sedang berbicara serius dengan seseorang.“Iya, nanti aku harus bilang dulu sama Mela! Maaf, ya … belum bisa kasih keputusan sekarang. Assalamu’alaikum!” ucapnya. Dia kembali mendekat lalu menutup panggilan itu. Dia menatap ragu padaku, aku menangkap itu dari sorot netranya. “Ada apa, Mas? Tadi katanya mau bicara padaku, ya?” Aku menatapnya. Dia tampak berpikir sejenak, lalu menggeleng kepala."Nanti saja," lirih nya sambil menarik napas panjang. Kami kembali saling terdiam. Aku duduk di tepi tempat tidur dan turut tersenyum melihat bahagianya Alika bermain dengan boneka kelinci barunya.“Ma, nanti bobok di cini, ya!” ujar Alika sambil melompat ka pangkuanku dan membawa boneka kelincinya.“Iya, Sayang! Ini rumah kita sekarang,” jawabku sambil mengusap gemas pucuk kepalanya.“Wah asiiik, Ika boleh bobok di kasul empuknya, Mah?” tanyanya sambil mendongak ke arahku. “Iya, nanti Ika boleh bobo di sini!” ucapku. “Ehmm … kama
Read more