Semua Bab DIBALIK MASAKAN ASIN BUATAN IBUKU: Bab 31 - Bab 40

50 Bab

Bab 31. Rival Baru

"Mas Susilo, kamu—" Tentu saja Sumiyati tidak bisa mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata. Pria yang tidak ia harapkan kini kembali lagi menemuinya. Ada firasat dan pertanda apa ini?!"Iya Sum, aku kembali." Susilo menebar senyum manis, ia menatap Sumiyati dengan tatapan sangat lembut. "Maafin Mas ya Sum atas kelakuan Mas tempo hari. Sekarang Mas sadar, cuma Sum yang ada di hati Mas selama ini."Alis Sumiyati menaut, atas semua pengkhianatan yang pernah terjadi mana mungkin gadis berusia tiga puluh tahun itu percaya begitu saja. Menoleh ke arah Ilham yang hanya berdiri terpaku seperti patung, wajah Susilo nampak masam. Ia menatap Sumiyati seketika lalu bertanya kembali, " Sum, siapa dia?"Sumiyati mengerjapkan mata, menatap Ilham yang sedari tadi hanya berdiri seperti pajangan saja. Menarik napas, Sumiyati menunduk. "Dia Mas Ilham, Mas. Tetanggaku."Susilo kembali menatap Ilham, tatapan itu penuh rasa tidak suka. Untuk menetralkan perasaan aneh yang kini berkecamuk, Susilo hanya ma
Baca selengkapnya

Bab 32. Sedikit Pembalasan

Pertemuan antara Susilo dan Ilham tentu saja tidak diharapkan oleh Sumiyati. Gadis itu berwajah masam ketika ia hendak menyajikan kopi. Ibunya mendekat, melihat keresahan yang terjadi pada putrinya Bu Saritun tidak tinggal diam. Dirinya sendiri pun takut jika dua orang yang mereka tinggal di ruang tamu itu akan tawuran dan menyebabkan perkelahian."Nduk, kenapa Susilo datang kemari? Apa dia telah mengabariku terlebih dahulu?!" Bu Saritun bertanya, ia mendekati Sumiyati yang sibuk menatap gelas kosong di hadapannya."Sum tidak tahu Bu, ponsel Sum kan rusak." Sumiyati menjawab lirih, ia mengambil gula pasir dan mulai menuangkannya di gelas kosong tersebut.Bu Saritun menghela napas, ia turut menatap hal yang dikerjakan putrinya. "Ibu takut mereka akan bertengkar di sana. Apakah Susilo akan menginap di sini?""Entahlah Bu," jawab Sumiyati dengan wajah penuh beban, ia mengembuskan napas dengan kasar. Menuangkan bubuk kopi lalu air panas, Sumiyati dengan terampil menyajikan kopi panas yang
Baca selengkapnya

Bab 33. Petaka Selanjutnya

Susilo terpaku, ia merasa kalah jika harus berdebat dengan Sumiyati kali ini. Tidak seperti biasanya, Susilo memilih meredam kemarahannya dan menerima permintaan Sumiyati. Mengangguk dengan wajah berat, Susilo mengatupkan bibir dan menerima permintaan Sumiyati yang menurutnya memang kelewat batas."Baik Sum, Mas ngerti. Mas akan memahami apa yang jadi keinginan kamu," lirih Susilo dengan wajah pasrah. Pria berperawakan tinggi dengan kulit warna sawo matang itu menunduk, untuk saat ini memang seharusnya ia tidak boleh membantah keinginan Sumiyati. Toh, bukankah ia ingin Sumiyati kembali ke dalam pelukannya lagi?!Sumiyati mengangguk, wajahnya terlihat datar. Menatap Ilham yang sedari tadi hanya diam, sebenarnya Sumiyati merasa sangat kasihan. Tak seharusnya ia menahan Ilham di sini namun tanpa adanya pria itu, Sum sendiri takut jika Susilo akan bertindak diluar batas dan merugikan Sumiyati beserta keluarga."Mas Ilham, mau pulang? Kalau mau pulang silakan, lagipula saya tidak ada alasa
Baca selengkapnya

Bab 34. Balado Keasinan

"Jangan bilang kalau kamu akan—""Percaya sama Sum Bu, semua yang Sum lakukan demi kebaikan Sum juga. Aku harap Ibu sama sekali tidak keberatan." Sumiyati berkata pada ibunya dengan tatapan pahit. Terbayang bagaimana perlakuan Susilo kepadanya dulu, mana mungkin dengan mudah ia akan memaafkan pria tersebut."Apakah kamu akan menerimanya kembali Sum?" Bu Saritun kembali bertanya, sebagai seorang ibu ia wajib mengkhawatirkan apa yang menjadi keputusan putrinya saat ini."Tidak tahu Bu, hanya saja Sum tidak bisa menerima semuanya secepat ini." Sumiyati mendengkus lirih, ia tertunduk dengan wajah terlihat gusar.Bu Saritun turut menarik napas, ia lalu menyentuh pundak putrinya. "Ya sudah, kamu masak dulu ya. Nanti biar Ibu yang urus luka-lukanya Susilo.""Baik Bu," ucap Sumiyati mengangguk. Gadis itu lantas mempersiapkan segala sesuatunya untuk memasak terong mentah itu menjadi sayur balado yang nikmat.Sementara Sumiyati memasak, Bu Saritun berjalan masuk ke dalam rumah untuk mencari min
Baca selengkapnya

Bab 35. Silakan Kamu Pergi

"Sum, kamu sengaja ya?!" Susilo nyaris berteriak, matanya melotot ke arah Sumiyati."Mas, yang sopan dong! Apa salahnya dengan sayur ini?! Kalau pun keasinan, saya yakin Mbak Sum nggak sengaja nambahin garam terlalu banyak. Kalo asin, tinggal tambah air aja. Mas nggak perlu marah-marah kayak preman seperti itu." Ilham menegur, tidak suka dengan cara Susilo memarahi Sumiyati."Heh, bocah, diam kamu ya! Ini urusan aku dengan Sum, kamu jangan ikut campur atau—""Seharusnya jika kamu mencintaiku, kamu tidak akan semarah ini kan Mas?! Hanya karena keasinan, reaksimu sangat berlebihan. Itu baru makanan, belum masalah lain. Aku sendiri mulai ragu, mungkinkah iya kamu benar-benar menyukaiku saat ini?!" Sumiyati angkat bicara, ia menatap Susilo dengan tatapan heran.Pria itu terpaku sesaat, ia menyadari kesalahannya. Karena emosi sesaat, ia kelepasan dan akhirnya hilang kendali. Ikan yang harusnya ia jaring kini makin menjauh dari kail yang ia tebar sendiri."Bukan begitu Sum, aku minta maaf y
Baca selengkapnya

Bab 36. Bisik-Bisik Tetangga

"Sum, kamu kenapa Nduk?!" Bu Saritun panik, ia berjongkok sambil memegangi tubuh putrinya yang lemas dan tak sadarkan diri. Wanita itu menangis histeris, takut terjadi sesuatu pada putri tunggalnya.Melihat hal itu Ilham dengan sigap segera menolong Sumiyati, tanpa memikirkan apa pun ia bergegas meraih tubuh Sumiyati dan menggendongnya masuk ke dalam rumah. Bu Saritun dengan susah payah mengejar Sumiyati dan Ilham, kakinya terseok-seok sambil menunjukkan dimana kamar Sumiyati berada.Meskipun Ilham cemas, ia bertindak dengan tenang dan tidak ceroboh. Melihat wajah Sumiyati yang memucat, ia mencoba menyadarkan gadis itu dengan menggunakan minyak kayu putih yang ia ciuman di hidung Sumiyati.Beberapa detik kemudian kesadaran Sumiyati pulih, ia membuka mata dengan tatapan sedikit linglung. Gadis itu bahkan tidak sadar jika kepalanya saat ini berada di atas pangkuan Ilham."Sum, kamu sadar Nak?! Syukurlah, Alhamdulillah ya Allah." Bu Saritun yang kala itu panik lantas mengucap syukur keti
Baca selengkapnya

Bab 37. Kerendahan Hati Bu Wiryo

Rasa sakit yang Sumiyati rasakan membuat gadis usia tiga puluh tahun itu berani mengutarakan kekesalannya pada sang tetangga yang begitu julid dan hanya ingin mengorek kehidupan masa lalunya. Kesal memang tapi apa boleh buat, kucing pun akan menggigit jika ekornya terus saja diinjak bukan?!"Sum, kamu kenapa?" Bu Saritun bertanya saat melihat Sumiyati pulang dari belanja sayur dengan wajah masam dan ditekuk.Sumiyati belum menjawab, ia meletakkan barang belanjaannya di meja lalu meraih gelas dan mengisinya dengan air. Untuk mengusir emosinya yang naik turun, ia meneguk air itu hingga tandas tak bersisa."Sum, ada apa?"Terjadi sesuatu ya?!" Bu Saritun datang mendekat. Dengan bantuan tongkat ajaibnya, ia menghampiri Sumiyati yang kini duduk di kursi dan masih berwajah masam."Tidak apa-apa Bu, hanya kesal dengan tetangga yang suka sekali korek-korek masa lalu orang seolah mereka sendiri tidak memiliki masa lalu saja." Sumiyati tak menatap ibunya, ia menggenggam gelas dengan erat. Jika i
Baca selengkapnya

Bab 38. Pernyataan Cinta

Setelah mendengarkan saran dari banyak orang, Sumiyati pagi itu berangkat menuju ke salah satu toko milik Bu Wiryo di kecamatan kota. Wajahnya masih ragu namun ia tetap berangkat kerja karena sungkan pada Bu Wiryo.Bagaimana tidak sungkan, wanita paruh baya itu sampai datang ke rumahnya hanya untuk meminta kepastian apakah dia bersedia bekerja atau tidak. Melupakan kejadian kemarin dimana ia datang dan nyaris marah-marah hanya untuk meminta agar Sumiyati menjauhi Ilham, sikap Bu Wiryo kali ini berbeda.Tanpa menyinggung apa pun, Bu Wiryo nampak abai dan menganggap keberadaan Sumiyati biasa saja. Hanya saja sesekali ia melotot ke arah Ilham yang terus saja mengajak Sumiyati mengobrol ketika gadis itu tengah diarahkan untuk melayani tamu yang baik itu seperti apa.Sumiyati bekerja di toko bersama Bulik Ratna, adik dari Bu Wiryo yang saat ini tengah hamil muda anak yang kedua. Wanita berparas cantik itu mengaku jika selama ia hamil muda, banyak sekali keluhan yang ia dapat. Selain merasa
Baca selengkapnya

Bab 39. Pertimbangan Berat

"Apakah Mbak juga menyukai saya?" Ilham memberanikan diri untuk bertanya. Wajahnya nampak tegang dan beberapa detik kemudian ia baru sadar kenapa ia justru bertanya seperti itu pada Sumiyati.Bagaimana kalau gadis cantik berwajah polos di hadapannya ini tiba-tiba menolak? Bagaimana jika Sumiyati mendadak marah dengan pertanyaannya yang dinilai tidak sopan?!Wajah tegang Ilham mendadak jadi pucat, ia memikirkan tahap yang paling buruk dalam hidupnya. Kipas angin yang mengembuskan angin semilir kini tidak terasa lagi keberadaannya, Ilham justru berpeluh hebat setelah ia mengutarakan isi hatinya."Mbak Sum tak perlu menjawabnya," ucap Ilham buru-buru lalu tersenyum. Ia menatap Sumiyati dengan tatapan sedikit takut, Ilham belum siap mendengar jika Sumiyati tiba-tiba menolak perasaannya yang begitu kurang ajar. "Saya siap mendengarkan jawaban kapan saja Mbak Sum tapi saya mohon pertimbangkan dengan baik-baik ya."Setelah mengatakan hal itu, tiada terkira betapa malunya Ilham menatap wajah
Baca selengkapnya

Bab 40. Hukuman Untuk Susilo

"Apakah dia akan menuntutku? Ayo Asih, bicaralah!" Susilo tentu saja merasa frustrasi dengan kabar yang baru saja ia dengar dari Asih. Jika suami Asih tahu perselingkuhannya itu artinya posisi Susilo juga tengah terancam sekarang.Pria berwajah lusuh itu mondar-mandir di dalam kamarnya, sesekali menjambak rambutnya yang mulai gondrong dan tumbuh tak beraturan."Mas Anton sudah tahu banyak tentang dirimu Mas, dia juga tahu tentang pengeluaran tiga puluh juta itu." Asih menyambung ceritanya, suaranya semakin serak saat ia mencoba menjelaskan sambil sesekali menangis."Lalu aku harus bagaimana?""Entahlah Mas, yang pastinya suamiku ingin uang itu kembali." Asih menjawab, suaranya nampak berat dan tak kalah frustrasi. "Mas, tolong usahakan uangnya saat ini juga. Mas Anton menagihnya sekarang, jika Mas mau selamat maka tolong kembalikan uang itu bagaimana pun caranya.""Ta-tapi... Darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu Sih?! Yang kupunya saat ini hanya motor dan juga ponsel. Kalau aku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status