Claire tersenyum, lalu melepaskan tangannya. Dia membalikkan tubuhnya berjalan ke depan mobil.Di perjalanan Claire mengantar Candice kembali akademi, Candice pun menanyakan lelaki yang ditemui mereka tadi. “Claire, apa kamu kenal sama paman yang tadi?”“Nggak tergolong kenal.” Claire memandang ke depan. “Dia itu mitra kerja sama Pak Aditya. Aku juga baru mengetahuinya dari Bu Gina.”Akhirnya Candice mengerti. “Ternyata begitu. Pantas saja aku merasa paman itu cukup berwibawa, ternyata dia itu pebisnis. Kenapa paman itu baik banget sama kamu? Dia bahkan ingin traktir kamu makan? Jangan-jangan ….” Candice terdiam beberapa detik, lalu memalingkan kepalanya menatap Claire. “Anaknya suka sama kamu? Dia ingin kamu jadi menantunya?”Claire tertegun sejenak, lalu tersenyum. “Candice, kamu memang pintar berkhayal, ya. Dia kenal sama Javier, dia juga tahu aku itu istrinya Javier. Mana mungkin dia ingin aku jadi menantunya? Aku saja nggak tahu dia ada anak laki-laki atau nggak? Bisa jadi, anakny
Baca selengkapnya