Candice ingin bernapas. Namun, dirinya ditindih hingga tidak bisa bergerak. Hingga Candice tidak meronta lagi, Louis baru melepaskannya.Louis mengusap wajahnya, lalu mendekati bibirnya. Jari Louis mengusap rambut yang menempel di bibir Candice. “Kalaupun kamu suka sama dia, aku juga tidak akan memberimu kesempatan, apalagi membatalkan pernikahan. Semuanya tidak mungkin. Candice, aku ingin diri dan hatimu hanya milik aku seorang diri.”Air mata tak berhenti bergejolak di dalam matanya. Hatinya terasa sangat penat saat ini.Louis mencium air mata di wajah Candice, kemudian beralih ke bagian lehernya. Louis berusaha mempertahankan akal sehatnya. Pada akhirnya, dia menggendong Candice, lalu berjalan ke dalam ruang kantor.Rasa sakit mendadak membuat Candice kesulitan untuk bernapas. Sepertinya Louis ingin menggigit bibir Candice hingga terluka. Louis memalingkan wajah Candice ke belakang, lalu menciumnya. Bayangan manusia tumpah tindih bergerak di atas kaca jendela.Hingga sore hari, Cand
Baca selengkapnya